Anda di halaman 1dari 15

Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang

Vol 5 No 1 Tahun 2020


p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
EFEKTIFITAS KOMBINASI TERAPI FOOT SPA
DAN BUEGER’S ALLEN EXERCISE TERHADAP
NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PADA
LANSIADENGAN DIABETES MELLITUS
Diah Ratnawati1, Sang Ayu Made Adyani2, Ritanti 3
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta,ratnawatidiah@yahoo.co.id

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel:
Tanggal di Publikasi: Juli 2020 Lansia dengan Diabetes mellitus (DM) berpengalaman untuk menurunkan
Kata kunci: kualitas aliran darah perifer yang mengidentifikasi mati rasa, kesemutan,
Diabetes Mellitus dan penurunan sensitivitas kaki. Kondisi ini berdampak pada terjadinya
Lansia; Foot Spa; Bueger's Allen komplikasi ulkus tungkai dan menjadi lebih buruk karena diamputasi
Exercises; Indeks Ankle untuk ekstremitas bawah. Tujuan penelitian ini untuk menguji efektivitas
Brachial/ABI kombinasi terapi Foot Spa dan Bueger's Allen Exercises pada nilai Ankle
Brachial Index/ABI pada lansia dengan diabetes mellitus. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (pre-testand post-
test comparison group design). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia
dengan DM tipe 2. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 114 sampel,
dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 38
responden. Kelompok pertama adalah intervensi terapi Foot Spa,
kelompok kedua adalah intervensi Bueger's Allen Exercises, dan
kelompok ketiga adalah kelompok kombinasi. Data dikumpulkan dengan
mengukur pre-test ABI dan post-test di setiap kelompok. Intervensi
dilakukan sekitar 24 sesi selama 8 minggu. Hasil penelitian yang
diperoleh secara berpasangan dari hasil T-test menunjukkan perbedaan
bermakna sebelum dan sesudah terapi dengan nilai P = 0,000 (P <0,05).
Selain itu, uji Least Significant Difference (LSD)mendapatkan data mean
difference kombinasi terapi dibandingkan Bueger’s Allen Exercises
sebesar 0,0571 (Sig.=0,000) dan dibandingkan dengan Foot Spa sebesar
0,0796 (Sig.=0,000). Metode kombinasi terapeutik (kombinasi terapi Foot
Spa dan Bueger's Allen Exercises) sangat efektif dalam meningkatkan
nilai ABI pada DM lansia. Penting bagi keluarga dan perawat untuk
memberikan motivasi kepada lansia dengan DM tipe 2 untuk melakukan
Foot Spa dan Bueger's Allen Exercises sebagai terapi alternatif untuk
mencegah komplikasi kaki.

1
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

PENDAHULUAN orang yang terkena diabetes tipe 2


Lansia adalah kelompok berisiko secara global adalah 387 juta orang
tinggi (populasi berisiko) terhadap dewasa (8,3%) pada tahun 2014, yang
terjadinya masalah kesehatan. Populasi akan meningkat menjadi 592 juta orang
lansia termasuk kelompok-kelompok dewasa pada tahun 2035 (IDF, 2014).
tertentu dalam komunitas yang Diabetes mellitus tipe II (DM tipe 2)
mengalami keterbatasan fisik, sosial, adalah suatu kondisi di mana pankreas
ekonomi, gaya hidup dan pengalaman masih memproduksi insulin, kadang-
hidup yang dapat menyebabkan masalah kadang lebih tinggi dari normal tetapi
kesehatan (Stanhope & Lancaster, tubuh membentuk kekebalan terhadap
2010). Lanjut usia/lansia merupakan efeknya. Produksi insulin menurun
kelompok tumbuh kembang yang dengan bertambahnya usia sementara
berusia 45 sampai dengan diatas 90 resistensi insulin meningkat. Hal
tahun (Badan Pusat Statistik/BPS, 2018; tersebut mengakibatkan metabolisme
Effendi dan Makhduli, 2009). Lansia glukosa hati yang terganggu ini dan
mengalami perubahan fisik, tidak mengherankan bahwa prevalensi
perkembangan kognitif, dan T2DM meningkat dengan bertambahnya
perkembangan psikososial akibat proses usia (Gilden & Gupta, 2015).
penuaan yang alami dihadapi oleh Penyakit DM tipe 2 dapat
seluruh manusia dan tidak dapat menyebabkan beberapa komplikasi.
dihindarkan (Miller, 2012; Potter, Perry, Diabetes telah dikaitkan dengan
Stockert, dan Hall, 2011; Papalia, Olds, neuropati, penyakit hati berlemak non
dan Feldman, 2008; Santrock, 2009). alkohol, depresi, penyakit periodontal,
Berbagai perubahan fisik terjadi disfungsi ereksi, dan penyakit lainnya.
pada lansia, seperti penurunan sistem Komplikasi DM mikrovaskular adalah
saraf pusat yaitu penurunan neuron, aterosklerosis atau penyumbatan
gangguan aliran darah, akumulasi pembuluh darah, dan kekakuan pada
lippofusin, penurunan massa otak, pembuluh darah perifer dan neuropati
penurunan fungsi sinaps, perubahan pada tungkai yang dapat mengurangi
aktivitas neurotransmitter, penurunan kualitas hidup lansia karena dapat
glukosa dan oksigen (Miller, 2012). menyebabkan kecacatan, berkurangnya
Penurunan fungsi yang terjadi pada kualitas hidup, lama dirawat di rumah
lansia akan memperkuat paparan sakit, kerugian finansial, amputasi
penyakit. Salah satu penyakit anggota badan, dan tingkat kematian
degeneratif yang diderita oleh lansia (Chang, Chang & Chen, 2015).
adalah diabetes mellitus / DM tipe 2 Komplikasi yang paling sering adalah
yang dihasilkan dari gaya hidup yang perubahan patologis pada tungkai bawah
tidak sehat ketika orang dewasa. yang disebut kaki diabetik. Penyakit
Prevalensi global diabetes mellitus kaki dapat menyebabkan amputasi dan
(DM) pada orang dewasa telah cacat lainnya, dan penderitaan fisik dan
diperkirakan sebesar 8,3% pada tahun psikologis. Di Malaysia, dilaporkan
2011 dan akan meningkat menjadi 9,9% bahwa 55,3% pasien diabetes akan
pada tahun 2030, mempengaruhi lebih berkembang dengan masalah kaki
dari 350 juta orang (IDF, 2013). Jumlah diabetik dan 38,3% di antara mereka
adalah lansia (Abdullah & Abdullah,
2016). National diabetes Registry

