2. Faktor Genetic
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
3. Faktor Lingkungan
a. Paparan lingkungan yang tidak baik
b. Rubella
c. Diabetes
d. Alkohol
e. Ekstasi dan obat-obat lain
Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang padaForamen ovale atau pada septum
atrium. Tekanan pada foramen ovalAtau septum atrium, tekanan pada sisi kanan jantung
meningkat.Manifestasi klinis: Anak mungkin sering mengalami kelelahan danInfeksi saluran
pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya murmurJantung.
-AtrialSeptalDefect (ASD)
-PatetDuctusArteriosus (PDA)
-StenosisPulmonal (SP)
-Koarktasio Aorta
c. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang
- Tetralogi OfFallot (TOF)
Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-anak, untukMernenuhi peningkatan
kebutuhan oksigen dalam masa pertumbuhan. Pembedahan berikutnya pada masa usia
sekolah, bertujuan untuk koreksi secara permanent. Dua pendekatan paliatif adalah
dengan cara Blalock-Tausing, dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi sub ciavikula kanan
atau arteri karotis menuju arteri pulmonalis kanan. Secara Waterson dikerjakan pada sisi
ke sisi anastonosis dari aorta assenden, menuju arteri pulmonalis kanan, tindakan ini
meningkatakan darah yang teroksigenasi dan membebaskan gejala-gejala penyakit jantung
sianosis.
d.PJBsianotik dengan vaskularisasi paru bertambah Transposisi arteri besar (TAB) /
Transpotition Great artery (TGA) Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi percampuran
darah.
Pada saat prosedur, suatu kateter balon dimasukan ketika kateterisasi jantung, untuk
memperbesar kelainanseptum intra arterial. Pada cara Blalock Halen dibuat suatu kelainan
septum atrium. Pada Edward vena pulmonale kanan. Cara Mustard digunakan untuk koreksi
yang permanent. Septum dihilangkan dibuatkan sambungan sehingga darah yang
teroksigenisasi dari vena pulmonale kembali ke ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan
darah tidak teroksigenisasi kembali dari vena cava ke arteri pulmonale untuk keperluan
sirkulasi paru-paru. Kemudian akibat kelaianan ini telah berkurang secara nyata dengan
adanya koreksi dan paliatif.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Biodata Klien
b. Riwayat Kesehatan
-Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama.
Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox.
-Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus
denganketergantungan pada insulin.
-Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk
menjagagizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol,
tidak merokok.
-Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-
faktormemperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti
vakum untukmembantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC.
-Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota
keluargalain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk
mengkaji adanyafactor genetic yang menunjang.
c.Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan
pengkajian fisikyang dilakukan terhadap pasien yang menderita
penyakit jantung padaumumnya. Secara spesifik data yang dapat
ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital
ini adalah:
-Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang. Anak terlihat
pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
-Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri.
Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada
jugulum,sela intrakostal dan region epigastrium.
-Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.
-Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran
pernafasan atas.
-Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress
sepertimendengkur, tacipnea dan retraksi.
-Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila
pemenuhankebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan
adanyamurmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum.
-Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi
padalengan daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat,
tetapilemah pada popliteal dan temoral.
Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
2.Penurunan curah jantung b.d perubahan preload
3.Defisit nutrisi tubuh b.d ketidakmampuan menyusu
dan makan
4.Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
5.Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik
6.Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur
invasif
7.Resiko cidera dibuktikan dengan hipoksia jaringan ;
kejang
Intervensi Keperawatan
1.Gangguan pertukaran gas b.d
ketidak seimbangan ventilasi-
perfusi Tujuan : Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 1 x
24 jam diharapkan gangguan
pertukaran gas tidak terjadi
dengan.
Kriteria hasil :
-Pertukaran gas tidak terganggu
-Pasien tidak sesak
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan preload
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3×24 jam, lain dapat mentoleransi gejala-
gejala yang ditimbulkan akibat penurunan curah
jantung.
Kriteria Hasil :
- vital dalam rentang normal (TD 120/80 mmHg, Nadi
60-100×/menit, Respirasi 18-20×/menit, SB 36,5°C-
37,5°C)
-dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
- tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites
- tidak ada penurunan kesadaran
- AGD dalam batas normal
3. Defisit nutrisi tubuh b.d ketidakmampuan
menyusu dan makan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam,diharapkan
anak dapat makan dan menyusu dan tidak
terjadi penurunan berat badan selama
terjadi perubahan status nutrisi.
Kriteria Hasil :
- Anak dapat menyusu
- Porsi makan dihabiskan
4. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan anak dapat melakukan
aktivitas yang sesuai tanpa adanya kelemahan.
Kriteria Hasil :
-Tidak nampak kelelahan
-Tidak nampak lesu
-Saturasi O2 saat aktivitas dalam batas normal
(95-100%)
-TTV Normal
5. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam, nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
-Klien tidak tampak mengeluh dan menangis
-Ekspresi wajah klien tidak menunjukkan nyeri
-Klien tidak gelisah
BAB IV
Kesimpulan
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan
padastruktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.
Klasifikasi :
a. Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru
- Ventricular Septal Defect (VSD)
- Atrial Septal Defect (ASD)
- Patent Ductus Arteriosus (PDA)
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru normal
- Stenosis Aorta (SA)
- Stenosis Pulmonal (SP)
-Koarktasio Aortac.
c. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru
berkurang
- Tetralogi Of Fallot (TOF)
d. PJB sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah
-Transposisi arteri besar (TAB) / Transpotition Great artery (TGA)
Saran