NAMA :
NIM :
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.....................................) (.........................................)
A. Latar Belakang
A. Definisi
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
1. Infants
a. Dyspnea
b. Difficulty breathing (Kesulitan Bernafas)
c. Pulse rate over 200 beats/mnt (Nadi lebih dari 200 kali/menit)
d. Recurrent respiratory infections (infeksi saluran nafas yang
berulang.
e. Failure to gain weight (kesulitan penambahan berat badan)
f. Heart murmur
g. Cyanosis
h. Cerebrovasculer accident/ CVA
i. Stridor and choking spells/ mencekik
2. Children
a. Dyspnea
b. Poor physical development ( perkembangan fisik yang kurang)
c. Decrease exercise tolerance (aktitas menurun)
d. Recurrent respiratory infections (infeksi saluran nafas yang
berulang)
e. Heart murmur and thrill
f. Cyanosis
g. Squatting
h. Clubbing of fingers and toes
i. Elevated blood pressure (tekanan darah tinggi)
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thorak : Melihat atau evaluasi adanya atrium dan ventrikel kiri
membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler
paru meningkat.
2. Echokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari
1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm
(disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat
dari pirau kiri ke kanan).
3. Pemeriksaan laboratorium : Ditemukan adanya peningkatan
hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang
rendah.
4. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk
mengevaluasi aliran darah dan arahnya.
5. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan,
adanya hipertropi ventrikel kiri, kateterisasi jantung yang
menunjukan striktura.
6. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih
jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada
kecurigaan defek tambahan lainnya.
7. Diagnosa ditegakkan dengan cartography & Cardiac iso enzim
(CK,CKMB) meningkat.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1) Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester
pertama. Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau
chicken pox.
2) Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes
mellitus dengan ketergantungan pada insulin.
3) Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk
menjaga gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan
alcohol, tidak merokok.
4) Proses kelahiran atau secara alami atau adanya faktor-faktor
memperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti
vakum untuk membantu kelahiran atau ibu harus dilakukan
SC.
5) Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota
keluarga lain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk
mengkaji adanya factor genetik yang menunjang.
6) Riwayat pertumbuhan, biasanya anak cenderung mengalami
keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi
penyakit.
7) Riwayat psikososial/ perkembangan :
- Kemungkinan mengalami masalah perkembangan.
- Mekanisme koping anak/ keluarga.
- Pengalaman hospitalisasi sebelumnya.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik
yang dilakukan terhadap pasien yang menderita penyakit
jantung padaumumnya. Secara spesifik data yang dapat
ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung
congenital ini adalah:
1) Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek
(sianosis, aktivitas terbatas).
2) Observasi adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat,
sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery
mur-mur), cedera tungkai, hepatomegali.
3) Observasi adanya hipoksia kronis : clubbing finger.
4) Observasi adanya hiperemia pada ujung jari.
5) Observasi pola makan, pola pertambahan berat badan.
6) Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang.
7) Observasi apakah anak terlihat pucat, banyak keringat
bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
8) Observasi diameter dada bertambah, sering terlihat
benjolan dada kiri.
9) Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi
pada jugulum, sela intrakostal dan region epigastrium
10) Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang
hiperdinarnik.
11) Observasi anak mungkin sering mengalami kelelahan dan
infeksi saluran pernafasan, sedangkan neonatus
menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti
mendengkur, tacipnea dan retraksi.
12) Observasi apakah anak pusing, tanda-tanda ini lebih
nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak
terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang
terdengar pada batas kiri sternum.
13) Observasi apakah ada kenaikan tekanan darah. Tekanan
darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi
pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan
temporal.
14) Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas
perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan
anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping
keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung.
b. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan
resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia
miokard.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya
kebutuhan kalori.
e. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan,
ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan
suplai oksigen ke jaringan.
g. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan
kongestif vena, penurunan fungsi ginjal.
h. Kurang pengetahuan ibu tentang keadaan anaknya
berhubungan dengan kurangnya inforrnasi.
i. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga tentang diagnosis/prognosis penyakit
anak.