2
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
(NDR) melaporkan prevalensi termasuk dorsofleksi dan fleksi plantar,
neurophaty, ulkus kaki diabetik dan diikuti oleh gerakan ke dalam dan ke
amputasi adalah 70%, 11,1% dan 11% luar dari kaki. Akhirnya, klien berbaring
secara repektif (Feisul & Azmi, 2013). terlentang dengan kaki ditutup
Perawatan kaki adalah upaya untuk menggunakan selimut hangat selama 3-5
mencegah cedera primer pada diabetes menit. (Chang, Chang, Hwang, dan
serta gejala awal penurunan sensitivitas Chen, 2015; Bottomley, 2007; Wisham,
kaki. Abramson, dan Ebel, 1953; Allen, 1930)
Terapi Foot Spa dan Bueger's Menurut penelitian yang
Allen Exercises adalah serangkaian dilakukan oleh Chang, Chang, Hwang,
perawatan kaki yang dapat mengatasi dan Chen (2015) didapatkan hasil bahwa
komplikasi DM dengan meningkatkan Bueger’s Allen Exercises dapat
sirkulasi darah. Terapi foot spa meningkatkan nilai ABI pada penderita
dilakukan mulai dari senam kaki, DM tipe 2. Berdasarkan studi
pembersihan (skin cleansing), foot mask, pendahuluan yang dilakukan terhadap
dan foot massage dengan menggunakan 10 lansia dengan DM melalui
air hangat dengan suhu pada derajat wawancara di Puskesmas Limo, Depok
39°C sampai dengan 40°C, tujuannya pada Juli 2018, diketahui bahwa hanya 3
merilekskan pembuluh darah pada area orang yang mengetahui manfaat dari
perifer sehingga aliran darah pada area terapi foot spa maupun Bueger’s Allen
paling distal tubuh mampu terpenuhi Exercises. Namun, tidak satupun lansia
(Suyanto, 2017; Affiani dan Astuti dengan DM mengetahui bahwa kedua
(2017). Terapi foot spa dapat terapi dapat meningkatkan sirkulasi
meningkatkan metabolisme glutation. darah pada kaki serta mencegah
Glutation merupakan antioksidan sel angiopati dan neuropati.
untuk mencegah kerusakan oksidatif Petugas kesehatan di Puskesmas
(Nuttal et al., 1999 dalam Suyanto, Limo juga mengatakan selama ini
2017). Penelitian dari Affiani dan Astuti penderita DM tipe 2 diberikan terapi
(2017) membandingkan sebelum dan farmakologissaja, terapi
sesudahdilakukan foot spa didapatkan nonfarmakologis belum pernah
hasil bahwa setelah perlakuan terdapat diberikan. Tujuan penelitian ini adalah
peningkatan presentase nilai ABI untuk mengidentifikasi perbandingan
sebesar (40%). rata-rata nilai ABI sebelum dan setelah
Adapun Bueger’s Allen Exercises, diberikan intervensi pada kelompok dari
terapi dengan menggunakan efek terapi foot spa maupun Bueger’s Allen
gravitasi untuk untuk mengosongkan Exercises serta menganalisa tindakan
dan mengisi pembuluh darah, yang pada yang paling berpengaruh terhadap nilai
akhirnya dapat meningkatkan ABI pada lansia dengan DM. Penelitian
transportasi darah vaskular. Bueger’s ini juga dapat memberikan pengetahuan
Allen Exercises mengajarkan untuk dan pengembangan ilmu keperawatan
berganti posisi kaki, klien DM diminta terutama tentang penggunaan terapi
berbaring terlentang dengan kaki nonfarmakologis pada lansia DM
diangkat pada 45° sampai dengan 90° khususnya dengan dari terapi foot spa
selama 1-3 menit. Kemudian, klien maupun Bueger’s Allen Exercises,
duduk di tepi tempat tidur dengan kaki pencegahan angiopati dan neuropati dan
tergantung. Latihan lebih lanjut penanganan gejala baal serta kesemutan,

3
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
dapat digunakan bagi petugas kesehatan METODE PENELITIAN
dan masyarakat dengan DM untuk Penelitian ini menggunakan
meningkatkan sirkulasi pembuluh darah desain quasi experimental dengan
perifer pada kaki. rancangan penelitian pre-test and post-
Beberapa literatur menunjukkan test comparison group design. Penelitian
bahwa banyak klien diabetes ternyata ini betujuan untuk mengidentifikasi
penderita ulkus kaki sebelum perbandingan rata-rata nilai Ankle
ekstremitas bawahnya diamputasi Brachial Index/ABI sebelum dan setelah
(Alvarsson, Sandgren, Wendel, intervensi serta menganalisa terapi yang
Alvarsson, dan Brismar, 2012; Chen, paling berpengaruh terhadap nilai ABI.
dkk., 2011). Hal tersebut diawali dengan Berdasarkan skema 1, perbandingan
penurunan sensitivitas kaki akibat dari pada penelitian ini dilihat dengan
penurunan sirkulasi darah perifer kaki. membandingkan nilai ABI yang didapat
Penelitian yang dilakukan Irawan (2015) sebelum dan sesudah diberi perlakuan
berupa penerapan spa kaki diabetik pada kelompok terapi foot spa,
dapat berpengaruh dalam perbaikan kelompok terapi Bueger’s Allen
sirkulasi darah perifer pada klien Exercises, dan kelompok kombinasi
diabetes mellitus tipe 2 di ruang paviliun terapi pada lansia dengan DM di
3 RSAL Dr. Ramelan Surabaya. wilayah kerja Puskesmas Limo, Depok.
Begitupun penelitian kuantitatif
dari Chang, dkk. (2016) menunjukkan
bukti bahwa Bueger’s Allen Exercises
secara signifikan meningkatkan level
SPP lebih dari 10 mmHg (n = 46, 58,3
vs 70.0mmHg, P <0,001), berarti
meningkatkan sirkulasi perifer kaki
dorsal pada klien diabetes di Rumah
Sakit Chang Gung Memorial, Cabang
Chia-Yi. Oleh karena itu, perawatan
Keterangan:
diabetes lebih lanjut dengan terapi foot
O0 : Pengukuran nilai ABI,
spa maupun Bueger’s Allen Exercises
sebelum dilakukan terapi foot
akan bermanfaat bagi lansia DM yang
spa, digunakan sebagai data
memiliki gejala baal, kesemutan, dan
pretest
kaku pada kaki dengan nilai ABI < 0,9.
O1 : Pengukuran nilai ABI, setelah
Maka peneliti merasa melakukan
dilakukan terapi foot spa,
penelitian untuk menganalisa efek terapi
digunakan sebagai data
foot spa dan Bueger’s Allen Exercises
posttest
pada gangguan perifer terkait diabetes
O2 : Pengukuran nilai ABI,
melalui studi berbasis bukti. Jadi peneliti
sebelum dilakukan terapi
merasa perlu dilakukan penelitian
Bueger’s Allen Exercises,
dengan judul “Efektifitas Kombinasi
digunakan sebagai data
Terapi Foot Spa Dan Bueger’s Allen
pretest
Exercises Terhadap Nilai Ankle Brachial
O3 : Pengukuran nilai ABI, setelah
Index Pada Lansia dengan Diabetes dilakukan terapi Bueger’s
Mellitus”.

