Anda di halaman 1dari 23

Asuhan keperawatan

pada anak CHD


Mapel : keperawatan Anak
Nisdhani A. (20181420146007)
Definisi
 Congenital heart disease (CHD) atau penyakit
jantung congenital adalah kelainan jantung
yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan
tersebut terjadi sebelum lahir. Tetapi kelainan
jantung bawaan ini tidak selalu memberi
Gejala segera setelah bayi lahir , tidak jarang
kelainan tersebut baru ditemukan setelah
pasien berumur beberapa bulan atau bahkan
beberapa tahun
Etiologi
 Penyebab jantung congenital berkaitan
dengan perkembangan embrionik, pada usia
lima sampai delapan minggu, jantung dan
pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan
perkembangan mungkin disebabkan oleh
factor-faktor prenatal seperti infeksi ibu
selama trimester pertama. Agen penyebab
lain adalah rubella, influenza atau chicken
fox.
Patofisiologi
 Kelainan jantung congenital menyebabkan
dua perubahan hemodinamik utama.
Shunting atau percampuran darah arteri
dari vena serta perubahan aliran darah
pulmonal dan tekanan darah. Nornalnya,
tekanan pada jantung kanan lebih besar
daripada sirkulasi pulmonal
Klasifikasi
 1. Penyakit Jantung bawaan (PJB) non sianotik dengan
vaskularisasi paru bertambah, misalnya defek septum (DSV),
defek septum atrium (DSA), dan duktus arteriousus persisten
(DAP)

 2. PJB non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada


penggolongan ini termasuk stenosis aorta(SA),stenosis
pulmonal (SP) dan koarktasio aorta

 3. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada


penggolongan ini yang paling banyak adalah tetralogi fallot (TF)

 4. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya


transposisi arteri
 1. Defek septum ventrikel (DSV) terjadi bila sekat ventrikel tidak
terbentuk dengan sempurna.

 Manifestasi klinik
 Pada pemeriksaan selain didapat pertumbuhan terhambat, anak
terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari
hiperemik. Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan
dada kiri. Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi
pada jugulum, seia intrakostal dan region epigastrium. Pada anak
yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik.
  
 Penatalaksanaan
 Pasien dengan DSV besar perlu ditolong dengan obat-obatan
untuk mengatasi gagal jantung. Biasanya diberikan digoksin dan
diuretic, misalnya lasix. Bila obat dapat memperbaiki keadaan,
yang dilihat dengan membaiknya pernafasan dan bertambahnya
berat badan, rnaka operasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun.
Tindakan bedah sangat menolong karena tanpa tindakan tersebut
harapan hidup berkurang.
 2. Defek septum atrium. Tekanan pada foramen ovale atau
septum atrium, tekanan pada sisi kanan jantung meningkat.

 Manifestasi klinik
 Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi
saluran pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya
murmur jantung. Pada foto rongent ditemukan adanya
pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan
kateterisasi jantung.

 Penatalaksanaan
 Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit atau dipasang
suatu graft pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis
baik.
 3. Duktus Arteriosus Persisten (DAP)

 Manifestasi klinik
 Neonatus menunjukkan tanda-tanda respiratory distress seperti

mendengkur, tacipnea dan retraksi. Sejalan dengan


pertumbuhan anak, maka anak akan mengalami dispnea, jantung
membesar, hipertropi ventrikuler kiri akibat penyesuaian jantung
terhadap penigkatan volume darah, adanya tanda machinery
type .murmur jantung akibat aliran darah turbulen dari aorta
melewati duktus menetap. Tekanan darah sistolik mungkin tinggi
karena pembesaran ventrikel kiri.

 Penatalaksanaan
 Karena neonatus tidak toleransi terhadap pembedahan, kelainan

biasanya diobati dengan aspirin atau idomethacin yang


menyebabkan kontraksi otot lunak pada duktus arteriosus. Ketika
anak berusia 1-5 tahun, cukup kuat untuk dilakukan operasi.
4. Penyakit jantung bawaan non sianotik dengan vaskularisasi paru
normal
a. Stenosis aorta
 Pada kelainan ini striktura terjadi diatas atau dibawah katup aorta.

