Disusun oleh:
Doni Purwansyah, S.Kep NIM 192311101001
Andrita Asida, S.Kep NIM 192311101013
Prepty Dwi Ariyanti, S.Kep NIM 192311101014
Rizqi Nur Aini, S.Kep NIM 192311101018
1.2 Tujuan
Latar Belakang :
Penyakit kaki diabetik merupakan suatu komplikasi dari diabetes melitus tipe 2
(DM), yang mungkin menyebabkan luka kaki dan gangren bila tidak diobati, dan
akhirnya menyebabkan amputasi pada kaki yang akan mempengaruhi kualitas
hidup (QOL) pasien. Dalam pendidikan perawatan kaki untuk pasien DM tipe 2,
diketahui tidak menunjukkan adanya perbaikan jangka pendek atau jangka
panjang jika hanya berupa pemberian informasi objektif penyakit, dan tidak ada
manfaat jangka panjang jika hanya pengetahuan tentang penyakit diabetes yang
diberikan
Tujuan :
Untuk memverifikasi keefektifan “program pendidikan perawatan kaki sendiri”
sebagai pencegahan penyakit kaki diabetes tipe 2.
Metode :
Penelitian Randomized Controlled Trial dilakukan pada lima puluh lima pasien
dengan DM tipe 2 yang berusia 40 - 75 tahun yang diminta kembali untuk
menindaklanjuti kunjungan rumah sakit dibagi menjadi kelompok intervensi
(SFCEP) (n = 29) dan kelompok pendidikan kesehatan saja (n = 26). Kedua
kelompok itu diberikan pendidikan perawatan kaki, setiap bulan selama empat
kali dalam kelompok SFCEP dan pada kelompok CEP dilakukan sebanyak satu
kali hanya dengan pemberian brosur . Kedua kelompok tidak memiliki status
perbedaan yang sangat signifikan dalam latar belakang pasien dengan riwayat
diabetes tipe 2. Penelitian ini mengevaluasi tingkat penghapusan puing-puing
kulit, dan gejala dan kondisi kaki.
Hasil :
Terdapat perbedaan nyata antara SFCEP dan CEP dalam tingkat penghapusan
puing-puing kulit (p <0,05), dan kondisi kaki, kekeringan (p <0,001), jaringan
terangsang (p <0,001) dan akral dingin (p <0,05). SDCEP secara signifikan lebih
baik daripada CEP.
Kesimpulan :
Penelitian ini sangat menyarankan efektivitas SFCEP dalam mencegah terjadinya
atau memburuknya penyakit kaki diabetik
b. Penjelasan jurnal pendukung pelaksanaan EBN
Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah yang terbesar ketiga di dunia, kronis, penyakit
tidak menular setelah penyakit kardiovaskular dan kanker . DM dan
komplikasinya mengancam kesehatan individu dan membawa beban keuangan yang
berat bagi keluarga dan masyarakat. Intervensi pendidikan yang melibatkan
kolaborasi pasien lebih efektif daripada intervensi pendidikan kesehatan dalam
meningkatkan kontrol glikemik
Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas program edukasi swa-
manajemen rawat jalan diabetes sederhana.
Metode :
Dalam penelitian ini, 60 pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 dibagi secara acak
ke dalam kelompok kontrol ( n = 30) dan kelompok intervensi ( n = 30). Program
pendidikan kesehatan reguler dan 2 sesi disediakan. Ringkasan aktivitas
perawatan diri pada diabetes , area masalah dalam skala diabetes, glukosa darah
puasa, glukosa darah postprandial 2 jam, dan HbA1c diukur sebelum dan sesudah
intervensi untuk menilai efek dari program pendidikan diabetes 2-sesi ini.
Hasil :
Skor rata-rata total ringkasan ukuran kegiatan perawatan-diri diabetes adalah 17
60 ± 6 63 poin. Area masalah dalam skala diabetes mengungkapkan bahwa skor
total rata-rata adalah 29 82 ± 15 22 poin; 27% dari pasien mengalami tekanan
terkait diabetes, sementara 9% menderita tekanan emosional yang
parah. Dibandingkan dengan kelompok kontrol, skor ringkasan perawatan diri
diabetes, area masalah dalam skala diabetes, glukosa darah puasa, glukosa darah 2
jam postprandial, dan HbA1c secara signifikan meningkat pada kelompok intervensi
setelah intervensi ( P <0 01).