4
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Allen Exercises, digunakan dilakukan. Kegiatan selanjutnya, peneliti
sebagai data posttest meminta surat pengantar perihal ijin
O4 : Pengukuran nilai ABI, penelitian dari LPPM dan Fakultas Ilmu
sebelum dilakukan terapi Kesehatan Universitas Pembangunan
kombinasi, digunakan Nasional “Veteran” Jakarta yang
sebagai data pretest ditujukan kepada Kepala Kelurahan
O5 : Pengukuran nilai ABI, setelah Limo dan Kepala Puskesmas Limo
dilakukan terapi kombinasi, Depok.
digunakan sebagai data Setelah memperoleh izin dari
posttest pihak terkait, peneliti menyeleksi calon
responden sesuai dengan kriteria.
Sampel yang diambil sebanyak Penelitian juga mempertimbangkan
114 orang. Kelompok lansia dengan prinsip-prinsip etik dengan peneliti
diabetes mellitus tersebut dibagi atas memberikan lembar informed consent
kelompok foot spa sebanyak 38 orang, kepada responden untuk persetujuan dan
kelompok Bueger Allen Exercises pemahaman maksud serta tujuan
sebanyak 38 orang, dan kelompok penelitian.Tahap pelaksanaan, bagi
kombinasi terapi sebanyak 38 orang. kelompok terapi foot spa diberikan
Lansia dengan DM sebanyak lebih rangkaian terapi sesuai prosedur dalam
kurang 114 orang akan terlibat dalam waktu 30 menit dengan frekuensi 3 kali
penelitian ini. Kelompok lansia dengan dalam 8 minggu, kelompok terapi
DM tersebut dibagi atas tiga kelompok. Bueger’s Allen Exercises melalui proses
Penelitian ini dilakukan pada lansia terapi pergantian posisi kaki yang
dengan DM di wilayah kerja Puskesmas dilakukan dalam waktu 90 menit dalam
Limo dengan kriteria inklusi meliputi : frekuensi 3 kali perminggu dengan
(1) lansia berusia ≥ 45 tahun ; (2) lansia frekuensi pemberian terapi dalam 8
yang menderita DM tipe 2 selama ≥ 6 minggu menggunakan alat tempat tidur
bulan; (3) sudah melakukan upaya- atau kursi, dan kelompok kombinasi
upaya dalam perawatan DM tipe 2 dari terapi berupa pemberian terapi Bueger’s
buku pemantauan kesehatan lansia Allen Exercises berdurasi 30 menit
seperti minum obat DM; (4) mampu dilanjutkan terapi foot spa berdurasi 90
berkomunikasi secara baik dengan menit dengan frekuensi 3 kali dalam 8
bahasa Indonesia; (5) bertempat tinggal minggu. Proses terapi tersebut dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas Limo dengan menjaga privasi dengan
Depok; (6) tinggal bersama keluarga; (7) menciptakan lingkungan privat dan
bersedia menjadi responden dan tenang serta responden berpakaian
menandatangani informed consent. training yang nyaman dan longgar.
Penelitian ini dilakukan selama ± Tahap pengumpulan data, fase
6 bulan yang terdiri dari tiga tahap. sebelum dan sesudah terapi berlangsung,
Tahap persiapan, kegiatan dimulai dimulai dengan peneliti memasangkan
dengan peneliti menyusun rancangan manset tensimeter di pergelangan kaki
penelitian berupa proposal yang akan responden dan menempatkan probe
direview. Apabila proposal sudah lulus vascular Doppler ultrasound bermerk
baik review maupun uji etik dari HI-dop diatas arteri dorsalis pedis atau
Universitas Pembangunan Nasional arteri tibilias dengan sudut 45 derajat
Veteran Jakarta maka penelitian dapat dalam waktu ± 20 menit. Pemakaian

