Oleh :
YENI RACHMANIAH
NIM R.17.01.077
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gula dalam darah. (Black & Hawks, 2014). Penyakit diabetes mellitus terjadi
karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin
sebanyak 463 juta jiwa (IDF, 2019). Prediksi World Health Organization (WHO)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, secara umum
peningkatan cukup signifikan. Prevalensi DM dari tahun 2013 hingga tahun 2018
meningkat dari 6,9% menjadi 8,5%. Data tersebut menunjukkan kurang lebih 22,9
juta penduduk Indonesia menderita DM. DM termasuk penyakit kronis yang sulit
1
2
menjadi dua bagian yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat
dimodifikasi. Adapun faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia,
riwayat keluarga dengan DM, dan riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir bayi
> 4000 gram atau pernah menderita DM saat hamil (DM Gestasional), faktor yang
dapat dimodifikasi, yaitu: over weight/berat badan lebih (indeks massa tubuh >
Brunner & Suddarth (2013), antara lain : poliuria, keletihan dan kelemahan,
maupun kaki, dan luka yang lambat sembuh. Peningkatan kadar glukosa darah
yang tidak terkendali, dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah, baik makro
(retinopati) dan ginjal (nefropati), kontrol darah untuk menunda atau mencegah
syaraf) di kaki yang meningkatkan ulkus kaki, infeksi bahkan amputasi kaki.
Ulkus kaki diabetik merupakan komplikasi yang sering dialami oleh penderita
Stikes Indramayu
3
diabetes mellitus. Komplikasi tersebut terjadi akibat lesi tidak dialirkan oleh
sirkulasi darah dan suplai darah ke perifer (kaki) menurun, disetai suplai oksigen
dan nutrisi ke kaki juga menurun. Kondisi tersebut menyebabkan sel-sel saraf
2010).
perifer sehingga tidak terjadi ulkus diabetik. Salah satu upaya pencegahan melalui
Senam kaki adalah kegiatan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus.
Senam kaki ini bertujuan untuk mencegah terjadinya luka dengan cara
melancarkan peredaran darah pada bagian kaki. Senam kaki diabetes dapat
membantu memperbaiki sirkulasi darah dan senstivitas pada kaki. Senam kaki
memiliki banyak manfaat untuk penderita diabetes mellitus. Salah satu manfaat
mendapatkan hasil yang efektif dalam mencegah terjadinya ulkus kaki dapat
Stikes Indramayu
4
2010).
gerakan sendi kaki. Efek mekanis langsung terjadi dari otot atau jaringan akan
dirasakan saat melakukan senam kaki secara teratur. Latihan senam kaki diabetes
dapat menstimulasi sirkulasi darah, otot menjadi lebih lembut dan fleksibel. Hal
ini tentunya memudahkan sirkulasi darah perifer kaki yang berdampak pada
peningkatan sensitivitas kaki sehingga ulkus kaki tidak terjadi (Atun, 2010).
ulkus kaki diabetik pada pasien diabetes mellitus ini sudah banyak diteliti oleh
para ahli. Namun belum ada literature yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh
senam kaki diabetik terhadap pencegahan ulkus kaki diabetik. Berdasarkan hal
Senam Kaki Diabetik terhadap Penurunan Resiko Ulkus Kaki Diabetik Pada
B.Rumusan Masalah
komplikasi dari diabetes mellitus ini beragam, salah satunya yaitu neuropati
perifer yang dapat mengakibatkan sensitivitas kaki menjadi tidak baik bahkan
Stikes Indramayu
5
Salah satu pencegahan komplikasi ulkus kaki diabetik yaitu dengan cara
senam kaki. Senam kaki diyakini dapat memperbaiki neuropati perifer. Sudah
banyak artikel terkait dengan senam kaki yang diyakini memiliki pengaruh untuk
memperbaiki neuropati namun belum ada yang melakukan literatur review. Maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya pengaruh senam
pertanyaan penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh senam kaki diabetik
terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus?”.
C.Tujuan Penelitian
diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik pada penderita diabetes
mellitus.