Kesimpulan :
Penelitian ini menunjukkan bahwa program pendidikan diabetes 2 sesi dapat
secara efektif meningkatkan tingkat manajemen diri yang dilaporkan sendiri,
mengurangi tekanan psikologis, dan kontrol glikemik pada pasien dengan diabetes
mellitus tipe 2
Effects of Short Educational Program for the Prevention of Foot Ulcers in
High Risk Patients: A Randomized Controlled Trial
Pengaruh Program Pendidikan Pendek untuk Pencegahan Ulkus Kaki pada
Pasien Berisiko Tinggi: Uji Coba Terkontrol Acak
Latar Belakang :
Pendidikan pasien mampu mengurangi risiko ulkus kaki diabetik. Namun,
pendidikan khusus tentang pencegahan ulkus kaki dimasukkan dalam program
yang lebih luas untuk menangani berbagai bagian perawatan diabetes dengan
diberikan waktu dan sumber daya sesuai kurikulum.
Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan dan kemanjuran
program pendidikan singkat untuk pencegahanulkus kaki diabetik pada pasien
berisiko tinggi.
Metode :
Penelitian ini dilakukan pada pasien diabetes tipe 2, secara acak dalam 1: 1rasio
baik intervensi atau kelompok kontrol. Titik akhir utama adalah insiden ulkus
kaki. Intervensi yang dilakukan adalah dua program jam disediakan untuk
kelompok 5-7 pasien, termasuk 30 menit tatap muka tentang faktor risiko untuk
ulkus kaki, dan 90 menit Sesi interaktif dengan latihan praktek tentang perilaku
untuk mengurangi risiko.
Hasil :
Penelitian ini dihentikan sebelum waktunya karena perbedaan yang sangat
signifikan dalam hasil antara kedua kelompok perlakuan. Sampel akhir karena itu
terdiri dari 121 pasien.
Kesimpulan :
Program pendidikan singkat, 2 jam, dan terfokus efektif dalam mencegah ulkus
kaki diabetik pada pasien berisiko tinggi
Jenis Kelamin
- Perempuan 3(100%)
Usia + 4,359
Pada responden dengan jumlah 3 orang didapat hasil berturut-urut selama 3 hari
dengan setiap harinya meningkat. Jadi hasil akhir pada penerapan EBN untuk
pengetahuan mengenai perawatan kaki memasuki rentan 9-12 dimana 3 responden
memiliki pengetahuan yang cukup dan meningkat setiap harinya. Hal tersebut
menunjukkan pengaruh perawatan kaki pada pasien DM berpengaruh ketika
pemberian intervensi hanya 3 hari pada pasien DM.
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Responden pada penerapan EBN dalam makalah ini berjumlah 3 orang yang
terdiri dari 3 orang perempuan dengan rata-rata berusia 52 tahun yang terdapat di
ruang Asoka
b. Responden pada kelompok intervensi berjumlah 3 orang merasa nyaman pada
kedua kaki karena kulit menjadi bersih serta tampak lembab. Pengetahuan klien
meningkat dan klien mematuhi perawatan tiap 2 minggu sekali.
6.2 Saran
Adapun saran dari kami yang dapat disampaikan pada berbagai pihak,
diantaranya:
1. Saran bagi manajemen rumah sakit
Manajemen rumah sakit diharapkan dapat menjadikan terapi perawatan
kaki pada klien diabetus melitus type II. Manajemen rumah sakit juga diharapkan
dapat memberikan fasilitas berupa standart operasional prosedur pemberian
perawatan kaki serta menyediakan fasilitas yang dibutuhkan pada pasien dengan
diabetus melitus.
2. Saran bagi perawat
Perawat di RSUD dr. Haryoto Lumajang diharapkan memiliki kemauan
dan kemampuan dalam melakukan tindakan mandiri keperawatan, termasuk
pemberian perawatan kaki dalam meningkatkan dan memperbaiki aliran darah
tungki bawah, pergelangan kaki, juga jari-jari kaki dan dapat pula untuk mecegah
terjadinya trauma atau luka pada kaki. Selain itu, perawat diharapkan selalu
mengupdate pengetahuan terkait tindakan mandiri keperawatan, sehingga dapat
menunnjukkan jati diri dari perawat yang sesungguhnya.
3. Saran bagi mahasiswa keperawatan
Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mencari, menggali, dan
menerapkan EBN sesuai dengan perkembangan masalah kesehatan yang terjadi,
khususnya di Indonesia, sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang
keperawatan yang terbaru dan menjadi modal dalam penerapan asuhan
keperawatan yang mandiri.
DAFTAR PUSTAKA