Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Topik :
Hiperbilirubin

B. Tujuan :
1. tujuan umum :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu bayi dan keluarga dapat memahami
tentang hiperbilirubin
2. tujuan khusus :
Setelah diberikan penyuluhan, audiens dapat:
a. Menjelaskan pengertian hiperbilirubin
b. Menjelaskan penyebab hiperbilirubin
c. Menjelaskan tanda dan gejala hiperbilirubin

d. Menjelaskan penatalaksanaan hiperbilirubin


C. Sasaran
Ibu dari anak yang dirawat di Ruang Nicu
D. Metoda pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media pembelajaran
Leaflet
F. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan klien Metode Media


Pendahuluan 5 menit 1.Memberi salam 1.Menjawab Ceramah -
salam dan Tanya
2.Memperkenalkan
diri dan
2.Mendengarkan jawab
menjelaskan dan
kontrak waktu memperhatikan
3.Menjelaskan 3.Menjawab
tujuan pertanyaan
penyuluhan
dan
pokok materi
yang akan
disampaikan
4. Menggali
pengetahuan
audiens tentang
perawatan mata

Penyajian 11
Menjelaskan materi : 1. mendengarkan Ceramah Leaflet
menit
1. pengertian dan dan Tanya

hiperbilirubin memperhatikan jawab

2. penyebab 2. mengajukan

hiperbilirubin pertanyaan

3. tanda dan gejala


hiperbilirubin
4. penatalaksanaan
hiperbilirubin

Penutup 10 1. Penegasan materi 1. Menjawab Diskusi


menit 2. Meminta peserta pertanyaan yang Tanya
untuk diberikan oleh jawab
menjelaskan penyuluh
kembali materi 2. Membalas salam
yang telah
disampaikan
dengan singkat
menggunakan
bahasa
peserta sendiri
3. Memberikan
pertanyaan
kepada peserta
tentang materi
yang telah
disampaikan
4. Menutup acara
dan mengucapkan
salam

G. Waktu pelaksanaan
Selasa, 26 Desember 2023 Jam 14.00 WIB
H. Materi
(Terlampir)
A. Lampiran Materi
Latar Belakang

Hiperbilirubin merupakan keadaan dimana kadar bilirubin serum total yang lebih dari
10 % pada minggu pertama dimana ditandai dengan ikterus pada kulit dan sklera.
Hiperbilirubinemia neonatal terjadi pada lebih dari 60% neonatus yang dilahirkan
dengan usia kehamilan tidak normal (pre-term) dan neonatus yang dilahirkan dengan
usia kehamilan normal (term), dan mencapai puncaknya pada 3-5 hari setelah lahir
dan

biasanya sembuh setelah 2 minggu. Ikterik (kuning) pada bayi umumnya ditemukan pada
wajah bayi, yang kemudian menyebar ke truncus dan ekstremitas ketika konsentrasi
bilirubin serum meningkat. Karena kebanyakan bayi baru lahir dikeluarkan dari rumah
sakit bersama ibunya setelah 1 & 2 hari setelah lahir, maka penyakit kuning mungkin
tidak terlihat pada saat dikeluarkan dari rumah sakit. Walaupun biasanya merupakan
kondisi yang ringan, namun hiperbilirubinemia jika parah terkait dengan letargi,
menyusui yang buruk, cengeng, sering menangis keras, demam, dan apneu. akibat
terburuk adalah terjadinya kernikterus yang merupakan kerusakan otak irreversible yang
terkait dengan staining ganglia basal. Untuk itu, perlu penanganan yang tepat dan
pengetahuan tentang

hiperbilirubinemia.
Definisi
Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar bilirubin serum yang dihubungkan
dengan hemolisis sel darah merah dari bilirubin yang tidak terkonjugasi dari usus kecil,
yang ditandai dengan jaundice pada kulit, sclera mukosa, dan urine menurut Wong
(2009) hiperbilirubinemia adalah bayi dismatur lebih sering
menderita hiperbilirubinemia dibanding bayi yang bertanya
sesuai engan masa kehamilan. berat hati bayi dismatur kurang dibandingkan bayi
biasa, mungkin disebabkan gangguan pertumbuhan hati Klasifikasi hiperbilirubin

Hiperbilirubin pada bayi dapat bersifat ikterus fisiologis yaitu terjadi pada bayi baru
lahir setelah 24 jam pertama. sedangkan, ikterus non fisiologis terjadi sebelum bayi
berumur 24 jam. Terdapat beberapa klasifikasi hiperbilirubin, diantaranya adalah :
1. Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin indirek (bilirubin bebas) yaitu bilirubin tidak
larut dalam air, berikatan dengan albumin untuk transport dan komponen bebas larut
dalam lemak serta bersifat toksik untuk otak karena bisa melewati darah otak.
2. Bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk (bilirubin terikat) yaitu bilirubin larut dalam
air dan tidak toksik untuk otak.

