Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rosa Ina

Prodi : D3 Keperawatan, Tk.1, semester antara

NIM : E.0105.20.038

Penugasan Mata Kuliah Psikologi

Jelaskan diagnosa yang disebabkan gangguan karena sistem motorik dan sensorik!

Jawaban

Saraf sensorik adalah sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengubah rangsangan eksternal dari
lingkungan menjadi impuls listrik internal. Singkatnya, saraf ini merupakan pembawa sinyal dari
berbagai indera tubuh menuju otak atau sumsum tulang belakang. Saraf sensorik dapat merespons
berbagai jenis rangsangan dari luar pada otot, sendi, maupun kulit. Rangsangan ini dapat berupa
sentuhan, suhu, tekanan, rasa sakit, posisi tertentu, gerakan, ataupun gerakan.

Saraf motorik merupakan kumpulan saraf di otak, tulang belakang, dan jaringan otot yang mengatur
fungsi pergerakan otot tubuh. Kerja saraf motorik memungkinkan tubuh seseorang untuk melakukan
berbagai aktivitas.

Contoh diagnosa yang disebabkan karena gangguan sistem moyorik dan sesnsorik :

1. Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi)

Ganguan Persepsi Sensori (Halusinasi) adalah perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal
maupun eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi (PPNI,
2016). Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan
jiwa. Halusinasi identik dengan skizofrenia, seluruh klien dengan skizofrenia diantaranya mengalami
halusinasi. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra
tanpa stimulus eksternal, persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi
yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal
yang terjadi. Stimulus internal di persepsikan sebagai suatu yang nyata ada oleh klien.

Menurut PPNI T.P 2017

Gangguan persepsi sensori adalah Perubahan presepsi stimulasi baik internal maupun eksternal yang
disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistrosi

 Penyebab:
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan penghiduan
4. Gangguan perabaan
5. Hipoksia serebral
6. Penyalahgunaan zat
7. Usia lanjut
8. Pemajanan toksin lingkungan
 Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan, Merasakan sesuatu melalui indera
perabaan, penciuman, perabaan, atau pengecapan

Objektif : Distorsi sensori, Respons tidak sesuai, Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap,
meraba, atau mencium sesuatu

 Gejala dan Tanda Minor

Subjektif : Menyatakan kesal

Objektif : Menyendiri, Melamun, Konsentrasi buruk, Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi,
Curiga, melihat ke satu arah, Mondar-mandir, Bicara sendiri

 Kondisi Klinis Terkait: Glaukoma, Katarak, Gangguan refraksi (miopia, hiperopia,


astigmastisma, presbipio), Trauma okuler, Trauma pada saraf kranalis II, III, IV akibat stroke,
aneurisma intrakranial, trauma/tumor otak), Infeksi okuler, Presnikusis, Malfungsi alat bantu
dengar, Delerium, Demensia, Gangguan amnestik, penyakit terminal, Gangguan psikotik

2. Nyeri akut

Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau
intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai
berat) serta berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa
pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat.
Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat, denyut
jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor (Mubarak et al.,2015).

Menurut PPNI T.P 2017

Nyeri akut adalah Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lamat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang 3 bulan.

 Penyebab : Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma), Agen pencedera
kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan), Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi,
terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
 Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif : Tampak meringis, Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)

Gelisah, Frekuensi nadi meningkat,Sulit tidur

 Gejala dan Minor

Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif : Tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir
terganggu, Menarik diri, Berfokus pada diri sendiri, Diaforesis

 Kondi Klinis Terkait : Kondisi pembedahan, Cedera traumatis, Infeksi, Sindrom koroner akut,
Glaukoma
Daftar Pustaka

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator Diagnostik
((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

https://www.sehatq.com/artikel/seluk-beluk-saraf-sensorik-dan-gangguan-yang-bisa-menyerangnya

https://www.alodokter.com/kenali-gejala-penyakit-saraf-motorik-yang-belum-ada-obatnya-ini

Anda mungkin juga menyukai