Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

SUPERVISI

Oleh :

Shinta Ayu Puspitasari 19020083

Siti Azizah 19020084

Nur Rowaidah 19020110

Riski Bayu Saputro 19020111

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL (JIS)

2020
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
2.1 Definisi........................................................................................................... 4
2.2 Tujuan Timbang Terima........................................................................... 4
2.3 Langkah langkah Kegiatan Timbang Terima....................................... 5
2.4 Prosedur Timbang Terima........................................................................ 6
BAB III NASKAH Timbang Terima
3.1 Pelaksanaan Timbang Terima................................................................. 8
3.2 Metode........................................................................................................... 8
3.3 Media............................................................................................................. 8
3.4 Pengorganisasian......................................................................................... 8
3.5 Role Play........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan
kesadaran akan kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula
tuntutan masyarakat pada pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut
menuntun perawat pada suatu bentuk persaingan untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat akan pelayanan keperawatan, hal mana
membuat perawat harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang
paripurna. Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh
sumber-sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia yang
bermutu, standar pelayanan termasuk pelayanan keperawatan yang
berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar
pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan
sesuai dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu
pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui
pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan
asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan
salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang
tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa
mampu mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor
dan peran perawat primet maupun perawat associate di Paviliun
Melati RSU dr.H.Koesnadi Bondowoso
1.2.2 Tujuankhusus
1. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai
kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik(
feed back) terhadap tindakan keperawatan yang telah
di lakukan perawat.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi perawat
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang
disupervisi dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja
yang lebih harmonis antara supervisor dan perawat yang
disupervisi.
2. Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat
associate dalam menerapkan asuhan keperawatan dan
mengurangi adanya kesalahan yang dilakukan perawat.
1.3.2 Bagi pasien
Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas
dan sesuai dengan tuntutan pasien.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secarabersama-sama (H. Burton,
dalam Pier AS, 2007).Supervisikeperawatanadalahkegiatan pengawasan
dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan
perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat
(Depkes, 2000). Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas
dalam rangka mencapai tujuan.

2.2 Tujuan supervisi


Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan
pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

2.3 Prinsip Supervisi


a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan,
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kepemimpinan
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas, dan standar.
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara
suoervisor dan perawat pelaksana
e. Supervisi merupakan visi,misi, falsafah, tujuan,dan rencana yang
spesifik
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitas,dan motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat, dan
manajer.

2.4 Pelaksanaan Supervisi


a. Kepala ruangan
1. Bertanggung jawab dalam supervise pelayanan keperawatan pada
klien diruang perawatan.
2. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan.
b. Pengawas Keperawatan, bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
kepada kepala ruangan yang ada di instalasinya.
c. Kepala seksi keperawatan, mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas
secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.

2.5 Langkah Supervisi


1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise
b. Supervisor menetapkan tujuan kompetensi yang akan dinilai
2. Pelaksanaan Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat ukur
yang telah disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder
1. Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
2. Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA
3. Pasca Supervisi
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F- Fair)
b. Supervisi memberikan Feed Back dan klarifikasi
c. Supervisi memberikan reinforcement dan follow up perbaikan

2.6 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi Keperawatan


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah
mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen
sumber daya yang tersedia.
a. Manajemen pelayanan keperawatan. Tanggung jawab supervisor adalah
sebagai berikut.
1. Menetapkan dan mempertahankan standar praktik keperawatan.
2. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikam.
3. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, kerja sama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
b. Manajemen anggaran. Manajemen keperawatan berperan aktif dalam
membantu perencanaan dan pengembangan. Supervisor berperan dalam
hal berikut.
1. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana
tahunan yang tersedia dan mengembangkan tujuan unit yang dapat
dicapai sesuai tujuan RS.
2. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan
anggaran keperawatan.
3. Memberi justifikasi proycksi anggaran unit yang dikelola.
4. Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi
begitu saja, tetapi memerlukan praktik dan evaluasi penampilan agar
dapat dijalankan dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat
menimbulkan kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.