5
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
doppler vascular tidak invasive sehingga diberikan oleh Kesbangpol Linmas,
tidak ada rasa nyeri atau sakit selama kantor kesehatan Depok, Kepala
pemeriksaan, responden hanya akan Puskesmas Limo, dan Lurah Limo.
mengalami sedikit sentuhan dan tekanan Penelitian ini juga dalam kode etik telah
pada area ekstermitas kaki. Lalu peneliti memperoleh persetujuan etika dari
menggunakan alat lanset untuk Komite Etika Penelitian Kesehatan /
mengambil darah sebanyak 0,1 – 0,2 ml KEPK UPN Veteran Jakarta. Peneliti
melalui ujung jari tangan responden mengambil data primer dan sekunder.
yang menimbulkan rasa nyeri sedikit Data sekunder sebagai data studi
seperti digigit semut dan kemudian pendahuluan adalah prevalensi 10
memasukkan kedalam glukostrip dan penyakit terbesar, populasi lansia DM,
dinilai kadar gula darah sewaktu dan wawancara dengan DM lansia dan
tersebut dalam alat glukotest bermerk petugas kesehatan. Data primer yang
easy touch. Alat-alat yang digunakan diperoleh adalah usia, jenis kelamin,
tersebut sudah terstandarisasi dan pendidikan, berat badan, lama menderita
dikalibrasi. Maka setiap responden akan DM, perilaku merokok, minum obat
memerlukan waktu ± 25 menit dalam DM, dan tinggal bersama anggota
prosedur pemeriksaan nilai ABI dan keluarga. Jumlah sampel yang
GDS. Rangkaian tahapan pelaksanaan dikumpulkan oleh tim peneliti setelah
penelitian atau kegiatan pengumpulan peneliti menjelaskan tujuan, manfaat,
data ini hanya 2 bulan. prosedur intervensi, dan memberikan
Kemudian, pengolahan data lembar persetujuan berdasarkan
berupa pendokumentasian hasil informasi kepada persetujuan responden.
penelitian dengan membuat analisa data Perbandingan dalam penelitian ini
dalam bentuk spss. Tahap terminasi, dilakukan dengan membandingkan nilai
peneliti melakukan validasi data akhir Ankle Brachial Index (ABI) yang
terhadap hasil penelitian. Peneliti diperoleh sebelum dan setelah intervensi
memvalidasi dengan melakukan pada kelompok terapi foot spa,
pemeriksaan GDS maupun nilai ABI kelompok Bueger’s Allen Exercises, dan
dan observasi kembali kepada responden kelompok kombinasi terapi pada lansia
tentang kebenaran dari respon verbal dengan DM. Pengukuran Ankle Brachial
yang dinyatakan dengan mengatakan Index (ABI) dilakukan sebelum dan
perasaan baal, kesemutan,dan kaku yang setelah intervensi, dengan frekuensi 3
berkurang serta perasaannya lebih kali seminggu selama 8 minggu. Studi
nyaman pada kakinya. Selain itu, respon ini menggunakan HI-Dop pocket
non verbal dilihat dari responden yang vascular doppler untuk mengukur nilai
tampak lebih rileks dan saat dalam ABI. HI-Dop adalah doppler genggam
keadaan santai, tanda-tanda relaksasi non-directional yang efektif untuk
serta hasil pemeriksaan darah dan penilaian vaskular non-invasif. HI-Dop
instrumen sebelumnyadengan hasil memiliki probe standar 4, 5, 8 MHz dan
dokumentasi penelitian. Setelah validasi, dilengkapi dengan gel ultrasound. HI-
peneliti membuat deskripsi final sebagai Dop terstandarisasi dan dikalibrasi
hasil penelitian. dengan CE Certified, EN ISO 13485:
Penelitian dilakukan di desa Limo 2003 compliant, Memenuhi Persyaratan
sebagai wilayah kerja Puskesmas Limo Keselamatan Medis Inggris dan EC
Depok dengan izin penelitian yang (Petunjuk Medis 93/42 / EEC), dan CE

6
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
0470. HI-Dop bekerja dengan ABN Allen Exercises. Selain itu, juga
tensimeter bermerek menggunakan CE dilakukan dengan uji T-test berpasangan
0044 standar. Pengukuran Ankle yang bertujuan untuk mengetahui
Brachial Index (ABI) dilakukan pada besarnya efek terapi foot spa dan
area pergelangan kaki (kaki) dan Bueger’s Allen Exercisespada nilai ABI
brakialis (tangan). Manset tensimeter sebelum dan sesudah pada lansia dengan
ditempatkan di pergelangan kaki dan DM.
letakkan probe ultrasonik Doppler di
atas dorsalis pedis atau arteri tibialis HASIL DAN PEMBAHASAN
pada sudut 45°. Palpasi denyut dorsalis Penelitian dilakukan di Kelurahan
pedis kemudian pompa manset hingga Limo sebagai wilayah kerja Puskesmas
20 mmHg di atas tekanan darah sistolik Limo Depok dengan ijin penelitian yang
teraba. Mengempiskan manset, bunyi diberikan oleh Kesbangpol Linmas,
pertama yang terdeteksi oleh probe Dinas Kesehatan Kota Depok, Kepala
adalah tekanan darah sistolik Puskesmas Limo, dan Lurah Limo.
pergelangan kaki. Ulangi pada kaki Penelitian ini juga secara kode etik telah
lainnya. Pilih tekanan darah sistolik mendapatkan persetujuan etik dari
brakialis tertinggi (antara lengan kanan Komite Etik Penelitian
dan lengan kiri) dan tekanan darah Kesehatan/KEPK UPN Veteran Jakarta.
sistolik pergelangan kaki tertinggi Peneliti mengambil data secara primer
(antara kaki kanan dan kaki kiri). dan sekunder. Data sekunder sebagai
Penelitian dari beberapa ahli data studi pendahuluan berupa data
menggunakan interpretasi pengukuran prevalensi 10 penyakit terbesar, populasi
ABI yang menunjukkan keadaan lansia DM, dan hasil wawancara dengan
sirkulasi darah pada tungkai bawah yang lansia DM dan petugas kesehatan. Data
telah diuji sebagai berikut: a) Sama / primer yang diperoleh adalah usia, jenis
Lebih dari 0,90 = normal; b) 0.71-0.90 = kelamin, pendidikan, berat badan, lama
obstruksi ringan dan c) 0.41-0.70 = menderita DM, perilaku merokok,
obstruksi sedang (Gitarja, 2015; Antono minum obat DM, dan tinggal bersama
dan Hamonangani, 2014; Michaels, dengan anggota keluarga. Jumlah
2007). sampel yang berhasil dikumpulkan oleh
Penelitian ini menggunakan tim peneliti adalah 114 lansia DM yang
analisis univariat untuk mengidentifikasi terdiri atas kelompok foot spa sebanyak
karakteristik responden (distribusi 38 orang, kelompok Bueger Allen
frekuensi usia, jenis kelamin, usia, lama Exercises sebanyak 38 orang, dan
menderita DM, kepatuhan dengan kelompok kombinasi terapi sebanyak 38
pengobatan dan perilaku merokok). orang.
Analisis bivariat juga dilakukan dengan Setiap kelompok diberikan
menggunakan rumus yang diuji Least intervensi atau pelakukan terapi selama
Significant Difference (LSD) dalam kurang lebih 2 bulan dengan 3 kali
SPSS 20.0 yang bertujuan untuk terapi setiap minggunya sehingga total
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan terapi lebih kurang 24 kali. Berdasarkan
yang signifikan antara perawatan dalam tabel 1. karakteristik lansia DM,
tiga kelompok terapi terhadap nilai ABI mayoritas berusia 50-65 tahun sebanyak
sebelum dan sesudah pemberian 73 orang (64,03%), berjenis kelamin
Kombinasi terapi foot spa dan Bueger’s perempuan sebanyak 96 orang (84,2%),

