SUPERVISI
Oleh :
2020
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
2.1 Definisi........................................................................................................... 4
2.2 Tujuan Timbang Terima........................................................................... 4
2.3 Langkah langkah Kegiatan Timbang Terima....................................... 5
2.4 Prosedur Timbang Terima........................................................................ 6
BAB III NASKAH Timbang Terima
3.1 Pelaksanaan Timbang Terima................................................................. 8
3.2 Metode........................................................................................................... 8
3.3 Media............................................................................................................. 8
3.4 Pengorganisasian......................................................................................... 8
3.5 Role Play........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan
kesadaran akan kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula
tuntutan masyarakat pada pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut
menuntun perawat pada suatu bentuk persaingan untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat akan pelayanan keperawatan, hal mana
membuat perawat harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang
paripurna. Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh
sumber-sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia yang
bermutu, standar pelayanan termasuk pelayanan keperawatan yang
berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar
pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan
sesuai dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu
pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui
pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan
asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan
salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang
tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa
mampu mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor
dan peran perawat primet maupun perawat associate di Paviliun
Melati RSU dr.H.Koesnadi Bondowoso
1.2.2 Tujuankhusus
1. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai
kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik(
feed back) terhadap tindakan keperawatan yang telah
di lakukan perawat.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi perawat
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang
disupervisi dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja
yang lebih harmonis antara supervisor dan perawat yang
disupervisi.
2. Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat
associate dalam menerapkan asuhan keperawatan dan
mengurangi adanya kesalahan yang dilakukan perawat.
1.3.2 Bagi pasien
Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas
dan sesuai dengan tuntutan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secarabersama-sama (H. Burton,
dalam Pier AS, 2007).Supervisikeperawatanadalahkegiatan pengawasan
dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan
perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat
(Depkes, 2000). Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas
dalam rangka mencapai tujuan.
3.2 Metode
1. Observasi
2. DiskusidanTanya jawab
3.3 Media
3.4 Pengorganisasian
Setelah selesai operan pada pagi hari para perawat melakukan TTV
lalu perawat beserta kepala ruangan mengecek pasien satu per satu.
Kepala Ruangan : Selamat pagi perkenalkan saya Ns. ida kepala ruangan di
ruang rawat inap ini dan ini Ns. Azizah, Ns. Bayu dan Ns.
Shinta yang merawat bapak pada pagi hari ini ... bagaimana
tidurnya tadi malam? Nyenyak atau tidak?
Pasien : Ini bu, kaki saya rasannya sakit, nyeri jadi saya tidak bisa
tidur.
Kepala Ruangan : ya sudah sekarang istirahat dulu nanti Ns. Azizah dan Ns.
shinta yang akan mengajari bapak teknik relaksasi agar
bapak tidak merasa nyeri lagi.
Setelah mengecek satu per satu pasien perawat dan kepala ruangan kembali
ke ruangan untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.
Kepala Ruangan : sus, nanti pasien Tn.Y tolong di ajarkan relaksasi ya?
Supaya nyeri yang dia rasakan bisa berkurang.
Katim : perkenalkan saya Ns. Azizah dan ini Ns. Bayu dan shinta,
kami hari ini akan mengajarkan bapak teknik relaksasi
supaya nyeri yang bapakrasakan sedikit berkurang, jadi
bapak bisa tidur nyenyak. bapak bersedia kan?
Keluarga Pasien : iya mas,.. nanti saya ingatkan caranya kalau bapak saya
merasakan nyeri.
Perawat P1 : Bapak bisa melihat saya terlebih dahulu setelah itu bapak
sendiri sambil saya ajari.
Perawat PP1 : Pertama bapak tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik
lalu hembuskan pelan-pelan lewat mulut (sambil
mempraktikkan). Ini diulang beberapa kali sampai nyeri
berkurang. Bapaks ekarang sudah mengerti? Sekarang coba
ganti bapak yang mempraktikkan?
Perawat PP1 : Iya , pak. Bagus. Sekali lagi pak. Nanti kalau bapak sudah
capek, bapak bisa istirahat dulu.
Pasien : Iya .
PP2 : Iya, bisa mbak, jadi cara ini di ulang beberapa kali sampai
nyerinya berkurang.
Kepala ruangan : Baik. Bagaimana respon dari pasien? Apakah pasien bisa
melakukan sendiri dan apakah nyerinya berkurang
sekarang?
Pasien : Pagi bu
Kepala Ruangan : Baik pak. Saya akan berusaha membantu ibu untuk
mengatasi masalah bapak. Saya mencari cara untuk
mengurangi rasa nyeri yang bapak rasakan.
Kepala Ruangan : Begini, tadi kan saya sudah mengecek keadaan pasien
Tn.Y yang mengeluh nyeri. Dia tadi sudah mendapatkan
teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri tapi setelah
saya kaji Tn.Y masih merasa nyeri. Dia berkata bahwa
nyerinya hanya berkurang sedikit. Saya merasa bahwa
pelayanan kita di manajemen nyeri masih kurang sehingga
perlu tingkatkan.
Katim : Iya saya rasa juga begitu. Karena beberapa pasien lain
juga mengeluh masih merasa nyeri.
PP1 : Iya bu. Bagaimana kalau kita juga melakukan distraksi
dalam manajemen nyeri.
Kepala Ruangan : Saya rasa itu ide yang baik. Apakah kalian semua setuju?
Atau ada yang mempunya ide lain? praktikkan?
PP2 : Begini bu, saya juga setuju jika kita juga melakukan
distraksi. Tapi saya mau menambahkan bagaimana kalau
beberapa dari kita mengikuti pelatihan manajemen nyeri
agar kita bisa mempunyai banyak referensi dari manajemen
nyeri dan kita juga bisa meningkatkan pelayanan dibidang
manajemen nyeri. Bagaimana bu?
Kepala Ruangan : Wah ide yang bagus sekali. Bagaimana pendapat yang
lain? Kalian semua setuju?
Kepala Ruangan : Baik kalau begitu saya akan mengirim beberapa dari
kalian untuk mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Saya
akan memberitahukannya secepatnya. Sekarang diskusi ini
saya akhiri, terima kasih atas partisipasinya. Semoga nanti
hasilnya memuaskan. Amin. Sekarang kalian bisa kembali
melaksanakan pekerjaan yang tadi tertunda.