Proposal Penelitian
Diajukan guna memenuhi sebagian syarat
Untuk memperoleh derajat Sarjana Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Diajukan Oleh
Rismayanti
1910913220037
APRIL, 2022
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah proses alamiah yang tidak dapat dihindari, semakin bertambah
usia fungsi tubuh mengalami kemunduran sehingga lansia lebih mudah
terganggu kesehatannya baik keadaan fisik maupun kesehatan jiwa (Maryam
et al., 2008). Lansia merupakan proses penuaan alami yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan fisik akibat perubahan fungsi organ dan sistem
tubuh (Aulia dan Panghiyangani, 2021). Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikatakan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut
Aging Proceas atau proses penuaan (Nugroho, 2008)
Untuk pengkajian kekuatan otot, klien berada dalam posisi stabil. Klien
melakukan manuver yang memperlihatkan kekuatan kelompok otot utama
(tabel 1). Bandingkan kesimetrisan pasangan otot berdasarkan skala 0
sampai 5 (tabel 2). Perhatikan tiap kelompok otot. Minta klien untuk
memfleksikan otot yang diperiksa dan mencoba melawan saat diberikan
dorongan berlawanan terhadap fleksi tersebut. Jangan biarkan klien
menggerakkan sendi. Tingkatkan tekanan secara bertahap terhadap
kelompok otot (misalnya: ekstensi siku). Minta klien menahan tekanan yang
diberikan dengan mencoba bergerak melawan tahanan (misalnya: fleksi
siku). Klien terus melawan sampai diminta berhenti (Potter & Perry, 2010)
Menurut wang dan cymet (2005) tes kekuatan otot untuk ekstremitas atas
dapat diperkirakan dengan memerintahkan pasien yang sadar melakukan
beberapa
gerakan, gerakannya antara lain:
a. M. Deltoideus
Yaitu gerakan abduksi bahu pada pasien dan diberi tekanan yang
berlawanan gerakan tersebut, kemudian pasien disuruh melawannya.
b. M. Biseps
Yaitu gerakan fleksi siku 90 pada pasien dan diberi tekanan yang
berlawanan dengan fleksi siku, kemudian pasien disuruh melawannya.
c. M. Triseps
Yaitu gerakan ekstensi siku dari posisi 90 pada pasien dan diberi tekanan
yang berlawanan dengan ekstensi siku, kemudian pasien disuruh
melawannya.
d. M. Carpi radialis longus dan M. Carpi ulnaris
Yaitu gerakan ekstensi pergelangan tangan pada pasien dan diberi
tekanan yang berlawanan dengan ekstensi pergelangan tangan,
kemudian pasien disuruh melawannya.
e. M. First dorsal interroseus dan M. Abductor digiti quinti
Yaitu gerakan abduksi jari: dengan tangan pronasi, abduksikan jari-jari.
Lalu diberikan tekanan berupa penyatuan (adduksi) jari-jari, kemudian
pasien disuruh untuk melawannya.
f. M. Opponens pollicis
Yaitu gerakan ujung jempol menyentuh ujung jari-jari yang diberi tekanan.
2.3 Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)
2.3.1 Pengertian Kemandirian
Kemandirian berasal dari kata mandiri, dalam KBBI online mandiri berarti
“dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain”.
Sedangkan kemandirian dalam KBBI online adalah “hal atau keadaan dapat
berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain”.
Untuk menilai ADL digunakan berbagai skala seperti Katz Index, Barthel
yang dimodifikasi dan Functional Activities Questioner (FAQ) (Ediawati,
2013). Sedangkan pengertian ADL dilihat dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan lansia, ADL merupakan aktivitas yang lebih kompleks namun
mendasar bagi situasi kehidupan lansia dalam bersosialisasi.Termasuk di sini
kegiatan belanja, masak, pekerjaan rumah tangga, mencuci, telepon,
menggunakan sarana transportasi, mampu menggunakan obat secara benar,
serta manajemen keuangan (Tamher dan Noorkasiani, 2011).
2.3.3 Faktor Pengaruh Kemandirian pada Lansia
a) Usia
Usia merupakan faktor pertama yang dapat memengaruhi tingkat
kemandirian lansia. Usia yang semakin bertambah menyulitkan lansia
melakukan kegiatan sehari-harinya. Pada lansia, semakin bertambah
usia semakin menurun tingkat aktivitasnya (Aria dan Nurlaily, 2019).
b) Imobilitas
Imobilitas adalah ketidakmampuan lansia bergerak aktif yang diakibatkan
oleh penyakit yang dideritanya seperti stroke (Aria dan Nurlaily, 2019).
c) Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu unsur penting untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mencapai taraf hidup yang baik.
Pendidikan yang tinggi dapat menghasilkan sosial-ekonomi serta
kemandirian yang semakin baik (Komnas Lansia, 2010).
d) Tempat Tinggal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Aria dan Nurlaily, 2019)
dengan judul Kemandirian Lanjut Usia dalam Aktifitas Sehari-hari Di
Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Indah Bengkulu menyatakan bahwa
lansia yang tinggal bersama pasangannya saja lebih mandiri dibanding
yang tinggal bersama anaknya (keluarga kecil).
e) Faktor kesehatan, fungsi motorik, fungsi kognitif dan status
perkembangan yang baik dapat membantu lansia dalam memenuhi
kebutuhan atau aktivitas sehari-harinya tanpa perlu bantuan orang lain
(Aria dan Nurlaily, 2019).
f) Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga yang diberikan terhadap lansia tentunya dapat
memberikan dampak besar terhadap lansia dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya sehari-hari, dalam penelitian yang dilakukan oleh
(Felpina Jati Danguwole, 2017). Dukungan keluarga dapat membantu
individu untuk mengatasi masalahnya secara efektif. Dukungan keluarga
juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada lansia.