7
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
berpendidikan tamat SMA sebanyak 71 obstruksi ringan dan nilai ≥ 0,9 normal.
orang (62,28%), dan berat badan 55-70 Kesimpulannya ada peningkatan nilai
kg sebanyak 72 orang (63,16%). Data ABI setelah dilakukan terapi pada 3
lain, sebagian besar lansia sudah lama kelompok.
menderita DM 3-5 tahun berjumlah 16
orang (42,1%), berperilaku tidak Tabel 2. Kategori Rata-rata Nilai ABI
merokok sebanyak 87 orang (76,3%), Sebelum Dan Sesudah Terapi Foot
minum obat DM berjumlah 114 orang Spa, Bueger’s Allen Exercises, Dan
(100%), dan tinggal bersama anaknya Kombinasi Terapi Pada Lansia DM
sebanyak 60 orang (52,63%).

Tabel 1. Gambaran Karakteristik


Lansia DM N=114

Rata-rata nilai ABI kiri pada


kelompok terapi foot spa sebelum
0,9637 dengan nilai SD=0,06136 dan
sesudah 0,9784 dengan nilai
SD=0,05971, rata-rata ABI kiri pada
kelompok Bueger’s Allen Exercises
sebelum 0,9529 dengan nilai
SD=0,05183 dan sesudah 0,9637 dengan
nilai SD=0,05138 serta rata-rata nilai
ABI kiri pada kelompok kombinasi
terapi sebelum 1,0242 dengan nilai
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat SD=0,07931 dan sesudah 1,0442 dengan
bahwa sebelum diberikan terapi masih nilai SD=0,08129. Selain itu, rata-rata
ada lansia DM yang mengalami nilai ABI kanan pada kelompok terapi
obstruksi ringan sampai obstruksi foot spa sebelum 0,9534 dengan nilai
sedang untuk nilai ABInya. Namun, SD=0,06630 dan sesudah 0,9668 dengan
sesudah diberikan terapi pada setiap nilai SD=0,06581, rata-rata nilai ABI
kelompok tidak ada lagi yang kanan pada kelompok Bueger’s Allen
mengalami nilai ABI dengan obstruksi Exercises sebelum 1,0189 dengan nilai
sedang. Nilai ABI setelah mendapatkan SD=0,05976 dan sesudah 0,9463 dengan
perlakuan berada pada nilai 0,71 – 0,90 nilai SD=0,05601 serta rata-rata nilai

8
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
ABI kanan pada kelompok kombinasi b. Kriteria pengujian homogenitas
terapi sebelum 1,02489 dengan nilai 1) Jika tingkat signifikansi (p) > α =
SD=0,07611 dan sesudah 1,0505 dengan 0.05 maka varians homogen.
nilai SD=0,07662. Berdasarkan nilai 2) Jika tingkat signifikansi (p) < α =
mean dan SD ada perbedaan yang 0.05 maka varians tidak homogen.
signifikan antara nilai ABI sebelum dan Hasil SPSS 20.0 untuk perhitungan
sesudah diberikan terapi. Jadi dapat homogenitas data seperti pada tabel di
disimpulkan dari nilai p value bahwa bawah ini.
ada pengaruh terapi Foot Spa, Bueger’s
Allen Exercises, dan kombinasi terapi Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Nilai
terhadap nilai ABI pada lansia DM. ABI Pada Lansia DM

Tabel 3. Perbedaan Nilai ABI


Sebelum Dan Sesudah Terapi Foot
Spa, Bueger’s Allen Exercises, Dan
Kombinasi Terapi Pada Lansia DM

Berdasarkan tabel 4 di atas


menunjukkan bahwa variabel terikat
yaitu yaitu nilai ABI kiri dan kanan
mempunyai varians data yang homogen.
Hal tersebut dilihat dari nilai
signifikansi dari setiap data lebih besar
Sebelum melakukan suatu dari taraf signifikansi (p>0.05). Oleh
analiasa pengaruh maupun efektifitas karena itu, dapat disimpulkan bahwa
dari beberapa kelompok terapi varians pada setiap kelompok adalah
diperlukan uji homogenitas. Data dari sama atau homogen.
hasil uji homogenitas untuk mengetahui Pengaruh penerapan terapi foot
bahwa data sampel dari setiap kelompok spa, Bueger’s Allen Exercises, dan
diambil dari populasi yang memiliki kombinasi terapi terhadap peningkatan
varians yang sama. Uji homogenitas nilai ABI pada lansia DM dianalisa
pada penelitian ini untuk mengetahui dengan langkah pengujian menggunakan
kesamaan subjek dari tiga kelompok uji-t, analisa dengan SPSS tersebut
atau lebih. Ada satu variabel terikat sering dikatakan sebagai paired sample
yang harus diuji homogenitas data yaitu t-test. Hasil pengolahan data penelitian
nilai ABI kiri dan nilai ABI kanan, yang telah dilakukan tim peneliti bisa
adapun kriteria uji homogenitas data dilihat pada tabel di bawah ini.
sebagai berikut:
a. Pengujian Hipotesis
1) H0 = Varians pada tiap kelompok
data adalah sama (homogen)
2) H1 = Varians pada tiap kelompok
adalah tidak sama (tidak homogen)

