DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
17112055
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai, dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami para mahasiswa .Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Penyakit jantung bawaan (PJB) atau dikenal dengan nama Penyakit Jantung
Kongenital adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi
jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan
perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin (Mulyadi, 2006).
pada struktur jantung yang terdapat sejak lahir. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada
perkembangan jantung yang terjadi saat usia gestasi 3-8 minggu (Roebiono, 2008)
adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang
dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan
2. Etiologi
Berikut ini beberapa penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan karena faktor prenatal,
1) Faktor Prenatal :
b) Ibu alkoholisme.
c) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain. Hal lain yang juga berhubungan adalah
b) Rubella, infeksi virus ini pada kehamilan trimester pertama, akan menyebabkan
c) Diabetes, bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang menderita diabetes tidak
bawaan d. Alkohol, seorang ibu yang alkoholik mempunyai insiden sekitar 25-30%
untuk mendapatkan bayi dengan penyakit jantung bawaan e. Ekstasi dan obat-obat
Penyakit Jantung Bawaan dipengaruhi oleh faktor yaitu faktor genetik dan
maternal. Pada kelainan struktur jantung digolongkan menjadi penyakit jantung bawaan
asianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan asianotik kondisi
ini disebabkan oleh lesi yang memungkinkan darah shuntdari kiri ke sisi kanan sirkulasi
atau yang menghalangi aliran darah dengan penyempitan katup serta pencampuran darah
Terdapat lubang antara atrium kanan dan kiri menimbulkan tekanan atrium kiri kiri
lebih besar ketimbang atrium kanan, sehingga darah akan mengalir dari atrium kiri ke
kanan. Darah yang mengalir dari atrium kiri ke kanan menim- bulkan volume atrium kanan
meningkat menyebabkan hipertropi atrium kanan dan selain itu meningkatnya volume dan
teka- nan atrium kanan maka darah akan mengalir ke ventrikel kanan dan paru-paru juga
meningkat. Hal ini menyebabkan penumpukan darah dan oksigen di paru sehingga alveoli
mem- besar dan terjadi pola nafasnya tidak efektif. Volume di ventrikel kiri menurun
disebabkan darah mengalir dari atrium kanan ke atrium kiri. Hal ini akan menyebabkan
kontraktilitas ventrikel kiri menurun sehingga terjadi penurunan curah jantung. Penurunan
curah jantung menjadikan tubuh akan kurang oksigen dan kurang nafsu makan. Kurangnya
suplai oksigen ke tubuh membuat tubuh akan terasa lemas dan pusing. Kurangnya nafsu
makan menjadikan nutrisi tidak adekuat sehingga pertumbuhan akan terhambat dan
Tanda dan gejala Penyakit Jantung Bawaan sangat bervariasi tergantung dari jenis dan berat
kelainan. Penyakit Jantung B yang berat bisa dikenali saat kehamilan atau segera setelah
kelahiran. Sedangkan PJB yang ringan sering tidak menampakkan gejala, dan diagnosisnya
didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes khusus untuk alasan yang lain. Gejala dan tanda PJB
1) Bernafas cepat
2) Sianosis (suatu warna kebiru-biruan pada kulit, bibir, dan kuku jari tangan)
3) Cepat lelah
Pertumbuhan dan perkembangan yang normal tergantung dari beban kerja jantung dan
aliran darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Bayi dengan PJB sejak lahir mungkin punya
sianosis atau mudah lelah saat pemberian makan. Sebagai hasilnya, pertumbuhan mereka tidak
sesuai dengan seharusnya. Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh
masalahmasalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat
nafas).Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4-6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan
3) Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat,
6. Pemeriksan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan enzim jantung dapat dilakukan untuk menilai kondisi klinis pasien yang
2) Pemeriksaan Radiologi
Pada pemeriksaan rontgen toraks dapat terlihat bentuk dan ukuran jantung yang normal
pada penyakit jantung bawaan yang minor dengan lesi yang kecil. Pada kelainan yang
3) Gambaran rontgen toraks yang dapat ditemukan salah satunya adalah kardiomegali dan
ventrikel kanan yang membesar dan arteri pulmonal sentral yang besar namun sempit di
perifer (tree in winter apperance), keadaan ini biasa terlihat pada resistensi pembuluh
darah pulmonal yang tinggi ataupun pada VSD. Pada koarktasio aorta dapat ditemukan
gambaran dilatasi pada aorta asendens dan konstriksi pada area yang mengalami
koarktasio (hour glass). Sedangkan pada TOF bisa ditemukan gambaran boot-shape.
