Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN ANALISIS JURNAL KELUARGA

Oleh:

Ketut Nanda Diaspora (2102621010)


Ida Ayu Made Widnyani Wulandari (2102621013)
Ni Kadek Novi Ariani (2102621018)
Gusti Ayu Sabila Prajaniti (2102621025)
Putu Herma Khrismadani (2102621038)
Ni Made Sridarmayanti (2102621041)
Ni Luh Okta Wentari Dewi (2102621052)

Clinical Teacher (CT):


Dr. Ns. Putu Ayu Sani Utami, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Clinical Instructor (CI):


Ns. Ni Putu Susi Perdanayanti, S.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
NOVEMBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas


tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula
darah, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemi)
(Kementrian Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan data Internasional Diabetes Fedration (IDF)
tingkat prevalensi secara global penderita diabetes melitus pada tahun 2019 sebanyak 463
juta orang pada usia 20-79 tahun dari total jumlah penduduk. Berdasarkan jenis kelamin
diabetes mellitus lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 9,65% dibandingkan pada
perempuan 9%. Indonesia adalah negara ke-tujuh dengan jumlah penderita diabetes
terbanyak di dunia. Kejadian diabetes di Indonesia pada tahun 2019 berkisar 10,7%.
Prevalensi diabetes diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya seiring penambahan
umur penduduk.

Diabetes melitus dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu oleh gaya hidup yang kurang
sehat, genetik, usia, berat badan berlebih dan jenis kelamin. Faktor resiko penyakit diabetes
melitus dibedakan menjadi dua, yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor resiko yang dapat diubah seperti berat badan berlebih, kurang aktivitas fisik, diet tidak
seimbang (tingg gula, garam lemak dan rendah serat), sedangkan faktor resiko yang tidak
dapat dirubah seperti faktor keturunan dan faktor degeneratif (WHO, 2019). Diabetes melitus
yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi yang menimbulkan
penyakit lain. Komplikasi diabetes melitus dalam jangka panjang dapat mempengaruhi
berbagai organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, mata, ginjal, sistem kardiovaskular dan
infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi) (Ruben dkk,
2016).

Empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan
jasmani, dan terapi farmakologi. Komponen latihan jasmani atau olahraga sangat penting
dalam penatalaksanaan diabetes karena dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Latihan
jasmani akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah sehingga lebih banyak jala-
jala kapiler terbuka yang menyebabkan lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor
menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah pada pasien
diabetes melitus (Sunaryo & Sudiro dalam Ruben dkk, 2016).

latihan jasmani atau olahraga yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes melitus adalah
senam kaki diabetik. Senam kaki diabetik adalah kegiatan atau latihan yang dapat mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki
diabetik bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah sehingga nutrisi ke jaringan lebih
lancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis, dan otot paha, serta mengatasi keterbatasan
gerak sendi yang sering dialami oleh penderita Diabetes Melitus. Oleh karena itu, kelompok
8 Profesi Ners FK Unud menganalisis sebuah jurnal yang menerapkan program Latihan
senam kaki diabetik dan perawatan kaki dalam upaya mencegah terjadinya ulkus kaki pada
pasien dengan diabetes melitus.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis artikel jurnal mengenai pengaruh senam kaki diabetes dan
perawatan pada status vaskular perifer untuk mencegah terjadinya ulkus kaki diabetik
pada pasien dengan diabetes mellitus.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan analisis jurnal ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui pengaruh intervensi senam kaki diabetes dan perawatan pada
status vaskular perifer untuk mencegah terjadinya ulkus kaki diabetik pada pasien
dengan diabetes mellitus.
b. Untuk mengetahui analisis jurnal meliputi: kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman mengenai intervensi senam kaki diabetes dan perawatan pada status
vaskular perifer pada artikel jurnal yang didapatkan
c. Untuk mengetahui implikasi keperawatan pada intervensi senam kaki diabetes
dan perawatan pada status vaskular perifer jika diterapkan khusunya di
Indonesia.
BAB II

RINGKASAN JURNAL

Judul Artikel Jurnal: Effect of Foot Exercise and Care on Peripheral Vascular Status in Patients with
Diabetes Mellitus

