Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENADULUAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK

DISUSUN

MOH PADILAH AMIN PASYA E.0105.20.025

Progam Studi DIII Keperawatan


STIkes Budi Luhur Cimahi

A. DEFINISI
Penyakit jantung bawaan (PJB) atau dikenal dengan penyakit jantung
kongenital adalah penyakit dengan kelainan struktur jantung atau fungsi
sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan
atau ke gagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal
perkembangan janin (Mulyadi,2006).
Penyakit jantung kongenital (CHD) adalah kelainan pada struktur jantung
yang terdapat sejak lahir . penyakit disebabkan oleh gangguan pada
perkembangan jantung yang terjadi pada usia gestasi 3-8 minggu
(Roeibino,2008).
Kelainan kongenital jantung terjadi pada sekitar 8 per 1000 kelahiran
hidup,yang menjadikanya salah satu tipe malformasi congengital
tersering,dengan menurunya insiden demam reumatik akut, penyakit jantung
pada anak .penyakit jantung kongiental mencakup beragam
malformasi ,berkisardari kelainan ringan yang hanya menibulkan gejala
minimal sampai usia dewasa,hingga anomaly berat yang menyebabkan
kematian pada masa perinatal ,penyebab sebagian besar penyebab penyakit
jantung kongiental tidak diketahui.
Defek jantung terjadi pada sekitar 1% bayi lahir hidup. Jantung yang
abnormal dapat ditemukan pada sekitar 10% janinyang mengalami aborsi
spontan,membedakanya dari keadaan normal dan menilai urgensi
pemeriksaan ka rdiologi,pada umunya Penyakit Jantung Bawaan dapat
dideteksi sejak lahir ,namun tak jarang gejalanya baru muncul setelah bayi
berumur beberapa minggu atau beberapa bulan .gejala umum Penyakit
Jantung Bawaan adalah sesak nafas dan bibir kebiru biruan
B. ETIOLOGI
Pada sebagian besar kasus ,penyebab dari PJB ini tidak diketahui
(Sastroasmoro,1994). Beberapa faktor yang di yakini dapat menyebakan PJB
ini secara garis besar dapat di klasifikasikan menjadi dua golongan besar, ya
itu genetik dan lingkungan. selain itu penyakit jantung bawaan juga dapat
disebabkan oleh faktor prenatal . beberapa penyebab terjadinya penyakit
jantung bawaan kerena faktor prenatal ,genetik, dan lingkungan
1. Faktor prenatal
a. Ibu menderita penyakit infeksi
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
2. Faktor genetic
Hal yang penting diperhatikan adalah adanya riwayat keluarga yang
menderita penyakit jantung ,seperti:
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
b. Ayah/Ibu menderita penyakit jantung bawaan
c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Hal lain yang berhubungan adalah kenyataan bahwa sekitar 10% penderita
PJB mempunyai penyimpangan pada kromosom,misalnya pada sindrom
down (Mulyadi,2006)

3. Faktor lingkungan
a. Paparan lingkungan yang tidak baik ,misalnya menghirup asap roko
b. Rubella,infeksi virus ini pada kehamilan trisemester pertama ,akan
menyebabkan penyakit jantung bawaan.
c. Diabetes, bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang menderita
diabetes tidak terkontrol mempunyai risiko sekitar 3-5% untuk
mengalami penyakit jantung bawaan
d. Alkohol, seorang ibu yang alkoholik mempunyai insiden 25-30% untuk
mendaptkan bayi dengan penyakit jantung bawaan
e. Ekstansi dan obat-obatan lain, seperti diazepam dan kokain akan
meningkatkan insiden penyakit jantung bawaan (Dyah primasari,2012)
C. PATOFISIOLOGI
Dalam kedaan normal darah akan mengalir dari daerah beryekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah, daerah yang bertekanan tinggi adalah
jantung kiri sedangkan daerah yang bertekanan rendah adalah jantung
kanan.sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yang rendah sedangkan
sirkulasi sistemik memiliki tahanan yang tinggi .
Apa bila terjadi hubungan antara rongga-rongga yang bertekanan tinggi
dengan rongga-rongga yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari
rongga jantung yang bertekanan tinggi ke jantung yang bertekan
rendah.sebagai contoh adanya defek pada ventrikel kanan. Kejadiaan ini
disebut pirau,kiri ke kanan .sebaliknya pada obstruksi arteri pulmonalis dan
defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari
tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin
oksigen ,keadaan ini disebut dengan pirau ,kanan kekiri yang dapat berakibat
kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik,kadar oksigen yang terlalu
rendah akan menyebabkan sianosis.
Kelainan jantung bawaan pada umunya dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Peningkatan kinerja jantung ,dengan gejala :kardio megali, hipertropi
2. Curah jantung yang rendah ,dengan gejala: gangguan
pertumbuhan,intoleransi terhadap aktivitas
3. Hipertensi pulmonal,dengan gejala:dispnae,takhipnea
4. Penurunan saturasi oksigen arteri,dengan gejala:polistemia

D. MENIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejal penyakit jantung bawaan sangat berpariasi tergantung dari
jenis dan berat kelianan .pemyakit jantung B yang berat bisa dikenali saat ke
hamilan atau segera melahirkan,sedangkan PJB yang ringan sering tidak
menampakan gejala, dan diagnosinya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan
tes khusus untuk alasan yang lain , gejala dan tanda PJB yang mungkin
terlihat pada bayi atau anak-anak:
1. Beranafas cepat
2. Sianosis(warna kebiru-biruan pada kulit,bibir,dan kuku jari-jari)
3. Cepat lelah
4. Nafsu makan berkurang
5. Peredaran darah yang buruk
Pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari beban kerja jantung
dan aliran darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh, bayi dengan PJB
sejak lahir mungkin punya sianosis atau mudah lelah saat pemberian
makanan.sebagai hasilnya pertumbuhan mereka tidak sesuai dengan
seharusnya.

E. KLASIFIKASI
Penyakit jantung bawaan dapaat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Penyakit jantung bawaan non sianotik
Penyakit jantung bawaan non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi
jantung yang dibawa dari lahir yang tidak ditandai dengan sianosis
misalnya lubang didekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri
kekanan ,kelainan salah satu kaatup jantung dan penyempitan alur keluar
vartikuler atau pembuluh darah besar tanpa adanya lubang disekitar
jantung.(Roebiono,2009)
a) Defek septum atrium
Adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan
kanan .pada DSA ,presentasi klinisnya aga berbeda karena defek
berada diseptum antrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi
selain menyebabkan aliran ke paru yang berlebihan juga
menyebabkan beban volume pada jantung.
b) Defek septum ventrikuler
Adlah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antar balik
jantung ,memnyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan
kanan jantung .
c) Duktus arteriosus
Adalah duktus arteriosus yang telah membuka setelah bayi
lahir,kelainan inibanyak terjadi pada bayi-bayi yang lahir premature
d) Stenosis pulmoner
Adalah stenosis pulmonalis terjadi obstruksi aliran keluar ventrikel
kanan atau arteri pulmonalis dan cabang-cabangnya .
e) Koarktsio aorta
Adalah penyempitan terlokalisasi pada aorta yang umunya terjadi pada
daerah duktus arterius.

2. Penyakit jantung bawaan sianotik


Pada PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung
sedemikian rupa sehingga sebagian atau seluruh darah balik vena
sistemik yang mengandung darah rendah oksigen kembali beredar ke
saluran sistemik .adapun macam-macam penyakit jantung bawaan
sianotik,yaitu:
a) Tetralogi fallot
Merupakan PJB sianotik yang paling banyak ditemukan ,kurang lebih
10% dari PJB.
b) Transposisi pembuluh darah besar
Merupakan suatu penyakit atau kelainan jantung bawaan dimana
atresia dapat mengenai katup pulmonal, a pulmonalis sehingga seluruh
cairan ventrikel kanan dialirkan ke dalam aorta

