DISUSUN OLEH :
1. Arif Daryanto
2. Cindy Eka Jurniarni
3. Dapit Sopiana Silaban
4. Dea Monica
5. Dera Tri Yolendari
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul ”Perubahan
Fisiologis Sistem Muskuloskeletal pada Lansia”. Sebagai seorang perawat yang profesional
kita harus mengetahui bahwa pada usia lanjut fisiologis seluruh sistem tubuh akan mengalami
perubahan salah satunya yaitu perubahan fisiologis pada sistem muskuloskeletal dimana pada
sistem ini membahas terkait tulang, otot, sendi, dan saraf. Makalah ini akan membahas lebih
rinci mengenai perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal lansia, perubahan
pemenuhan kebutuhan mobilisasi, faktor yang memengaruhi fungsi sistem muskuloskeletal,
patologis, dan pengkajian umum muskuloskeletal serta jatuh pada lansia. Diharapkan setelah
mempelajari materi tersebut kita dapat mengetahui bagaimana melakukan pengkajian
kebutuhan mobilisasi pada lansia dengan benar dan memberikan asuhan keperawatan yang
sesuai.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Kritik dan saran tetap kami
harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini untuk tahap selanjutnya.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan proses yang wajar terjadi pada manusia seiring dengan
bertambahnya usia. Proses penuaan tersebut berpengaruh pada perubahan semua sistem
dalam tubuh termasuk pada sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal terdiri dari
sistem muskulus dan skeletal. Beberapa perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal
lansia mencakup perubahan anatomi dan fisiologis. Perubahan tersebut berdampak pada
penurunan fungsi tubuh yang akan berlanjut pada penurunan fungsi tubuh secara keseluruhan
sehingga kegiatan sehari-hari dapat terganggu.
A. DEFINISI
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan- lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita(Nugroho, 2000)
Lanjut usia adalah seseorang yang telah berusia !0 tahun ke atas yang akan
terusmenerus mengalami perubahan melalui proses menua yang bersifat mental
psikologis dan social, meskipun dalam kenyataannya terdapat perbedaan antara satu
orang dengan orang lainnya Perubahan normal musculoskeletal adalah perubahan
yang terkait usia pada lansiatermasuk penurunan tinggi badan, redistribusi massa otot
dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang, atrofi otot, pergerakan yang
lambat, pengurangan kekuatan dan kekauansendi- sendi
B. TANDA DAN GELAJA
1. Nyeri dan ngilu
2. Kelelahan
3. Gangguan tidur
4. Peradangan, pembengkakan, kemerahan
5. Penurunan rentang gerak
6. Hilangnya fungsi
7. Kesemutan
8. Mati rasa ataau kekakuan
9. Kelemahan otot
10. Kekuatan cengkeraman menurun
C. PROSES PENUAAN
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan
75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastis dan ahli demografi
memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus meningkat sampai abad
selanjutnya (Potter & Perry, 2005). Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), usia
lanjut meliputi: usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59
tahun, usia lanjut (erderly) antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antata 75 sampai
90 tahun dan usia sangat tua (veryold) di atas 90 tahun (Nugroho, 2008).
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 yang termuat dalam Bab 1
Pasal 1 Ayat 2, yang disebut usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Nugroho, 2008).
Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara
alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup
(Bastaman, 2000). Proses menua adalah proses sepanjang hidup, yang dimulai sejak
permulaan kehidupan, sehingga merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).
Salah satu teori menua yaitu teori biologis, yang mencoba untuk menjelaskan
proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan,
panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan
molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk
berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Teori biologis juga mencoba untuk
menjelaskan mengapa orang mengalami penuaan dengan cara yang berbeda dari
waktu ke waktu dan faktor apa yang mempengaruhi umur panjang, perlawanan
terhadap organisme, dan kematian atau perubahan seluler (Stanley & Beare 2007).
Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat struktural
sel/organ tubuh, termasuk di dalamnya adalah pengaruh agen patologis. Fokus dari
teori ini adalah mencari determinan-determinan yang menghambat proses penurunan
fungsi organisme yang dalam konteks sistemik dapat mempengaruhi atau memberikan
dampak terhadap organ/sistem tubuh lainnya dan berkembang sesuai dengan
peningkatan usia kronologis (Hayflick, 1997 dalam Mujahidullah, 2012). Diantara
perubahan itu terdapat perubahan pada muskuloskeletal dimana pada lansia terjadi
penurunan tinggi badan, redistribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan
porositas tulang, atrofi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan, dan
kekakuan sendi-sendi (Stanley & Beare, 2007). Perubahan sistem muskuloskeletal
merupakan hal yang wajar dan dialami oleh setiap lansia yang menyebabkan berbagai
kondisi seperti perubahan penampilan, kelemahan, dan melambatnya pergerakan.
D. SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN PERUBAHANNYA
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang, sendi, dan otot.
Sistem tersebut paling erat kaitannya dengan mobilitas fisik individu. Seiring
bertambahnya usia, terdapat berbagai perubahan yang terjadi pada sistem
musculoskeletal yang terdiri dari tulang, otot, sendi, dan saraf.
1. Perubahan Fisiologis Tulang
Sistem skeletal pada manusia tersusun dari 206 tulang termasuk dengan sendi
yang menghubungkan antar keduanya. Kerangka yang dibentuk dari susunan
tulang tersebut sangat kuat namun relatif ringan. Fungsi utama sistem skeletal ini
adalah memberikan bentuk dan dukungan pada tubuh manusia. Selain itu, sistem
ini juga berperan untuk melindungi tubuh, misalnya tulang tengkorak yang
melindungi otak dan mata, tulang rusuk yang melindungi jantung, serta tulang
belakang yang melindungi sumsum tulang belakang. Struktur pada kerangka ini
juga terdapat tendon otot yang mendukung adanya pergerakan [ CITATION
Mau06 \l 1033 ].
Tulang mencapai kematangan pada saat waktu dewasa awal tetapi terus
melakukan remodeling sepanjang kehidupan. Menurut Colón, et al. (2018) secara
umum, perubahan fisiologis pada tulang lansia adalah kehilangan kandungan
mineral tulang. keadaan tersebut bedampak pada meningkatnya risiko fraktur dan
kejadian terjatuh. Selain itu, terjadi juga penurunan massa tulang atau disebut
dengan osteopenia. Jika tidak ditangani segara osteopenia bisa berlanjut menjadi
osteoporosis yang ditandai dengan karakteristik berkuranganya kepadatan tulang
dan meningkatkan laju kehilangan tulang.
Perubahan-perubahan lain yang terjadi menurut Miller (2012) antara lain:
1. Meningkatnya resorbsi tulang (misalnya, pemecahan tulang diperlukan
untuk remodeling)
2. Arbsorbsi kalsium berkurang
3. Meningkatnya hormon serum paratiroid;
4. Gangguan regulasi dari aktivitas osteoblast;
5. Gangguan formasi tulang sekunder untuk mengurangi produksi
osteoblastik dari matriks tulang; dan
6. Menurunnya estrogen pada wanita dan testosterone pada laki-laki
2. Perubahan Fisiologis Otot
Selain tulang, otot yang dikontrol oleh neuron motorik secara langsung
berdampak pada kehidupan sehari-hari. Perubahan fisilogis pada otot yang terjadi
pada lansia disajikan dalam tabel berikut [ CITATION Col18 \l 1033 ].
Perubahan Efek Fungsional
Peningkatan variabilitas dalam ukuran Peningkatan heterogenitas jarak kapiler,
serat otot karena kapiler dapat hanya terletak di tepi
serat berdampak negatif terhadap
oksigenasi jaringan
Kehilangan massa otot Penurunan kekuatan dan tenaga
Serabut otot (fiber) tipe II menurun Terjatuh
Infiltrasi lemak Kerapuhan atau otot melemah
Secara keseluruhan akibat dari perubahan kondisi otot yang berhubungan
dengan bertambahnya usia disebut sarkopenia. Sarkopenia adalah kehilangan
masa, kekuatan dan ketahanan otot [ CITATION Mil12 \l 1033 ] . Berikut penampang
mikroskoping tulang dan otot dalam keadaan normal dan dalam kondisi patologis
Gambar 1 Penampang mikroskoping tulang dan otot
A. IDENTITAS
1. Nama : Tn.P
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 68 tahun
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Kawin
6. Pendidikan Terakhir : SD
7. Pekerjaan : Swasta
8. Alamat rumah : Batu Raja
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini
Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi fibula sinistra dan mengalami
kesulitan dalam beraktifitas karena luka bekas operasi tersebut. Pasien
mengatakan lutut kanan nyeri, sakit kalau ditekuk tidak bisa, kaku dan terasa sakit
sekali.
C. KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Biologis
■ Pola Makan
Klien makan 3 x sehari, menu seimbang, diet buah 2 x seminggu. Klien
kurang suka makan sayuran.
