Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

DENGAN POST OF LAPARATOMI E.C HERNIA INCARSERATA


INGUINALIS DEKSTRA PADA Ny. U DI RUANG INTERMEDIET
MAWAR RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG JEMBER

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memenuhi Proses Penilaian


Mata Ajar Keperawatan Kritis

Disusun Oleh:
Ninik Sumarini, S Kep
2001032040

Pembimbing Akademi

Ns. Mohammad Ali Hamid, S.Kep. M.Kes


NIPK. 19810807 1 0310368

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Kritis Dengan Post Of Laparatomi e.c Hernia Incarserata


Inguinalis Dekstra Pada Ny. U di Ruang Intermediet Mawar RSD Balung telah
dilaksanakan Pada Tanggal 11 – 16 Oktober 2021:
Dilaksanakan Oleh:
Nama : Ninik Sumarini, S.Kep.
NIM : 2001032040

Balung, Okober 2021

Ninik Sumarini
NIM 2001032040

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Suciati, S. Kep


Ns. Mohammad Ali Hamid, S.Kep. M.Kes
NIPK. 19810807 1 0310368 NIP. 19790613 200604 2 028

Mengetahui

PJMK Keperawatan Kritis Kepala Ruangan IGD


FIKES UNMUH Jember RSD Balung

Ns. Cipto Susilo,S.Kep., S.Pd .,M..Kep Ns. Suciati, S. Kep


NPK.19700715193 05382 NIP. 19790613 200604 2 028
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KRITIS DENGAN POST OF LAPARATOMI
E.C HERNIA INCARSERATA INGUINALIS DEKSTRA DI
RUANG INTERMEDIET MAWAR RSD BALUNG
KABUPATEN JEMBER

Disusun Oleh:

NINIK SUMARINI, S.Kep


NIM :2001032040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
1. DEFINISI
Laparatomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan
usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif mansjoer, 2010) Laparatomi merupakan operasi
yang dilakukan untuk membuka bagian abdomen, laparatomi merupakan suatu bentuk
pembedahan mayor dengan, dengan melakukan pengayatan pada lapisan lapisan dinding
abdomen untuk mendapatkan bagian organ yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi,
kanker dan obstruksi). Laparatomi dilakukan pada kasus seperti apendicitis hernia inguinalis,
kanker lambung, kanker kolon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis, kolestisitis dan
peritonitis. Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka perut dengan operasi. (Lakaman,
2011) Pelayanan. Post operasi laparatomi adalah pelayanan yang diberikan kepada pasienpasien
yang telah menjalani operasi perut.

2. ETIOLOGI
Etiologi sehingga dilakukan laparatomi adalah karena disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Trauma abdomen
2. Peritonitis
3. Perdarahan saluran cerna
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar
5. Masa pada abdomen
3. PATOFISIOLOGI
Etiologi

(Trauma perut,peritonitis, perdarahan saluran pencernaan, sumbatan pada usus halus,


anus besar, masa perut)

laparatomi

Mual, muntah anoreksia Insisi jaringan

Ketidakseimbangan nutrisi

Terputusnya inkontinuitas jaringan

Kecemasan/ansietas

Ketidakefektifan pola napas

peradangan Nyeri akut

Luka infasif post pembedahan

Resiko tinggi infeksi


Pembatasan aktifitas kelemahan

kelemahan Hambatan mobilitas fisik Intoleransi aktifitas

(http://www.scribd.com/document/2488448707/Pathway-laparatomi)
4. TANDA/GEJALA
a. Nyeri tekan pada area insisi pembedahan
b. Perubahan tekanan darah, nadi dan pernafasan
c. Kelemahan

d. Gangguan integumen dan jaringan subkutan


e. Konstipasi
f. Mual dan muntah, anoreksia
5. PEMERIKASAAN PENUNJANG
Pemerikasaan rektum :
adanya darah menunjukan kelaina pada usus besar; kuldosentesi, kemungkinan adanya darah
dalam lambung; dan katerisasi, adanya darah menunjukan adanya lesi pada saluran kencing.