Prevalensi pasien diabetes mellitus setiap tahunnya mengalami peningkatan. Risiko neuropati
perifer dua kali lebih tinggi pada penderita diabetes mellitus. Perawat sebagai penyedia
layanan kesehatan memiliki peran penting dalam mencegah ulkus diabetes dan risiko
amputasi ekstremitas bawah melalui perawatan kaki dan latihan kaki. Aktivitas fisik dalam
bentuk latihan dapat berfungsi sebagai pengobatan untuk diabetes mellitus. Senam kaki
diabetes adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan untuk pasien dengan diabetes
mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh perawatan kaki dan
senam kaki diabetes terhadap status vascular perifer pada pasien diabetes mellitus. Jenis
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi-experiment dengan jenis pretest-
posttest control group design, untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah
diberikan perlakukan dengan jumlah sampel yang digunakan yaitu 94 pasien di di RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon pada bulan Februari sampai Mei 2017 (47 pasien masuk dalam
kelompok kontrol dan 47 pasien masuk dalam kelompok intervensi). Instrumen pengumpulan
data yang digunakan terdiri dari 10-g monofilamen untuk tes neuropati diabetic, tes HbA1c,
dan sphygmomanometer. Mengenai penggunaan monofilamen, uji analisis statistic yang
digunakan untuk menganalisis rata-rata pada kelompok intervensi dilakukan dengan
menggunakan McNemar. Penilaian HbA1c, ABI, dan frekuensi nadi arteri dorsalis pedis
digunakan uji Wilcoxon. Uji Mann-Whitney digunakan untuk menentukan perbandingan
rata-rata dari kedua kelompok. berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa, perawatan
kaki dan senam kaki diabetes efektif dalam meningkatkan status vaskular pasien sebesar 70 -
80% pada pasien diabetes melitus. Senam kaki dan perawatan kaki dapat menjadi salah satu
intervensi keperawatan mandiri yang digunakan untuk mencegah komplikasi diabetes
mellitus

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Jurnal

No Analisis SWOT Bobot Rating Score


.
1 Internal Factor
Strength (Kekuatan)
1. Senam kaki diabetes digunakan 0,5 4 2
untuk mencegah komplikasi
diabetes mellitus, karena telah
terbukti memperbaiki pembuluh
darah perifer status penderita
diabetes melitus sebesar 70-
80%.
2. Pemberian perawatan kaki dan
senam kaki diabetes terhadap
status vascular perifer pada 0,5 3 1,5
pasien diabetes mellitus selama
tiga bulan dapat membuktikan
bahwa kadar HbA1c dan ABI
membaik. Hal ini menunjukkan
bahwa ada perubahan yang
signifikan pada status vaskular
pasien setelah secara teratur
melakukan intervensi yang
direkomendasikan
3. Perawatan kaki dan senam kaki
diabetes terhadap status vascular
perifer pada pasien diabetes
mellitus dapat mencegah 85%
amputasi kaki diabetic dan 0,5 3 1,5
mencegah risiko ulkus kaki
sebesar 50 - 70%.
Total 1,5 10 5
Weakness (Kelemahan)
1. Diabetes mellitus umumnya 0,5 2 1
diderita pada usia dewasa
hingga lansia. Peran keluarga
secara optimal dalam pemberian
asuhan keperawatan pada
anggota keluarga sangat
diperlukan. Pelaksanaan
perawatan kaki dan senam kaki
diabetes mellitus harus diawasi
oleh keluarga terutama pasien
yang berusia lansia, pengawasan
diperlukan untuk mendapatkan
hasil terapi yang optimal
(Hidayatul, Jafri & Sabri, 2019).
Total 0,5 2 1
S-W 5-1 = 4
2 External Factor
Opportunities (Peluang)
1. Senam kaki dan perawatan kaki 0,5 4 2
pada pasien diabetes melitus
termasuk intervensi
(kompentensi) mandiri
keperawatan.
2. Senam kaki diabetes termasuk 0,5 3 1,5
salah satu terapi komplementer
yang mendukung manajemen
kesehatan bagi pasien DM.
Adanya kecenderungan tren di
masyarakat yang tertarik
menggunakan terapi
komplementer.
Total 1,5 10 3,5
Threat (Ancaman)
1. Senam kaki diabetes tidak dapat 0,5 3 1,5
dilakukan pada kondisi tertentu.
Wijayanto, Sujianto, dan
Juniarto (2018) menyebutkan
kontra indikasi dari senam kaki
diabetes yaitu pasien mengalami
perubahan fungsi fisiologis,
seperti dispnea (sesak napas)
atau nyeri dada, depresi,
khawatir, atau cemas
Total 0,5 3 1,5
O-T 3,5-1,5=2

3.2 Analisis Diagram Cartesius


Pembuatan diagram cartesius membantu menentukan letak kuadran dari program.
Berikut merupakan hasil perhitungan analisis SWOT dari faktor internal dan
faktor internal pada jurnal:
Faktor internal (X) = 4
Faktor internal (Y) = 2

6
Kuadran I
5
4 Strategi SO/Progresif
3
2
1
X
1 2 3 4 5

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis SWOT didapatkan hasil bahwa Perawatan


kaki dan senam kaki diabetes terhadap status vascular perifer pada pasien diabetes
melitus berada pada kuadran 1 mengartikan bahwa intervensi tersebut berada pada
situasi yang sangat menguntungkan. Intervensi memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Strategi yang perlu diimplementasikan dalam kondisi pada kuadran 1
adalah mendukung adanya intervensi.

