Anda di halaman 1dari 19

“ Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Mengasuh Anak


(Pra Sekolah ) ”

Dosen Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

( Aida Minropa, SKM. M. Kes ) (Ns. Febriyanti, M.Kep)

Pembimbing III

(Ns. Guslinda, M. Kep. Sp. Kep. J)

Kelompok III

1. Anggi Yulia Putri


2. Desi Andria Ningsih
3. Nike Rahmi Chan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
TA. 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................
A. KONSEP DASAR KELUARGA ...........................................................................
B. KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN CHILD
BEARING ...............................................................................................................
C. ASKEP KELUARGA TEORITIS .........................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara
anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut Friedman (2010) keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi, 2008), menyebutkan bahwa keluarga memiliki
tahap perkembangan menjadi delapan adalah sebagai berikut: keluarga dengan pasangan
baru (Berganning Family), keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing),
keluarga dengan anak prasekolah, keluarga dengan anak usia sekolah (6 – 13 tahun),
keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa (anak 1
meninggalkan rumah), keluarga usia pertengahan (Midle Age Family), dan keluarga
dengan lansia.
Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas perkembangannya masing- masing,
salah satunya adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah. Tahap
ini mulai saat kelahiran anak pertama berusia 3 tahun dan berakhir saat anak berusia 6
tahun. (Patmonodewo, 2008).Oleh karena itu keluarga dengan tahap perkembangan usia
anak prasekolah mempunyai tugas antara lain membantu anak untuk bersosialisasi,
beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi, mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan keluarga sekitar), pembagian waktu untuk individu, pasangan dan
anak, pembagian tanggung jawab anggota keluarga, merencanakan kegiatan dan waktu
untuk menstimulasi tumbuh kembang anak (Friedman, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep dasar keluarga?
2. Apa konsep dasar keluarga Pra Sekolah?
3. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis keluarga Pra Sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui itu konsep dasar keluarga.
2. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga Pra Sekolah.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teoritis keluarga Pra Sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA


a. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall
dan Logan,1986, dalam Setiawati, 2008 : hal 67)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.Mereka saling berinterakasi satu
dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal
68)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah
yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal
dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara
satu orang dengan orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)
Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah
karena adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan
mempertahankan kebudayaan.

b. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam
Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
1. Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
2. Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
istri.
c. Fungsi keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya
adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi
keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
1. Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial.Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.Tiap anggota
keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif.Hal tersebut dapat dipelajari
dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga.Dengan
demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
2. Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan
dan interaksi keluarga.
3. Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan
yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan
yang berujung pada perceraian.
5. Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.

d. MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA


1. TRADISIONAL :
The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam saturumah
3. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
4. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
5. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll
6. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
7. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
9. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
10. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
11. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

e. Tahap perkembangan keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman,
1998) :
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
(psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

f. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah


1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar
air, difteri, dan campak.

2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga
anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.

3. Bahaya fisik

4. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
keterampilan tertentu
5. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

6. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.

7. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk
yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang
perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering
terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.

8. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)


Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3
tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur
5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian
dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya
sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.Tetapi sekitar 30% anak
berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam
hari.Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training)
adalah dengan mengenali kesiapan anak

B. Konsep dasar keluarga dengan tahap Pra Sekolah


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system
keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang
waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka
kerja yang memandang keluarga sebagai suatu system.Perkembangan ini terbagi menjadi
beberapa tahap atau kurun waktu tertentu.
Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.Kerangka perkembangan keluarga
menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa
perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus
kehidupan mereka.

a. Tahap-tahap perkembangan keluarga Pra Sekolah


Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia
prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang
tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan
berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi
kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.

Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan


dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu
keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga
yang optimal.

Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi
oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar
belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress
yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di
rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola
kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan
perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk
mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak
yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak
prasekolah.

b. Tugas perkembangan dengan keluarga prasekolah

Kini, keluarga tumbuh baik dalam jumlah maupun kompleksitas. Perlunya anak-anak
usia prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya, dan
kebutuhan orangtua untuk memiliki privasi mereka sendiri menjadikan perumahan dan
ruang yang adekuat sebagai masalah utama. Peralatan dan fasilitas-fasilitas juga perlu
bersifat melindungi anak-anak, karena pada tahap ini kecelakaan menjadi penyebab
utama kematian dan cacat. Mengkaji keamanan rumah merupakan hal yang penting bagi
perawat kesehatan komunitas dan penyuluhan kesehatan perlu dimasukkan sehingga
orangtua dapat mengetahui resiko yang ada dan cara-cara menegah kecelakaan (Tabel 6).
Tabel 1. Tahap III Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan anak usia pra sekolah
dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan.
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga dengan anak usia Prasekolah. 1. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak.
3. Mengintegrasi anak yang baru
sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua
dan anak) dan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).

Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit virus dan paparan yang
meningkat, anak-anak usia prasekolah sering menderita sakit dengan satu penyakit infeksi minor
secara bergantian. Penyakit infeksi sering terjadi bolak-balik dalam keluarga. Sering ke dokter,
merawat anak-anak yang sakit, kembali ke rumah untuk menjemput anak sakit dari taman kanak-
kanak merupakan krisis mingguan. Jadi kontak anak dengan penyakit infeksi dan menular dan
kerentanan umum mereka terhadap penyakit merupakan masalah-masalah kesehatan utama.
Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian-kejadian
ini lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana pengasuh dewasa tidak ada
(orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga dengan pendapatan rendah. Keamanan
lingkungan dan pengawasan anak yang adekuat merupakan kunci untuk mengurangi kecelakaan.

Suami-ayah menerima lebih banyak keterlibatan dalam tanggungjawab rumah tangga


selama tahap perkembangan keluarga ini daripada tahap lain, persentase terbesar dalam tahap ini
digunakan untuk aktifitas perawatan anak. Keterlibatan ayah dalam perawatan anak saat ini
benar-benar penting, karena hubungan ini dengan anak usia prasekolah dapat membantu anak
mengindentifikasi jenis kelaminnya. Khusus bagi anak laki-laki dalam usia 5 tahun, penting
sekali bagi mereka untuk bergaul secara rapat dengan lingkungan terbatas yang kuat, ayah yang
hanya atau pengganti ayah sehingga identitas peran laki-laki dapat terbentuk (Walters, 1976).

Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang secara
perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan dirinya sendiri, plus membantu
ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Di sini bukan produktifitas anak yang
penting, melainkan proses belajar yang berlangsung.

Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak kedua dalam
keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan perkawinan dari pada kelahiran
anak pertama. Feldman (1961) melaporkan bahwa peran orangtua membuat peran-peran
perkawinan lebih sulit, seperti terungkap dalam observasi berikut ini : pasangan suami istri
masing-masing merasakan perubahan kepribadian yang negatif ; mereka kurang puas dengan
keadaan di rumah, terdapat banyak interaksi yang berorientasi pada tugas, pembicaraan pribadi
lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat pada anak lebih banyak, kehangatan yang diberikan
kepada anak lebih banyak dari pada yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan
hubungan seksual lebih rendah (Feldman, 1969).

Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para konselor
keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan dalam tahap siklus ini.
Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam tahun-tahun seperti ini karena ikatan
perkawinan yang lemah atau tidak memuaskan. Privasi dan waktu bersama merupakan
kebutuhan yang utama. Konseling perkawinan dan kelompok-kelompok pertemuan perkawinan
merupakan sumber-sumber yang penting dikalangan kelas menengah. Akan tetapi keluarga tanpa
sumber-sumber ekonomi, hanya memiliki bantuan yang terbatas untuk memperkokoh upaya
penyelamatan perkawinan. Terdapat trend bagi para pastur dan pendeta untuk menjadi terlatih
sebagai konselor perkawinan dan konselor keluarga yang tidak bisa mengupayakan terapi
pribadi.

Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia prasekolah
mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara cepat belajar mengekspresikan
diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan menangkap bahasa dengan cepat.
Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota keluarga
yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi kebutuhan anak yang lebih tua.
Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis merupakan suatu kejadian
traumatik. Persiapan anak-anak menjelang kelahiran seorang bayi membantu memperbaiki
situasi, khususnya jika orangtua sensitif terhadap perasaan dan tingkah laku anak yang lebih tua.
Persaingan dikalangan kakak beradik (sibling rivalry) biasanya diungkapkan dengan memukul
atau berhubungan secara negatif dengan bayi, tingkah laku regresif, melakukan kegiatan-
kegiatan yang menarik perhatian. Cara terbaik menangani persaingan dikalangan kakak adik
adalah dengan meluangkan waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak yang
lebih tua untuk meyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.

Kira-kira saat anak mencapai usia prasekolah, orangtua memasuki tahap pengasuhan
anak yang ketiga, salah satunya belajar berpisah dari anak-anak ketika mereka mulai masuk ke
kelompok bermain, tempat penitipan anak, atau taman kanak-kanak. Tahap ini berlangsung terus
selama usia prasekolah hingga memasuki awal usia sekolah. Pisah seringkali terasa sulit bagi
orangtua dan mereka perlu mendapat dukungan dan penjelasan tentang bagaimana penguasaan
tugas-tugas perkembangan anak usia prasekolah memberikan kontribusi untuk semakin
meningkatnya otonomi mereka.

Pisah dari orangtua juga sulit bagi anak-anak usia prasekolah. Pisah dapat terjadi karena
orangtua pergi bekerja, ke rumah sakit, melakukan perjalanan atau berlibur. Persiapan keluarga
untuk pisah dengan anak sangat penting dalam membantu anak menyesuaikan diri terhadap
perubahan

Membantu keluarga untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana setelah kelahiran


seorang bayi, atau melanjutkan kontrasepsi jika tidak terdapat kehamilan, juga diindikasikan.
Misalnya, adalah tidak biasa bagi seorang wanita untuk berhenti menggunakan alt kontrasepsi
karena terlambat haid dengan keyakinan bahwa ia hamil, hanya untuk mencari tahu apakah
kehamilannya terjadi karena hubungan seks tanpa perlindungan kontrasepsi.