3. Rencana Keperawatan
a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung.
Tujuan : Pasien dapat mentoleransi gejala-gejala yang
ditimbulkan akibat penurunan curah jantung, dan setelah
dilakukan tindakan keperawatan terjadi peningkatan curah
jantung sehingga keadaan normal.
Kriteria Hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda
membaiknya curah jantung/cardiac output.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya (BHSP) dengan pasien dan
keluarga pasien. Rasional : Menciptakan suasana yang
kondusif dan bersahabat.
Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien
tentang cardiac output. Rasional : lebih meningkatkan
pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga
pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan
yang dilakukan perawat.
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam. Rasional :
permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada
perubahan pada tanda-tanda vital seperti pernafasan
menjadi cepat, peningkatan suhu, nadi meningkat,
peningkatan tekanan darah, semuanya dapat cepat
dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.
Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat
yang adekuat. Rasional : istirahat yang adekuat dapat
meminimalkan kerja dari jantung dan dapat
mempertahankan energi yang ada.
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker
sesuai indikasi. Rasional : meningkatkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan miokord dan untuk melawan efek
hipoksia/iskemia.
Observasi keadaan kulit terhadap pucat dan sianosis.
Rasional : pucat menunjukan adanya penurunan perfusi
sekunder terhadap ketidakadekuatan curah jantung,
vasokonstriksi dan anemi.
Monitor tanda-tanda CHF seperti gelisah, takikardi,
tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria,
dan hepatomegali. Rasional : untuk mengetahui sejauh
mana tingkat kegawatan dari anak serta diperlukan dalam
mendeteksi untuk penanganan lebih lanjut.
Observasi perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung
disorientasi cemas. Rasional: dapat menunjukan tidak
adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan
curah jantung.
Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian tindakan
farmakologis berupa digitalis dan digoxin. Rasional :
mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin
meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan
memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan
konduksi dan memperlambat periode refraktori pada
hubungan AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung.
b. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan
resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal.
Tujuan : Tidak terjadi ketidakefektitan pola nafas.
Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak
adanya peningkatan resistensi pembuluh paru dan efektif pola
nafasnya
Intervensi :
Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien
tentang cardiac output. Rasional : lebih meningkatkan
pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga
pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan
yang dilakukan perawat.
Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman serta catat
upaya pernafasan. Rasional : pengenalan dini dan
pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah
komplikasi.
Observasi penyimpangan dada, penurunan ekspansi paru
atau ketidaksimetrisan gerakan dada. Rasional : udara atau
cairan pada area pleura mencegah ekspansi lengkap
(biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut
status ventilasi.
Observasi ulang laporan foto thorax dan pemeriksaan
laboratorium GDA, Hb sesuai indikasi. Rasional : pantau
keefektifan terapi pernafasan dan catat terjadinya
komplikasi.
Minimalkan menangis atau aktifitas yang meningkat pada
anak. Rasional : menangis akan menyebabkan pernafasan
anak akan meningkatkan.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia
miokard.
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang dan anak keliatan nyaman.
Kriteria hasil : Anak akan merasa nyaman dan tidak
mengalami/ merasa nyeri dada
Intervensi :
Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien
tentang nyeri dan penanganannya. Rasional : lebih
meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan
keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan
pelaksanaan yang dilakukan perawat.
Observasi adanya keluhan nyeri, pada anak bisa ditunjukan
dengan rewel atau sering menangis. Rasional : Perbedaan
gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.
Observasi perilaku dan tanda-tanda vital anak tiap 4 jam.
Rasional : Perilaku dan tanda vital membantu menentukan
derajat atau adanya ketidaknyamanan pasien.
Evaluasi respon terhadap obat/terapi yang diberikan.
Rasional : penggunaan terapi obat dan dosis, catat nyeri
yang tidak hilang atau menurun dengan penggunaan nitrat.