Laboratorium: hemoglobin, hematokrit, leukosit, analisis urine.


Radiologik: bila diindikasikan untuk dilakukan laparatomi
IVP / sistogram: hanya dilakukan bila ada kecurigaan pada trauma saluran kencing.
Parasentesis perut:
tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang diragukan adanya kelainan pada rongga
perut yang disertai denga trauma kepala yang berat, dilakukan dengan menggunakan jarum
pungsi no 18 atau 20 yang ditusukan melalui dinding perut di daerah kuadran bawah atau digaris
tengah dibawah pusat dengan menggosokan buli-buli terlebih dahulu.
Lavase peritoneal:
fungsi dan aspirasi atau bilasan rongga perut dengan memasukan cairan garam fisiologis melului
kanula yang dimasukan kedalam rongga peritoneum.
Perlengkapan yang dilakukan pada pasien post laparatomi adalah :
a. Respiratory: bagaimana saluran pernapasan, jenis pernapasan, bunyi pernapasan.
b. Sirkulasi: tensi, nadi, respirasi, dan suhu waran kulit, refil kapiler
c. Persyarafan: tingkat kesadaran.
d. Balutan: apakan ada drainase? apakah ada tanda-tanda infeksi, bagaimana proses
penyembuhanya?
e. Peralatan: monitor yang terpasang, cairan infus dan transfusi.
f. Rasa nyaman:rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien dan status ventilasi.
g. Psikologis : kecemasan, suasana hati setelah operasi
6. ASUHAN KEPERAWATAN
6.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan
diagnosa medis.
2. Keluhan utama.
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan Kesehatan adalah nyeri abdomen.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum
akhirnya klien dibawah ke rumahsakit untuk mendapatkan penanganan secara medis.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Ada riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus , atau
riwayat stroke dari generasi terdahulu.
d. Riwayat psikososial dan spiritual
Peran pasien dalam keluarga, status emosional meningkat, interaksi sosial terganggu,
adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tida harmonis , status
dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin melakukan ibadah sehari-hari.
4. Aktifitas sehari-hari
a.Pola nutrisi
b.Pola eliminasi
c.Pola personal hygiene
d.Pola istirahat dan tidur
e. Pola aktivitas dan latihan
d. Seksualitas / reproduksi
e. Peran
f. Persepsi diri / konsep diri
g. Kognitif diri / konsep diri
h. Kognitif perseptual
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemotoma atau riwayat operasi.

b. Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II),
gangguan dalam menganggkat bola mata (nervus III), gangguan dalam memutar bola
mata (Nervus IV) dan gangguan dalam menggerakan bola mata kelateral (nervus VI)
c. Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfactorius (nervus
I).
d. Mulut
Adanya gangguan pengecapan atau lidah akibat kerusakan nervus vagus , adanya
kesulitan dalam menelan.
e. Dada
Inspeksi:kesimetrisan bentuk, kembang dan kempih dada.
Palpasi: ada tidaknya nyeri tekan dan masa
Perkusi:mendengar bunyi hasil perkusi, untuk mengetahui suara napas.
f. Abdomen
Inspeksi : bentuk, ada tidaknya pembesaran.
Auskultasi: mendengar bising usus
Perkusi : mendengar bunyi hasil perkusi
Palpasi : ada tidanya nyeri tekan pasca operasi.
g. Ekstremitas
Pengukuran kekuatan otot
1. Nilai 0 : bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
2. Nilai 1 : bila terlihat kontraksi tetapi tidak ada gerakan sendi
3. Nilai 2 : bila ada gerakan pada sendi tetatpi tidak bisa melawan gravitasi
4. Nilai 3 : bila dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat melawan tekenan
pemeriksaan
5. Nilai 4 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tapi kekuatanya berkurang.
6. Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.
7. DIAGNOSA
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan integritas berhubungan dengan proses penyakit
c. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif (pembedahan laparatomi)
d. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.2002. prosedur suatu penelitian: pendekatan praktek. Edisi revisi

kelima.penerbit rineka cipta.jakarta.