 Manifestasi klinik
 Anak menjadi kelelahan dan pusing sewaktu cardiac output menurun,
tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap
O2 tidak terpenuhi, hal ini menjadi serius dapat menyebabkan
kematian, ini juga ditandai dengan adanya murmur sistolik yang
terdengar pada batas kiri sternum, diagnosa ditegakkan berdasarkan
gambaran ECG yang menunjukkan adanya hipertropi ventrikel kiri,
dan dari kateterisasi jantung yang menunjukan striktura.

 Penatalaksanaan
 Stenosis dihilangkan dengan insisi pada katup yang dilakukan pada
saat anak mampu dilakukan pembedahan tx.
b. Stenosis pulmonal

 Manifestasi klinik
 Tergantung pada kondisis stenosis. Anak dapat mengalami

dyspne dan kelelahan, karena aliran darah ke paru-paru


tidak adekuat untuk mencukupi kebutuhan O2 dari cardiac
output yang meingkat. Dalam keadaan stenosis yang berat,
darah kembali ke atrium kanan yang dapat rnenyebabkan
kegagalan jantung kongesti. Stenosis ini didiagnosis berdasarkan
murmur jantung sistolik, ECG dan kateterisai jantung.

 Penatalaksanaan
 Stenosis dikoreksi dengan pembedahan pada katup yang

dilakukan pada saat anak berusia 2-3 tahun.


c. Koarktasio Aorta

 Manifestasi klinik
 Ditandai dengan adanya kenaikan tekanan darah, searah
proksimal pada kelainan dan penurunan secara distal. Tekanan
darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi pada
lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan femoral.
Kadang-kadang dijumpai adanya murmur jantung lemah dengan
frekuensi tinggi. Diagnosa ditegakkan dengan cartography

 Penatalaksanaan
 Kelainan dapat dikoreksi dengan Balloon Angioplasty,
pengangkatan bagian aorta yang berkontriksi atau
anastomi bagian akhir, atau dengan cara memasukkan suatu
graf. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan vaskularisai
paru berkurang.
 5. Tetralogi fallot.

 Manifestasi klinik
 Bayi baru lahir dengan TF menampakan gejala yang nayata yaitu adanya

cianosis, letargi dan lemah. Setain itu juga tampak tanda-tanda dyspne
yang kemudian disertai jari-jari clubbing, bayi berukuran kecil dan berat
badan kurang. Bersamaan dengan pertambahan usia, bayi diobservasi
secara teratur, serta diusahakan untuk mencegah terjadinya dyspne. Bayi
mudah mengalami infeksi saluran pernafasan atas. Diagnosa berdasarkan
 pada gejala-gejala klinis, murmurjaniung, ecg foto rongent dan

kateterisai jantung.

 Penatalaksanaan
 Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-anak,
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen dalam masa
pertumbuhan. Pembedahan berikutnya pada masa usia sekolah, bertujuan
untuk koreksi secara permanent. Dua pendekatan paliatif adalah dengan
cara Blalock- Tausing, dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi sub
ciavikula kanan atau arteri karotis menuju arteri pulmonalis kanan. Secara
Waterson dikerjakan pada sisi ke sisi anastonosis dari aorta assenden,
menuju arteri pulmonalis kanan, tindakan ini meningkatakan darah yang
teroksigenasi dan membebaskan gejala-gejala penyakit jantung sianosis.
Komplikasi

 Pasien dengan penyakit jantung congenital


teramcam mengalami berbagai komplikasi
antara lain:
1. Gagal jantung kongestif
2. Renjatan kardiogenik, Henti Jantung
3. Aritmia
4. Endokarditis bakterialistis
5. Hipertensi
6. Hipertensi pulmonal
7. Tromboemboli dan abses otak
Pemeriksaan Penunjang

1. Gambaran ECG yang menunjukan adanya


hipertropi ventrikel kiri, kateterisasi jantung
yang menunjukan striktura.
2. Diagnosa ditegakkan dengan cartography,
3. Cardiac iso enzim (CPK & CKMB) meningkat
4. Roentgen thorax untuk melihat atau evaluasi
adanya cardiomegali dan infiltrate paru
Teori keperawatan.
pengkajian
Riwayat keperawatan:
1. Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama.
Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox.
2. Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus
dengan ketergantungan pada insulin.
3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk
menjaga gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan
alcohol, tidak merokok.
4. Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-faktor
memperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti
vakum untuk membantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC.
5. Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota
keluarga lain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk
mengkaji adanya factor genetic yang menunjang.
Pemeriksaan fisik
1. Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang.
2. Anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari
hiperemik.
3. Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri.
4. Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela
5. intrakostal dan region epigastrium.
6. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.
7. Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan
atas
8. Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti
mendengkur, tacipnea dan retraksi.
9. Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan
terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang
terdengar pada batas kiri sternum,
10. Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan
daripada kaki.
11. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan
temoral.
Diagnosa keperawatan
1. Penurunan Cardiac Output berhubungan
dengan penurunan kontraktilftas jantung,
perubahan tekanan jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menyusui dan makan
3. Nyeri; dada berhubungan dengan Iskemia
miokard
4. Penigkatan volume cairan tubuh berhubungan
dengan kongestif vena, penurunan fungsf
ginjal
Intervensi keperawatan
1. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan penurunan kontraktilftas
jantung atau perubahan tekanan jantung
Intervensi :

a) Monitor tanda-tanda vital


Rasional: permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahan
pada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu,
nadi meningkat, peningkatan tekanan darah, semuanya cepat dideteksi untuk
penanganan lebih lanjut.

b) Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat


Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dan
dapat mempertahankan energi yang ada.

c) Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi.


Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord untuk
melawan efek hipoksia/iskemia
d) Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional: pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunder
terhadap ketidakadekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi.

e) Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi


cemas
Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral
sekunder terhadap penurunan curah jantung.

F) Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa digitalis;


digoxin Rasional: mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan
digoksin meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan
memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan
memperlama periode refraktori pada hubungan AV untuk
meningkatkan efisiensi curah jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menyusui dan makan

a) Anjurkan ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun sedikit tetapi
sering Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak

b) Jika anak menunjukan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang


masuk maka pasang iv infuse
Rasional: infuse akan menambah kebutuhan nutria yang tidak dapat dipenuhi
melalui oral

C) Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan
porsi sedikit tapi sering dengan diet sesuai instruksi
Rasional: meningkatan intake, dan mencegah kelemahan.

d) Observasi selama pemberian makan atau menyusui


Rasional: selama makan atau menyusui mungkin dapat terjadi anak sesak
atau tersedak
3. Nyeri dada berhubungan dengan Iskemia miokard Tujuan : Menyatakan nyeri
hilang
 Intervensi:

a) Selidiki adanya keluhan nyeri, yang pada anak bisa ditunjukan dengan rewel atau
sering menangis
 Rasional: perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.

Perilaku dan tanda vital membantu menentukan derajat atau adanya


ketidaknyamanan pasien.

b) Evaluasi respon terhadap obat/terapi yang diberikan


 Rasional: penggunaan terapi obat dan dosis, catat nyeri yang tidak hilang atau

menurun dengan penggunaan nitrat.

c) Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas anak sesuai kebutuhan


 Rasional: aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Contoh kerja

tiba-tiba, stress, makan banyak, terpaj'an dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.

d) Anjurkan ibu untuk setalu memberikan ketenangan pada anak


Rasional: ketenangan anak akan mengurangi stress yang dapat memperberat nyeri
yang dirasakan.
4. Penigkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif
vena, penurunan fungsi ginjal
 a) Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat keseimbangan cairan,

timbang berat badan anak setiap hari


 Rasional: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dan

keefektifan terapi diuretic. Keseimbangan cairan berlanjut dan berat


badan meningkat menujukan makin buruknya gagal jantung.

 b) Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki,


hepatomegali, rales, ronchi, penambahan berat badan
 Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh

 c) Secara kolaborasi berikan diuretic contoh furosemid sesuai


indikasi Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang
menigkatkan eksresi cairan dan menurukan kelebihan cairan total
tubuh. Berikan batasan diet natrium sesuai indikasi Rasional:
menurunkan retensi natrium.
 TERIMAKASIH

 Silahkan di mulai diskusinya 

Anda mungkin juga menyukai