Berikan lingkungan istirahat yang nyaman dan batasi
aktivitas anak sesuai kebutuhan. Rasional : aktivitas
berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.
(contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpajan
dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.
Ajarkan teknik distraksi relaksasi pada anak dan ibu.
Rasional : dengan adanya distraksi nyeri anak dapat
dialihkan/pengalihan dan dapat menurunkan respon nyeri.
Anjurkan ibu untuk selalu memberikan ketenangan pada
anak. Rasional: ketenangan anak akan mengurangi stress
yang dapat memperberat nyeri yang dirasakan.
Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian
analgesic. Rasional : analgesik bekerja dengan
menghambat nosiseptor nyeri menempati reseptornya,
sehingga nyeri tidak dirasakan lagi.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya
kebutuhan kalori.
Tujuan : Anak dapat makan dan menyusu dan tidak
terjadi penurunan berat badan selama terjadi perubahan status
nutrisi.
Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan intake makanan
dan minuman untuk mempertahankan berat badan dalam
menopang pertumbuhan
Intervensi :
Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien
tentang manfaat dari nutrisi sendiri. Rasional : lebih
meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan
keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan
pelaksanaan yang dilakukan perawat.
Anjurkan ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun
sedikit tetapi sering. Rasional : air susu akan
mempertahankan kebutuhan nutrisi anak.
Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan
makanan dengan porsi sedikit tapi sering dengan diet
sesuai instruksi (TKTP). Rasional : meningkatan intake atau
masukan dan mencegah kelemahan.
Jika anak menunjukkan kelemahan akibat
ketidakadekuatannya nutrisi yang masuk maka pasang
infuse. Rasional : infuse akan menambah kebutuhan nutrisi
yang tidak dapat dipenuhi melalui oral.
Observasi selama pemberian makan atau menyusui.
Rasional : selama makan atau menyusui mungkin dapat
terjadi anak sesak atau tersedak.
Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang
sama dan waktu yang sama. Rasional : mengawasi
penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
Observasi dan catat masukan makanan anak/ intake dan
output secara benar. Rasional : mengawasi masukkan
kalori dan kualitas kekurangan konsumsi makanan.
Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan
sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan
yang lembut, berikan pencuci mulut yang di encerkan bila
mukosa oral luka. Rasional : meningkatkan nafsu makan
dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri,
meminimalkan kemungkinan infeksi.
e. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan
kongestif vena, penurunan fungsi ginjal.
Tujuan : Menunjukan keseimbangan masukan dan
keluaran, berat badan stabil,tanda-tanda vital dalam rentang
normal, tidak terjadinya edema.
Kriteria hasil : Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva
pertumbuhan berat dan tinggi badan.
Intervensi :
Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien
tentang cairan. Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan
dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih
kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan
perawat.
Pantau pemasukan dan pengeluaran/ intake dan output,
catat keseimbangan cairan, timbangberat badan anak
setiap hari. Rasional : penting pada pengkajian jantung dan
fungsi ginjal dan keefektifan terapi diuretic, keseimbangan
cairan berlanjut dan berat badan meningkat menunjukkan
makin buruknya gagal jantung.
Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki,
hepatomegali, rales,ronchi, penambahan berat badan.
Rasional : menunjukan kelebihan cairan tubuh.
Berikan batasan diet natrium sesuai dengan indikasi.
Rasional : menurunkan retensi natrium.
Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian diuretic
(furosemid) sesuai indikasi. Rasional : menghambat
reabsorsi natrium, yang meningkatkan eksresi cairan dan
menurunkan kelebihan cairan total tubuh.
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan,
ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan
suplai oksigen ke jaringan.
Tujuan : Anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai
tanpa adanya kelemahan.
Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas
yang adekuat
Intervensi :
Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien
tentang aktifitas. Rasional : lebih meningkatkan
pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga
pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan
yang dilakukan perawat.
Kaji perkembangan tanda-tanda peningkatan tanda-tanda
vital, seperti adanya sesak. Rasional : menunjukan
gangguan pada jantung yang kemudian akan
menggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga
akhirnya anak menjadi kelelahan.
Bantu pasien dalam aktivitas yang tidak dapat
dilakukannya. Rasional : teknik penghematan energi.
Support dalam pemberian nutrisi anak. Rasional : nutrisi
dapat membantu meningkatkan metabolisme juga akan
meningkatkan produksi energi.
Batasi aktifitas anak yang berlebihan. Rasional :
meminimalkan kerja dari jantung dan dapat
mempertahankan energi yang ada.
g. Kurang pengetahuan ibu/keluarga tentang keadaan anaknya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Ibu/keluarga tidak mengalami kecemasan dan
mengetahui proses penyakit dan penatalaksanaan
keperawatan yang dilakukan.
Kriteria hasil : Orang tua akan mengekspresikan perasaannya
akibat memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskusikan
rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang tua
memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.
Intervensi :
Berikan pendidikan kesehatan (health education) kepada
ibu dan keluarga mengenai penyakit serta gejala dan
penataksanaan yang akan dilakukan. Rasional : informasi
akan meningkatkan pengetahuan ibu/keluarga sehingga
cemas yang dialami ibu/keluarga melihat kondisi anaknya
akan berkurang bahkan hilang.
4. Implementasi
5. Evaluasi
NAMA :
NIM :
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.....................................) (.........................................)
Tgl. Masuk RS :
Tgl. Pengkajian :
No. MR :
Diagnosa medis :
Ruangan :
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Biodata
1) Identitas pasien :
a) Nama : An. R
b) Umur : 5 tahun
c) Jenis kelamin : Laki-laki
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : TK
f) Pekerjaan : Siswa
g) Kawin/belum : Belum
h) Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
i) Alamat : Takalar
2) Identitas penanggung:
a) Nama : Ny. T
b) Umur : 20 tahun
c) Jenis kelamin : Perempuan
d) Pendidikan : SMA
e) Pekerjaan : IRT
f) Agama : Islam
g) Kawin/belum : Kawin
h) Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
i) Hubungan dengan klien : Ibu pasien
j) Alamat : Takalar
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama : ibu klien mengatakan klien lemas selama
3 hari dirumah
2) Riwayat keluhan utama : ibu klien mengatakan sebelum
dibawa kerumah sakit, klien lemas selama 3 hari dirumah,
tidak ada nafsu makan, setiap makan selalu dimuntahkan,
lemas dari hari ke rabu sampai hari jumat dan akhirnya
jumat siang dibawa ke puskesmas, dipuskesmas di
diagnosa PJB + GEA.
c. Riwayat kesehatan masa lalu :
1) Penyakit berat yang pernah diderita : tidak ada
2) Riwayat dirawat di RS : tidak pernah
3) Riwayat operasi : tidak pernah
4) Obat-obatan yang pernah dikonsumsi : tidak ada
5) Alergi : tidak ada
6) Kebiasaan merokok/alkohol/lainnya : tidak ada
7) BB sebelum sakit : 38 kg
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien mengatakan di keluarga tidak ada riwayat
penyakit menurun atau menular.
Genogram :
? ? ? ?