■ Pola Minum
Klien minum sehari sebanyak 8 gelas 1 hari . Selain itu klien juga rutin
minum segelas air teh setiap pagi. Minum susu 1 x seminggu
■ Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan BAB normal 1 sehari, BAK normal tidak
ada masalah.
Selama Sakit : Pasien mengatakan BAB terganggu dengan sakit di lutut kanan,
BAK lancar tapi harus memakai kursi roda untuk ke kamar kecil.
■ Pola Tidur
Klien mengatakan sulit tidur karena nyeri bekas luka operasi. tidur kira-kira 4
jam sehari yaitu dari jam 21.00- 23.00. Tn. P mengatakan susah tidur pada
malam hari. Tidurnya tidak pulas dan sering terbangun pada malam hari sekitar
pukul 01.00. Saat terbangun, Tn. P biasanya langsung mengompres luka bekas
operasi dengan air hangat. Tn. P juga menyatakan tidak pernah dan sulit untuk
tidur siang. Saat pengkajian, pengkaji melihat ada lingkaran hitam di bawah
mata Ny. M, wajah tampak meringis kesakitan lesu dan kelelahan. Saat
menjawab pertanyaan
2. Keadaan emosi
Klien mengatakan sering putus asa karna tidak bisa bergerak bebas saat mau meu
beraktivitas seperti contoh, mengambil nasi untuk makan atau minum.
3. Sosial
■ Dukungan Keluarga
Keluarga sering mengunjungi Tn. P ke panti
■ Hubungan Antar Keluarga
Masih terjalin hubungan komunikasi dengan keluarga lain
■ Hubungan Dengan Orang Lain
Pasien sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain karena sulit untuk bergerak
karena luka post operasi
4. Spiritual/Kultural
■ Pelaksanaan Ibadah
Klien adalah seorang muslim yang taat melakukan ibadah dengan cara
berjamaah di mushalla dalam lingkungan, tetapi setelah operasipasien jadi
jarang melakukan jamaah di mushalla
■ Keyakinan tentang kesehatan
Menurut klien sehat adalah mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari. Sakit
adalah tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
3.2 Saran
Makalah ini memang belum sempurna, maka dari itu penulis sangat terbuka dengan
masukan yang diberikan oleh pembaca dan juga penulis berharap supaya makalah ini dapat
bermanfaat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amelio, P., & Isaiya, G, C. (2015). Male osteoporosis in elderly. International Journal of
Endocrinology. Vol. 15 (9)
Arenson, C., et al. (2009). Reichel’s care of the elderly. (6th Ed). United States: Cambridge
University Press.
Arthritis Care. (2016). Understanding Arthritis. London: Arthritis Care retrieved by
https://www.arthritiscare.org.uk/assets/000/001/820/Understanding_FINAL_100516_
web_original.pdf?1502875508 on Monday, 16 April 2018.
Arthritis Research UK. (2011). Clinical assessment of the musculoskeletal system: A guide
for
medical students and healthcare professionals. Registered Charity England and Wales
No. 207711, ISBN 978 1 901815 17 7.
Berg, K., Wood-Dauphinee, S., Williams, J. L., and Maki, B. Measuring balance in the
elderly: Validation of an instrument. Can. J. Pub. Health, July/August supplement
2:S7-11, 1992
Cary, M. and Lyder, C. H. (2011). Geriatric assessment: Essential skills for nurses.
American Nurses Today [July, 2011] Vol. 6 No. 7
CDC. (2017). Assessment timed up & go (TUG). Retrieved from www.cdc.gov/steadi
Colón, C. J., Molina-Vicenty, I. L., Frontera-Rodríguez, M., García-Ferré, A., Rivera, B. P.,
Cintrón-Vélez, G., & Frontera-Rodríguez, S. (2018). Muscle and Bone Mass Loss in
the Elderly Population: Advances in diagnosis and treatment (Vol. 3). doi:
10.7150/jbm.23390
Fillit, H., Rockwood, K., & Young, J. (2017). Brocklehurst's textbook of geriatric medicine
and gerontology (8th ed., p. 120). Philadelphia: Elsevier.
Herdman, T., & Kamitsuru, S. (2014). NANDA international nursing diagnoses: Definitions
& classification, 2015–2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Kurnianto, D. (2015). Menjaga kesehatan usia lanjut. Jurnal Olahraga Prestasi. 11 (2): 19-30
Marquis, D., Foreman, Milisen, K., & Fulmer, T. (2010). Critical care nursing of older
adults: Best Practices. New York: Springer Publishing Company, LLC
Mauk, K. L. (2006). Gerontological nursing: Competencies for care. London: Jones and
Bartlett Publishers, Inc.