D.Manfaat Penelitian
sebagai bahan untuk mengurangi kejadian ulkus kaki diabetik pada penderita
diabetes mellitus. Senam kaki diabetik juga sebagai salah satu inovasi dalam
Stikes Indramayu
6
3.Bagi Penulis
ulkus kaki diabetik, dan menjadikannya acuan dalam menulis karya tulis ilmiah
selanjutnya.
pencegahan ulkus kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus. Populasi dalam
penelitian yang akan dimasukkan dalam artikel adalah penderita diabetes mellitus.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2021. artikel yang diterbitkan
yaitu dari tahun 2014-2020 dengan kriteria inklusi: bahasa yang digunakan
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan tipe studi quasy
Stikes Indramayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk mengubah glukosa menjadi energi, namun pada penderita diabetes mellitus
insulin dalam tubuh tidak adekuat, sehingga tidak dapat mengubah glukosa
(Black & Hawks, 2014). Diabetes mellitus adalah peningkatan kadar glukosa
darah kronik yang disertai dengan kelainan metabolik akibat gangguan hormonal
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan
(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja dari insulin, atau
keduanya. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh sekresi hormon insulin tidak
adalah penyakit metabolisme kronis yang disebabkan oleh insulin dalam tubuh
7
8
2. Klasifikasi DM
tipe 2 adalah reaksi dalam sel kurang efektif karena kurangnya insulin yang
hamil. DM tipe lain mungkin sebagai akibat dari defek genetik fungsi sel beta,
penyakit pankreas (missal kistik fibrosis) , atau penyakit yang diinduksi oleh obat
3. Etiologi
diabetes melitus terbagi menjadi 3 yaitu diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus
tipe 2, dan diabetes mellitus gestasional. Diabetes mellitus tipe 1 dibagi lagi
menjadi empat faktor, antara lain : faktor genetik/ herediter, faktor infeksi virus,
faktor imunologi, dan faktor lingkungan. Diabetes Mellitus tipe II dibagi menjadi
empat faktor, antara lain : obesitas, usia, riwayat keluarga, dan kelompok etnik.
Diabetes Mellitus Gestasional dibagi menjadi 3 faktor, antara lain : umur ibu
Stikes Indramayu
9
4. Patofisiologi
adalah :
a. Diabetes tipe I
Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam
tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (Glukosuria). Ketika glukosa yang
berlebih dieksresikan dalam urin, eksresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
kelelahan dan kelemahan. Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut
yang produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak.
Stikes Indramayu
10
hiperventilasi, napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
b. Diabetes tipe II
yaitu resistensi insulin dan eksresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan
reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terkaitnya insulin dengan
didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan
reaksi intra sel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
berlangsung lambat dan progresif maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan
tanpa terdeteksi. Jika gejalannya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat
ringan dan dapat mencakup kelelehan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka yang
lama sembuh, infeksi vagina atau peradangan yang kabur (jika kadar glukosanya
Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah
Stikes Indramayu
11
5. Manifestasi Klinis
pengeluaran urine menyebabkan dehidrasi. Mulut menjadi kering dan sensor haus
diaktifkan, yang menyebabkan orang tersebut minum air dengan jumlah yang
banyak.
produksi energy menurun. Penurunan energi ini menstimulasi rasa lapar dan orang
6. Pemeriksaan diagnostik
diagnosik dari Diabetes melitus dibagi menjadi 5 bagian, antara lain : kadar
glukosa, aseton plasma, asam lemak bebas, osmolaritas serum (>330 osm/L), dan
7. Komplikasi
Stikes Indramayu
12
non ketosis. Hipoglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa darah dibawah
(Insulin reaction) terjadi karena peningkatan insulin dalam darah dan penurunan
kadar glukosa darah yang diakibatkan oleh terapi insulin yang tidak adekuat.
dan neuropati.
1) Komplikasi Makrovaskuler
darah. Pembuluh darah akan menebal, sklerosis dan timbul sumbatan (occlusion)
vaskuler perifer.