Brunner and suddart.(2011). Textbook of medical surgical nursing.sixth

edition.J.B.Lippincott campany, philadelpia.


Brooker, christine.2001.kamus saku keperawatan Ed 31 EGC:jakarta
Craven & Hirlne .2000 fundamental of Nursing Philadelphia lippincott.
Doengges, marilyn E(2011).rencana asuhan keperawatan .jakarta:EGC

Dorlan,W.A.Newman 2002.kamus kedokteran:EGC

http://scribd.com/document/248448707/Pathway-laparatomi(diakses pada
tanggal 4 Juni 2019)
Lakaman R. 2011. definisi laparatomi. EGC Jakarta. Mansjoer,
Arif.2012.capita, selekta kedokteran. Jakarta :Media aesculapius
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata no 49 Telp. (0331) 332240, Fax. (0331) 337957 Kotak Pos
104 Jember 68121
Website:http://www.unmuhjember.ac.id e-mail: Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS

MRS Tgl/Jam : 11 – Oktober 2021 / 19.00 WIB


Rujukan Dari : Datang sendiri
Pengkajian Tgl/Jam : 12 Oktober 2021 / 08..00
Nomor Register : XXXXXX2058
Diagnosa Medis : Post of Laparatomi e.c Hernia Incarserata Inguinalis Dekstra

1. IDENTITAS

Nama : Ny. U Orang yang bertanggung Jawab


Umur : 59 Tahun Nama : Tn. S
Pekerjaan : IRT Hubungan : Anak
Pendidikan : SMP Umur : 42 tahun
Alamat/ No Telp : Balung Lor Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa Pendidikan : SMA

Agama : Islam Suku/Bangsa : Jawa

Status Marietal : Kawin Agama : Islam


Alamat/No Telp : Balung L
TB / BB : 170 cm / 55 kg
Keluhan Utama : Nyeri dibagian luka operasi
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
2.1 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan ada benjolan pada selangkangan kurang lebih 1 tahun yang lalu,
tapi tidak nyeri dan bila ada keluhan hanya berobat ke dokter terdekat dan minum obat
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Seminggu sebelumnya pasien mengeluh nyeri pada selangkangan kanan .sudah hampir 5 hari nyeri
semakin hebat dirasakan oleh pasien, dan nyeri bertambah saat beraktifitas
Karena sakit tak kunjung sembuh oleh keluarga klien dibawa ke RSD Balung pasien didiagnosis
Hernia inginalis Dekstra, dan MRS di ruang Mawar, pada malam harinya klien kembali mengalami
nyeri hebat pada selangkangan stl diperiksa dokter jaga klien harus Operasi saat itu juga karena terjadi
incarserata dan harus cito op.laparatomi malam itu jg, . Saat ini pasien post op laparatomi dan dirawat
di ruang Intermediet Mawar. Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri dibagian luka
bekas operasi abdomen. Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat, skala nyeri 6 (1-10)
(nyeri sedang), nyeri dirasakan hilang timbul sekitar 5-10 menit, nyeri tidak menyebar
ke daerah lain, nyeri dirasakan bertambah saat pasien bergerak dan berkurang saat
pasien diam tidak bergerak.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
3.1 Keadaan Umum :
Penampilan Umum : Pasien tampak meringis kesakitan
Kesadaran : CM - GCS 15 (E4M6V5)
Tanda-tanda vital : TD = 110/90 mmHg
N = 88 kali/menit
RR = 27 kali/menit
S = 36,5 OC
Status Antopometri : BB sebelum sakit = 62 kg
BB ketika sakit = 55 kg
TB : 170 cm
IMT : 19,0
3.2 Body system
B 1 : (Breathing) Pernafasan
Ventilator : ya √ Tidak
Mode : IPPV SIMV CPAP BIPAP
FiO2 :…….%, PEEP :……., Frek :………
RR : 27 X/Menit Teratur √ Tidak Teratur SpO2 : 97 %
Suara nafas : √ Vesikuler Broncho vesikuler Bronchial Tracheal
Ronchi Wheezing Rales Fricksion Rub
Masker OTT NTT Diameter :………mm.
Pola nafas : Cuping hidung Abdominal Thorakal
Bentuk dada : simetris √ Funnel chest Pigeon Chest
Barrel Chest
Otot bantu nafas : Retraksi interkostal Retraksi sub clavikula
Lainnya :

B 2 : (Blood) Cardiovascular
TD : 110/90 mmHg Nadi : 88 X/Menit Teratur √ Tidak teratur
Irama : Teratur √ Tidak teratur
Perfusi : Hangat √ Kering Merah Dingin Basah Biru
CRT : < 3 dtk √ > 3 dtk
Suara jantung I & II : Tunggal lup-dup
Suara tambahan : Mur - mur Gallop Thrill
JVP : < 5 Cm > 5 Cm
Lainnya :

B 3 : (Brain) Persyarafan
Kesadaran : CM √ Apatis Somnolen Soporocomateus Coma
Refleks Cahaya + / - Pupil : Isokor √ Anisokor
Ǿ : < 3 mm > 3mm
Parese Hemiparese Plegi Hemi Plegi para plegi Tetra
Plegi
Refleks Patologis : ……………………………

Rangsangan Meningeal : Nuchal Rigidity Brudsinzki’ Neck Sign


Brudsinzki’s Contralateral Leg Kernig
Kejang : Klonik Tonik Fokal Umum Grand Mall
Petit Mal
Tremor Twitching Khorea Atetosis
Cemas Takut Gelisah
Lainnya :

B4 : (Bladder) Perkemihan / Eliminasi Uri


BAK : 2 X/Hari Warna : kuning Jumlah :1500 cc. Cateter : tidak
Oliguri Anuri Poliuri Gross hematuri
Lainnya :

B 5 : (Bowel) Pencernaan / Eliminasi Alvi


Bentuk abdomen : Simetris
Soepel √ Distendeed Meteorismus Defend Musculair
BU :5-8 Peristaltik : / Normal √ Shifting Dullness Undulasi
Hepar : Teraba / Tdk teraba Ginjal : Teraba / Tdk teraba
Limpa : Teraba / Tdk teraba VU : Lunak / Keras / Kosong
Lainnya :
B 6 : (Bone) Tulang, Otot dan Integumen
Suhu Tubuh : 36,5 o C Axila / Rectal / Oral
Pergerakan : Bebas / Terbatas = Fleksi Ekstensi Endorotasi
Deformitas : ya / Tdk. Otot : Atropi / Hipertropi Kontraktur
Kekuatan otot : 1 2 3 4 5
Vertebra : Lordosis Kiposis Skoliosis Spina Bifida
Turgor Kulit : elastis
Lainnya : terdapat luka post op laparatomi, saat dipalpasi terdapat nyeri tekan,
nyeri yangg dirasakan skala 6 (1-10) , panjang luka 10 cm vertikal, kulit sekitar
luka tampak kemerahan dan luka masih basah.
4. DIAGNOSTIK TEST/PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Tanggal 11 Oktober 2021
Hematologi
- Hemoglobin 12,3 13,2-17,3 g/dL

- Eritrosit 4,85 4,5-5,9 x10^6/uL


- Leukosit 22,22 4,4-11,3 x10^3/uL
- Trombosit 609 150-400 x10^3/uL
- Hematokrit 38,5 40-52 %
- MCV 79 80-100 F1
- MCH 25 26-34 F4
- MCHC 32 32-36 g/dL
- RDW-CV 13,8 12,2-15,3 %
- Masa 2,5 1-3 Menit
Perdarahan/Br
- Masa Pembekuan 10 5-11 Menit
Imunologi
- HBs Ag rapid
Kimia Non Reaktif Non Reaktif
- Glukosa darah S
101 70-110 Mg/dL

