Disusun Oleh:
Ninik Sumarini, S Kep
2001032040
Pembimbing Akademi
Ninik Sumarini
NIM 2001032040
Mengetahui
Disusun Oleh:
2. ETIOLOGI
Etiologi sehingga dilakukan laparatomi adalah karena disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Trauma abdomen
2. Peritonitis
3. Perdarahan saluran cerna
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar
5. Masa pada abdomen
3. PATOFISIOLOGI
Etiologi
laparatomi
Ketidakseimbangan nutrisi
Kecemasan/ansietas
(http://www.scribd.com/document/2488448707/Pathway-laparatomi)
4. TANDA/GEJALA
a. Nyeri tekan pada area insisi pembedahan
b. Perubahan tekanan darah, nadi dan pernafasan
c. Kelemahan
b. Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II),
gangguan dalam menganggkat bola mata (nervus III), gangguan dalam memutar bola
mata (Nervus IV) dan gangguan dalam menggerakan bola mata kelateral (nervus VI)
c. Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfactorius (nervus
I).
d. Mulut
Adanya gangguan pengecapan atau lidah akibat kerusakan nervus vagus , adanya
kesulitan dalam menelan.
e. Dada
Inspeksi:kesimetrisan bentuk, kembang dan kempih dada.
Palpasi: ada tidaknya nyeri tekan dan masa
Perkusi:mendengar bunyi hasil perkusi, untuk mengetahui suara napas.
f. Abdomen
Inspeksi : bentuk, ada tidaknya pembesaran.
Auskultasi: mendengar bising usus
Perkusi : mendengar bunyi hasil perkusi
Palpasi : ada tidanya nyeri tekan pasca operasi.
g. Ekstremitas
Pengukuran kekuatan otot
1. Nilai 0 : bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
2. Nilai 1 : bila terlihat kontraksi tetapi tidak ada gerakan sendi
3. Nilai 2 : bila ada gerakan pada sendi tetatpi tidak bisa melawan gravitasi
4. Nilai 3 : bila dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat melawan tekenan
pemeriksaan
5. Nilai 4 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tapi kekuatanya berkurang.
6. Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.
7. DIAGNOSA
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan integritas berhubungan dengan proses penyakit
c. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif (pembedahan laparatomi)
d. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA
http://scribd.com/document/248448707/Pathway-laparatomi(diakses pada
tanggal 4 Juni 2019)
Lakaman R. 2011. definisi laparatomi. EGC Jakarta. Mansjoer,
Arif.2012.capita, selekta kedokteran. Jakarta :Media aesculapius
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata no 49 Telp. (0331) 332240, Fax. (0331) 337957 Kotak Pos
104 Jember 68121
Website:http://www.unmuhjember.ac.id e-mail: Kantorpusat@unmuhjember.ac.id
1. IDENTITAS
Pasien mengatakan ada benjolan pada selangkangan kurang lebih 1 tahun yang lalu,
tapi tidak nyeri dan bila ada keluhan hanya berobat ke dokter terdekat dan minum obat
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Seminggu sebelumnya pasien mengeluh nyeri pada selangkangan kanan .sudah hampir 5 hari nyeri
semakin hebat dirasakan oleh pasien, dan nyeri bertambah saat beraktifitas
Karena sakit tak kunjung sembuh oleh keluarga klien dibawa ke RSD Balung pasien didiagnosis
Hernia inginalis Dekstra, dan MRS di ruang Mawar, pada malam harinya klien kembali mengalami
nyeri hebat pada selangkangan stl diperiksa dokter jaga klien harus Operasi saat itu juga karena terjadi
incarserata dan harus cito op.laparatomi malam itu jg, . Saat ini pasien post op laparatomi dan dirawat
di ruang Intermediet Mawar. Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri dibagian luka
bekas operasi abdomen. Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat, skala nyeri 6 (1-10)
(nyeri sedang), nyeri dirasakan hilang timbul sekitar 5-10 menit, nyeri tidak menyebar
ke daerah lain, nyeri dirasakan bertambah saat pasien bergerak dan berkurang saat
pasien diam tidak bergerak.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
3.1 Keadaan Umum :
Penampilan Umum : Pasien tampak meringis kesakitan
Kesadaran : CM - GCS 15 (E4M6V5)
Tanda-tanda vital : TD = 110/90 mmHg
N = 88 kali/menit
RR = 27 kali/menit
S = 36,5 OC
Status Antopometri : BB sebelum sakit = 62 kg
BB ketika sakit = 55 kg
TB : 170 cm
IMT : 19,0
3.2 Body system
B 1 : (Breathing) Pernafasan
Ventilator : ya √ Tidak
Mode : IPPV SIMV CPAP BIPAP
FiO2 :…….%, PEEP :……., Frek :………
RR : 27 X/Menit Teratur √ Tidak Teratur SpO2 : 97 %
Suara nafas : √ Vesikuler Broncho vesikuler Bronchial Tracheal
Ronchi Wheezing Rales Fricksion Rub
Masker OTT NTT Diameter :………mm.
Pola nafas : Cuping hidung Abdominal Thorakal
Bentuk dada : simetris √ Funnel chest Pigeon Chest
Barrel Chest
Otot bantu nafas : Retraksi interkostal Retraksi sub clavikula
Lainnya :
B 2 : (Blood) Cardiovascular
TD : 110/90 mmHg Nadi : 88 X/Menit Teratur √ Tidak teratur
Irama : Teratur √ Tidak teratur
Perfusi : Hangat √ Kering Merah Dingin Basah Biru
CRT : < 3 dtk √ > 3 dtk
Suara jantung I & II : Tunggal lup-dup
Suara tambahan : Mur - mur Gallop Thrill
JVP : < 5 Cm > 5 Cm
Lainnya :
B 3 : (Brain) Persyarafan
Kesadaran : CM √ Apatis Somnolen Soporocomateus Coma
Refleks Cahaya + / - Pupil : Isokor √ Anisokor
Ǿ : < 3 mm > 3mm
Parese Hemiparese Plegi Hemi Plegi para plegi Tetra
Plegi
Refleks Patologis : ……………………………
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Tanggal 11 Oktober 2021
Hematologi
- Hemoglobin 12,3 13,2-17,3 g/dL
5. TERAPI
Terapi Dosis Rute Waktu Indikasi
Tanggal 12 Oktober 2021
Ranitidine 2x25 mg IV 08.00, Antasida yang digunakan untuk
16.00 mengatasi masalah perut dan
kerongkongan yang diakibatkan
oleh asam lambung. Cara
kerjanya adalah
dengan menurunkan kadar asam
yang diproduksi perut
Ketorolac 3x30 mg Drip 08.00, Digunakan untuk mengobati nyeri
16.00, sedang sampai berat setelah
24.00 prosedur bedah
Ceftriaxone 2x250 mg IV 08.00, Antibiotik digunakan untuk
16.00 menekan atau menghentikan
perkembangan bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang
berada di dalam tubuh
Metronidazole 3x500 mg IV 08.00, Antibiotic yang digunakan untuk
16.00, mengobati berbagai infeksi akibat
23.00 bakteri. Obat ini bekerja dengan
cara menghentikan pertumbuhan
berbagai bakteri dan parasite
Futrolit 20 tpm IV 24 Jam Digunakan untuk membantu
mengatasi kebutuhan karbohidrat,
cairan dan elektrolit pada masa
sebelum, selama, dan sesudah
operasi
(Ninik Sumarini)
NIM 2001032040
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Agen pencedera fisik
a. Pasien mengatakan nyeri (pembedahan laparatomi)
dibagian luka bekas operasi ↓ Nyeri akut
DO: Insisi pembedahan
b. Pasien tampak meringis kesakitan ↓
c. Pasien mengatakan nyeri Terdapat luka di abdomen
dibagian luka bekas operasi ↓
Saraf nyeri perifer teransang
abdomen. Nyeri dirasakan seperti
↓
disayat-sayat, skala nyeri 6 (1-10) Nyeri
(nyeri sedang), nyeri dirasakan ↓
hilang timbul sekitar 5-10 menit, Nyeri akut
nyeri tidak menyebar ke daerah
lain, nyeri dirasakan bertambah
saat pasien bergerak dan
berkurang saat pasien diam tidak
bergerak.