9
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

Tabel 5. Hasil Uji Paired Sample t-test Berdasarkan tabel 7 juga


Nilai ABI Pada Lansia DM didapatkan data jika mengkombinasikan
terapi foot spa dan Bueger’s Allen
Exercises dapat menaikan nilai ABI
kanan secara optimal. Hal tersebut
dilihat dari nilai p<0,05 bahwa nilai
p=0,000 pada metode kombinasi terapi
dibandingkan dengan Bueger’s Allen
Exercises dan Foot Spa. Kesimpulan uji
LSD bahwa kombinasi terapi (terapi foot
spa dan Bueger’s Allen Exercises)
sangat efektif dalam meningkatkan nilai
Berdasarkan tabel 5 dengan dapat
ABI pada lansia DM.
diketahui nilai p=0,000 pada hasil T-
hitung. Maka nilai p<0,05 dapat
Tabel 7. Hasil Uji LSD Nilai ABI
diketahui bahwa hasil uji t berpasangan
Kanan Pada Lansia DM
kelompok terapi foot spa, Bueger’s
Allen Exercises, dan kombinasi terapi
pada nilai ABI kiri dan ABI kanan
terdapat perbedaan yang bermakna.
Adanya perbedaan yang
signifikan diantara tiga kelompok
dianalisis menggunakan Least
Significant Difference (LSD) dalam
Karakteristik lansia DM pada
SPSS 20.0, untuk mengetahui variabel
penelitian ini sebagian besar berusia 50-
bebas (independent) kelompok terapi
65 tahun, berjenis kelamin perempuan,
yang memberikan pengaruh secara
berpendidikan tamat SMA, berat badan
signifikan terhadap variabel terikat
55-70 kg, sudah lama menderita DM 3-5
(dependent) berupa nilai ABI.
tahun, berperilaku tidak merokok
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
sebanyak 87 orang (76,3%), minum obat
mean difference, sehingga dapat
DM, dan tinggal bersama anaknya.
dikatakan bahwa terdapat perbedaan
Penelitian pada pasien diabetes tipe 2
pengaruh terhadap keseimbangan antar
mendapatkan faktor yang dominan
kelompok eksperimen. Data mean
berhbungan dengan nilai ABI yaitu
differencepada tabel 6 dibawah, terlihat
profil demografi berupa usia dan
bahwa kelompok kombinasi terapi lebih
lamanya menderita DM (Pattidar, 2018;
optimal dalam meningkatkan nilai ABI
Fan, dkk., 2013). Faktor-faktor yang lain
kiri daripada kelompok lainnya.
adalah perilaku merokok, konsumsi
alkohol, penyakit hipertensi, pernah
Tabel 6. Hasil Uji LSD Nilai ABI Kiri
mengalami stroke, dan kebiasaan
Pada Lansia DM
berolahraga.
Ketika seseorang mengalami usia
tua > 50 tahun maka pembuluh darah
arterinya menyempit sehingga sirkulasi
perifer terganggu terutama alirah darah
ke tungkai bawah (Chang, Hwang, dan

10
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Chen, 2015; American Heart kaki terjadi penekanan titik refleksi pada
Association/AHA, 2013). Proses kaki terutama titik pankreas pada
penuaan juga mempengaruhi elastisitas telapak kaki kanan kiri yang terdapat
pembuluh darah sehingga terjadilah reseptor saraf. Reseptor syarat berespon
arterosklerosis. Clayton dan Elasy dengan mengirimkan stimulasi listrik
(2009) juga menyatakan lama menderita atau bioelektrik yang mengirimkan
DM dapat menjadi faktor resiko impuls ke otak sehingga pankreas
komplikasi terjadinya ulkus kaki memproduksi hormon insulin menjadi
diabetik. lebih baik dan kadar gula darah dalam
Hasil penelitian ini juga didukung tubuh menjadi seimbang.
oleh Chevtchouk, Silva, dan Nascimento Kondisi tersebut mengakibatkan
(2017) yang melakukan penelitian pada perbaikan sirkulasi darah perifer pada
225 pasien diabetes mellitus bahwa usia pasien DM tipe 2. Terapi foot spa
tua > 60 tahun dan penyakit diabetes khususnya penerapan pijatan kaki
tipe 2 yang diderita selama > 10 tahun berpengaruh terhadap perbaikan nilai
berkorelasi dengan skor ABI yang ABI (Suyanto, 2017; Utoyo, 2013). Jadi
mengindikasikan arterosklerosis. terapi Foot Spa memanfaatkan
Kondisi kadar gula darah yang tinggi penekanan dan stimulasi reseptor syaraf.
menyebabkan endapan sorbitol di Berbeda dengan terapi Bueger’s
endotel dan merusak lumen pembuluh Allen Exercises yang memanfaatkan
darah sehingga mempengaruhi gaya gravitasi untuk mengosongkan
vaskularisasi perifer. Arterosklerosis pembuluh darah dan meningkatkan
juga jika secara terus-menerus darah aliran atrium kanan, yang selanjutnya
yang kental membawa radikal bebas meningkatkan curah jantung. Gravitasi
pada pembuluh darah yang kemudian memainkan peran dalam meningkatkan
menumpuk dan membentuk plak. (Black aliran arteriol. Gerakan pergelangan
dan Hwack, 2014; Brunner dan kaki memperkuat sirkulasi distal karena
Suddarth, 2013). kekuatan kontraksi otot. Fleksi kaki
Penelitian ini mendapatkan data dorsal-plantar juga dapat membantu
peningkatan nilai ABI setelah dilakukan pasien DM untuk menggunakan tendon
terapi pada 3 kelompok. Nilai ABI Achilles agar terhindar dari kontraktur
meningkat karena ekstremitas diberikan atau kekakuan sendi yang menyebabkan
terapi foot spa, Bueger’s Allen kelainan bentuk kaki lebih lanjut.
Exercises, dan kombinasi keduanya. Akhirnya posisi berbaring dengan
Perlakuan terapi tersebut berupa terlentang, yang bisa memperbaiki kaki
perendaman kaki dalam air hangat, reperfusi ketika efek gravitasi ditarik.
pijatan kaki, mobilisasi dan perubahan (Chang, dkk., 2016)
posisi kaki agar terjadi vasodilatasi dan Selain itu, Bueger’s Allen
vasokontriksi pembuluh darah maupun Exercises efektif meningkatkan sirkulasi
otot. luka kaki diabetes karena perubahan
Pemberian terapi foot spa yang posisi dan gaya gravitasi mengakibatkan
terdiri dari perendaman kaki dalam air kontraksi musculus gastrocnemius
hangat, pijatan kaki, dan senam kaki sebagai muscle pump mengaktivasi
sangat efektif mempengaruhi nilai ABI pembuluh darah vena dan arteri untuk
(Wardani, Wijayanti, dan Ainiyah, membuka jalur sirkulasi collateral local
2019). Apalagi saat dilakukan pemijatan (Jannaim, Dharmajaya, dan Asrizal,