2) Komplikasi Mikrovaskuler
pembuluh darah kecil dan kapiler. Kelainan pada pembuluh darah ini
Stikes Indramayu
13
3) Komplikasi Neuropati
semua jenis saraf, yaitu daraf perifer, otonom dan spinal. Komplikasi neuropati
perifer dan otonom menimbulkan permasalahan di kaki, yaitu berupa ulkus kaki
diabetik, pada umumnya tidak terjadi dalam 5-10 tahun pertama setelah diagnosis,
tahun.
B. Ulkus Kaki
keseluruhanpada kulit yang dapat meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot
tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita penyakit DM
kondisi ini timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah yang
tinggi. Jika ulkus kaki berlangsung lama, tidak dilakukan penatalaksanaan dan
tidak sembuh, luka akan menjadi terinfeksi. Ulkus kaki, infeksi, neuroarthropati
bagian bawah (Parmet, 2005; frykberg, et al, 2006 dalam Tarwoto, 2012).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan
ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit.
Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetik juga
Stikes Indramayu
14
merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati
2. Etiologi
dan edema (Oguejiofor, Oli, & Odenigbo, 2009 ; Benbow, 2009 dalam Tarwoto,
2012). Sedangkan menurut Oguejiofor, Oli, dan Odenigbo (2009) dalam Tarwoto
motoric, otonomik) dan penyakit pembuluh darah perifer (makro dan mikro
angiopati). Faktor lain yang berkontribusi terhadap kejadian ulkus kaki adalah
gender laki-laki, usia tua, kontrol gula darah yang buruk, hiperglikemia yang
3. Patofisiologi
penderita DM, glukosa darah yang meningkat dalam jangka waktu yang lama
autonomik.
kulit menjadi kering. Semuanya itu memudahkan timbulnya luka. Selain itu, kaki
Stikes Indramayu
15
juga akan rentan terhadap infeksi, mudah terjadi infeksi, dan bahkan infeksi akan
dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenerasi
dari serabut saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu,
dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat
akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah
oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman
4. Klasifikasi
0 tidak ada lesi terbuka, terdapat deformitas atau selulitis. Grade I ulkus
superfisial. Pada ulkus grade II luka lebih dalam dibandingkan grade I, sehingga
menembus tendon, ligamen, otot, dan sendi, tetapi belum sampai ke tulang, dan
tanpa selulitis atau abses. Grade III ulkus lebih dalam dari grade II, mengenai
Grade IV ulkus hingga jari kaki atau kaki bagian distal. Grade V Gangren seluruh
Stikes Indramayu
16
5. Penatalaksanaan
status vaskuler dan tindakan yang tepat pengkajian gaya hidup/faktor psikologi,
pengkajian dan evaluasi ulser, manajemen dasar luka dan menurunkan tekanan.
a. Manajemen komorbiditi
dan di manajemen multidisiplin untuk mencapai tujuan yang optimal pada ulkus
harus dikaji pada pasien dengan ulkus, selama sirkulasi terganggu luka akan
vaskuler dapat berupa edema, katakteristik kulit yang terganggu (tidak ada
penyakit mental.
Stikes Indramayu
17
kuantitas), tindakan terdahulu, durasi, callus, maserasi, eritema dan kualitas dasar
luka.
6. Pencegahan
Menurut Black & Hawks (2014) pencegahan ulkus kaki yaitu sebagai
berikut:
berkembang ke masalah mayor, dan bahkan amputasi. Banyak masalah kaki dapat
dicegah atau di pecahkan pada tahan dini. Tanggung jawab paling penting perawat
dalam perawatan kaki diabetik adalah pengkajian, edukasi, dan cara perawatan
langsung.