4) Elektrokardiografi
normal, namun bisa juga ditemukan deviasi aksis QRS karena kelainan arah listrik
5) Ekokardiografi
ruang jantung dan mengukur ukuran defek yang terjadi. Ekokardiografi dengan Doppler
dapat menilai arah aliran darah maupun adanya refluks. Selain itu ekokardiografi dapat
menilai ukuran pangkal aorta dan pembuluh darah besar lainnya. Pemeriksaan
7. Komplikasi
Ada beberapa Komplikasi yang di timbulkan oleh penyakit Jantung Bawaan , antara Lain :
1) Sindrom Eisenmenger merupakan komplikasi yang terjadi pada PJB non sianotik yang
2) Serangan sianotik, pada serangan ini anak atau pasien menjadi lebih biru dari kondisi
3) Abses otak, biasanya terjadi pada PJB sianotik biasanya abses otak terjadi pada anak
yang berusia diatas 2 tahun yang diakibatkan adanya hipoksia da melambtkanya aliran
darah diotak.
4) Endokarditis
6) CHF
8) Enterokolitis nekrosis
9) Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia
bronkkopulmoner)
12) Aritmia
8. Penatalaksanaan
Jantung Bawaan dapat dilakukan dengan 2 Cara Yakni Dengan Cara pembedahan dan
Kateterisasi Jantung .
sayatan pada dada, menembus tulang dada atau rusuk sampai jantung dapat terlihat.
Kemudian fungsi jantung digantikan oleh sebuah alat yang berfungsi untuk
memompa darah keseluruh tubuh yang dinamakan Heart lungbypass yang juga
menggantikan fungsi paru-paru untuk pertukaran oksigen setelah itu jantung dapat
dihentikan detaknya dan dibuka untuk memperbaiki kelainan yang ada, seperti
apabila ada lubang pada septum jantung yang normalnya tertutup, maka lubang
akan ditutup dengan alat khusus yang dilekatkan pada septum jantung.
memasukkan keteter atau selang kecil yang fleksibel didalamnya dilengkapi seperti
payung yang dapat dikembangkan untuk menutup defek jantung, ketetr dimasukkan
melalui pembuluh darah balik atau vena dipanggal paha atau lengan. Untuk
pembuluh darah, masuk kedalam defek atau lubang, mengembangkan alat diujung
kateter dan menutup lubang dengan sempurna. Prosedur ini dilakukan dalam
prosedur kateterisasi ini untuk penangana PJB dilaporkan lebih dari 90% namun
tetap diingan bahwa tidak semuan jenis PJB dapat diintervensi dengan metode ini.
Pada kasus defek septum jantung yang terlalu besar dan kelainan struktur jantung
tertentu seperti jantung yang berada diluar rongga dada (jantung ektopik) dan
2) Non- Farmakologis
dengan kalori yang tinggi dan suplemen untuk air Susu Ibu dibutuhkan pada bayi
yang menderita PJB. Terutama pada bayi yang lahir premature dan bayi-bayi yang
b) Pada Pasien/Anak Yang Menghadapi atau dicurigai menderita PJB dapat dilakukan
inkhubator
c) Memberikan Oksigen
d) Memberikan cairan yang cukup dan mengatasi gangguan elektrolit serta asam basa.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis Dengan Masalah PJB
1. Identitas Data
Biasanya pada identitas data terdepat nama, tanggal lahir , no MR, nama orang tua, identitas
Keluhan yang biasanya timbul pada pasien dengan penyakit jantung bawaan yaitu seperti
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kehamilan dan kelahiran (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
1) Prenatal
Biasanya saat pemeriksaan kehamilan sebanyak 3-4 kali selama hamil , keluhan saat
hamil yaitu pada pasien PJB adanya infeksi selama kehamilan, dan adanya perawatan
2) Natal
Biasanya ibu melhirkan di RS, klinik dan Rumah bidan , biasanya penolong persalinan
3) Post natal
Biasanya kondisi tidak cukup umur (prematur) dengan bb lahir kurang dari normal
Biasanya pada pasien PJB pada dasarnya melemah sejak baru lahir
Biasanya pada pasien PJB yaitu kelemahan , kelelahan , nyeri di sertai dengan rasa sesak
Biasanya adanya riwayar keluarga yang mengalami penyakit jantung atau penyakit
4. Riwayat Imunisasi
Pada imunisasi dengan anak PJB biasanya dilakukan langung oleh dokter untuk
Biasanya pada anak dengan PJB akan mengalami keterlambatan untuk tumbuh kembang
sesuai usia.