34
? 30
9 7 5 2
Keterangan :
: Perempuan : Pasien
: Laki-laki : Menikah
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Klien lemah
2) BB : 16 kg TB : 80 cm
3) Tanda-tanda vital :
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36,5C
4) Kepala dan leher
a) Kepala
Simetris, rambut tipis, penyebaran rambut merata, tidak
ada lesi, tidak ada benjolan
b) Penglihatan
Mata simetris, isokor,sclera tampak pucat
c) Hidung
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada sinusitis,
epitaksis (-)
d) Tenggorokan dan mulut
Terdapat sianosis, simetris
e) Leher
Simetris, tidakada serumen
5) Pernafasan (breathing)
a) Inspeksi
Ictus cordis
b) Palpasi
Ictus Cordis di ICS 4 dan 5
c) Perkusi
Pekak
d) Auskultasi
BJ 1 dan 2 ada suara tambahan
6) Kardiovaskuler (bleding)
a) Inspeksi
Tidak ada luka, pernafasan simetris, retraksi dada (-)
b) Palpasi
Tidak ada benjolan
c) Perkusi
Sonor
d) Auskultasi
Mur-mur (+), Gallop (+)
7) Pencernaan
a) Inspeksi
Tidak ada lesi
b) Auskultasi
Bising usus +, 20x/menit
c) Perkusi
Thympani
d) Palpasi
Tidak ada benjolan
8) Ekstremitas
a) Ekstermitas atas
Tidak ada luka, kekuatan otot 55
b) Ekstremitas bawah
Tidak ada luka, kekuatan otot 55
c) Kulit
Bersih, tidak ada luka, sianosi (+), anemis (-), akral
dingin, CRT <2 detik
9) Genitalia
Tidak ada luka, bersih, belum dikhitan
f. Pola kegiatan sehari-hari
j. Obat
Nama Obat Dosis
Digoxin 2 x 0,075 mg 2x0,075
Furosemide 2x7,5 mg
Kaptopril 2x5 mg
Vit A 1x5000 mg
Zink 1x20 mg
Antrain 3x1 amp
Asam tranexamat 3x1 amp
Paracetamo infuse 3x500 mg
Morfina 2 amp dalam 20 cc
IVFD Kaen 3B 1500cc/24 jam
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas ventrikel, perubahan frekuensi, irama, konduksi
elektrikal.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake cairan
inadekuat
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang
D. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1 Penurunan curah Setelah dilakukan NIC : Cardiac Care
jantung berhubungan tindakan keperawatan Evaluasi adanya
dengan penurunan selama 2 x 24 Efektivitas nyeri dada
kontraktilitas ventrikel, pompa jantung dalam (intensitas, lokasi,
perubahan frekuensi, keadaan stabil dengan radiasi, durasi, dan
irama, konduksi indikator minimal berada faktor presipitasi
elektrikal di angka 4 : Lakukan
NOC : Cardiac Pump pemeriksaan
Effectivenes komprehensif
N Indikator 1 2 3 4 5 terhadap adanya
o sirkulasi perifer
1 Neck vein √ √
(nadi perifer,
distension
edema, capillary
2 Dysrhythmi √ √ refill, warna dan
3 Cyanosis √ √ temperatur
4 Pallor √ √ ekstremitas)
5 Systole BP Catat adanya
6 Dyastole disritmia
BP Catat tanda dan
Ket : gejala penurunan
1. Sangat Buruk curah jantung
2. Buruk Monitor vital sign
3. Cukup secara teratur
4. Baik Monitor status
5. Sangat baik kardiovaskuler
Indikator 1 2 3 4 5 Monitor status
Systole respiratori
Dyastole terhadap gejala
gagal jantung
Monitor
keseimbangan
cairan
Instruksikan klien
dan keluarga untuk
membatasi
aktivitas
Jelaskan
pentingnya
melaporkan
segera adanya
nyeri dada
2 Defisit volume cairan Setelah dilakukan Pertahankan
berhubungan dengan tindakan keperawatan catatan intake dan
intake cairan selama 2 x 24 jam output yang akurat
inadekuat keseimbangan cairan Monitor status
pasien normal dengan hidrasi
indikator minimal berada (kelembaban
di angka 4 : membran mukosa,
NOC : Hydration nadi adekuat,
N Indikator 1 2 3 4 5
tekanan darah
o
1 Skin turgor √ √ ortostatik), jika
2 Moist √ √ diperlukan
mucous Monitor hasil lab
membranes yang sesuai
3 Fluid intake √ √ dengan retensi
4 Urine output √ √ cairan (BUN, Hmt,
osmolalitas urin,
Ket : albumin, total
1. Sangat Buruk protein )Monitor v
2. Buruk ital sign setiap
3. Cukup 15menit – 1 jam
4. Baik Kolaborasi
5. Sangat baik pemberian cairan
IV
Berikan cairan oral
Berikan
penggantian
nasogatrik sesuai
output (50 –
100cc/jam)
Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
Persiapan untuk
tranfusi
Pasang kateter jika
perlu
Monitor intake dan
urin output setiap 8
jam
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Kaji adanya alergi
nutrisi: kurang dari tindakan keperawatan makanan
kebutuhan tubuh selama 3 x 24 jam status Kolaborasi dengan
nutrisi pasien normal ahli gizi untuk
dengan indikator minimal menentukan
berada di angka 4 jumlah kalori dan
NOC : Nutritional status : nutrisi yang
Food & Fluid Intake dibutuhkan pasien
N Indikator 1 2 3 4
o
Yakinkan diet yang
1 Oral Food Intake √ √ dimakan
2 Tube Feeding √ √
Intake √ √ mengandung tinggi
3 Oral Fluid intake serat untuk
mencegah
konstipasi
Monitor lingkungan
Ket :
selama makan
1. Sangat kurang
Jadwalkan
2. Kurang
pengobatan dan
3. Cukup
tindakan tidak
4. Baik
selama jam makan
5. Sangat baik
Monitor turgor kulit
Monitor pucat
Monitor intake
nuntrisi
Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang manfaat
nutrisi
Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan
suplemen
makanan seperti
NGT/ TPN
sehingga intake
cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
Atur posisi semi
fowler atau fowler
tinggi selama
makan
Kelola pemberan
anti emetik:.....
Pertahankan terapi
IV line
E. Implementasi dan Evaluasi
No Hari/
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx jam
1 Senin NIC : Cardiac Care S:-
a. Mengevaluasi adanya O :-
nyeri dada (intensitas, Terdapat sianosis pada
lokasi, radiasi, durasi, dan bibir dan integument
faktor presipitasi) Terdapat JVD
b. Mencatat adanya disritmia Nadi (irreguler)
c. Mencatat tanda dan gejala Dysrhythmia
penurunan curah jantung Thorak
d. Memonitor vital sign Auskultasi: Mur-mur (+),
secara teratur Gallop (+),
e. Memonitor status Cordis
kardiovaskuler Palpasi: Ictus cordis di
f. Memonitor disritmia ICS 4 dan 5
jantung, termasuk Perkusi: Pekak
gangguan irama dan Auskultasi: BJ 1 dan 2
konduksi ada suara tambahan
g. Memonitor status
Suhu : 36,5 ͦ C
respiratori terhadap gejala
RR : 24 kali/menit
gagal jantung
Nadi : 96 kali/menit
h. Memonitor adanya
(irreguler)
perubahan tekanan darah
CRT :< 2 dtk
i. Menginstruksikan klien
Infus Kaen 3B 1500
dan keluarga untuk
cc/24 jam
membatasi aktivitas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
2 - Mempertahankan S: ibu klien mengatakan
catatan intake dan output anaknya BAB cair sejak 1
yang akurat mgg yll dan susah minum
- Memonitor status Cuma ± 2- gelas perhari
hidrasi (kelembaban O:
membran mukosa, nadi Turgor kulit kurang
adekuat, tekanan darah Mukosa bibir kering
ortostatik), jika diperlukan Intake cairan kurang
- Memonitor hasil lab Mata cowong
yang sesuai dengan Suhu : 36,5 ͦ C
retensi cairan (BUN , RR : 24 kali/menit
Hmt , osmolalitas urin, Nadi : 96 kali/menit
albumin, total protein ) CRT : <2 dtk
- Memonitor vital A: Masalah belum teratasi
sign setiap 15menit – 1 P: Pertahankan Intervensi
jam
- Kolaborasi
pemberian cairan IV
- Memberikan cairan
oral
- Memberikan
penggantian nasogatrik
sesuai output (50 –
100cc/jam)
- Berkolaborasi
dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
- Mempersiapan
untuk tranfusi
- Memasang kateter
jika perlu
- Memonitor intake
dan urin output setiap 8
jam
3 - Mengkaji adanya alergi S: ibu klien mengatakan
makanan anaknya riwayat muntah
- Berkolaborasi dengan ahli sejak masuk RS
gizi untuk menentukan O:
jumlah kalori dan nutrisi Nafsu makan kurang
yang dibutuhkan pasien Porsi yang disajikan
- Meyakinkan diet yang tidak dapat dihabiskan
dimakan mengandung Klien makan 3-4 sendok
tinggi serat untuk A: Masalah belum teratasi
mencegah konstipasi P: Lanjutkan Intervensi
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Menjadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor pucat
- Memonitor intake nuntrisi
- Menginformasikan pada
klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
- Berkolaborasi dengan
dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan
seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan
yang adekuat dapat
dipertahankan.
