Anda di halaman 1dari 39

Keperawatan Anak

Asuhan Keperawatan anak


dengan masalah kardiovaskuler:
Congenital Heart Disease (CHD)
jenis Asianotik
Dosen Pengampu : Erni Nuryanti,S.Kep.Ners.M.Kes
Kelompok 10

Izza Azzahra Herfiandhi P1337420421011 _06


Jamilatul Mu'afiyah P1337420421035_18
Nailal Muna P1337420421085_43
Ahmad Ade Ivan Yudistiya P1337420421105_53
Rahma Akmalin Nisa P1337420421115_58
Auladdin Nibras Abdillah P1337420421117_59
BAB 1
Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan
padastruktur jantung ataufungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari
lahir. PJBmerupakan kelainan kongenital paling banyak yang terjadi,
hampir 1/3 darikasus kelainan kongenital yang ada merupakan kasus
dengan penyakit jantung bawaan. Prevalensi PJB di seluruh dunia
berkisar antara 6 – 10 per 1000kelahiran. Persebarannya tergantung
demografinya. Saat ini dari 220 juta penduduk Indonesia,
diperhitungkan bayi yang lahir mencapai 6.600.000 dan48.800
diantaranya adalah penyandang PJB.PJB dapat diklasifikasikan
menjadi 2 kelompok yaitu penyakit jantung bawaan asianotik dan
sianotik. PJB sianotik bersifat lebih komplekdanditandai dengan
adanya sianosis akibat adanya pirau kanan ke kiri sehinggadarah dari
vena sistemik yang mengandung rendah oksigen akan kembali lagike
sirkulasi sistemik. PJB asianotik ini tidak ditemukan gejala atau
tandasianosis, tetapi ditemukan pirau kiri ke kanan atau obstruksi
jalan keluarventrikel. Jumlah pasien PJB asianotik jauh lebih besar
daripada yang sianotikyaitu 3-4 kali, tetapi PJB sianotik menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada asianotik.Insiden
retardasi pertumbuhan pada anak PJB telah banyak dilaporkan
diseluruh dunia.
Penelitian yang dilakukan oleh Varan7 pada tahun 1996 diTurki
dengan kriteria NCHS dari 89 pasien penderita PJB, 37 pasien
berada di bawah persentil 5 untuk berat badan dan panjang badan,
dan 58 pasien beradadi bawah persentil 5 untuk berat badan.
Penelitian tahun 2005 di Semarangyang dilakukan oleh
Wishnuwardhana , 22 pasien penderita PJB asianotiksebelum
diberi perlakuan, didapatkan rerata WAZ -1,57±0,9SB , rerata HAZ
-0,75±1,97SB dan rerata WHZ -0,89±1,7SB. Dan penelitian pada
tahun 2009oleh Damayanti R. Sjarifdkk di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi gagal tumbuh lebih tinggi
pada anakdengan PJB lesi asianotik.Pertumbuhan berkaitan
masalah perubahan dalam ukuran, besar, jumlahatau dimensi sel,
organ atau individu yang dapat diukur berdasar ukuran
berat(gram,pound), panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbanganmetabolik. Gangguan pertumbuhan pada suatu fase
tumbuh kembang akandihubungkan dengan defisit perkembangan
kognitif, kemampuan intelektualdan pertumbuhan saraf, efek ke
maturasi dan performa sekolah.
Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit jantung bawaan (kongenital) ?
2. Apa penyebab PJB ?
3. FBagaimana manifestasi klinis dari PJB ?
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya PJB?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari PJB ?
6. Apa saja pengobatan yang diperlukan untuk klien
dengan PJB ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dengan PJB ?
Tujuan
Mengetahui tentang definisi penyakit jantung
bawaan (PJB)
Mengetahui penyebab PJB
Mengetahui manifestasi klinis dari PJB
Mengetahui dan memahami patofisiologi dari
PJB
Mengetahui pemeriksaan yang dilakukan untuk
klien dengan PJB
Mengetahui tentang
penatalaksanaan/pengobatan untuk klien
denganPJB
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada
klien dengan PJB
BAB II
KONSEP TEORI
TINJAUAN TEORI

Penyakit jantung bawaan (PJB) atau Penyakit Jantung Kongenital adalah


penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi
jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan
atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal
perkembangan janin (Mulyadi, 2006).

Penyakit Jantung Kongenital (Congenital Heart Disease, CHD) adalah


kelainan pada struktur jantung yang terdapat sejak lahir. Penyakit ini
disebabkan oleh gangguan pada perkembangan jantung yang terjadi
saat usia gestasi 3-8 minggu (Roebiono, 2008).