Dukungan keluarga berhubungan dengan pengurangan gejala penyakit
dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri akan perawatan
kesehatan (Setyaningrum, 2019).
2.3.4 Pengukuran Kemandirian ADL pada Lansia
Menurut Maryam (2008) dengan menggunakan indeks kemandirian Katz
untuk ADL yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung
dari klien dalam hal makan, mandi, toileting, kontinen (BAB/BAK), berpindah
ke kamar mandi dan berpakaian. Penilaian dalam melakukan activity of daily
living sebagai berikut:
1) Mandi
Mandiri (1) : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung
atau ektremitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya;
Bergantung (0): bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri.
2) Berpakaian
Mandiri (1): mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancing/mengikat pakaian; Bergantung (0): tidak dapat
memakai baju sendiri atau hanya sebagian.
3) Toileting
Mandiri (1): masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan
genitalia sendiri; Bergantung (0): menerima bantuan untuk masuk ke
kamar kecil dan menggunakan pispot.
4) Berpindah
Mandiri (1): berpindah dari tempat tidur, bangkit darikursi sendiri;
Bergantung (0): bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan sesuatu atau perpindahan.
5) Kontinen
Mandiri (1): BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri.; Bergantung
(0): inkontinesia persial atau total yaitu menggunakan kateter dan
pispot, enema dan pembalut/pampers.
6) Makanan
Mandiri (1): mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri;
Bergantung (0): bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali dan makan parenteral atau
melalui Naso Gastrointestinal Tube (NGT).
Adapun penilaian hasil dari pelaksanaan ADL seperti tercantum dalam tabel
berikut.
Tabel 2 Kriteria Penilaian ADL
No Penilaian Kriteria
6 Mandiri Total Mandiri dalam mandi, berpakaian, pergi ke toilet,
berpindah, kontinen dan makan.
5 Tergantung Mandiri dari semua fungsi di atas, kecuali salah
satu dari fungsi di atas.
4 Tergantung Mandiri pada semua fungsi di atas, kecuali
ringan mandi dan satu fungsi lainnya.
3 Tergantung Mandiri pada semua fungsi di atas, kecuali
sedang mandi,
berpakaian, dan satu fungsi lainnya.
2 Tergantung Mandiri pada semua fungsi di atas, kecuali
berat mandi,
berpakaian, pergi ke toilet, dan satu fungsi
lainnya
1 Tergantung Mandiri pada semua fungsi di atas, kecuali
paling berat mandi,
berpakaian, berpindah tempat, pergi ke toilet dan
satu fungsi lainnya.
0 Tergantung Tergantung pada 6 fungsi di atas.
total
Pada lansia yang memiliki banyak penurunan pada fisiologis tubuh, terutama yang
berpengaruh pada pengontrol keseimbangan seperti penurunan kekuatan otot, dan
perubahan postur tubuh. Ketika otot-otot yang berperan dalam keseimbangan
tubuh bekerjasama untuk membentuk kekuatan yang bertujuan mempertahankan
posisi badan sesuai alignment tubuh yang simetri terganggu, maka fungsi tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan menjadi tidak stabil, hal tersebut dapat
mengakibatkan terganggunya kontrol keseimbangan menjadi kurang baik bagi
lansia sehingga mengganggu kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas
sehari-hari (Munawwarah & Nindya, 2015).
2.5 Kerangka Teori
Adapun kerangka teori pada penelitian ini sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Dion Krismashogi, Irmawan Farindra, E. R. 2017. Indahnya Seirama
Kinesiologi Dalam Anatomi. Malang, Indonesia.
ACSM (American College of Sport Medicine). 2006. ACSM’s guidelines for exercise
testing and pescription. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Aria, R., & Nurlaily, N. 2019. Kemandirian Lanjut Usia dalam Aktifitas Sehari-Hari di
Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Indah Bengkulu. Jurnal Vokasi Keperawatan
(JVK), 2(1), 25-33.
Krismiati, Murti, Putriyanti, Berlina, Iswanti Ningsi, E. 2019. Peningkatan kualitas hidup
lansia melalui penerapan pola hidup sehat di dusun Gondang dan dusun
Donoasih Donokerto Turi Sleman. Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya
Husada, 1(2), 68–76.
Lee MR, Jung SM, Bang H, Kim HS Kim YB. 2018. Association between muscle
strength and tipe 2 diabetes mellitus in adults in Korea: Data from the Korea
national health and nutrition examination survey (KNHANES) VI. Med (United
States).
Maryam, R. Siti, dk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Undang–undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1
Pasal 1 Ayat (2).
Stanley, M., & Beare, G. P. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Edisi 2). EGC.
Potter, P., & Perry, A. G. 2009. Fundamental Keperawatan. Buku 1 edisi ke-7 (Adrina
Ferderika & Marina Albar, Penerjemah). Salemba Medika.
Rohadi, S., Putri, S. T., & Karimah, A. D. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam
Activities Daily. Pendidikan Keperawatan Indonesia, 2(1), 17.
Sugaono, H., & Tecchio, J. K. 2020. Exercises training program: It’s Effect on Muscle
strength and Activity of daily living among elderly people. Nursing and Midwifery,
1(01), 19-23.
WHO. 2012. Global Health and Aging. Geneva: World Health Organization.