6. Riwayat Nutrisi
Biasanya saat bayi anak sering diberikan ASI dan diberikan asi tambahan.
7. Riwayat Psikologi
Pada pasien anak PJB biasaya ke rumah sakit dengan keluhan kelelahan, lesu dan pucat ,
biasanya dokter akan menjelaskan prognosis penyakit anak kepada orang tua , biasanya
orang tua akan takut , cemas dan khawatir terhadap kondisi anaknya.
9. Aktivitas sehari-hari
a) Nutrisi
Pada pasien anak PJB biasaya akan kehilangan selera untuk makan.
b) BAK
Pada pasien anak PJB biasaya pengukuran volume output urine berhubungan dengan
c) Istirahat tdur
Pada pasien anak PJB biasaya akan mengalami gangguan untuk istirahat dan tidur.
d) Olahraga
Pada pasien anak PJB biasaya tidak dibenarkan untuk berolahraga yang berat karna
e) Personal Hygiene
Biasanya untuk membersihkan diri anak masalah dengan PJB akan dibantu oleh orangtua
ataupun perawat yang berdinas , seperti mandi , cuci rambut, gunting kuku dan gosok gigi.
Pada pasien anak PJB biasaya mengatur jadwal harian untuk tidak melakukan banyak
aktivitas.
g) Rekreasi
Biasanya saat sekolah anak merasa sedih ketika tidak dapat mengikuti mata pelajaran
1) Kondisi umum
Pada pasien anak PJB biasaya meliputi composmetis, apatis, delerium, somnolen,
Pada pasien anak PJB biasanya tekanan darah anak dari nomal sampai mengalami
penurunan tensi.
Pada pasien anak PJB biasanya suhu tubuh badan 36-38 derajat celcius
3) Kulit
Pada pasien anak PJB biasanya kulit tampak pucat , adanya sianosis pada kuku, dan
4) Kepala
Pada pasien anak PJB biasanya bentuk kepala tidak ada mengalami microcepal
ataupun macrocepal
5) Mata
Pada pasien anak PJB biasanya posisi mata kiri dan kanan sama , konjungtiva
Pada pasien anak PJB biasanya tidak adanya gangguan pada telinga
7) Hidung
Pada pasien anak PJB biasanya tidak adanya masa ada hidung , bernafas
8) Leher
Pada pasien anak PJB biasanya tidak adanya pembesaran kelenjar getah bening dan
9) Mulut
10) Kardiovaskuler
Inspeksi : Pada pasien anak PJB biasanya pergerakan dinding dada tidak sama.
Palpasi : Pada pasien anak PJB biasanya tidak adanya benjolan , dan adanya nyeri
tekan
Auskultasi : Pada pasien anak PJB biasanya terdengar suara jantung tambahan
seperti mur-mur
Inspeksi : Pada pasien anak PJB biasanya dinding dada tidak sama dan mengalami
saat bernafas, dan terpasang alat bantu nafas seperti nasal kanul.
Auskultasi : Pada pasien anak PJB biasanya adanya nafas tambahan seperti
weezing, rochi.
12) Abdomen
Inspeksi : Pada pasien anak PJB biasanya tidak adanya benjolan pada abdomen.
13) Genetalia
Pada pasien anak PJB biasanya meliputi jenis kelamin dan tida adanya kelainan
14) Musukulus
Pada pasien anak PJB biasanya tidak adanya kelainan pada muskulus
15) Nyeri
Pada pasien anak PJB biasanya terasa nyeri menjalar dan hilang timbul.