3.3 Implikasi keperawatan


Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dan salah satu
penyakit tidak menular dengan jumlah pasien yang meningkat. DM adalah
kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat
gangguan sekresi insulin, kinerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia terjadi
akibat defisiensi insulin (DM tipe I) atau penurunan responsivitas sel (DM tipe II)
terhadap insulin (Maharani, Purwaningsih, & Hartutik, 2019). Efek multisistem
yang disebabkan oleh peningkatan glukosa yaitu manifestasi awal seperti poliuri,
polidipsi, dan polifagi kemudian komplikasi progresif seperti gangguan
kardiovaskular, muskuloskeletal, dan integumen (LeMone, Karen & Gerene,
2016;Mangiwa, Katuuk & Sumarauw, 2017; Billotta, 2014). Penatalaksanaan
yang tidak efektif dalam menangani penyakit DM akan mengakibatkan
komplikasi akut bahkan kronis. Komplikasi dari DM terdiri dari komplikasi akut
yaitu perubahan kadar glukosa dan komplikasi kronik yaitu perubahan pada sistem
kardiovaskular, perubahan pada sistem saraf perifer, dan peningkatan kerentanan
terhadap infeksi. Selain itu, perubahan vaskular di ekstremitas bawah pada
penyandang DM dapat mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis sehingga terjadi
komplikasi yang mengenai kaki yang menyebabkan tingginya insidensi amputasi
pada pasien DM (LeMone, Karen & Gerene, 2016;Mangiwa, Katuuk &
Sumarauw, 2017). Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, beberapa peneliti
telah menemukan intervensi untuk diabetes mellitus, salah satunya senam kaki
diabetes.
Adapun implikasi dalam peran keperawatan meliputi :
1. Peran sebagai educator
Peran perawat sebagai educator merupakan peran dalam memberikan
pengetahuan, informasi, pelatihan keterampilan baik kepada pasien, keluarga
pasien, maupun masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit. Perawat dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
mengenai pelaksanaan senam kaki diabetes dan juga perawatan kaki sebagai
cara pencegahan terhadap ulkus diabetik dan juga mencegah resiko amputasi
ektremitas bawah. Perawatan kaki merupakan hal penting, meskipun pasien
juga harus mengikuti panduan umum lainnya untuk mengelola diabetes.
Perawatan kaki bersifat preventif mencakup mencuci kaki dengan baik dan
benar, mengeringkan dengan hati-hati, mengupayakan agar celah di antara jari
kaki tidak basah, menggunakan lotion untuk melembabkan, menggunakan
sepatu dan kaos kaki sesuai anjuran, menggunting kuku sesuai anjuran,
melakukan inspeksi kaki setiap hari (Embuai, Lestari, & Ulfina, 2017). Selain
perawatan kaki, diabetes mellitus dapat diatasi dengan mengelola beberapa hal
yang mempengaruhi penurununan glukosa, yaitu aktivitas, kadar insulin, diet
dan terapi. Intervensi senam kaki diabetes dapat menjadi salah satu pilihan
bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit diabetes
melitus. Beberapa penelitian telah membuktikan adanya efektifitas senam kaki
diabetes dimana senam ini bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah
(Wahyuni, 2016). Senam kaki diabetes juga digunakan sebagai latihan kaki.
Latihan atau gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kedua kaki secara
bergantian atau bersamaan bermanfaat untuk memperkuat atau melenturkan
otot-otot di daerah tungkai bawah terutama pada kedua pergelangan kaki dan
jari-jari kaki. Pada prinsipnya, senam kaki dilakukan dengan menggerakkan
seluruh sendi kaki dan disesuaikan dengan kemampuan pasien (Mangiwa,
Katuuk & Sumarauw, 2017).
2. Peran sebagai konselor
Perawat dapat berperan secara aktif dalam memberikan konseling pada
masyarakat terkait penatalaksanaan DM. pada salah satu contoh, yaitu
mengatur pola makan dan juga aktivitas fisik, perawat dapat memberikan
konseling mengenai diet yang dapat dilakukan dan aktivitas fisik yang sesuai
dengan usia atau permasalahan kesehatan yang dimiliki.
3. Peran sebagai care giver
Peran perawat sebagai care giver merupakan peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan proses keperawatan. Perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus saat
mengalami ulkus diabetikum.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif. Komponen latihan jasmani atau olahraga
sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena dapat menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan
memperbaiki pemakaian insulin. latihan jasmani atau olahraga yang dapat dilakukan
oleh penderita diabetes melitus adalah senam kaki diabetik. Senam kaki diabetik
adalah kegiatan atau latihan yang dapat mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki. Berdasarkan penelitian bahwa ada
perubahan yang signifikan pada status vaskular pasien setelah secara teratur
melakukan senam kaki diabetik. Dalam pemberian senam kaki diabeti perawat
berperan sebagai pemberi pelayanan kepada pasien diabetik yaitu dengan melakukan
pencegahan terhadap ulkus diabetik bahkan mencegah resiko amputasi ektremitas
bawah melalui edukasi perawatan kaki dan senam kaki.
4.2. Saran
a. Bagi Pelayanan Kesehatan
Intervensi ini dapat diterapkan ditatankan pelayanan kesehatan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga dalam melakukan perawatan
diabetes militus dengan pemberian senam kaki diabetik di rumah.
b. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil analissis jurnal ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran terkait
intervensi yang digunakan untuk meningkatkan perawatan diabetes militus dengan
pemberian senam kaki diabetik dengan melibatkan peran aktif keluarga.
c. Bagi Perawat
Penerapan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan serta edukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan diabetes
militus dengan melakukan senam kaki diabetes.
Daftar Pustaka

Bilotta, F., Guerra, C., Badenes, R., Lolli, S., & Rosa, G. (2014). Short acting insulin
analogues in intensive care unit patients. World journal of diabetes, 5(3), 230.
Embuai, S., Lestari, P., & Ulfina, E. (2017). Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Dan Senam
Kaki terhadap Upaya Pencegahan Risikko Foot Ulcer Pada Klien Diabetes Melitus.
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 8(4), 180-190.
Embuai, S., Lestari, P., & Ulfina, E. (2017). Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Dan Senam
Kaki terhadap Upaya Pencegahan Risikko Foot Ulcer Pada Klien Diabetes Melitus.
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 8(4), 180-190.
Hidayatul. U., Jafri, Y., Kp, S., & Sabri, N. R. (2019). Penerapan intervensi latihan senam
diabetes mellitus pada ny. h dengan masalah dm di rw 01 rt 02 di kelurahan bungo
timur tahun 2019 (Doctoral dissertation, STIKes PERINTIS PADANG).
Internasional Diabetes Fedration. (2019). IDF DIABETES ATLAS (9th ed.). BELGIUM:
International Diabetes federation. Retrieved November 16, 2021, from
https://www.diabetesatlas.org/en/resources/.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Diabetes Melitus. Jakarta: Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Endokrin.
Lasia, I. M., Agustini, I. G. A. R., & Purwaningsih, N. K. (2020). Pengaruh Senam Kaki
Diabetik terhadap Ankle Brachial Index (ABI) pada Pasien Diabetes Melitus tipe II
di Puskesmas II Denpasar Selatan. Jurnal Keperawatan Terapan, 6(1). ISSN: 2442-
6873.
Maharani, C., Purwaningsih, W., & Hartutik, S. (2019). Penerapan Senam Diabetes Untuk
Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Desa Cinderejo
Lor Gilingan Surakarta.
Mangiwa, I., Katuuk, M., & Sumarauw, L. (2017). Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap
Nilai ANkle Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Rumah Sakit
Pacaran Kasih GMIM Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1), 105018.
World Health Organization. (2019). diabetic. Retrieved November 16, 2021, from
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension
Ruben, G., Rottie, J., & Karundeng, M. (2016). Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap
Perubahan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah
Kerja Puskesmas Enemawira. Jurnal Keperawatan, 4(1).

Sukartini, T., Asmoro, C. P., & Alifah, P. N. (2019). The Influence of Diabetic Foot Exercise
in Sensory Peripheral Neuropathy with Monofilament Test on Diabetes Melitus
Clients. Jurnal Ners, 14(3si), 340-344. DOI:
http://dx.doi.org/10.20473/jn.v14i3(si).17263
Wijayanto, D., Sujianto, U., & Juniarto, A. Z. (2018). Modul Senam Kaki Pelatihan
Educator. Departemen Keperawatan Universitas Diponegoro, Semarang.
Wahyuni, A. (2016). Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial Index
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ipteks Terapan, 9(2), 19-27.

Anda mungkin juga menyukai