11
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
2018). Penelitian ini didukung pula oleh berisi tahapan kegiatan yang dilakukan
Patidar (2018) dan Kumari, Rai, 13 kali atau lebih sehingga terstimulasi
Kumari, dan Sarin (2019) yang sirkulasi darah pada pembuluh darah
menemukan bahwa Bueger’s Allen dan terjadi perbedaan tekanan dalam
Exercises sangat efektif dalam memperlancar aliran darah akibat
meningkatkan sirkulasi perifer di antara terkontraksinya otot. Kombinasi terapi
pasien diabetes mellitus tipe 2 dilihat merupakan pengobatan non-
dari peningkatan nilai ABI dan farmakologis unuk meningkatkan nilai
penurunan waktu pengisian kapiler. ABI dan sensitivitas kaki pada pasien
Senada dengan Chang, Chang, Hwang, dengan DM tipe 2 khususnya sehingga
dan Chen (2015), penggunaan Bueger’s dapat mengurangi risiko neuropati dan
Allen Exercises pada 31 dari 66 (47%) dapat mencegah komplikasi akibat ulkus
pasien diabetes tipe 2 secara signifikan diabetik atau amputasi. (Wardani,
meningkatkan nilai ABI di kaki dan Wijayanti, dan Ainiyah, 2019; Jannaim,
menurunkan gejala ketidaknyamanan Dharmajaya, dan Asrizal, 2018).
kaki.
Hasil uji t berpasangan pada KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian ini, ada perbedaan yang Hasil penelitian menunjukkan ada
bermakna kelompok terapi foot spa, pengaruh antara terapi terapi foot spa
Bueger’s Allen Exercises, dan dan Bueger’s Allen Exercises maupun
kombinasi terapi pada nilai ABI kiri dan kombinasi keduanya dengan nilai ABI
ABI kanan. Uji LSD memperkuat pada lansia DM. Hasil penelitian juga
analisanya dengan membuktikan mendapatkan bahwa kombinasi terapi
kombinasi terapi (terapi foot spa dan foot spa dan Bueger’s Allen Exercises
Bueger’s Allen Exercises) sangat efektif lebih efektif terhadap peningkatan nilai
dalam meningkatkan nilai ABI pada ABI pada lansia DM.
lansia DM. Kombinasi terapi merupakan Setelah dilakukan penelitian
paket komplit dari perlakuan terapi terdapat beberapa saran untuk pihak
karena kegiatan yang dimulaidengan terkait yaitu: pendidikan kesehatan
perendaman menggunakan air hangat tentang pencegahan komplikasi
menstimulasi peredaran darah lebih hiperglikemia karena DM dengan
lancar (Susanti, 2012). kombinasi terapi foot spa dan Bueger’s
Kemudian Erward dan Palmer Allen Exercises perlu disosialisasikan
(2010) mengemukakan bahwa kegiatan secara berkontinui dan berkelanjutan
pijat kaki meningkatkan sekresi pada lansia dan keluarga sebagai
endorphin yang efektif dalam support systemnya. Kemudian, bagi
vasodilatasi pembuluh darah. Terapi foot penelitian berikutnya dapat meneliti
spa ditambah dengan Bueger’s Allen tentang hubungan karakteristik
Exercises yang jika keduanya dilakukan responden dan perilaku merokok dengan
secara terukur dan teratur melalui 24 peningkatan nilai ABI serta efektifitas
kali perlakuan terapi selama dua bulan terapi terapi foot spa dan Bueger’s Allen
terbukti mampu mempertahankan Exercises terhadap pengontrolan kadar
sirkulasi perifer kaki. Hal tersebut gula darah pada lansia DM. Selain itu,
didasarkan bahwa kombinasi terapi sebaiknya oenelitian ini dilanjutkan
tersebut merupakan perawatan kaki pada dengan Program Pengabdian
pasien DM tipe 2 yang didalamnya Masyarakat yang bertema terapi

12
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
perawatan mandiri di rumah yang Setiati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, &
mengalami hiperglikemia. Simadibrata (Eds.), (VI, Vol. 2, p.
1591). Jakarta: Interna Publishing.
UCAPAN TERIMAKASIH
Black, J.M., & Hawks, J. H. (2014).
Tim peneliti mengucapkan terima Keperawatan medikal bedah:
kasih kepada Dinas Kesehatan Kota Manejemen klinis untuk hasil yang
Depok dan Kesbangpol Linmas atas diharapkan (A. Suslia & P.P.
perizinan wilayah penelitiannya. Selain Lestari, Eds.) (8th ed.). Singapore:
itu, ucapan terimakasih juga kepada Elsevier, Pte Ltd.
Kepala Puskesmas Limo Kota Depok
Bottomley, J.M. (2007). The Insensitive
dan Lurah Limo sebagai pembina
Foot. In: Timothy, L.K., John, O.B.
wilayah yang berkenan bekerjasama and Michael, L.M., Eds., (2nd ed.).
supaya sampel penelitian tepat sasaran Churchill Livingstone: Edinburgh.
sesuai kriteria yaitu lansia dengan DM.
BPS. (2018). Statistik Usia Lanjut 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Affiani, R., & Astuti, P. . (2017). Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar
Efektivitas Spa Kaki Diabetik Keperawatan Medikal Bedah (Vol.
Terhadap Sirkulasi Darah Perifer 2). Jakarta: EGC.
pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 di Wilayah Kerja Puskesmas. Chang, C. C., et al. (2016). A
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(120– quantitative real-time assessment
129). of Buerger exercise on dorsal foot
peripheral skin circulation in
Allen, A.W. (1930). Recent Advances in patients with diabeter foot.
the Treatment of Circulatory Medicine, 95(46).
Disturbances of the Extremities.
Annals of Surgery,92, 931–946. Chang, C.F., Chang, C.C., Hwang, S. L.
& Chen, M.Y. (2015). Effect of
Alvarsson, A., Sandgren, B., Wendel, Buerger’s Exercise on Improving
C., Alvarsson, M. and Brismar, K. Peripheral Circulation: A
(2012). A Retrospective Analysis Systematic Review. Worldviews on
of Amputation Rates in Diabetic Evidence-Based Nursing,12(3),
Patients: Can Lower Extremity 145–153.
Amputations Be Further
Prevented? Cardiovascular Chen, M. Y., et al. (2011).
Diabetology, 11, 1–11. Effectiveness of a Health
Promotion Program for Farmers
American Heart Association /AHA. and Fishermen with Type 2
(2013). ACCF/AHA guideline for Diabetes in Taiwan. Journal of
the management of heart failure: Advanced Nursing, 67(9), 2060–
Areport of the American College 2067.
of Cardiology
Foundation/American Heart Chevtchouk, L., Silva, M. H. S. da, &
Association task force on practice Nascimento, O. J. M. do, . (2017).
guidelines. J Am Coll Cardio, Ankle-brachial index and diabetic
62(16), e240–e327. neuropathy: study of 225 patients.
Arq Neuropsiquiat, 75(8), 533–
Antono, D., & Hamonangani, R. (2014). 538.
Penyakit Arteri Perifer. In S.
Clayton W. & Elasy T. A. (2009). A