Pengertian Penyakit Jantung Bawaan


Non Sianotik/Asianotik

Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah


kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir
yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di
sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan,
kelainan salah satu katup jantung dan penyempitan alur
keluarventrikel atau pembuluh darah besar tanpa adanya
lubang di sekat jantung.
Patofisiologi
Kelainan Jantung Bawaan pada umumya dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Peningkatan kerja jantung,
dengan gejala :kardio megali, hipertropi, takhikardia.

2. Curah jantung yang rendah,


dengan gejala : gangguan pertumbuhan, intoleransi
terhadap aktivitas.

3. Hipertensi pulmonal, dengan gejala : Dispnea, takhipnea.

4. Penurunan saturasi oksigen arteri,


dengan gejala : polisitemia, asidosis, sianosis.
Etiologi
Berikut ini beberapa penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan karena
faktor prenatal, genetic dan lingkungan
1. Faktor Prenatal :
a. Ibu menderita penyakit infeksi.
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

2. Faktor Genetic
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

3. Faktor Lingkungan
a. Paparan lingkungan yang tidak baik
b. Rubella
c. Diabetes
d. Alkohol
e. Ekstasi dan obat-obat lain

Manifestasi Klinis PJB


Non Sianotik/Asianotik
a. Defek Septum Atrium (Atrial Septal Defect-ASD)

Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang padaForamen ovale atau pada septum
atrium. Tekanan pada foramen ovalAtau septum atrium, tekanan pada sisi kanan jantung
meningkat.Manifestasi klinis: Anak mungkin sering mengalami kelelahan danInfeksi saluran
pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya murmurJantung.

b. Defek Septum Ventrikuler (Ventricular Septal Defect-VSD)


VSD terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna.Akibatnya


darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada systole.Manifestasi klinis :
Pada pemeriksaan selain didapat pertumbuhanTerhambat, anak terlihat
pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-Ujung jari hiperemik, diameter
dada bertambah, sering terlihatPembenjolan dada kiri.
c. Duktus Arteriosus Paten (Patent Ductus Arteriosus-PDA)

DAP terjadi bila duktus tidak menutup bila bayi lahir.


PenyebabDAP bermacam-macam, bisa karena infeksi
rubela pada ibu danPrematuritasManifestasi klinis :
Neonatus menunjukkan tanda-tanda respiratoriDistres
seperti mendengkur tacipnea dan retraksi.
Pemeriksaan Penunjang
- Foto thoraks
- Echokardiografi
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan dengan Doppler berwarna
- Elektrokardiografi (EKG)
- Kateterisasi jantung
- Diagnosa ditegakkan dengan
cartography&Cardiaciso enzim (CK,CKMB)
meningkat
Komplikasi
Pasien dengan penyakit jantung congenitalteramcam mengalami
berbagai Komplikasi antara lain:
1. Gagal jantung kongestif
2. Renjatan kardiogenik, Henti Jantung
3. Aritmia
4. Endokarditisbakterialistis
5. Hipertensi
6. Hipertensi pulmonal
7. Tromboemboli dan abses otak
9. Penatalaksanaan
a. Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru
– VentricularSeptalDefect (VSD)

-AtrialSeptalDefect (ASD)

-PatetDuctusArteriosus (PDA)

b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru


normal

- Stenosis Aorta (SA)

-StenosisPulmonal (SP)