d. Terjadi perubahan pola nafas
(Respirasi pasien 27x/menit)
e. Nafsu makan menurun
DAFTAR DIAGNOSA
KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri,
tampak meringis, pola nafas berubah, nafsu makan menurun
TINDAKAN RESUSITASI
2. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka 1. Agar mengetahui keadaan
kulit/jaringan berhubungan keperawatan 1x24 jam Observasi: luka pada pasien
dengan proses penyakit diharapkan integritas kulit 1. Pantau karakteristik luka
ditandai dengan kerusakan membaik, dengan kriteria hasil: Terapeutik:
jaringan/ lapisan kulit, 1. Nyeri yang dirasakan 2. Lepaskan balutan dan plester 2. Untuk mengurangi rasa sakit
nyeri, kemerahan, oleh pasien berkurang secara perlahan akibat plester/kassa yang
trombosit tinggi, tampak 2. Tidak timbul kemerahan 3. Bersihkan dengan cairan merekat pada luka pasien
sedikit perdarahan 3. Tidak ada perdarahan NaCl 3. Untuk menjaga kelembaban
4. Luka kering 4. Pertahankan teknik steril saat sekitar luka dan membantu
melakukan perawatan luka luka dalam proses
Edukasi: penyembuhan
5. Ajarkan prosedur perawatan 4. Menurut Budiana, I, et al
luka secara mandiri (2019) aseptik medis
Kolaborasi: merupakan teknik/prosedur
6. Pemberian antibotik yang dilakukan untuk
ceftriaxone 2x250 mg (IV) mengurangi jumlah
pada jam 08.00, 16.00 mikroorganisme disuatu
7. Pemberian antibiotic objek, serta menurunkan
metronidazole 3x500 mg (IV) penyebaran dari
pada jam 08.00, 16.00, 23.00 mikroorganisme tersebut.
5. Agar keluarga dapat
melakukan perawatan luka
mandiri ketika di rumah
6. Antibiotik digunakan untuk
menekan atau menghentikan
perkembangan bakteri atau
mikroorganisme berbahaya
yang berada di dalam tubuh
7. Antibiotik yang digunakan
untuk mengobati berbagai
infeksi akibat bakteri. Obat
ini bekerja dengan cara
menghentikan pertumbuhan
berbagai bakteri dan parasite
5. Resiko infeksi d.d efek Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi 1. Untuk mengetahui tanda dan
prosedur invasif keperawatan 1x24 jam Observasi: gejala infeksi pada luka
(pembedahan laparatomi), diharapkan derajat infeksi pasien 1. Pantau tanda dan gejala pasien
malnutrisi menurun, dengan kriteria hasil: infeksi 2. Menurut Maria, et.al (2019)
1. Nilai leukosit dalam 2. Pantau hasil laboratorium nilai leukosit terutama
rentang normal (4,4- (leukosit) netrofil dan limfosit
11,3 x10^3/uL) Terapeutik: merupakan penanda yang
2. Nafsu makan meningkat 3. Pertahankan teknik aseptic sensitive pada proses
3. Nyeri berkurang pada pasien berisiko tinggi inflamasi pada pasien
4. Tidak ada kemerahan 4. Cuci tangan sebelum dan apendisitis
sesudah kontak dengan pasien 3. Menurut Budiana, I, et al
dan lingkungan pasien (2019) aseptik medis
5. Batasi jumlah pengunjung merupakan teknik/prosedur
Edukasi: yang dilakukan untuk
6. Jelaskan tanda dan gejala mengurangi jumlah
infeksi kepada pasien dan mikroorganisme disuatu
keluarga objek, serta menurunkan
4