13
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Review of The Pathophysiology, Spa Kaki Diabetik Terhadap
Classification, And Treatment of Gangguan Perfusi Jaringan Pada
Foot Ulcers in Diabetic Patients. Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Clin Diabetes, 27(2), 52–58. Ruang Paviliun 3 RSAL Dr.
Ramelan Surabaya. Retrieved July
Depok Health Office. (2017). Profil 8, 2019, from
Kesehatan Kota Depok 2017. http://digilib.unusa.ac.id/data_pust
aka-13795.html.
Edward, B. G. & Palmer, J. (2010).
Massage Therapy Effects on Jannaim, Dharmajaya, R., dan Asrizal.
African Americans with Type 2 (2018). Pengaruh Buerger Allen
Diabetes Mellitus: A Pilot Study. Exercise Terhadap Sirkulasi
Journal of Evidence-Based Ektremitas Bawah Pada Pasien
Complementary & Alternative. Luka Kaki Diabetik. Jurnal
Med Journal, 15(3), 149–155. Keperawatan Indonesia,21(2),
101–108.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009).
Keperawatan Komunitas Teori & Kumari, A., Rai, K., Kumari, V. dan
Praktek Dalam Keperwatan. Sarin, J. (2019). A Study to Assess
Jakarta: Salemba Medika. the Effectiveness of Buerger Allen
Exercise on Foot Perfusion among
Fan, L. C, et al. (2013). Pulse Pressure Patients with Diabetes Mellitus
and Michigan Neuropathy Admitted in Selected Hospital of
Screening Instrument are Ambala, Haryana. International
Independently Associated with Journal of Health Sciences &
Asymptomatic Peripheral Arterial Research, 9(1), 112–119.
Disease among Type 2 Diabetes Retrieved from www.ijhsr
Community Residents: A
Community‑based Screening Michaels, J., Churgin, S. S., Blechman,
Program in Taiwan. Biomed K. M., Greives, M. R., Aarabi, S.,
Journal, 36(6), 282–288. Galiano, R. D., dkk. (2007). db/db
mice exhibit severe wound-
Gilden, J.L, & Gupta, A. Non-ICU healing impairments compared
hospital care of diabetes mellitus with other murine diabetic strains
in the elderly population. Curr in a silicone-splinted excisional
diab Rep. 2015;15(5):26 wound model. Wound Rep Reg,
15(5), 665-670.
Gitarja, W. S. (2015). Perawatan Luka
Certified Wound Care Clinician Miller, C. A. (2012). Nursing Wellness
Assosiate (3rd ed.). Bogor: in Older Adults : Theory and
Yayasan Wocare Indonesia. Practice. Wolter Kluwer.

IDF /International Diabetes. (2013). The Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman,
Global Burden. In 2013. Retrieved R. D. (2008). Human
from Development: Pekembangan
http://www.idf.org/diabetesatlas/5e Manusia, 10th ed, 2. Jakarta:
/the-global-burden. Internasional Salemba Humanika.
Diabetes Federatio IDF, 2014
Patidar, V. (2018). A study to assess the
IDF Atlas. (2015). Diabetes atlas 2015. effectiveness of burger allen
exercise on improving peripheral
Irawan. (2015). Penerapan Efektivitas circulation among type 2 Diabetes
Mellitus patients in selected

14
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
hospitals of Nadiad city. Clin.
Pract.,15(6), 895–900.

Potter, Perry, Stockert, & H. (2011).


Fundamental of Nursing. Mosby:
Elsevier Ltd.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi


Perkembangan.Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Susanti, N. (2012). Efektifitas Kompres


Dingin dan Hangat pada
Penatalaksanan Demam. Saintis,
1(1).

Suyanto. (2017). Pengaruh Terapi Spa


dan Senam Kaki Diabetik Pada
Pasien Neuropati Perifer Diabetik.
Jurnal Keperawatan Dan
Pemikiran Ilmiah, 3(4), 29–36.

Utoyo, B. (2013). Buku Ajar Spa


Diabetik : Konsep, Proses &
Praktik, Vol 1 (EGC, Ed.). Jakarta.

Wardani, E. M., Wijayanti, L., dan


Ainiyah, N. (2019). The Effect Of
Diabetic Foot Spa On Ankle
Brachial Index And Foot
Sensitivity Of Diabetes Mellitus
Type 2. Jurnal Keperawatan
Respati Yogyakarta, 6(3), 672–
676.

Wisham, L.H., Abramson, A. S. (1953).


Value of Exercise in Peripheral
Arterial Disease. JAMA, 153, 10–
11.

15

Anda mungkin juga menyukai