5. TERAPI
Terapi Dosis Rute Waktu Indikasi
Tanggal 12 Oktober 2021
Ranitidine 2x25 mg IV 08.00, Antasida yang digunakan untuk
16.00 mengatasi masalah perut dan
kerongkongan yang diakibatkan
oleh asam lambung. Cara
kerjanya adalah
dengan menurunkan kadar asam
yang diproduksi perut
Ketorolac 3x30 mg Drip 08.00, Digunakan untuk mengobati nyeri
16.00, sedang sampai berat setelah
24.00 prosedur bedah
Ceftriaxone 2x250 mg IV 08.00, Antibiotik digunakan untuk
16.00 menekan atau menghentikan
perkembangan bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang
berada di dalam tubuh
Metronidazole 3x500 mg IV 08.00, Antibiotic yang digunakan untuk
16.00, mengobati berbagai infeksi akibat
23.00 bakteri. Obat ini bekerja dengan
cara menghentikan pertumbuhan
berbagai bakteri dan parasite
Futrolit 20 tpm IV 24 Jam Digunakan untuk membantu
mengatasi kebutuhan karbohidrat,
cairan dan elektrolit pada masa
sebelum, selama, dan sesudah
operasi

Jember, 16- 10-2021


Mahasiswa

(Ninik Sumarini)
NIM 2001032040
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Agen pencedera fisik
a. Pasien mengatakan nyeri (pembedahan laparatomi)
dibagian luka bekas operasi ↓ Nyeri akut
DO: Insisi pembedahan
b. Pasien tampak meringis kesakitan ↓
c. Pasien mengatakan nyeri Terdapat luka di abdomen
dibagian luka bekas operasi ↓
Saraf nyeri perifer teransang
abdomen. Nyeri dirasakan seperti

disayat-sayat, skala nyeri 6 (1-10) Nyeri
(nyeri sedang), nyeri dirasakan ↓
hilang timbul sekitar 5-10 menit, Nyeri akut
nyeri tidak menyebar ke daerah
lain, nyeri dirasakan bertambah
saat pasien bergerak dan
berkurang saat pasien diam tidak
bergerak.
d. Terjadi perubahan pola nafas
(Respirasi pasien 27x/menit)
e. Nafsu makan menurun

2. DS: Terjadinya penyumbatan


a. Pasien mengatakan nyeri pada lumen Gangguan integritas
luka bekas operasi ↓ kulit/jaringan
DO: Bendungan mukus di
b. Luka tampak kemerahan dan apendiks
basah ↓
Peningkatan tekanan intra
c. Trombosit 609 x10^3/uL
abdomen
d. Terdapat sedikit perdarahan ↓
e. Panjang luka kira-kira 10 cm Obstruksi vena, edema
bertambah, dan bakteri
akanmenembus dinding

Apendisitis

Dilakukan pembedahan
laparatomi

Insisi pembedahan

Gangguan integritas
kulit/jaringan
3. DS: Efek tindakan invasif
DO: (pembedahan laparatomi) Resiko infeksi
a. Terdapat luka post op laparatomi ↓
b. Nafsu makan pasien menurun Insisi pembedahan
c. Leukosit 22,22 x10^3/uL ↓
d. Terpasang infus Terputusnya jaringan

Port de entry

Resiko infeksi

DAFTAR DIAGNOSA
KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri,
tampak meringis, pola nafas berubah, nafsu makan menurun

2. Gangguan integritas berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan kerusakan


jaringan/lapisan kulit, nyeri, kemerahan, trombosit meningkat
3. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif (pembedahan laparatomi),
malnutrisi