memakai sepatu berukuran sesuai, kualitas tinggi, hindari suhu ekstrim, mencari
segera pertolongan medis jika ada suatu luka atau masalah. Ajarkan perawatan
antara jari-jari kaki, pakai pelembab kaki, kecuali di antara sela-sela jari dan juga
Stikes Indramayu
18
kuku terpotong rapi. Jika hal ini perlu merendam kaki sebelum memotong kuku,
kapal dan kutil (mencukur untuk kulit secara sehat dengan kikir atau pisau), dan
mengikuti bentuk jari kaki dan kikir halus untuk mencegah tekanan atau
memakai sarung tangan dan pelindung mata, dan pisau digunakan sekali pakai
C. Senam Kaki
Senam kaki adalah kegiatan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus
2. Tujuan
terjadinya kelainan bentut kaki, meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha,
Stikes Indramayu
19
Turut Kurniadi dan nurrahmani dalam kurung 2014 dan dan kushariyadi
dan setyoadi (2011) indikasi dari senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh
penderita dm dengan tipe 1 dan 2. namun sebaiknya diberikan sejak pasien
seperti nyeri dada. orang yang depresi, khawatir atau cemas. keadaan keadaan
seperti ini perlu dilakukan sebelum dilakukan tindakan senam kaki. Selain itu
kajian keadaan umum dan keadaan pasien Apakah layak dilakukan senam kaki
tersebut, cek tanda-tanda vital dan respiratorik ( adakah Dipsneu atau nyeri
dada ), kaji status emosi pasien ( suasana hati/ mood, motivasi), serta perhatikan
Menurut kushariyadi dan Setyo Adi 2011 alat yang harus dipersiapkan
adalah : kursi dalam kurung jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk, panduan
prosedur pelaksanaan senam, dan kertas koran. Sedangkan persiapan untuk klien
adalah kesepakatan dengan pasien, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam
Stikes Indramayu
20
menyentuh lantai jika dilakukan dalam posisi duduk. dapat juga dilakukan dalam
sebanyak 10 kali. pada posisi tidur, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas
kaki keatas. pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
ditinggikan ke atas. Dilakukan pada kaki kiri dan kaki kanan secara bergantian
dan diulang sebanyak 10 kali. pada posisi tidur, menggerakan jari dan tumit kaki
secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan sebanyak 10 kali.
Stikes Indramayu
21
dan buat Gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak
10 kali. pada posisi tidur, kaki lurus ke atas dan buat Gerakan memutar dengan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. pada posisi
tidur kaki harus diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan memutar pada
Stikes Indramayu
22
pergelangan kaki, Tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10
bola dengan kedua belah kaki. kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti
semula menggunakan kedua belah kaki. cara ini dilakukan hanya sekali saja lalu
sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu Letakkan sobekan kertas pada
bagian kertas yang utuh. bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk
bola.
D. Kerangka Teori
Stikes Indramayu
23
Faktor resiko DM terdiri dari usia, genetik, obesitas, pola hidup yang tidak
baik, riwayat keluarga dengan DM, riwayat melahirkan BBLR, dan riwayat
melahirkan bayi > 4000 gr, yang menyebabkan terjadinya penyakit diabetes
oleh karena itu hal tersebut dapat menimbulkan resiko trauma pada kaki dan
beresiko terkena ulkus kaki yang merupakan salah satu komplikasi pada diabetes
Senam kaki diabetik merupakan salah satu intervensi yang termasuk dalam pilar
- Senam kaki
diabetik
- Peningkatan
Stikes Indramayu aktivitas kaki
- Peningkatan
perawatan kaki
24
Menurunkan resiko
ulkus kaki diabetik
Bagan 2.1
Sumber: Kerangka Teori (adaptasi dari Smeltzer & Bare, 2008; Price & Wilson,
2005;Guyton & Hall, 2007; Ganong, 2008; PERKENI, 2011
Kemenkes 2020
Stikes Indramayu
BAB III
A. Kerangka Konsep
saling berhubungan antara konsep satu dengan konsep lainnya, antara variabel
satu dengan variabel lain dari segi masalah yang akan diteliti. Kerangka konsep
menghubungkan antara senam kaki diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki
intervensi
Senam kaki
diabetik
pretest postest
Ulkus kaki
Ulkus kaki
Konsep Penelitian
B. Definisi Operasional
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati
itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati berarti peneliti
25
26
fenomena atau obyek yang selanjutnya dapat dilakukan kembali oleh orang lain
(Nursalam, 2013).
Tabel 3.1
Stikes Indramayu
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode yang akan digunakan adalah studi literatur atau literature review,
studi literatur adalah metode yang tersusun secara sistematis dan bersifat ilmiah
mengevaluasi, dan mensintesis temuan penelitian, teori dan praktik oleh peneliti
kesenjangan dalam literatur saat ini (Jesson et al, 2011). Jenis metode literature
dan merangkum temuan dari sebuah penelitian dengan berfokus pada pertanyaan
terkait dengan pengaruh senam kaki diabetik terhadap penurunan resiko ulkus
B. Sumber Artikel
27
dengan menggunakan Google schoolar, Portal Garuda, Repository, memasukan
keyword: senam kaki dan ulkus diabetik, kemudian dilakukan pencarian dengan
literature review atau tidak. Apabila artikel yang sudah memenuhi kriteria maka
Kriteria inklusi dan eksklusi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Stikes Indramayu
D. Waktu Pelaksanaan Literature Review
Tabel 4.2
1. Membuat
skripsi
literature
review
2. Mencari artikel
sesuai dengan
variabel
3. Seminar skripsi
literature
review
4. Mengolah dan
menganalisis
10 jurnal
terpilih
5. Membuat
laporan hasil
literature
review
6. Seminar hasil
literature
review
1. Penelusuran Artikel
Stikes Indramayu
Dalam penyusunan literature review ini hal utama yaitu dengan
Indonesia dengan keyword “senam kaki diabetik, ulkus kaki diabetik, diabetes
mellitus”. Jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut akan dilakukan skrining
sesuai dengan kriteria inkulisi dan eksklusi sampai memenuhi syarat kemudian
ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab tujuan
dan dibuat ringkasan jurnal meliputi penulis/nama peneliti, tahun terbit artikel
jurnal, judul, sumber artikel/jurnal, tujuan, metode, populasi & sampel, hasil,
Repository dan Sinta Indonesia dengan kata kunci “pengaruh senam kaki
artikel secara umum dapat disajikan dalam bagan Preffered Reporting Items for
item minimum berbasis bukti untuk pelaporan dalam tinjauan sistematis dan meta-
Stikes Indramayu
analisis. Dalam bagan PRISMA ini terdapat 4 tahapan yang menjelaskan tentang
berada pada artikel, masalah penelitian (research problem) merupakan suatu yang
penting diantara proses yang lain, dikarenakan hal tersebut menentukan kualitas
bertujuan untuk memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik yang
diteliti. Egibility adalah penilaian kualitas atau penilaian kelayakan sumber data
artikel sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sedangkan, included adalah hasil
Stikes Indramayu
Daftar Pustaka
Stikes Indramayu
Parichehr, K., Mohamad, T.N., Soheilikhah, Marsyam, R. (2012). Evaluation of
patients education on foot self-care status in diabetic patients. Iranian
Red Crescent Medical Jurnal, 14(12) :829-832.
Perkeni. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
di Indonesia. http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf. Diperoleh
tanggal 26 November 2017. Pada pukul 19.38.
Prima, R. (2019). Pengaruh Senam Kaki Terhadap Peningkatan Sensitivitas Kaki
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Amanah Kesehatan,
1(2), 28-34.
Tarwoto, T., Wartonah, W., Taufiq, I., & Mulyani, L. (2012). Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: CV Trans Info
Media
Tarwoto. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin.Jakarta: TIM
Riskesdas. (2018). Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia.
Rendy, C.M, & Margareth, T.H. (2012). Asuhan keperawatan Medikal Bedah
Penyakit Dalam. Jakarta: Medical Book.
Rosalina. (15 September 2013). Ancaman diabetes di Indonesia meningkat:
Artikel Tempo. 1, 14. diakses pada tanggal: 20 Desember 2014, pukul:
15:45:09 WIB
Smeltzer,S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
WHO. (2005). Prevelensi Diabetes Melitus (Laporan Kelompok Studi WHO), alih
bahasa dr.Arisman, cetakan I, Jakarta: Hipokrates, diakses pada tanggal
26 Desember 2014, pukul 15:15:08 WIB
Widianti, W., & Proverawati, P. (2010). Senam Kesehatan. Aplikasi Senam untuk
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Stikes Indramayu