2.7 Teknik Supervisi meliputi


1. Proses supervisi keperawatan terdiri atas tiga elemen kelompok, yaitu:
a. mengacu pada standar asuhan keperawatan;
b. fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan peneapaian;
c. tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
2. Area supervisi.
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan kepada
klien.
b. Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan
empati.
Area supervisi keperawatan mencakup aspek kognitif, sikup dan perilaku,
yang meliputi:
a. kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien.
b. pendokumentasian asuhan keperawatan;
c. penerimaan pasien baru;
d. pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang,
e. pengelolaan logistik dan obat;
f. penerapan metode ronde keperawatan dalam menyelsaikan masalan
keperawatan klien;
g. pelaksanaan timbang terima.
3. Cara supervisi. Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai
berikut.
a. Langsung Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, yaitu supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, umpan balik, dan
perbaikan. Proses supervisi meleputi:
1) perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi oleh supervisor;
2) selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement, dan
petunjuk;
3) setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi
yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki
yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat
penting dilakukan oleh supervisor.
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
BAB III
NASKAH ROLE PLAY

3.1 Pelaksanaan Supervisi

Hari/ Tanggal : Selasa, 25 Februari 2020


Pukul : 10.00 WIB
Topik :

3.2 Metode
1. Observasi
2. DiskusidanTanya jawab

3.3 Media

3.4 Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Nur Rowaidah


Katim : SitiAzizah
PP 1 :Shinta Ayu Puspitasari
PP 2 :RiskiBayuSaputro
SKENARIO SUPERVISI KEPERAWATAN

Setelah selesai operan pada pagi hari para perawat melakukan TTV
lalu perawat beserta kepala ruangan mengecek pasien satu per satu.

Kepala Ruangan : Selamat pagi perkenalkan saya Ns. ida kepala ruangan di
ruang rawat inap ini dan ini Ns. Azizah, Ns. Bayu dan Ns.
Shinta yang merawat bapak pada pagi hari ini ... bagaimana
tidurnya tadi malam? Nyenyak atau tidak?

Pasien : Tidak bu,

Kepala Ruangan : Kenapa???

Pasien : Ini bu, kaki saya rasannya sakit, nyeri jadi saya tidak bisa
tidur.

Kepala Ruangan : ya sudah sekarang istirahat dulu nanti Ns. Azizah dan Ns.
shinta yang akan mengajari bapak teknik relaksasi agar
bapak tidak merasa nyeri lagi.

Pasien : Baik bu,

Setelah mengecek satu per satu pasien perawat dan kepala ruangan kembali
ke ruangan untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

Kepala Ruangan : sus, nanti pasien Tn.Y tolong di ajarkan relaksasi ya?
Supaya nyeri yang dia rasakan bisa berkurang.

Katim : Baik bu. Saya akan lakukan bersama Ns. April.

Setelah itu perawat menuju ruang Tn. Y untuk melakukan relaksasi.

Katim : selamat pagi bapak ?

Pasien : Pagi sus.

Katim : perkenalkan saya Ns. Azizah dan ini Ns. Bayu dan shinta,
kami hari ini akan mengajarkan bapak teknik relaksasi
supaya nyeri yang bapakrasakan sedikit berkurang, jadi
bapak bisa tidur nyenyak. bapak bersedia kan?

Pasien : Iya saya mau.

Katim : silahkan Ns. bayu bisa dimulai

PP 1 : baiklah bapak berhubung anak bapak ada disini juga, jadi


dapat melihat teknik relaksasi yang saya ajarkan, supaya
anak bapak nantinya bisa mengingatkan cara relaksasinya
nanti kalau bapak merasakan nyeri.

Keluarga Pasien : iya mas,.. nanti saya ingatkan caranya kalau bapak saya
merasakan nyeri.

Perawat P1 : Bapak bisa melihat saya terlebih dahulu setelah itu bapak
sendiri sambil saya ajari.

Pasien : (mengangguk) Iya .

Perawat PP1 : Pertama bapak tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik
lalu hembuskan pelan-pelan lewat mulut (sambil
mempraktikkan). Ini diulang beberapa kali sampai nyeri
berkurang. Bapaks ekarang sudah mengerti? Sekarang coba
ganti bapak yang mempraktikkan?

Pasien : (Melakukan relaksasi) seperti ini ya ?

Perawat PP1 : Iya , pak. Bagus. Sekali lagi pak. Nanti kalau bapak sudah
capek, bapak bisa istirahat dulu.

Pasien : Iya .

PP2 : Bagaimana mbak, pak, bisa dipahami teknik relaksasi tadi.

Keluarga pasien : bisa diulang lagi sus..

PP2 : Pertama, tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik lalu


hembuskan pelan-pelan lewat mulut (sambil
mempraktikkan). sekarang sudah mengerti? Coba mbak
praktikan ?

Keluarga pasien : (Mempraktikkan teknik relaksasi), jadi kalau saya nyeri


juga bisa saya lakukan cara ini suster supaya nyeri saya
berkurang suster.