TINDAKAN RESUSITASI

NO TGL/JAM TINDAKAN RESUSITASI KETERANGAN


12-Okb-2021
1. 08.00 WIB Infus Futrolit 20 tpm

2. 08.00 WIB Ranitidine 25mg iv

3. 08.00 WIB Ketorolac 30mg drip


4. 08.00 WIB Ceftriaxone 250 iv

5. 08.00 WIB Metronidazole 500mg iv


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui lokasi,
pencedera fisik d.d keperawatan 1x24 jam Observasi: karakteristik, durasi,
mengeluh nyeri, tampak diharapkan nyeri pasien 1. Identifikasi lokasi, frekuensi, kualitas, skala
meringis, pola nafas berkurang dan pasien mampu karakteristik, durasi, nyeri yang dirasakan oleh
berubah, nafsu makan mengontrol tingkat nyerinya, frekuensi, kualitas, skala nyeri pasien
menurun dengan kriteria hasil: Terapeutik: 2. Agar istirahat pasien
1. Keluhan nyeri 2. Fasilitasi istirahat dan tidur tercukupi/terpenuhi
berkurang Edukasi: 3. Menurut Mayasyanti &
2. Pasien tidak tampak 3. Ajarkan teknik non Poppi (2018) relaksasi nafas
meringis kesakitan faramkologis seperti relaksasi dalam berguna sebagai
3. Skala nyeri berkurang nafas dalam sarana meditasi atau
dari 6 menjadi 3 Kolaborasi: distraksi, sehingga fokus
4. Respirasi pasien dalam 4. Pemberian obat ketorolac pikiran pasien dialihkan
rentang normal (14- 3x30 mg (drip) pada jam terhadap nyeri sekaligus
20x/menit) 08.00, 16.00, 24.00 mengoptimalkan
5. Nafsu makan meningkat Terapi pemijatan penghirupan oksigen begi
Observasi: sel-sel yang mengalami
5. Identifikasi kesediaan dan stress atau injury.
penerimaan dilakukan 4. Digunakan untuk mengobati
pemijatan nyeri sedang sampai berat
Terapeutik: setelah prosedur bedah
6. Berikan massase/pemijatan 5. Untuk mengetahui apakah
pada punggung pasien bersedia untuk
7. Gunakan lotion atau minyak dilakukan pemijatan
Edukasi: 6. Menurut Nurhanifah, D, et al
8. Anjurkan rileks selama (2020) dengan diberikannya
pemijatan masase punggung sistem
9. Ajarkan pada keluarga untuk saraf dapat bekerja dengan
melakukan pemijatan baik yang akan merangsang
Terapi murattal sekresi berbagai hormone
Observasi: dan berbagai zat yang
10. Identifikasi jenis terapi yang dibutuhkan oleh tubuh serta
digunakan berdasarkan akan memberikan rasa
keadaan dan kemampuan nyaman
pasien (mendengarkan atau 7. Menurut Nurhanifah, D, etal.
membaca Al-Qur’an) (2020) diberikan minyak
Terapeutik: aromaterapi lavender dapat
11. Berikan terapi murottal berfungsi untuk mengurangi
Qur’an desekan dan memudahkan
Edukasi: ketika memijit. Aroma
12. Jelaskan tujuan dan manfaat lavender memiliki
terapi murattal kandungan linaly asetat dan
linaool bermanfaat
mengurangi rasa nyeri dan
memberikan efek relaksasi
karena menstimulasi
gelombang alfa di otak dan
akan melancarkan sirkulasi
darah.
8. Tubuh akan menjadi lebih
tenang dan dapat mengontrol
hormon stress
9. Agar keluarga dapat
mempraktikan secara
mandiri melakukan
pemijatan pada pasien
10. Agar pasien nyaman, atas
pilihannya tersebut
11. Menurut Marliyana (2018)
efek dari murutal qur’an
secara fisiologis akan
bertindak melalui stimulasi
efektor reseptor. Murotal
qur’an yang diberikan
dengan keteraturan irama,
tempo yang lambat,
didengarkan lembut penuh
penghayatan mampu
memberikan ketenangan,
meminimalkan kecemasan,
dan dapat menimbulkan
suatu respon relaksasi
12. Menurut Utami, Rahma, &
Safitri (2016) dalam
Marliyana 2018 dengan
pemberian Murottal Qur’an
yaitu dapat menurunkan
hormon-hormon stress,
mengaktifkan hormone
edorfin alami, meningkatkan
perasaan yang rileks, dan
dapat mengalihkan perhatian
dari rasa sakit, rasa takut, dan
rasa cemas

2. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka 1. Agar mengetahui keadaan
kulit/jaringan berhubungan keperawatan 1x24 jam Observasi: luka pada pasien
dengan proses penyakit diharapkan integritas kulit 1. Pantau karakteristik luka
ditandai dengan kerusakan membaik, dengan kriteria hasil: Terapeutik:
jaringan/ lapisan kulit, 1. Nyeri yang dirasakan 2. Lepaskan balutan dan plester 2. Untuk mengurangi rasa sakit
nyeri, kemerahan, oleh pasien berkurang secara perlahan akibat plester/kassa yang
trombosit tinggi, tampak 2. Tidak timbul kemerahan 3. Bersihkan dengan cairan merekat pada luka pasien
sedikit perdarahan 3. Tidak ada perdarahan NaCl 3. Untuk menjaga kelembaban
4. Luka kering 4. Pertahankan teknik steril saat sekitar luka dan membantu
melakukan perawatan luka luka dalam proses
Edukasi: penyembuhan
5. Ajarkan prosedur perawatan 4. Menurut Budiana, I, et al
luka secara mandiri (2019) aseptik medis
Kolaborasi: merupakan teknik/prosedur
6. Pemberian antibotik yang dilakukan untuk
ceftriaxone 2x250 mg (IV) mengurangi jumlah
pada jam 08.00, 16.00 mikroorganisme disuatu
7. Pemberian antibiotic objek, serta menurunkan
metronidazole 3x500 mg (IV) penyebaran dari
pada jam 08.00, 16.00, 23.00 mikroorganisme tersebut.
5. Agar keluarga dapat
melakukan perawatan luka
mandiri ketika di rumah
6. Antibiotik digunakan untuk
menekan atau menghentikan
perkembangan bakteri atau
mikroorganisme berbahaya
yang berada di dalam tubuh
7. Antibiotik yang digunakan
untuk mengobati berbagai
infeksi akibat bakteri. Obat
ini bekerja dengan cara
menghentikan pertumbuhan
berbagai bakteri dan parasite
5. Resiko infeksi d.d efek Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi 1. Untuk mengetahui tanda dan
prosedur invasif keperawatan 1x24 jam Observasi: gejala infeksi pada luka
(pembedahan laparatomi), diharapkan derajat infeksi pasien 1. Pantau tanda dan gejala pasien
malnutrisi menurun, dengan kriteria hasil: infeksi 2. Menurut Maria, et.al (2019)
1. Nilai leukosit dalam 2. Pantau hasil laboratorium nilai leukosit terutama
rentang normal (4,4- (leukosit) netrofil dan limfosit
11,3 x10^3/uL) Terapeutik: merupakan penanda yang
2. Nafsu makan meningkat 3. Pertahankan teknik aseptic sensitive pada proses
3. Nyeri berkurang pada pasien berisiko tinggi inflamasi pada pasien
4. Tidak ada kemerahan 4. Cuci tangan sebelum dan apendisitis
sesudah kontak dengan pasien 3. Menurut Budiana, I, et al
dan lingkungan pasien (2019) aseptik medis
5. Batasi jumlah pengunjung merupakan teknik/prosedur
Edukasi: yang dilakukan untuk
6. Jelaskan tanda dan gejala mengurangi jumlah
infeksi kepada pasien dan mikroorganisme disuatu
keluarga objek, serta menurunkan
4

7. Anjurkan meningkatkan penyebaran dari


asupan nutrisi mikroorganisme tersebut.
8. Ajarkan teknik cuci tangan 4. Agar pasien dan keluarga
yang benar dapat mengetahui tanda dan
9. Anjurkan kecukupan gejala infeksi
mobilisasi 5. Untuk meningkatkan
imunitas agar terhindar dari
infeksi
6. Menurut Smeltzer (2012)
dalam Tambunan, M. T.
2020 pada pasien post op
laparatomi sangatlah penting
untuk melakukan pergerakan
atau mobilisasi dini yang
bertujuan untuk
mempercepat proses
penyembuhan luka
IMPLEMENTASI