- Mengatur posisi semi
fowler atau fowler tinggi
selama makan
- Melakukan pemberian anti
emetik:
- Mempertahankan terapi IV
line
No Hari/
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx jam
1 Selasa NIC : Cardiac Care S:-
j. Mengevaluasi adanya O :-
nyeri dada (intensitas, Terdapat sianosis pada
lokasi, radiasi, durasi, dan bibir dan integument
faktor presipitasi) Terdapat JVD
k. Mencatat adanya disritmia Nadi (irreguler)
l. Mencatat tanda dan gejala Dysrhythmia
penurunan curah jantung Thorak
m. Memonitor vital sign Auskultasi: Mur-mur (+),
secara teratur Gallop (+),
n. Memonitor status Cordis
kardiovaskuler Palpasi: Ictus cordis di
o. Memonitor disritmia ICS 4 dan 5
jantung, termasuk Perkusi: Pekak
gangguan irama dan Auskultasi: BJ 1 dan 2
konduksi ada suara tambahan
p. Memonitor status
Suhu : 36,7 ͦ C
respiratori terhadap gejala
RR : 22 kali/menit
gagal jantung
Nadi : 88 kali/menit
q. Memonitor adanya
(irreguler)
perubahan tekanan darah
CRT :< 2 dtk
r. Menginstruksikan klien
Infus Kaen 3B 1500
dan keluarga untuk
cc/24 jam
membatasi aktivitas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
2 - Mempertahankan S: ibu klien mengatakan
catatan intake dan output anaknya BAB cair sejak 1
yang akurat mgg yll dan susah minum
- Memonitor status Cuma ± 3- gelas perhari
hidrasi (kelembaban O:
membran mukosa, nadi Turgor kulit kurang
adekuat, tekanan darah Mukosa bibir kering
ortostatik), jika diperlukan Intake cairan kurang
- Memonitor hasil lab Mata cowong
yang sesuai dengan Suhu : 36,7 ͦ C
retensi cairan (BUN , RR : 22 kali/menit
Hmt , osmolalitas urin,
albumin, total protein ) Nadi : 88 kali/menit
- Memonitor vital CRT : <2 dtk
sign setiap 15menit – 1 A: Masalah belum teratasi
jam sebagian
- Kolaborasi P: Pertahankan Intervensi
pemberian cairan IV
- Memberikan cairan
oral
- Memberikan
penggantian nasogatrik
sesuai output (50 –
100cc/jam)
- Berkolaborasi
dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
- Mempersiapan
untuk tranfusi
- Memasang kateter
jika perlu
- Memonitor intake
dan urin output setiap 8
jam
3 - Mengkaji adanya alergi S: ibu klien mengatakan
makanan anaknya sudah tidak
- Berkolaborasi dengan ahli muntah
gizi untuk menentukan O:
jumlah kalori dan nutrisi Nafsu makan kurang
yang dibutuhkan pasien Porsi yang disajikan
- Meyakinkan diet yang tidak dapat dihabiskan
dimakan mengandung Klien makan 3-4 sendok
tinggi serat untuk A: Masalah belum teratasi
mencegah konstipasi sebagian
- Memonitor lingkungan P: Lanjutkan Intervensi
selama makan
- Menjadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor pucat
- Memonitor intake nuntrisi
- Menginformasikan pada
klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
- Berkolaborasi dengan
dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan
seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan
yang adekuat dapat
dipertahankan.