Penyebab hiperbilirubin
Etiologi terjadinya hiperbilirubin pada bayi, dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor, yaitu :
1. Asupan Cairan ASI
Ikterus lebih sering terjadi pada bayi yang memperoleh ASI disbanding bayi yang
memperoleh susu formula. Ada dua macam jaundice yang dapat terjadi sehubungan
dengan ASI Breastfeeding Jaundice
2. Infeksi atau kerusakan hati dapat memperngaruhi produksi bilirubin di dalam hati.

3. Gangguan fungsi hati A defisiensi glukoronil transferase, obstruksi empedu/atresia


biliary
Manifestasi klinis
Ketika kadar bilirubin meningkat di dalam darah, maka warna kuning atau ikterus
pada bayi akan muncul yang diawali adanya ikterus di kepala kemudian turun ke lengan,
badan, dan akhirnya kaki. Jika kadar bilirubin sudah cukup tinggi, bayi akan tampak
kuning hingga bawah lutut serta telapak tangan

Pembagian ikterus menurut metode Kramer


Salah satu cara memeriksa derajat kuning pada neonatus secara klinis, mudah

dan sederhana adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari
telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang
hidung,dada,lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning.
Penilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan
tabel yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya (Mansjoer et al, 2007).

Derajat Perkiraan Kadar Rata-rata Serum


Daerah Ikterus
IkterusBilirubinBilirubin Indirec
IKepala dan Leher5,0 mg%100 µmol/L
II Badan Atas 9,0 mg% 150 µmol/L
III Badan bawah hingga tungkai 11,4 mg% 200 µmol/L
IV Lengan, Kaki, Lutut 12,4 mg% 250 µmol/L
V Telapak Tangan dan Kaki 16,0 mg% >250 µmol/L

Cara Pemeriksaan Warna Kuning


Memeriksaa ikterus pada bayi dilakukan dengan menekan jari pada kulit yang akan
diamati dan sebaiknya dilakukan di bawah cahaya atau sinar matahari.
Penatalaksaanan hiperbilirubin
Terdapat beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh ibu pada bayinya, diantaranya
adalah :
1. Penanganan di rumah
a. Berikan ASI yang cukup, yaitu 8-12 kali/hari
b. Lakukan penyinaran oleh sinar matahari di pagi hari

2. Penanganan kuning/jaundice
Segera hubungi dokter bila bayi tampak kuning:
a. Timbul dalam 24 jam pertama kelahiran
b. Kuning menetap >8 hari pada bayi cukup bulan >2 minggu pada bayi premature
c. Pada observasi di rumah bayi tampak kuning sudah menyebar sampai ke
lutut/siku atau lebih.
d. Feses bayi berwarna pucat atau keabu-abuan
3. Segera bawa bayi ke unit gawat darurat di Rumah Sakit terdekat
a. Jika bayi tampak sakit (menolak untuk minum, tidur berlebihan, atau lengan

dan kaki lemas


b. Jika bayi tampak mengalami kesulitan bernapas
c. Jika suhu tubuh bayi >37,5ºC
Pencegahan bilirubin
Terdapat beberapa pencegahan yang dapat dilakukan oleh orang tua agar bayi tidak
mengalami hiperbilirubin, diantaranya adalah :
a. Tidak memberikan cairan tambahan secara rutin, seperti air pada bayi yang
mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi
b. Sering menyusui bayinya minimal 8-12 kali/hari

c. Menunjang bakteri flora normal


d. Merangsang aktivitas usus halus
e. Mencegah sedini mungkin infeksi pada janin dan kekurangan oksigen pada
janin di dalam rahim dan setelah lahir
Daftar Pustaka
Wong. 2009. Nursing Care of Infants Children. Mosby Year Boodc Philadelphia

Rustam M. 2010. Sinopsis Obstetric & Obstetric fisiologi obstetris Patologi . Jilid I, Edisi 2.
Editor Delilutan DSOG.
Betz, & Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri edisi. Ahli bahasa, Eny Meiliya
Editor edisi bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha. Jakarta : EGC
Dwienda O. & Liva M. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus & Bayi/Balita dan Anak

Prasekolah untuk bidan ed 1. Yogyakarta : ECG

Anda mungkin juga menyukai