HIPERBILIRUBINEMIA
Oleh :
Ayu Nurmandini
R.210415013
Topik : Hiperbilirubinemia
1. Latar Belakang
Hiperbilirubin merupakan keadaan dimana kadar bilirubin serum total
yang lebih dari 10 % pada minggu pertama dimana ditandai dengan ikterus
pada kulit dan sklera. Hiperbilirubinemia neonatal terjadi pada lebih dari 60%
neonatus yang dilahirkan dengan usia kehamilan tidak normal (pre-term) dan
neonatus yang dilahirkan dengan usia kehamilan normal (term), dan mencapai
puncaknya pada 3-5 hari setelah lahir dan biasanya sembuh setelah 2 minggu.
Ikterik (kuning) pada bayi umumnya ditemukan pada wajah bayi, yang
kemudian menyebar ke truncus dan ekstremitas ketika konsentrasi bilirubin
serum meningkat. Karena kebanyakan bayi baru lahir dikeluarkan dari rumah
sakit bersama ibunya setelah 1 – 2 hari setelah lahir, maka penyakit kuning
mungkin tidak terlihat pada saat dikeluarkan dari rumah sakit. Walaupun
biasanya merupakan kondisi yang ringan, namun hiperbilirubinemia jika parah
terkait dengan letargi, menyusui yang buruk, cengeng, sering menangis keras,
demam, dan apneu. Akibat terburuk adalah terjadinya kernikterus yang
merupakan kerusakan otak irreversible yang terkait dengan staining ganglia
basal. Untuk itu, perlu penanganan yang tepat dan pengetahuan tentang
hiperbilirubinemia.
2. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu bayi dan keluarga
dapat memahami tentang hiperbilirubin
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan,audiens dapat:
1. Menjelaskan pengertian Hiperbilirubin
2. Menjelaskan penyebab Hiperbilirubin
3. Menjelaskan tanda dan gejala Hiperbilirubin
4. Menjelaskan penatalaksanaan Hiperbilirubin
4. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi.
5. Media / Alat :
1. Leaflet
6. Setting tempat
Keterangan :
: Penyuluh : observer
7. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahul 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
uan 2. Memperkenalkan diri dan salam dan
menjelaskan kontrak waktu 2. Mendengarkan Tanya
3. Menjelaskan tujuan dan Jawab
penyuluhan dan pokok memperhatika
materi yang akan n
disampaikan 3. Menjawab
4. Menggali pengetahuan pertanyaan
audiens tentang perawatan
mata dan mulut bayi
Penyajia 11 Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Ceramah leaflet
n menit 1. Pengertian dan dan
Hiperbilirubin memperhatika Tanya
2. Penyebab n Jawab
Hiperbilirubin 2. Mengajukan
3. Tanda Dan Gejala pertanyaan
Hiperbilirubin
4. Penatalaksanaan
Hiperbilirubin
8. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan minimal 5
orang
2) Penyuluhan menggunakan leaflet
3) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang perinatology RSSA
4) Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada
hari sebelumnya
b. Evaluasi proses
1) Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
2) Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan berkonsentrasi
terhadap materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan
3) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan
selesai dilaksanakan
c. Evaluasi hasil
1) Post penyuluhan
Sebanyak lebih dari 75% peserta mampu menjawab pertanyaan dari
penyaji
9. Materi
(terlampir)
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
HIPERBILIRUBIN
1. DEFINISI
Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar bilirubin serum yang
dihubungkan dengan hemolisis sel darah merah dari bilirubin yang tidak
terkonjugasi dari usus kecil, yang ditandai dengan jaundice pada kulit,
sclera mukosa, dan urine (Dwienda & Liva ,2012). Menurut Wong (2009)
hiperbilirubinemia adalah bayi dismatur lebih sering menderita
hiperbilirubinemia dibanding bayi yang bertanya sesuai engan masa
kehamilan. Berat hati bayi dismatur kurang dibandingkan bayi biasa,
mungkin disebabkan gangguan pertumbuhan hati
2. KLASIFIKASI HIPERBILIRUBIN
Hiperbilirubin pada bayi dapat bersifat ikterus fisiologis yaitu
terjadi pada bayi baru lahir setelah 24 jam pertama. Sedangkan, ikterus
non fisiologis terjadi sebelum bayi berumur 24 jam (Rustam, 2010).
Terdapat beberapa klasifikasi hiperbilirubin, diantaranya adalah:
a. Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin
indirek (bilirubin bebas) yaitu bilirubin tidak larut dalam air, berikatan
dengan albumin untuk transport dan komponen bebas larut dalam lemak
serta bersifat toksik untuk otak karena bisa melewati sawar darah otak.
b. Bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk
(bilirubin terikat) yaitu bilirubin larut dalam air dan tidak toksik untuk
otak.
3. PENYEBAB HIPERBILIRUBIN
Etiologi terjadinya hiperbilirubin pada bayi, dapat dipengaruhi oleh
bebrapa faktor, yaitu:
a. Asupan Cairan ASI
Ikterus lebih sering terjadi pada bayi yang memperoleh ASI
disbanding bayi yang memperoleh susu formula. Ada dua macam
jaundice yang dapat terjadi sehubungan dengan ASI Breastfeeding
jaundice (5-10% bayi baru lahir) danBreastmilk jaundice (1% bayi
baru lahir)
b. Infeksi atau kerusakan hati dapat memperngaruhi produksi
bilirubin di dalam hati.
c. Gangguan fungsi hati ; defisiensi glukoronil transferase, obstruksi
empedu/atresia biliary (Rustam, 2010)
4. MANIFESTASI KLINIS
Ketika kadar bilirubin meningkat di dalam darah, maka wanra
kuning atau ikterus pada bayi akan muncul yang diawali adanya ikterus di
kepala kemudian turun ke lengan, badan, dan akhirnya kaki. Jka kadar
bilirubin sudah cukup tinggi, bayi akan tampak kuning hingga bawah lutut
serta telapak tangan (Betz, & Linda, 2009)
CARA PEMERIKSAAN WARNA KUNING
Pemeriksaat Ikterus pada bayi dilakukan dengan menekan jari pada
kulit yang akan diamati dan sebaiknya dilakukan di bawah cahaya atau
sinar matahari.
5. PENATALAKSANAAN HIPERBILIRUBIN
Terdapat beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh ibu pada
bayinya, diantaranya adalah:
a. Penanganan dirumah
- Berikan ASI yang cukup, yaitu 8-12 kali/hari
-Lakukan penyinaran oleh sinar matahari di pagi hari (berjemur)
(Rustam, 2010)
b. Penanganan Kuning/Jaundice
Segera hubungi dokter bila bayi tampak kuning:
- Timbul dalam 24 jam pertama kelahiran
- Kuning menetap >8 hari pada bayi cukup bulan >2 minggu pada
bayi premature
- Pada observasi di rumah bayi tampak kuning sudah menyebar
sampai ke lutut/siku atau lebih.
- Feses bayi berwarna pucat atau keabu-abuan (Wong, 2009)
c. Segera bawa bayi ke unit gawat darurat di Rumah Sakit terdekat
- Jika bayi tampak sakit (menolak untuk minum, tidur berlebihan,
atau lengan dan kaki lemas
- Jika bayi tampak mengalami kesulitan bernapas
- Jika suhu tubuh bayi >37,50C (Dwienda & Liva ,2012)
6. PENCEGAHAN BILIRUBIN
a. Fototerapi
b. Terapi tukar/tranfusi
c. Terapi Obat - Obatan
d. Menyusui bayi dengan ASI
e. Terapi sinar matahari
DAFTAR PUSTAKA
Wong. 2009. Nursing Care of Infants Children. Mosby Year Boodc
Philadelphia.
Rustam M. 2010. Sinopsis Obstetric, Obstetric Fisiologi
Obstetris Patologi. Jilid I, Edisi 2. Editor Delilutan DSOG.
Betz, & Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri edisi 5. Ahli
bahasa, Eny Meiliya Editor edisi bahasa Indonesia, Egi Komara
Yudha. Jakarta : EGC
Dwienda O. & Liva M. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi/Balita dan Anak Prasekolah untuk Bidan ed
1. Yogyakarta : ECG