- Mengatur posisi semi
fowler atau fowler tinggi
selama makan
- Melakukan pemberian anti
emetik:
- Mempertahankan terapi IV
line
No Hari/
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx jam
1 Rabu NIC : Cardiac Care S:-
s. Mengevaluasi adanya O :-
nyeri dada (intensitas, Terdapat sianosis pada
lokasi, radiasi, durasi, dan bibir dan integument
faktor presipitasi) Terdapat JVD
t. Mencatat adanya disritmia Nadi (irreguler)
u. Mencatat tanda dan gejala Dysrhythmia
penurunan curah jantung Thorak
v. Memonitor vital sign Auskultasi: Mur-mur (+),
secara teratur Gallop (+),
w. Memonitor status Cordis
kardiovaskuler Palpasi: Ictus cordis di
x. Memonitor disritmia ICS 4 dan 5
jantung, termasuk Perkusi: Pekak
gangguan irama dan Auskultasi: BJ 1 dan 2
konduksi ada suara tambahan
y. Memonitor status
Suhu : 36 ͦ C
respiratori terhadap gejala
RR : 24 kali/menit
gagal jantung
Nadi : 90 kali/menit
z. Memonitor adanya
(irreguler)
perubahan tekanan darah
CRT :< 2 dtk
aa. Menginstruksikan
Infus Kaen 3B 1500
klien dan keluarga untuk
cc/24 jam
membatasi aktivitas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
2 - Mempertahankan S: ibu klien mengatakan
catatan intake dan output anaknya BAB cair sejak 1
yang akurat mgg yll dan susah minum
- Memonitor status Cuma ± 5 gelas perhari
hidrasi (kelembaban O:
membran mukosa, nadi Turgor kulit baik
adekuat, tekanan darah Mukosa bibir lembab
ortostatik), jika diperlukan Intake cairan terpenuhi
- Memonitor hasil lab Suhu : 36 ͦ C
yang sesuai dengan RR : 24 kali/menit
retensi cairan (BUN , Nadi : 90 kali/menit
Hmt , osmolalitas urin, CRT : <2 dtk
albumin, total protein ) A: Masalah teratasi
- Memonitor vital P: Pertahankan Intervensi
sign setiap 15menit – 1
jam
- Kolaborasi
pemberian cairan IV
- Memberikan cairan
oral
- Memberikan
penggantian nasogatrik
sesuai output (50 –
100cc/jam)
- Berkolaborasi
dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
- Mempersiapan
untuk tranfusi
- Memasang kateter
jika perlu
- Memonitor intake
dan urin output setiap 8
jam
3 - Mengkaji adanya alergi S: ibu klien mengatakan
makanan anaknya sudah tidak
- Berkolaborasi dengan ahli muntah
gizi untuk menentukan O:
jumlah kalori dan nutrisi Nafsu makan baik
yang dibutuhkan pasien Porsi yang disajikan
- Meyakinkan diet yang dapat dihabiskan
dimakan mengandung A: Masalah teratasi
tinggi serat untuk P: Pertahankan Intervensi
mencegah konstipasi
- Memonitor lingkungan
selama makan
- Menjadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor pucat
- Memonitor intake nuntrisi
- Menginformasikan pada
klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
- Berkolaborasi dengan
dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan
seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan
yang adekuat dapat
dipertahankan.
- Mengatur posisi semi
fowler atau fowler tinggi
selama makan
- Melakukan pemberian anti
emetik:
- Mempertahankan terapi IV
line