Anda di halaman 1dari 4

Outline Pengajuan Skripsi

Nama : LILI AMALIA


NIM : 42010121B206
Kelas : Ekstensi PSIK
Prodi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi : HUBUNGAN SENAM HIPERTENSI LANSIA DENGAN
RESIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA
SAMIAJI 1 DESA KALIGAWE WETAN KEC.
SUSUKANLEBAK KAB. CIREBON
Latar Belakang :
Saat memasuki usia lanjut, manusia mengalami beberapa kemuduran dan kelemahan.
Akumulasi deficit pada usia lanjut seperti kelemahan otot, gangguan keseimbangan dan
abnormalitas neuromuscular, berakibat turunnya mobilitas yang dapat mengakibatkan roboh dan
kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Jatuh merupakan masalah serius bagi lanjut
usia yang dapat menyebabkan ancaman mobilitas dan independensi mereka bahkan dapat
menyebabkan kematian. Pada usia diatas 80 tahun sekitar 50% lansia pernah mengalami jatuh
(Suhartati, 2013).
Senam hipertensi adalah kesegaran jasmani dengan melakukan senam karena dapat
merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan yang menguntukan dalam tubuh
seseorang yang melaksanakan. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan
tetap segar karena melatuh tulang tetap kuat, mendorong jatung berkerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal babas yang berkeliaran di dalam tubuh. (Menpora, 2000).
Senam hipertensi lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusai setelah
latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu
istrirahat
yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut
jantung sewaktu istirahat harus menurun. Senam lansia merupakan olahraga yang cocok bagi
lansia karena gerakan di dalamnya menghidari gerakan loncat-loncat (low impact), melompat,
kaki menyilang, maju mundur, menyentak-sentak, namun masih dapat memacau kerja jatung dan
paru dengan intersitas ringan sedang bersifat menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan
sebagia besar otot tubuh, serasi gerak sehari-hari yang mengandung gerakan-gerakan melawan
beban badan dengan pemberian beban antara bagian kanan dan kiri tubuh secara seimbang dan
berimbang. Gerakan dalam senam mengadung gerakan-gerakan yang diharapkan dapat
meningkatkan komponen kebugaran kardio-respirasi, kekuatan dan ketahana otot, kelenturan dan
komposisi badan yang seimbang (Suharno, 2011).
Jatuh merupakan suatau kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di
permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan
kesadaran atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab yang spesifik dan
konskuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley, 2006).
Survey komunitas di masyarakat Amerika Serikat melaporkan, sekitar 30% lansia diatas 65
tahun pernah mengalami jatuh setiap tahunnya dan separuh dari angka tersebut pernah
mengalami jatuh lebih dari sekali 5% dari penderita jatuh ini mengalami patah tulang atau
memerlukan perawatan di rumah sakit. Bahkan pada lanjut usia di atas 80 tahun, sekitar 50%
pernah mengalami jatuh. WHO (2007) melaporkan sekitar 28-35% orang yang berusia 65 tahun
keatas jatuh setiap tahunnya dan meningkat menjadi 32-42% pada usia 70 tahun. Frekuensi jatuh
meningkat sering dengan bertambahnya umur pada lansia yang terjadi pelemahan otot-otot dan
dapat juga disebabkan faktor degeneratif lainnya. Di Indonesia jumlah lansia sudah menacapai
pada 2010 sebesar 7,56% dan diprediksi pada tahun 2035 mencapai 15,7% . Insiden jatuh di
Indonesia tercatat dari 115 penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitar 43,47% mengalami
jatuh. Berdasarkan hasil survai pendahuluan di desa Kaligawe Wetan di dapatkan data bahwa
jumlah lansia di posyandu 56 dengan rincian laki laki sebanyak 25 dan wanita sebanyak 31 dari
jumlah tersebut lansia yang mengalami jatuh 8 orang pada bulan Maret sampai dengan April.
Kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh faktor intrisik seperti gangguan gaya berjalan,
(pusing), serta faktor entrinsik seperti lantai licin dan tidak rata, tersandung benda- benda,
penglihatan kurang karena cahaya terang, dan lain-lain. Walaupun tidak semua kejadian jatuh
mengakibatkan luka atau memerlukan perawatan, tetapi kejadian luka akibat jatuh meningkat
terutama pada usia di atas 85 tahun. Pada lansia yang jatuh sekitar 1% mengalami patah tulang
kolum femoris, sekitar 5% mengalami fraktur lainya seperti fraktur tulang iga, pelvi, humerus,
dan 5% mengalami perlukaan seperti memar dan kesleo. Luka merupakan penyebab kematian
nomor lima pada lansia dan sebagaian besar luka terjadi akibat jatuh (Arianda, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan Ediawarti (2012), tentang “gamabaran tingkat kemandirian
Activity Of Daily Living (ADL) dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Mulia Jakarta Timur” menunjukan lansia yang memiliki tingkat kemandirian sekitar (97,9%)
dalam melakukan ADL pada indeks katz dan resiko jatuh sekitar (44,1%) pada skala morse falls.
Permasalahan terhadap lansia sangat memerlukan penanganan yang lebih lanjut, terutama
pada masalah jatuh terhadap lansia. Karena dampak yang ditimbulkan akan mengganggu
kesehatan lansia. Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cidera, kerusakan fisik dan
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul.
Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergalangan tangan, lengan atas
dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak
terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi
termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari (Stanley,
2006).

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Senam Lansia Dengan Resiko Jatuh Pada Lansia di Posyandu
Samiaji I Desa Kaligawe Wetan Cirebon.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Senam Lansia Pada Lansia di Posyandu Samiaji I Desa Kaligawe
Wetan Kec. Susukanlebak Kab. Cirebon.
b. Mengidentifikasi Resiko Jatuh Pada Lansia di Posyandu Samiaji I Desa Kaligawe Wetan
Kec. Susukanlebak Kab. Cirebon.
c. Menganalisi Hubungan Senam Lansia Dengan Resiko Jatuh Pada Lansia di Posyandu
Samiaji I Desa Kaligawe Wetan Kec. Susukanlebak Kab. Cirebon.
Metode Penelitian :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskripsi Korelasi (Corelation Study) yang
merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau
sekelompok subjek.

Anda mungkin juga menyukai