TGL/JAM Dx NO TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


12/10/2021 I 1 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala
08.00 nyeri
R/ Pasien mengatakan nyeri dibagian luka bekas operasi abdomen.
Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat, skala nyeri 6 (1-10), nyeri
dirasakan hilang timbul sekitar 5-10 menit, nyeri tidak menyebar ke
daerah lain, nyeri dirasakan bertambah saat pasien bergerak dan
berkurang saat pasien diam tidak bergerak
08.10 I 3 Mengajarkan terapi relaksasi nafas dalam
R/: pasien merasa sedikit nyaman, pola nafas pasien 27x/menit
08.00 I 4 Memberikan obat ketorolac 3x30 mg (drip)
R/: pasien tampak tenang, obat sudah masuk, tetesan infus lancar
II 6 Memberikan obat ceftriaxone 2x250 mg (IV)
R/: pasien tampak kesakitan, obat sudah masuk, tetsan infus lancar
II 6 Memberikan obat metronidazole 3x500 mg (IV)
R/: pasien tampak meringis kesakitan, obat sudah masuk, tetesan infus
lancar
09.15 III 9 Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan mobilisasi R/: pasien
mengubah posisi dengan miring ke sebelah kanan dengan cara
berhati-hati karena merakasan nyeri
09.20 III 1 Memantau tanda dan gejala infeksi pada pasien
R/: luka ditutupi oleh kassa dan plester kondisi balutan masih tampak
kering dan tampak kemerahan
Memantau karakteristik luka
09.25 II 1
R/: panjang luka pasien 10 cm tampak kemerahan dan basah
Menganjurkan untuk meningkatan asupan nutrisi
7
R/: pasien mengatakan akan melakukannya
Memantau hasil laboratorium (leukosit)
09.30 III 2
R/: leukosit pasien 22,22 x10^3/Ul
Mengajarkan teknik cuci tangan yang benar
09.35 III 8
R/: pasien mengikuti gerakan yang diberikan
Mengajarkan pasien untuk mobilisasi
9
R/: pasien tampak berhati-hati untuk miring ke kiri
Menganjurkan pasien untuk istirahat dan tidur
09.40 1 2
R/: pasien tampak bersiap-siap untuk tidur
Melepaskan balutan dan plester secara perlahan, bersihkan luka
09.45 11 2
dengan NaCl, dan mempertahamkan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
R/: panjang luka 10 cm ventrikal, luka masih tampak kemerahan,
kassa sudah tampak bersih
Mengidentifikasi kesiapan pasien dalam pemberian murottal al-
09.50 I 10
qur’an
R/: pasien ingin mendengarkannya melalui audio
1 11 Memberikan terapi murottal Qur’an
R/: pasien tampak tenang ketika diberikan audio alquran dan
mengatakan lebih nyaman
1 12 Menjelaskan tujuan dan manfaat pemberian terapi murottal qur’an
R/: pasien dan keluarga tampak memperhatikan ketika diberikan
penjelasan
EVALUASI

TGL/JAM DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


KEPERAWATAN
13/10/2021 Nyeri akut berhubungan S: pasien mengatakan nyeri dibagian luka bekas
08.00 dengan agen pencedera fisik operasi abdomen. Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat, skala nyeri 6 (1-10), nyeri dirasakan hilang
timbul sekitar 5-10 menit, nyeri tidak menyebar ke
daerah lain, nyeri dirasakan bertambah saat pasien
bergerak dan berkurang saatMpasien diam tidak
bergerak
O: pasien tampak meringis kesakitan respirasi
pasien
24x/ menit, masih mengeluh nyeri, tidak ada
perubahan nafsu makan
A: masalah nyeri akut belum teratasi
13/10/2021 Gangguan integritas P: lanjutkan
S: pasien intervensi
masih mengeluh nyeri
08.00 berhubungan dengan proses
penyakit. O: pasien ada luka post op laparatomi luka tampak
kemerahan dan basah sedikit ada perdarahan
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
13/10/2021 Resiko infeksi dibuktikan S: -
08.00 dengan efek prosedur
invasif O: leukosit 22,22 x10^3/uL, nafsu makan menurun,
mengeluh nyeri, luka basah tampak kemerahan
A: masalah resiko infeksi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai