Dosen Pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II
Pembimbing III
Kelompok III
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................
A. KONSEP DASAR KELUARGA ...........................................................................
B. KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN CHILD
BEARING ...............................................................................................................
C. ASKEP KELUARGA TEORITIS .........................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara
anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut Friedman (2010) keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi, 2008), menyebutkan bahwa keluarga memiliki
tahap perkembangan menjadi delapan adalah sebagai berikut: keluarga dengan pasangan
baru (Berganning Family), keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing),
keluarga dengan anak prasekolah, keluarga dengan anak usia sekolah (6 – 13 tahun),
keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa (anak 1
meninggalkan rumah), keluarga usia pertengahan (Midle Age Family), dan keluarga
dengan lansia.
Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas perkembangannya masing- masing,
salah satunya adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah. Tahap
ini mulai saat kelahiran anak pertama berusia 3 tahun dan berakhir saat anak berusia 6
tahun. (Patmonodewo, 2008).Oleh karena itu keluarga dengan tahap perkembangan usia
anak prasekolah mempunyai tugas antara lain membantu anak untuk bersosialisasi,
beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi, mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan keluarga sekitar), pembagian waktu untuk individu, pasangan dan
anak, pembagian tanggung jawab anggota keluarga, merencanakan kegiatan dan waktu
untuk menstimulasi tumbuh kembang anak (Friedman, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep dasar keluarga?
2. Apa konsep dasar keluarga Pra Sekolah?
3. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis keluarga Pra Sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui itu konsep dasar keluarga.
2. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga Pra Sekolah.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teoritis keluarga Pra Sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam
Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
1. Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
2. Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
istri.
c. Fungsi keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya
adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi
keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
1. Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial.Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.Tiap anggota
keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif.Hal tersebut dapat dipelajari
dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga.Dengan
demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
2. Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan
dan interaksi keluarga.
3. Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan
yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan
yang berujung pada perceraian.
5. Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga
anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
4. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
keterampilan tertentu
5. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
6. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.
7. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk
yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang
perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering
terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi
oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar
belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress
yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di
rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola
kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan
perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk
mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak
yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak
prasekolah.
Kini, keluarga tumbuh baik dalam jumlah maupun kompleksitas. Perlunya anak-anak
usia prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya, dan
kebutuhan orangtua untuk memiliki privasi mereka sendiri menjadikan perumahan dan
ruang yang adekuat sebagai masalah utama. Peralatan dan fasilitas-fasilitas juga perlu
bersifat melindungi anak-anak, karena pada tahap ini kecelakaan menjadi penyebab
utama kematian dan cacat. Mengkaji keamanan rumah merupakan hal yang penting bagi
perawat kesehatan komunitas dan penyuluhan kesehatan perlu dimasukkan sehingga
orangtua dapat mengetahui resiko yang ada dan cara-cara menegah kecelakaan (Tabel 6).
Tabel 1. Tahap III Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan anak usia pra sekolah
dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan.
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga dengan anak usia Prasekolah. 1. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak.
3. Mengintegrasi anak yang baru
sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua
dan anak) dan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit virus dan paparan yang
meningkat, anak-anak usia prasekolah sering menderita sakit dengan satu penyakit infeksi minor
secara bergantian. Penyakit infeksi sering terjadi bolak-balik dalam keluarga. Sering ke dokter,
merawat anak-anak yang sakit, kembali ke rumah untuk menjemput anak sakit dari taman kanak-
kanak merupakan krisis mingguan. Jadi kontak anak dengan penyakit infeksi dan menular dan
kerentanan umum mereka terhadap penyakit merupakan masalah-masalah kesehatan utama.
Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian-kejadian
ini lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana pengasuh dewasa tidak ada
(orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga dengan pendapatan rendah. Keamanan
lingkungan dan pengawasan anak yang adekuat merupakan kunci untuk mengurangi kecelakaan.
Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang secara
perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan dirinya sendiri, plus membantu
ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Di sini bukan produktifitas anak yang
penting, melainkan proses belajar yang berlangsung.
Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak kedua dalam
keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan perkawinan dari pada kelahiran
anak pertama. Feldman (1961) melaporkan bahwa peran orangtua membuat peran-peran
perkawinan lebih sulit, seperti terungkap dalam observasi berikut ini : pasangan suami istri
masing-masing merasakan perubahan kepribadian yang negatif ; mereka kurang puas dengan
keadaan di rumah, terdapat banyak interaksi yang berorientasi pada tugas, pembicaraan pribadi
lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat pada anak lebih banyak, kehangatan yang diberikan
kepada anak lebih banyak dari pada yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan
hubungan seksual lebih rendah (Feldman, 1969).
Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para konselor
keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan dalam tahap siklus ini.
Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam tahun-tahun seperti ini karena ikatan
perkawinan yang lemah atau tidak memuaskan. Privasi dan waktu bersama merupakan
kebutuhan yang utama. Konseling perkawinan dan kelompok-kelompok pertemuan perkawinan
merupakan sumber-sumber yang penting dikalangan kelas menengah. Akan tetapi keluarga tanpa
sumber-sumber ekonomi, hanya memiliki bantuan yang terbatas untuk memperkokoh upaya
penyelamatan perkawinan. Terdapat trend bagi para pastur dan pendeta untuk menjadi terlatih
sebagai konselor perkawinan dan konselor keluarga yang tidak bisa mengupayakan terapi
pribadi.
Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia prasekolah
mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara cepat belajar mengekspresikan
diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan menangkap bahasa dengan cepat.
Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota keluarga
yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi kebutuhan anak yang lebih tua.
Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis merupakan suatu kejadian
traumatik. Persiapan anak-anak menjelang kelahiran seorang bayi membantu memperbaiki
situasi, khususnya jika orangtua sensitif terhadap perasaan dan tingkah laku anak yang lebih tua.
Persaingan dikalangan kakak beradik (sibling rivalry) biasanya diungkapkan dengan memukul
atau berhubungan secara negatif dengan bayi, tingkah laku regresif, melakukan kegiatan-
kegiatan yang menarik perhatian. Cara terbaik menangani persaingan dikalangan kakak adik
adalah dengan meluangkan waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak yang
lebih tua untuk meyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.
Kira-kira saat anak mencapai usia prasekolah, orangtua memasuki tahap pengasuhan
anak yang ketiga, salah satunya belajar berpisah dari anak-anak ketika mereka mulai masuk ke
kelompok bermain, tempat penitipan anak, atau taman kanak-kanak. Tahap ini berlangsung terus
selama usia prasekolah hingga memasuki awal usia sekolah. Pisah seringkali terasa sulit bagi
orangtua dan mereka perlu mendapat dukungan dan penjelasan tentang bagaimana penguasaan
tugas-tugas perkembangan anak usia prasekolah memberikan kontribusi untuk semakin
meningkatnya otonomi mereka.
Pisah dari orangtua juga sulit bagi anak-anak usia prasekolah. Pisah dapat terjadi karena
orangtua pergi bekerja, ke rumah sakit, melakukan perjalanan atau berlibur. Persiapan keluarga
untuk pisah dengan anak sangat penting dalam membantu anak menyesuaikan diri terhadap
perubahan
Kedua orangtua perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk
mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai tugas-tugas dan
tanggungjawab di rumah. Orangtua dari golongan kelas rendah dan orang tunggal sering tidak
punya kesempatan untuk melakukan hal ini, dan keluarga-keluarga ini mendapat kepuasan paling
sedikit terhadap pergaulan mereka dan komunitas yang lebih luas karena posisi mereka yang
terasing dan kekurangan sumber-sumber yang tersedia bagi mereka.
c. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.
Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm
memberikan asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara
lain (Mubarak, dkk : 88) :
Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi
Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan
Koordinator dg layanan pediatri
Penyelia imunisasi
Konselor pada nutrisi dan latihan
Pendidik dlm isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan
Pendidik tentang higiene perawatan gigi
Konselor pada keamanan lingkungan di rumah
Fasilitator dalam hubungan interpersonal
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dengan masalah-masalah yang sering ditemui pada keluarga dengan
anak usia pra sekolah, diagnose yang mungkin muncul diantaranya :
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif
b) Resiko Cidera
c) Resiko Trauma
d) Resiko Keracunan
e) Resiko Infeksi
f) Gangguan Penanganan Pemeliharaan Rumah / Penatalaksanaan Rumah
g) Gangguan Pemenuhan Nutrisi
h) Perubahan Menjadi Orang Tua
i) Perubahan / Gangguan Tumbuh Kembang
j) Gangguan Komunikasi Verbal
k) Gangguan Proses Keluarga
l) Isolasi Sosial
3. Perencanaan
Perencanaan / intervensi pada asuhan keperawatan ditetapkan berdasarkan dengan
diagnosa yang telah diperoleh dari hasil pengkajian dan analisa data, serta sesuai
dengan tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan oleh perawat dan pasien. Dalam
menetapkan intervensi, sebagai perawat hendaknya mengacu pada peran perawat
dalam lingkup perawatan keluarga dengan anak usia pra sekolah, yaitu :
a) Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi
b) Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan
c) Koordinator dg layanan pediatri
d) Penyedia dan pelaksana imunisasi
e) Konselor pada nutrisi dan latihan
f) Pendidik dalam isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan
g) Pendidik tentang higiene perawatan gigi
h) Konselor pada keamanan lingkungan di rumah
i) Fasilitator dalam hubungan interpersonal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.
Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang
lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima
mereka. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat
diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB, Mulai
memahami waktu, Penggunaan tangan primer terbentuk.
perkembangan keluarga dengan anak usia pra sekolah yang diantaranya :
Membantu anak untuk bersosialis , Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi, Mempertahankan hubungan yang
sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar), Pembagian
waktu untuk individu, pasangan dan anak, Pembagian tanggung jawab anggota keluarga,
Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Potter, P.A, Perry, A.G., (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC
2. Potter, P.A, Perry, A.G., (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih,dkk.Jakarta:EGC
4. Ameliola, S., & Nugraha, H.D. (2013). Perkembangan Media Informasi dan
Dini”.(Online)http://fuadefendi.blogspot.in/2014/01/pengaruh-gadget-