F. PENTALAKSANAAN
1. Farmakologis
Secara garis besar penatalaksanaan pada passien yang mederita PJB
dapat dilakukan dengan 2 cara yakni pembedahan dan kateterisasi
jantung .
a. Metode operatif: setelah pembiusan umum dilakukan,dokter akan
membuat sayatan pada dada ,menembus tulang dada atau tulang
rusuk sampai jantung terlihat ,kemudian fungsi jantung digantikan oleh
sebuah alat yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh
yang juga menggatikan fungsi paru-paru untuk pertukaran oksigen.
b. Kateterisasi: umunya dilakukan dengan memasuka kateter atau
selangkecil yang fleksibel didalamya dilengkapi seperti payung yang
dapat dikembangkan untuk menutup defek jantung ,kateter dimasukan
melalui pembuluh darah balik atau vena dipanggal paha atau lengan
2. Non-farmakologis
a. Berikan tambahan susu formula dengan kalori yang tinggi dan
suplemen untuk air susu ibu dibutuhkan pada bayi yang menderita
PJB.
b. Pada pasien/anak yang menghadapi atau dicurigai PJB dapat
dilakukan tindakan seperti:
c. Menempatkan pasien khususnya neonatus pada lingkungan yang
hangat dapat dilukan dengan membedong atau menempatkannya
pada inkhubator.
d. Memberikan oksigen
e. Memberikan cairan yang cukup dan mengatasi gangguan elektrosit
serta asam basa.

G. KOMPLIKASI
Pasien dengan peyakit jantung terancam mengalami komplikasi antara lain:
1. Gagal ginjal kongestif/CHF
2. Renjatan kardiogenik/ henti jantung
3. Aritmia
4. Endokarditis bakterialistis
5. Hipertensi
6. Hipertensi pulmonal
7. Tromboemboli dan abses otak
8. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
9. Hepatomegali
10. Enterokolitis nekrosis
11. Gangguan paru yang terjadi bersamaan
12. Perdarahan gastrointensial
13. Hiperkalemia
14. Gagal tumbuh
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nursalam (2009) ,pemeriksaan untuk penyakit jantung bawaan
adalah sebagai berikut :
1. USG ,Untuk menentukan beasar jantung ,bentuk vaskularisasi paru,serta
untuk mengetahui keadaan thymus
2. Electro cardiografi ,untuk mengetahui adanya aritmia atau hipertropi
3. Echo cardiografi untuk mengetahui hemodiamik dan anatomi jantung
4. Kateterisasi dan angigrafi ,untuk mengetahui anatomi jantung yang
dilakukan dengan tindakan pembedahan
5. Pemeriksaan laboratorium ,berupa pemeriksaan darah untuk serum
elektrolit

I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Pada klien PJB
2. KELUHAN UTAMA
Keluhatan utama yang timbul pada pasien PJB yaitu sering merasakan
lemah dan letih ,pucat dan sianosis
3. RIWAYAT KESEHTAN SEKARANG
1) Kelamahan,kelelahan tidak dapat diatur
2) Faktor perangsang nyeri yang spontan
3) Kuliatasnyeri: rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang berat
atau mencekik.
4) lokasinyeri :dibawah atau diatas sekitar leher ,dengan dagu
belakang ,bahu atau lengan .
5) beratnya nyeri: dapat dikurangi dengan istirahat atau pemberian nitrat
6) waktu nyeri: berlangusng pada jam atau hari ,selama serangan pasien
memegang dada atau menggosok lengan kiri.
7) Diaforesi ,muntah, ,mual,kadang-kadang demam
8) Syndrom syock dalam berbagi tingkatan
4. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Pada umunya kasus penyakit jantung bawaan keadaan umunya melemah
sejak kecil hingga dewasa .
5. PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan :
- Bayi yang baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang
- Anak terlihat pucat ,banyak keringat dan ujung jari hiperemik
- Diameter dada bertambah
- Pada anak yang kurus terlihat implus jantung yang hiperdinamik
- Adanya jenaikan tekanan darah ,tekanan darah lebih tinggi pada
lengan dari pada kaki ,denyut nadi pada tangan terasa kuat ,tetapi
lemah pada poplietal dan femoral

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Kelebihan volume cairan b/d mekanisme pengaturan melemah
2. Ketidakefektifan jaringan perfusi jaringan b/d reduksi mekanik pada vena
atau aliran darah menurun
3. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolar – kapiler
4. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
5. Intoleransi aktivitas b/d imobilisasi;kelemahan
6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dengan penyakit jantung
bawaan

K. RENCANA INTERVENSI
Penurunan caradic ouput b.d penurunan kontraktifitas
jantung,perubahan tekanan jantung
- Tujuan :pasien dapat mentoleransi gejala gejala yang timbul
diakibatkan penurunan curah jantung ,dan setelah dilakukan tindakan
keperawatan terjadi peningkatan curah jantung
Intervensi :
1. Monitor TTV
Rasional:permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada
perubahan pada TTV seperti pernapasan menjadi cepat ,peningkatan
suhu,nadi meningkat , peningkatan tekanan darah,semuanya cepat
dideteksi untuk penangan lebih jauh
2. Imformsikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat
Rasional: isitirahata yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung
dan dapat mempertahankan energi yang ada.
3. Berikan oksigen tambahan dengan sesuai indikasi
rasional: meningkatkan ketersedian oksgen untuk kebutuhan mikord untuk
melawan efek hipoksia
4. Kaji kulit terhadap pucat dan sionosi
Rasional: pucat menunjukan adanya penuruna perfusi skunder terhadap
ketidak adekuatan curah jantung.
5. Kaji perubaha a sensori
Rasional: dapat mennunjukan adekuatnya perfusi serebral sekunder
6. Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa digitalis;digoxin
Rasional: mempengaruhi reabsorsi natrium dan air dan digoksin
meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi
jantung .

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmapuan menyusi


dan makan
Tujuan: anak dapat makanan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan berat
badan selama terjadi perubahan status nutris tersebut.
Intervensi:
1. Anjurkan ibu terus memberikan anaknya susus, walaupun sedikit tapi sering.
Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak
2. Jika anak menunjukan kelemahan akibat ketidak adekuatanya nutrisi yang
masuk maka pasang iv infuse
Rasional: infuse menambah kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi oleh
oral.
3. Pada anak yang sudah tidak menyusi lagi maka berikan makanan dengan porsi
sedikit tapi sering.
Rasional: meningkatkan intake dan mencegah kelemahan.
4. Observasi selama pemberianmakanan dan menyusi
Rasional: selama makan atau menyusui mungkin anak terjadi sesak
Nyeri dada b.d iskemia miokard
Tujuan : enyatakan nyeri hilang
Intervensi
1. Selidki adanya keluhan nyeri yang pada anak biasanya ditunjukan dengan rewel
atau sering menagis .
Rasional: perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.
2. Evaluasi resppn terhadap obat atau terapi
Rasional: penggunaan terapi obat dan dosis catat nyeri tidak hilang atau
menurun .
3. Berikan lingukangan istirahat dan batasi aktivitas anak sesuai kebutuhan
Rasional :aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard contohnya
makan banyak dan stress
4. Anjurkan ibu untuk selalu memberikan ketenangan pada anak
Rasional: ketenangan anak akan mengurangi stress yang dapat memperberat
nyeri yang dirasakan.

Peningkatan volume cairan tubuh b.d kongestif vena ,penurunan fungsi


ginjal
Tujuan : menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran ,berat badan stabil
TTV rentang normal dan tidak adanya edema .
Intervensi:
1. pantau masukan dan keluaran ,catat keseimbangan cairan, berat badan
anak setiap hari
rasional: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dan ke
efektifannya .
2. Kaji adanya edama
Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh
3. Secara kolaborasi berikan dieurotic
Rasional: menghambat reabsorsi natrium yang meningkatkan ekresi cairan

Anda mungkin juga menyukai