16) Eleminasi
Pada pasien anak PJB biasanya selalu di kontol intake dan output , biasanay
Penyakit Jantung Bawaan dapat dilakukan dengan 2 Cara Yakni Dengan Cara
sayatan pada dada, menembus tulang dada atau rusuk sampai jantung dapat
terlihat. Kemudian fungsi jantung digantikan oleh sebuah alat yang berfungsi
yang juga menggantikan fungsi paru-paru untuk pertukaran oksigen setelah itu
yang ada, seperti apabila ada lubang pada septum jantung yang normalnya
tertutup, maka lubang akan ditutup dengan alat khusus yang dilekatkan pada
septum jantung.
seperti payung yang dapat dikembangkan untuk menutup defek jantung, ketetr
dimasukkan melalui pembuluh darah balik atau vena dipanggal paha atau
dengan tepat menyusuri pembuluh darah, masuk kedalam defek atau lubang,
dapat diintervensi dengan metode ini. Pada kasus defek septum jantung yang
terlalu besar dan kelainan struktur jantung tertentu seperti jantung yang berada
diluar rongga dada (jantung ektopik) dan tetralogi fallot yang parah tetap
4) Non- Farmakologis
Formula dengan kalori yang tinggi dan suplemen untuk air Susu Ibu
dibutuhkan pada bayi yang menderita PJB. Terutama pada bayi yang lahir
c) Memberikan Oksigen
asam basa
a) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan enzim jantung dapat dilakukan untuk menilai kondisi klinis pasien
b) Pemeriksaan Radiologi
Pada pemeriksaan rontgen toraks dapat terlihat bentuk dan ukuran jantung yang
normal pada penyakit jantung bawaan yang minor dengan lesi yang kecil. Pada
peningkatan aliran darah pulmonal yang lebih tinggi dari aliran darah sistemik.
Bisa juga ditemukan gambaran ventrikel kanan yang membesar dan arteri
pulmonal sentral yang besar namun sempit di perifer (tree in winter apperance),
keadaan ini biasa terlihat pada resistensi pembuluh darah pulmonal yang tinggi
ataupun pada VSD. Pada koarktasio aorta dapat ditemukan gambaran dilatasi
pada aorta asendens dan konstriksi pada area yang mengalami koarktasio (hour
d) Elektrokardiografi
dapat normal, namun bisa juga ditemukan deviasi aksis QRS karena kelainan
arah listrik jantung akibat struktur jantung yang sendiri mengalami kelainan.
e) Ekokardiografi
menilai ruang jantung dan mengukur ukuran defek yang terjadi. Ekokardiografi
dengan Doppler dapat menilai arah aliran darah maupun adanya refluks. Selain
itu ekokardiografi dapat menilai ukuran pangkal aorta dan pembuluh darah
13. Intervensi
sebagaimana mestinya
mestinya
nafas berhubungan
Indikator: Buka jalan nafas dengan teknik
batuk efektif
spirometer, sebagaimana
mestinya
tambahan
sebagaimana mestinya
sebagaimana mestinya
sebagaimana mestinya
Kelola nebulizer ultrasonik,
sebagaimana mestinya
dilembabkan, sebagaimana
mestinya
mestinya
mengoptimalkan keseimbangan
cairan
o Aktivitas – aktivitas:
ketidak simetrisan
efektifan pasien
Aktivitas – aktivitas:
nafas
pemberian oksigen
pentingnya meninggalkan
setiap pakai
perangkat diganti
atelektasis
oksigen
dibawa/dipindahkan
dan/atau tidur
dirumah
mobilitas
meningkatkan
3 Nyeri akut (00132) Control Nyeri (1605) Manajemen Nyeri (1400)
lampau
digunakan sebelumnya
perkembangan yang
memungkinkan untuk
harian)
ketidaknyamanan akibat
prosedur
pengetahuan)
manajemen nyeri
Pertimbangkan tipe dan sumber
penurunan nyeri
farmakologi (seperti.,
mengimplementasian tindakan
penurunan nyeri
nonfarmakologi, sesuai
kebutuhan
analgesik
Implementasikan penggunaan
berat
Periksa tingkat
ketidaknyamanan bersama
pasien
dilakukan
respon pasien
penurunan nyeri
mendiskusikan pengalaman
tidak berhasil
jika sesuai
kebutuhan
untuk meningkatkan
nyeri
memungkinkan
kelelahan pada saat 100408 Energi 2. Pantau adanya tanda dan gejala
makan dan 100405 rasio berat badan//tinggi overhidrasi yang memburuk atau
sesuai
restansi cairan
dengan sesak nafas 1. 000403 pola tidur (4) 1. Tentukan pola tidur/ aktivitas
nyeri/ketidaknyamanan dan
frekuensi buang air kecil dan atau
psikologis
(ketakutan/kecemasan) keadaan
tidur
aktivitas