Kedua orangtua perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk
mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai tugas-tugas dan
tanggungjawab di rumah. Orangtua dari golongan kelas rendah dan orang tunggal sering tidak
punya kesempatan untuk melakukan hal ini, dan keluarga-keluarga ini mendapat kepuasan paling
sedikit terhadap pergaulan mereka dan komunitas yang lebih luas karena posisi mereka yang
terasing dan kekurangan sumber-sumber yang tersedia bagi mereka.
c. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.
Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm
memberikan asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara
lain (Mubarak, dkk : 88) :
 Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi
 Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan
 Koordinator dg layanan pediatri
 Penyelia imunisasi
 Konselor pada nutrisi dan latihan
 Pendidik dlm isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan
 Pendidik tentang higiene perawatan gigi
 Konselor pada keamanan lingkungan di rumah
 Fasilitator dalam hubungan interpersonal

C. Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap prasekolah


1. Pengkajian
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a. Identitas
1) Nama pasien
2) Umur
3) Agama dan suku bangsa
4) Pendidikan
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
7) Pekerjaan
8) Alamat
9) Aktivitas rekreasi keluarga
10) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :
- Tahap perkembangan keluarga saat ini.
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
- Riwayat keluarga inti.
- Riwayat keluarga sebelumnya.
11) Lingkungan
- Karakteristik rumah.
- Karakteristik lingkungan.
- Mobilitas keluarga.
- Hubungan keluarga dengan lingkungan.
- Sistem sosisl yang mendukung.
12) Struktur keluarga
- Pola komunikasi.
- Pengambilan keputusan.
- Peran anggota keluarga.
- Nilai-nilai yang berlaku di keluarga.
- Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
(identitas anak, riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat
kesehatan bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini, tumbang saat
ini, pemeriksaan fisik)
b. Pengkajian data fokus meliputi:
a) Bagaimana karakteristik teman bermain.
b) Bagaimana lingkungan bermain.
c) Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah.
d) Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak dan adakah sarana yang
dimiliki.
e) Bagaimana temperamen anak saat ini.
f) Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang.
g) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
h) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
i) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
j) Sudahkah anak memperoleh imunisasi ulangan selain di sekolah.
k) Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah saat
bermain.
l) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
m) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah, apa jenisnya.
n) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luang.
o) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarganya.

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dengan masalah-masalah yang sering ditemui pada keluarga dengan
anak usia pra sekolah, diagnose yang mungkin muncul diantaranya :
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif
b) Resiko Cidera
c) Resiko Trauma
d) Resiko Keracunan
e) Resiko Infeksi
f) Gangguan Penanganan Pemeliharaan Rumah / Penatalaksanaan Rumah
g) Gangguan Pemenuhan Nutrisi
h) Perubahan Menjadi Orang Tua
i) Perubahan / Gangguan Tumbuh Kembang
j) Gangguan Komunikasi Verbal
k) Gangguan Proses Keluarga
l) Isolasi Sosial

3. Perencanaan
Perencanaan / intervensi pada asuhan keperawatan ditetapkan berdasarkan dengan
diagnosa yang telah diperoleh dari hasil pengkajian dan analisa data, serta sesuai
dengan tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan oleh perawat dan pasien. Dalam
menetapkan intervensi, sebagai perawat hendaknya mengacu pada peran perawat
dalam lingkup perawatan keluarga dengan anak usia pra sekolah, yaitu :
a) Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi
b) Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan
c) Koordinator dg layanan pediatri
d) Penyedia dan pelaksana imunisasi
e) Konselor pada nutrisi dan latihan
f) Pendidik dalam isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan
g) Pendidik tentang higiene perawatan gigi
h) Konselor pada keamanan lingkungan di rumah
i) Fasilitator dalam hubungan interpersonal
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.
Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang
lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima
mereka. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat
diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB, Mulai
memahami waktu, Penggunaan tangan primer terbentuk.
perkembangan keluarga dengan anak usia pra sekolah yang diantaranya :
Membantu anak untuk bersosialis , Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi, Mempertahankan hubungan yang
sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar), Pembagian
waktu untuk individu, pasangan dan anak, Pembagian tanggung jawab anggota keluarga,
Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Potter, P.A, Perry, A.G., (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC

2. Potter, P.A, Perry, A.G., (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih,dkk.Jakarta:EGC

3. Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

4. Ameliola, S., & Nugraha, H.D. (2013). Perkembangan Media Informasi dan

Teknologi Terhadap Anak dalam Era Globalisasi. Prosiding The 5th

Internasional Conference on Indonesian Studies: Ethnicty and Globalization.

Malang: Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

5. Brewer, Jo Ann. (2007). Introduction to Early Childhood Education :

Preschool Trough Primary Grades New York: Pearson

6. Dariyo, A. (2011). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama.

Bandung: PT. Refika Aditama.

7. Efendi, F. ( 2013). “Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia

Dini”.(Online)http://fuadefendi.blogspot.in/2014/01/pengaruh-gadget-

terhadap- perkembangan.html. diakeses pada tangggal 12 September 2015

Anda mungkin juga menyukai