PP2 : Iya, bisa mbak, jadi cara ini di ulang beberapa kali sampai
nyerinya berkurang.

Keluarga Pasien : iya sus, terima kasih..

PP2 : Ya sudah pak. Sekarang saya sudah selesai, bapak


silahkan istirahat dulu saya mau kembali ke ruangan dulu.
Kalau bapak perlu bantuanbapak bisa panggil saya.

Pasien : Baik sus.

Setelah selesai melakukan teknik relaksasi perawat melapor pada Kepala


Ruangan.

PP 1, PP2, dan Katim : Permisi bu,

Kepala ruangan : oh ... iya silahkan masuk, silahkan duduk

Katim : maaf bu, kami mau melapor bahwa kami sudah


mengajarkan teknik relaksasi kepada Tn. Y

Kepala ruangan : Baik. Bagaimana respon dari pasien? Apakah pasien bisa
melakukan sendiri dan apakah nyerinya berkurang
sekarang?

Katim : Pasien sudah bisa melakukannya sendiri dan nyeri yang


pasien rasakan juga telah berkurang.

Kepala Ruangan : Baik sus, terima kasih. Silahkan melanjutkan pekerjaan.

Perawat : Baik bu.


Setelah Kepala Ruangan menyelesaikan pekerjaannya, Kepala Ruangan
mengunjungi Pasien

Kepala Ruangan : Selamat pagi Bapak?

Pasien : Pagi bu

Kepala Ruangan : Bagaimana bapak keadaannya? Tadi kan sudah diajarkan


teknik relaksasi, apakah nyerinya sudah berkurang?

Pasien : Nyerinya sudah berkurang tapi sedikit. Saya masih merasa


nyeri walau saya sudah lakukan teknik relaksasi. Ini
bagaimana bu?

Kepala Ruangan : Baik pak. Saya akan berusaha membantu ibu untuk
mengatasi masalah bapak. Saya mencari cara untuk
mengurangi rasa nyeri yang bapak rasakan.

Pasien : Iya bu. Terima kasih.

Setelah itu Kepala Ruangan dan semua perawat berdiskusi.

Katim : Permisi bu?

Kepala Ruangan : Ya silahkan.

Perawat : Ada keperluan apa ibu memanggil kita semua?

Kepala Ruangan : Begini, tadi kan saya sudah mengecek keadaan pasien
Tn.Y yang mengeluh nyeri. Dia tadi sudah mendapatkan
teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri tapi setelah
saya kaji Tn.Y masih merasa nyeri. Dia berkata bahwa
nyerinya hanya berkurang sedikit. Saya merasa bahwa
pelayanan kita di manajemen nyeri masih kurang sehingga
perlu tingkatkan.

Katim : Iya saya rasa juga begitu. Karena beberapa pasien lain
juga mengeluh masih merasa nyeri.
PP1 : Iya bu. Bagaimana kalau kita juga melakukan distraksi
dalam manajemen nyeri.

Katim : Iya itu betul sekali.

Kepala Ruangan : Saya rasa itu ide yang baik. Apakah kalian semua setuju?
Atau ada yang mempunya ide lain? praktikkan?

PP2 : Begini bu, saya juga setuju jika kita juga melakukan
distraksi. Tapi saya mau menambahkan bagaimana kalau
beberapa dari kita mengikuti pelatihan manajemen nyeri
agar kita bisa mempunyai banyak referensi dari manajemen
nyeri dan kita juga bisa meningkatkan pelayanan dibidang
manajemen nyeri. Bagaimana bu?

Kepala Ruangan : Wah ide yang bagus sekali. Bagaimana pendapat yang
lain? Kalian semua setuju?

PP 1 : Iya bu. Itu ide yang bagus, saya setuju.

Kepala Ruangan : Baik kalau begitu saya akan mengirim beberapa dari
kalian untuk mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Saya
akan memberitahukannya secepatnya. Sekarang diskusi ini
saya akhiri, terima kasih atas partisipasinya. Semoga nanti
hasilnya memuaskan. Amin. Sekarang kalian bisa kembali
melaksanakan pekerjaan yang tadi tertunda.

Semua Perawat : Iya bu. Permisi.

Setelah 2 hari beberapa perawat mengikuti pelatihan manajemen nyeri


kemudian perawat menerapkan ilmu yang mereka dapat pada pelatihan
tersebut. Setelah beberapa hari cara ini diterapkan ada peningkatan dalam
pelayanan di ruangan tersebut, dan pasien merasa puas dengan pelayanan di
ruangan itu.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai