HIPERBILIRUBIN
Dosen Pembimbing :
Oleh :
DESYANA
20227060
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Hiperbilirubin
Waktu : 1 x 30 menit
1. Latar Belakang
Hiperbilirubin merupakan keadaan dimana kadar bilirubin serum total yang lebih dari
10 % pada minggu pertama dimana ditandai dengan ikterus pada kulit dan sklera.
Hiperbilirubinemia neonatal terjadi pada lebih dari 60% neonatus yang dilahirkan dengan
usia kehamilan tidak normal (pre-term) dan neonatus yang dilahirkan dengan usia
kehamilan normal (term), dan mencapai puncaknya pada 3-5 hari setelah lahir dan
biasanya sembuh setelah 2 minggu. Ikterik (kuning) pada bayi umumnya ditemukan pada
wajah bayi, yang kemudian menyebar ke truncus dan ekstremitas ketika konsentrasi
bilirubin serum meningkat. Karena kebanyakan bayi baru lahir dikeluarkan dari rumah
sakit bersama ibunya setelah 1 – 2 hari setelah lahir, maka penyakit kuning mungkin tidak
terlihat pada saat dikeluarkan dari rumah sakit. Walaupun biasanya merupakan kondisi
yang ringan, namun hiperbilirubinemia jika parah terkait dengan letargi, menyusui yang
buruk, cengeng, sering menangis keras, demam, dan apneu. Akibat terburuk adalah
terjadinya kernikterus yang merupakan kerusakan otak irreversible yang terkait dengan
staining ganglia basal. Untuk itu, perlu penanganan yang tepat dan pengetahuan tentang
hiperbilirubinemia.
2. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu bayi dan keluarga dapat
memahami tentang hiperbilirubin
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, ibu bayi dapat:
1. Menjelaskan pengertian Hiperbilirubin
2. Menjelaskan penyebab Hiperbilirubin
3. Menjelaskan tanda dan gejala Hiperbilirubin
4. Menjelaskan penatalaksanaan Hiperbilirubin
3. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Hiperbilirubin
2. Penyebab Hiperbilirubin
3. Tanda Dan Gejala Hiperbilirubin
4. Penatalaksanaan Hiperbilirubin
4. Metode : Ceramah dan Diskusi
5. Media / Alat : Leaflet
6. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Diskusi -
2. Memperkenalkan diri dan salam dan
menjelaskan kontrak waktu 2. Mendengarkan Tanya
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan Jawab
dan pokok materi yang akan memperhatika
disampaikan n
4. Menggali pengetahuan peserta 3. Menjawab
tentang hiperbilirubinemia pertanyaan
1. DEFINISI
2. KLASIFIKASI HIPERBILIRUBUN
1 Ikterus prehepatik
Disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis
sel darah merah. Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi terbatas
terutama pada disfungsi hati sehingga menyebabkan kenaikan bilirubin
yang tidak terkonjugasi.
2 Ikterus hepatik
Disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Akibat
kerusakan hati maka terjadi gangguan bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke
dalam hati serta gangguan akibat konjugasi bilirubin yang tidak sempurna
dikeluarkan ke dalam doktus hepatikus karena terjadi retensi dan
regurgitasi.
3 Ikterus kolestatik
Disebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu sehingga
empedu dan bilirubin terkonjugasi tidak dapat dialirkan ke dalam usus
halus. Akibatnya adalah peningkatan bilirubin terkonjugasi dalam serum
dan bilirubin dalam urin, tetapi tidak didaptkan urobilirubin dalam tinja dan
urin.
4 Ikterus neonatus fisiologi
Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir dan akan sembuh pada
hari ke-7. penyebabnya organ hati yang belum matang dalam memproses
bilirubin.
5 Ikterus neonatus patologis
Terjadi karena factor penyakit atau infeksi. Biasanya disertai suhu
badan yang tinggi dan berat badan tidak bertambah.
6 Kern Ikterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan Bilirubin Indirek
pada otak terutama pada Korpus Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus,
Hipokampus, Nukleus merah , dan Nukleus pada dasar Ventrikulus IV.
3. PENYEBAB HIPERBILIRUBIN
Etiologi terjadinya hiperbilirubin pada bayi, dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor, yaitu:
a. Peningkatan produksi :
Hemolisis, misal pada Inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat keti-
daksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan Rhesus dan
ABO.
Pendarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran.
Ikatan Bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolic
yang terdapat pada bayi Hipoksia atau Asidosis .
Defisiensi G6PD ( Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase ).
Ikterus ASI yang disebabkan oleh dikeluarkannya pregnan 3 (alfa), 20
(beta) , diol (steroid).
Kurangnya Enzim Glukoronil Transeferase , sehingga kadar Bilirubin
Indirek meningkat misalnya pada berat badan lahir rendah.
Kelainan kongenital (Rotor Sindrome) dan Dubin Hiperbilirubinemia.
b. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya
pada Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu misalnya
Sulfadiasine.
c. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme
atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti
infeksi, Toksoplasmosis, Siphilis.
d. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ekstra Hepatik.
e. Peningkatan sirkulasi Enterohepatik misalnya pada Ileus Obstruktif
4. MANIFESTASI KLINIS
Ketika kadar bilirubin meningkat di dalam darah, maka wanra kuning atau ikterus
pada bayi akan muncul yang diawali adanya ikterus di kepala kemudian turun ke lengan,
badan, dan akhirnya kaki. Jka kadar bilirubin sudah cukup tinggi, bayi akan tampak kun-
ing hingga bawah lutut serta telapak tangan (Betz, & Linda, 2009)
CARA PEMERIKSAAN WARNA KUNING
Pemeriksaat Ikterus pada bayi dilakukan dengan menekan jari pada kulit yang akan dia-
mati dan sebaiknya dilakukan di bawah cahaya atau sinar matahari.
5. PENATALAKSANAAN HIPERBILIRUBIN
Terdapat beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh ibu pada bayinya, diantaranya
adalah:
a. Penanganan dirumah
- Berikan ASI yang cukup, yaitu 8-12 kali/hari
- Lakukan penyinaran oleh sinar matahari di pagi hari (berjemur) (Rustam, 2010)
b. Penanganan Kuning/Jaundice
Segera hubungi dokter bila bayi tampak kuning:
- Timbul dalam 24 jam pertama kelahiran
- Kuning menetap >8 hari pada bayi cukup bulan >2 minggu pada bayi premature
- Pada observasi di rumah bayi tampak kuning sudah menyebar sampai ke lutut/
siku atau lebih.
- Feses bayi berwarna pucat atau keabu-abuan (Wong, 2009)
6. PENCEGAHAN BILIRUBIN
Terdapat beberapa pencegahan yang dapat dilakukan oleh orang tua agar bayi tidak men-
galami hiperbilirubin, diantaranya adalah:
a. Tidak memberikan cairan tambahan secara rutin, seperti air pada bayi yang mendapat
ASI dan tidak mengalami dehidrasi
b. Sering menyusui bayinya minimal 8-12 kali/hari
c. Menunjang bakteri flora normal
d. Merangsang aktivitas usus halus
e. Mencegah sedini mungkin infeksi pada janin dan kekurangan oksigen pada janin di
dalam rahim dan setelah lahir. (Dwienda & Liva ,2012)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.docstoc.com/docs/159606809/Anak---Hiperbilirubinhttp://
growupclinic.com/2012/05/07/penanganan-terkini-hiperbilirubinemia-atau
penyakit- kuning-pada-bayi-baru-lahir/
Rustam M. 2010. Sinopsis Obstetric, Obstetric Fisiologi Obstetris Patologi. Jilid I, Edisi 2.
Editor Delilutan DSOG.
Wong. 2009. Nursing Care of Infants Children. Mosby Year Boodc Philadelphia.