-Koarktasio Aorta
c. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang
- Tetralogi OfFallot (TOF)
Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-anak, untukMernenuhi peningkatan
kebutuhan oksigen dalam masa pertumbuhan. Pembedahan berikutnya pada masa usia
sekolah, bertujuan untuk koreksi secara permanent. Dua pendekatan paliatif adalah
dengan cara Blalock-Tausing, dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi sub ciavikula kanan
atau arteri karotis menuju arteri pulmonalis kanan. Secara Waterson dikerjakan pada sisi
ke sisi anastonosis dari aorta assenden, menuju arteri pulmonalis kanan, tindakan ini
meningkatakan darah yang teroksigenasi dan membebaskan gejala-gejala penyakit jantung
sianosis.
d.PJBsianotik dengan vaskularisasi paru bertambah Transposisi arteri besar (TAB) /
Transpotition Great artery (TGA) Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi percampuran
darah.
Pada saat prosedur, suatu kateter balon dimasukan ketika kateterisasi jantung, untuk
memperbesar kelainanseptum intra arterial. Pada cara Blalock Halen dibuat suatu kelainan
septum atrium. Pada Edward vena pulmonale kanan. Cara Mustard digunakan untuk koreksi
yang permanent. Septum dihilangkan dibuatkan sambungan sehingga darah yang
teroksigenisasi dari vena pulmonale kembali ke ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan
darah tidak teroksigenisasi kembali dari vena cava ke arteri pulmonale untuk keperluan
sirkulasi paru-paru. Kemudian akibat kelaianan ini telah berkurang secara nyata dengan
adanya koreksi dan paliatif.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Biodata Klien
b. Riwayat Kesehatan
-Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama.
Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox.
-Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus
denganketergantungan pada insulin.
-Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk
menjagagizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol,
tidak merokok.
-Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-
faktormemperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti
vakum untukmembantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC.
-Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota
keluargalain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk
mengkaji adanyafactor genetic yang menunjang.
c.Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan
pengkajian fisikyang dilakukan terhadap pasien yang menderita
penyakit jantung padaumumnya. Secara spesifik data yang dapat
ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital
ini adalah:
-Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang. Anak terlihat
pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
-Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri.
Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada
jugulum,sela intrakostal dan region epigastrium.
-Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.
-Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran
pernafasan atas.
-Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress
sepertimendengkur, tacipnea dan retraksi.
-Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila
pemenuhankebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan
adanyamurmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum.
-Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi
padalengan daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat,
tetapilemah pada popliteal dan temoral.
Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
2.Penurunan curah jantung b.d perubahan preload
3.Defisit nutrisi tubuh b.d ketidakmampuan menyusu
dan makan
4.Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
5.Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik
6.Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur
invasif
7.Resiko cidera dibuktikan dengan hipoksia jaringan ;
kejang
Intervensi Keperawatan
1.Gangguan pertukaran gas b.d
ketidak seimbangan ventilasi-
perfusi Tujuan : Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 1 x
24 jam diharapkan gangguan
pertukaran gas tidak terjadi
dengan.
Kriteria hasil :
-Pertukaran gas tidak terganggu
-Pasien tidak sesak
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan preload
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3×24 jam, lain dapat mentoleransi gejala-
gejala yang ditimbulkan akibat penurunan curah
jantung.
Kriteria Hasil :
- vital dalam rentang normal (TD 120/80 mmHg, Nadi
60-100×/menit, Respirasi 18-20×/menit, SB 36,5°C-
37,5°C)
-dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
- tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites
- tidak ada penurunan kesadaran
- AGD dalam batas normal
3. Defisit nutrisi tubuh b.d ketidakmampuan
menyusu dan makan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam,diharapkan
anak dapat makan dan menyusu dan tidak
terjadi penurunan berat badan selama
terjadi perubahan status nutrisi.
Kriteria Hasil :
- Anak dapat menyusu
- Porsi makan dihabiskan
4. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan anak dapat melakukan
aktivitas yang sesuai tanpa adanya kelemahan.
Kriteria Hasil :
-Tidak nampak kelelahan
-Tidak nampak lesu
-Saturasi O2 saat aktivitas dalam batas normal
(95-100%)
-TTV Normal
5. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam, nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
-Klien tidak tampak mengeluh dan menangis
-Ekspresi wajah klien tidak menunjukkan nyeri
-Klien tidak gelisah
BAB IV

Kesimpulan
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan
padastruktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.
Klasifikasi :
a. Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru
- Ventricular Septal Defect (VSD)
- Atrial Septal Defect (ASD)
- Patent Ductus Arteriosus (PDA)
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru normal
- Stenosis Aorta (SA)
- Stenosis Pulmonal (SP)
-Koarktasio Aortac.
c. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru
berkurang
- Tetralogi Of Fallot (TOF)
d. PJB sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah
-Transposisi arteri besar (TAB) / Transpotition Great artery (TGA)
Saran

Kita hendaknya lebih memahami tentang


congenital heart diseases atau penyakit jantung
bawaan (CHD) dalam meningkatkan pelayanan
pada penderita/ anak khususnya dalam pemberian
asuhan keperawatan.

Demikian saran dari kami semoga apa yang kami


suguhkan dapat bermanfaat bagi kami khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.
Daftar Pustaka
Jurnal Penyakit Jantung Bawaan di unduh
dihttp://ZUMROTUS_SAADAH_G2A009149_BAB_1_KTI.pdf pada tanggal
08/11/2017 pukul 19:01 WITA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: PPNI
Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9
. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti,S,Kep. EGC.
Jakarta.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan
Klasifikasi2012-2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made
Sumarwati,Dan Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah
Bariid,Monica Ester, Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC.
Alfyana Nadya Rahwamati. 2015. Jurnal Hubungan Penyakit Jantung Bawaan
dengan Perkembangan Anak usia 0-5 tahun di Unit Perawatan Jantung RS Dr.
Kariadi Semarang diunduh
dihttp://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/12 pada
tanggal 08/11/2017 pukul 20:10 WITA
Terima kasih
Salam Manis dari Kelompok Duwa!!

Anda mungkin juga menyukai