Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penuaan merupakan proses yang wajar terjadi pada manusia seiring
dengan bertambahnya usia. Proses penuaan tersebut berpengaruh pada
perubahan semua sistem dalam tubuh termasuk pada sistem
muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal terdiri dari sistem
muskulusdanskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi pada sistem
muskuloskeletal lansia mencakup perubahan anatomi dan fisiologis.
Perubahan tersebut berdampak pada penurunan fungsi tubuh yang akan
berlanjut pada penurunan fungsi tubuh secara keseluruhan sehingga
kegiatan sehari –hari dapat terganggu. Perubahan umum yang terjadi pada
sistem muskuloskeletal berupa sarkopenia (kehilangan massa dan fungsi
otot) dan osteopenia atau osteoporosis (kehilangan massa tulang) pada usia
lanjut ketika tidak diobati akan menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang besaruntuk populasi lansia dan dapat mengakibatkan hilangnya
kemandirian dikemudian hari.
Selain itu, beberapa kondisi patologis dapat muncul seperti artritis
yang mencakup osteoarthritis (OA), polymyalgiar heumatica (PMR),
rheumatoid arthritis (RA), dan goutsertaosteoporosis. Penyakit-penyakit
di atas dapat memperburuk kondisi lansia bahkan sampai mengganggu
aktivitas fisik rutin yang biasa dilakukan oleh lansia. Perubahan fisiologis
dan patolgis pada sistem muskuloskeletal lansia seharusnya dapat
diantisipasi sedari dini agar proses penuansaan yang berakibat pada
perubahan fisiologiss dan patologis tidak menimbulkan dampak yang lebih
besar. Dengan bertambahnya jumlah lansia muncul juga peningkatan
penyakit dan kondisi ini umumnya mempengaruhi populasi tersebut.Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dibahas perubahan fisiologis dan
patologis pada lansia khususnya pada sistem muskuloskeletal yang dikaji
dari berbagai sumber literatur.

1
B. RumusanMasalah
1. Apakah perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal yang
meliputi tulang, otot, sendi, dan syaraf pada lansia?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sistem muskuloskletal
pada lansia?
3. Apakahgangguanyangseringterjadipadasistemmuskuloskeletallansia?
4. Apakah pengkajian yang perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi
sistem muskuloskeletal pada lansia?
5. Apakah pengkajian yang diperlukan untuk menilai risiko jatuh pada
lansia?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menguraikan perubahan fisiologis sistem muskuloskeletal pada lansia
2. Tujuan khusus
a. Menguraikan perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal
yang meliputi tulang, otot, sendi,dan syaraf pada lansia
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sistem
muskuloskeletal pada lansia
c. Mengetahui gangguan yang sering terjadi pada sistem
muskuloskeletal lansia.
d. Menguraikan pengkajian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
sistem muskuloskeletal pada lansia
e. Menguraikan pengkajian yang diperlukan untuk menilai risiko jantuh
pada lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Muskuloskeletal dan Perubahannya


Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari
tulang,sendi, dan otot. Sistem tersebut paling erat kaitannya dengan
mobilitas fisik individu. Seiring bertambahnya usia, terdapat berbagai
perubahan yang terjadi pada sistem musculoskeletal yang terdiri dari
tulang, otot, sendi, dan saraf.

B. Perubahan Fisiologis Tulang


Sistem muskeletal pada manusia tersusun dari 206 tulang termasuk
dengan sendi yang menghubungkan antar keduanya. Kerangka yang
dibentuk dari susunan tulang tersebut sangat kuat namun relatif ringan.
Fungsi utama sistem muskeletal ini adalah memberikan bentuk dan
dukungan pada tubuh manusia. Selain itu, sistem ini juga berperan untuk
melindungi tubuh, misalnya tulang tengkorak yang melindungi otak dan
mata,tulang rusuk yang melindungi jantung, serta tulang belakang yang
melindungi sumsum tulang belakang. Struktur pada kerangka ini juga
terdapat tendon otot yang mendukung adanya pergerakan. Tulang
mencapai kematangan pada saat waktu dewasa awal tetapi terus
melakukan remodeling sepanjang kehidupan.
Menurut Colónetal. (2018) secara umum, perubahan fisiologis pada
tulang lansia adalah kehilangan kandungan mineral tulang. Keadaan
tersebut berdampak pada meningkatnya risiko fraktur dan kejadian
terjatuh. Selain itu, terjadi juga penurunan massa tulang atau disebut
dengan osteopenia. Jika tidak ditangani segara osteopenia bisa berlanjut
menjadi osteoporosis yang ditandai dengan karakteristik berkuranganya
kepadatan tulang dan meningkatkan laju kehilangan tulang.

3
Perubahan-perubahan lain yang terjadi menurut Miller(2012) antara lain:
1. Meningkatnya resorbsi tulang (misalnya, pemecahan tulang diperlukan
untuk remodeling).
2. Arbsorbsi kalsium berkurang.
3. Meningkatnya hormon serum paratiroid
4. Gangguan regulasi dari aktivitas osteoblast
5. Gangguan formasi tulang sekunder untuk mengurangi produksi
osteoblastik dari matriks tulang
6. Menurunnya estrogen pada wanita dan testosterone pada laki-laki.

C. Perubahan Fisiologis Otot


Selain tulang, otot yang dikontrol oleh neuron motorik secara
langsung berdampak pada kehidupan sehari-hari. Perubahan fisilogis pada
otot yang terjadi pada lansia disajikan dalam tabel berikut.
Perubahan Efek Fungsional Peningkatan variabilitas dalam ukuran
serat otot Peningkatan heterogenitas jarak kapiler, karena kapiler dapat
hanya terletak ditepi serat berdampak negatif terhadap oksigen asi
jaringan. Kehilangan massa otot Penurunan kekuatan dan tenaga Serabut
otot(fiber) tipe II menurun Terjatuh Infiltrasi lemak Kerapuhan atau otot
melemah. Secara keseluruhan akibat dari perubahan kondisi otot yang
berhubungan dengan bertambahnya usia disebut sarkopenia. Sarkopenia
adalah kehilangan masa, kekuatan dan ketahanan otot(Miller,2012).
Berikut penampang mikroskoping tulang dan otot dalam keadaan normal
dan dalam kondisi patologis.

D. Perubahan pada Sendi dan Jaringan Ikat


Proses degeneratif memengaruhi tendon, ligamen, cairan synovial.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada sendi meliputi: Organ/Jaringan
Perubahan Fisiologis Efek Sendi Menurunnya viskositas cairan synovial
Menurunnya perlindungan ketika bergerak

4
1. Erosi tulang
2. Mengecilnya kartilago
3. Menghambat pertumbuhan tulang
4. Degenerasi gen dan selelastin
5. Ligamen memendek
6. Fragmentasi struktur fibrosa dijaringan ikat.
7. Pembentukan jaringan perut dikapsul sendi dan jaringan ikat Penurunan
elastisitas, fleksibilitas, stabilitas,dan imobilitas

E. Perubahan pada Saraf


Proses degeneratif memengaruhi gerak refleks, sensasi, dan posisi sendi.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada saraf meliputi:
1. Organ/Jaringan Perubahan Fisiologis Efek Saraf
2. Penurunangerakan refleks.
3. Gangguan proprioception terutama pada wanita.
4. Berkurangnya rasa sensasi getaran dan posisi sendi pada ektremitas
bagian bawah
5. Berjalan lebih lambat.
6. Berkurangnya respon terhadap rangsangan lingkungan
7. Perubahan kemampuan visual Perubahan pemeliharaan dalam posisi
tegak
8. Perubahan kontrolpostural
9. Peningkatan goyangan tubuh yang merupakan tolak ukur dari gerakan
tubuh saat berdiri

F. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sistem Muskuloskeletal


1. Penyakit sistemik.
Penyakit sistemik dapat berupa gangguan vaskuler atau metabolik.
Sebagai contoh, lansia dengan diabetes akan mengalami gangguan laju
atau volume pengiriman nutrisi yang dibutuhkan untuk remodeling
jaringan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengontrol proses

5
patologis untuk mengoptimalkan penyembuhan dan potensi perbaikan
sistem muskuloskeletal.
2. Faktor diet.
Kekurangan nutrisi vitamin esensial (seperti vitamin D dan 10
vitamin C yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan
fungsional otot dan tulang), kurangnya mineral tertentu (seperti
kalsium, fosfor dan kromium dll) dapat menjadi hasil dari masalah
pencernaan yang berkaitan dengan manusia. Dengan demikian, terjadi
penurunan penyerapan dari usus atau ketidakseimbangan dalam
produksi hormon tertentu yang mengatur konsentrasi serum vitamin dan
mineral seperti kalsitonin, vitaminD, hormon paratiroid (karena tumor
yang sangat lazim diusia lanjut). Diet yang sangat baik ialah diet yang
kaya akan mikro-nutrisi dalam kualitas tinggi sehingga mampu
menurunkan risiko pengembangan cacat tulang dan kelemahan otot
sebagai bagian dari proses penuaan :
Penurunan fungsi muskuloskeletal dipicu oleh tiga faktor, yaitu:
1. Efek penuaan pada komponen sistem muskuloskeletal
2. Gangguan muskuloskeletal berhubungan dengan penuaan yang
mulai terjadi pada masa dewasa muda menyebabkan peningkatan
rasa sakit dan cacat tanpa memperpendek rentang hidupnya,
3. Tingginya angka kejadian gangguan muskuloskeletal tertentu pada
lansia.

G. Pengkajian Risiko Jatuh pada Lansia


Menurut Herdman & Kamitsuru(2014), risiko jatuh adalah kondisi
dimana terjadi peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat
menyebabkan bahaya fisik. Hal ini dapat meningkat jika klien mengalami
penurunan dari fungsi muskuloskeletalnya karena dapat mengganggu
kondisi keseimbangan klien itu sendiri. Faktor risiko yang dapat
meningkatkan untuk terjadinya risiko jatuh terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal seperti usia, kognitif, dan kondisi

6
fisiologis seperti usia yang lebih dari 65 tahun, riwayat jatuh, penyakit
akut, anemia dan faktor eksternal seperti lingkungan dan medikasi
misalnya penggunaan alat bantu, lingkungan yang berantakan, paparan
tidak aman, pencahayaan tidak memadai, danlain-lain. Penggunaan
medikasi yang dapat memperbesar risiko jatuh seperti diuretik,
benzodiazepin, anti konvulsan, agen anti parkinson, anti aritmia, obat
penenang/hipnotik, anti depresan, analgesik opioid, dan lain-lain. Namun
obat anti depresan adalah obat yang paling konsisten sebagai penyebab
terjadinya risiko jatuh. Obat-obatan ini dapat membuat klien merasa
kebingungan, depresi, sedasi, aritmia, hipovolemia, hipotensiortostatik,
fungsi kognitif berkurang, dan perubahan gaya berjalan dan keseimbangan
(misalnya ataksia, penurunan proprioception, dan meningkatkan
bodysway). Namun bahaya lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh
termasuk kekacauan, pencahayaan yang buruk, dan kurangnya pegangan
tangan di tangga atau pegangan dikamar mandi. Lingkungan merupakan
faktor risiko eksternal yang dapat memengaruhi individu lansia.
Pengkajian yang dilakukan yaitu :
1. Pertama adalah dilakukan anamnesa sekaligus melakukan pengkajian
fisik seperti kaji performa dari sistem muskuloskeletal yang dapat
dilakukan dengan pengamatan mobilitas dan aktivitas individu lansia.
Tanyakan apakah ada rasa yang tidak nyaman pada sendi atau otot dari
lansia tersebut. Dapat juga perawat melakukan pengkajian mengenai
keluhan yang dialami klien. Misalnya klien memang mempunyai
penyakit sendi atau tulang tertentu. Lalu mengidentifikasi risiko
osteoporosis serta mengkaji faktor-faktor risiko yang dapat
dimodifikasi, seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol maupun
faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti kondisi penyakit
2. Pengkajian selanjutnya adalah kaji risiko terjatuh dan luka. Apakah ada
kondisi tertentu yang membuat klien terjatuh atau sulit untuk bergerak.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal yang ada pada lansia akan mengalami
perubahan fisiologis tertentuya itu perubahan pada tulang, sendi, otot, dan
saraf. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gangguan
hormon, penyakit sistemik, faktor diet, dan aktivitas fisik yang kurang.
Faktor ini dapat memicu terjadinya gangguan pada sistem
muskuloskeletal. Gangguan ini misalnya osteoporosis dan arthritis.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal ini dapat menimbulkan berbagai
macam masalah misalnya lansia lebih rentan untuk mengalami risiko jatuh,
patah tulang, dan osteoporosis. Maka dari itu penting untuk dilakukan
pengkajian pada sistem ini. Pengkajian yang dilakukan dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik,dan juga pemeriksaan penunjang (DEXA,X-ray,danlain-
lain).

B. Saran
Makalah ini memang belum sempurna, maka dari itu penulis sangat
terbuka dengan masukan yang diberikan oleh pembaca dan juga penulis
berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dengan baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amelio,P.,&Isaiya,G,C.(2015).Male osteoporosisinel derly. International


Journal of Endocrinology. Vol.15(9)
Arenson,C.,etal.(2009).Reichel’scareoftheelderly.(6th
Ed).UnitedStates: CambridgeUniversityPress.
ArthritisCare.(2016).UnderstandingArthritis.London:ArthritisCareretrieve
dby
ArthritisResearchUK.(2011).Clinicalassessmentofthemusculoskeletalsyste
m:A guidefor
medicalstudentsandhealthcareprofessionals.RegisteredCharityEngland and
Wales No.207711,ISBN9781901815177.Berg,K.,Wood-
Dauphinee,S.,Williams,J.L.,andMaki,B.Measuringbalanceinthe
elderly:Validation ofan instrument.Can.J.Pub.Health,July/August
supplement2:S7-11,1992
Cary,M.andLyder,C.H.(2011).Geriatricassessment:Essentialskillsfornurses
. AmericanNursesToday[July,2011]Vol.6No.7
CDC.(2017).Assessmenttimedup&go(TUG).Retrievedfromwww.cdc.gov/s
teadi Colón,C.J.,Molina-Vicenty,I.L.,Frontera-Rodríguez,M.,García-
Ferré,A.,Rivera,B.P., Cintrón-Vélez,G.,&Frontera-
Rodríguez,S.(2018).MuscleandBoneMass
LossintheElderlyPopulation:Advancesindiagnosisandtreatment(Vol.3).
doi:10.7150/jbm.23390 Fillit,H.,Rockwood,K.,&
Young,J.(2017).Brocklehurst'stextbookofgeriatricmedicineandgerontology
(8thed.,p.120).
Philadelphia:Elsevier. Herdman,T.,& Kamitsuru,S.(2014).NANDA
internationalnursing diagnoses: Definitions&classification,2015–
2017.Oxford:WileyBlackwell.

Anda mungkin juga menyukai