Anda di halaman 1dari 15

Perubahan Fisiologi Muskuloskeletal

pada Lansia

Kelompok 3
Fauziah Dwi Ayu Putri
Nurul Huda
Hasriani
Yunita
Aging/Penuaan
Penuaan merupakan proses yang wajar terjadi pada manusia
seiring dengan bertambahnya usia. Proses penuaan tersebut
berpengaruh pada perubahan semua sistem dalam tubuh
termasuk pada sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal
terdiri dari sistem muskulus dan skeletal. Beberapa perubahan
yang terjadi pada sistem muskuloskeletal lansia mencakup
perubahan anatomi dan fisiologis. Perubahan tersebut
berdampak pada penurunan fungsi tubuh yang akan berlanjut
pada penurunan fungsi tubuh secara keseluruhan sehingga
kegiatan sehari-hari dapat terganggu.
Musculo

Perubahan struktur otot pada penuaan


sangat bervariasi. Penurunan jumlah
dan ukuran serabut otot, peningkatan
jaringan penghubung, dan jaringan
lemak pada otot mengakibatkan efek
negative. Dampak perubahan
morfologis otot adalah penurunan
kekuatan, penurunan fleksibilitas,
peningkatan waktu reaksi, dan
penurunan fungsional otot.
Sacropenia
Sacropenia adalah berkurangnya massa otot
yang mulai terjadi sejak umur 30an dan sering
terjadi pada kebanyakan lansia. Hal fisiologis
yang terjadi pada otot akibat penuaan adalah
sebagai berikut:
• Muscle stem cells atau satellite cells
berkurang seiring bertambahnya umur
sehingga regenerasi otot berkurang
• Mitokondria pada otot menjadi abnormal,
dari segi jumlah, morfologi, dan fungsional
• Otot lansia mengalami penurunan pada
tingkat autophagy
• Berkurangnya myokines pada lansia
Sacropenia
Faktor resiko sacropenia:
• Sedentary lifestyle
• Nutrisi buruk
• Inflamasi
• Stress berat
Menurut ( Colón, et al., 2018) berikut perubahan otot pada lansia :

Perubahan Efek Fungsional

Peningkatan variabilitas dalam ukuran Peningkatan heterogenitas jarak kapiler,


serat otot karena kapiler dapat hanya terletak di
tepi serat berdampak negatif terhadap
oksigenasi jaringan

Kehilangan massa otot Penurunan kekuatan dan tenaga

Serabut otot (fiber) tipe II menurun Terjatuh

Infiltrasi lemak Kerapuhan atau otot melemah


Joint
Sendi pada lansia, jaringan ikat
sekitar sendi seperti tendon,
ligament, dan fasia mengalami
penurunan elastisitas. Beberapa
kelainan akibat perubahan pada
sendi yang banyak terjadi pada
lansia antara lain osteoarthritis,
arthritis rheumatoid, gout,
psedogoud. Kelainan tersebut
dapat menimbulkan gangguan
berupa bengkak, nyeri, kekakuan
sendi, keterbatasan luas gerak
sendi, gangguan jalan, dan aktifitas
keseharian lainnya.
perubahan yang terjadi pada sendi akibat proses
menua (Suhartin, 2010):
a) Pecahnya komponen kapsul sendi dan kolagen.
Implikasi dari hal ini adalah nyeri, inflamasi,
penurunan mobilitas sendi dan deformitas.
b) Kekakuan ligamen dan sendi. Implikasi dari hal ini
adalah peningkatan risiko cedera.
Osteoarthritis
Tulang
Komponen tulang umumnya berupa:
• Komponen anorganik calcium phosphate
(hydroxyapatite)
• Komponen organic kolagen tipe 1

Kristal kalsium fosfat berperan dalam pembentukan


matriks tulang dan rigiditas tulang. Kalsium fosfat
dan vitamin D merupakan zat yang telibat dalam
absorpsi sel tulang yang dilakukan oleh osteoclast.
Kolagen berperan sebagai tempat untuk kristal
kalsium fosfat membentuk matriks tulang dan
menganyamnya agar lebih kuat dan tidak terjadi
fraktur
Sel Tulang
Tulang terdiri dari 3 jenis sel, yaitu osteocyte,
osteoblast, dan osteoclast. Osteblast dan
osteoclast sangat berperan dalam
pembentukan dan penguraian sel tulang.
Osteoblast lebih aktif jika ada tekanan yang
terjadi pada tulang akibat tubuh yang tegak
dan aktif. Pada usia muda, osteoblast dan
osteoclast bekerja dalam jumlah yang sama
sehingga densitas tulang dapat
dipertahankan. Kurangnya aktifitas
menyebabkan osteoblast kurang bekerja
sehingga kalsium pada tulang semakin
berkurang.
Osteoclast Network
macrophage-colony stimulating factor
(M-CSF) and receptor activator of nuclear
factor kappa-B ligand (RANKL). These
factors bind to their respective receptors
on the precursors, colony-stimulating
factor-1 receptor (c-fms) and receptor
activator of nuclear factor kappa-B
(RANK), and initiate
osteoclastogenesis.The earliest
haematopoietic precursor that can give
rise to an osteoclast is the granulocyte-
macrophage colony forming cell (GM-
CFU).The binding of RANKL to RANK can
be antagonised by osteoprotegerin
(OPG), a decoy receptor for RANKL that
inhibits osteoclastogenesis.
Bone Demineralisation and Osteoporosis
90% puncak massa tulang dapat dicapai oleh
wanita pada umur 18 tahun dan pria pada
umur 20 tahun. Peningkatan akan terus terjadi
sampai pada usia 30 tahun di mana puncak
kekuatan dan densitas tulang dicapai (National
Institute of Health, 2015). Densitas tulang
kemudian akan menurun seiring
bertambahnya usia.
Osteoporosis merupakan kondisi yang sering
terjadi pada lansia akibat berkurangnya
mineral pada tulang sehingga membentuk
struktur sponge dengan pori yang besar.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai