Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pemeriksaan laboratorium kimia klinik pada tanggal 16 Agustus


2021asam urat didapatkan hasil sebesar 11.5 mg/dl yang menunjukkan hasil
diatas batas normal dari asam urat yaitu 3.4-7 mg/dl. Dimana dalam hal ini
seseorang dikatakan menderita asam urat apabila pemeriksaan laboratorim
menunjukkan hasil melebihi batas normal. Adapun pemeriksaan ureum 78
mg/dl dengan rujukan nilai normal sebesar 10-50 mg/dl, kreatinin sebesar
1.80 mg/dl dengan nilai rujukan normal sebesar < 1.3 mg/dl, dan kolestrol
HDL sebesar 40 mg/dl dengan nilai rujukan normal sebesar >55 mg/dl.
Berikut juga dengan pemeriksaan laboratorium elektolit kalium (K) dengan
nilai 6.2 mmol/L yang menunjukkan hasil melebihi batas normal yaitu 3.5-5.1
mmol/L. Berdasarkan Pemeriksaan laboratorim kimia klinik pada tanggal 04
Oktober 2021 asam urat didapatkan hasil sebesar 12.0 mg/dl hal ini
menunjukkan nilai melebihi batas normal yaitu 3.4-7 mg/dl. Adapun
pemeriksaan ureum 70 mg/dl dengan rujukan nilai normal sebesar 10-50
mg/dl, kreatinin sebesar 2.20 mg/dl dengan nilai rujukan normal sebesar < 1.3
mg/dl, dan kolestrol HDL sebesar 38 mg/dl dengan nilai rujukan normal
sebesar >55 mg/dl. Berikut juga dengan pemeriksaan laboratorium elektolit
kalium (K) dengan nilai 5.7 mmol/L yang menunjukkan hasil melebihi batas
normal yaitu 3.5-5.1 mmol/L. Pasien datang dengan keluhan mengalami
ganguan pada anggota gerak bawah sebelah kanannya, pasien di diagnosis
dengan osteophyte metatarsan I disertai gout atritis pedis.

B. Pembahasan
1. Pertimbangan Hematologi Dalam Pemberian Exercise
Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien menunjukkan bahwa
adanya nilai Ureum dan Kreatinin yang berada di atas normal yaitu
untuk nilai Ureum 70 mg/dl sedangkan nilai Kreatinin 2,20 mg/dl
dengan nilai rujukkan normal pada Ureum rentang 10-50 mg/dl
sedangkan Kreatinin <1,3 mg/dl. Ureum adalah hasil akhir
metabolisme protein berasal dari asam amino yang telah di pindah
amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal sedangkan Kreatinin
adalah hasil perombakan keratin senyawa berisi nitrogen yang
terutama ada di dalam otot. Ureum dan Kreatinin merupakan senyawa
kimia yang menandakan fungsi ginjal normal. Oleh karena itu, kadar
ureum dan kreatinin yang tinggi dapat menyebabkan bahaya pada
ginjal. Dikaitkan dengan penatalaksaan fisioterapi pada pasien dengan
kondisi kadar Ureum dan Kreatinin yang tinggi, maka segala exercise
dengan aktivitas sedang menjadi kontraindikasi pada kadar Kreatinin
karena akan meningkatkan pelepasan kreatinin dari otot yang
berkontraksi menyebabkan peningkatan kreatinin sedangkan dengan
latihan dapat menurunkan kadar Ureum dengan berdasarkan hasil
penelitian bahwa intensitas sedang aktivitas fisik di treadmill
mengurangi ureum dan meningkatkan kreatinin pada siswa laki-laki
yang tidak terlatih (Sinaga et al., 2019).
Adapun nilai asam urat yang didapatkan dari hasil pemeriksaan
laboratorium adalah 12,0 mg/dl ini menunjukkan bahwa tingginya
kadar asam urat dalam tubuh pasien, sehingga mengindikasikan
adanya penumpukan atau mengkristal di sendi. Adapun sebuah
penelitian tentang Efek Latihan terhadap penurunan asam urat yang
dimana exercise akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga
memperlancar pengangkatan sisa pembakaran seperti asam urat oleh
plasma darah dari sel ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam
bentuk urin atau feses dan juga untuk homeostasis pada tubuh menjadi
lebih baik yang dimana setelah melakukan exercise akan
mengeluarkan keringat yang kemungkinan keringat dan asam urat
keluar secara bersamaan (Santoso et al., 2020).
Kolesterol HDL yang merupakan kolestrol baik yang berfungsi
untuk membersihkan kelebihan kolestrol yang berbahaya di dalam
darah dan membawanya kembali ke hati untuk dikeluarkan dari tubuh.
Nilai kadar kolesterol HDL didapatkan dari hasil pemeriksaan
laboratorium adalah 38 mg/dl ini menunjukkan bahwa rendahnya
kadar kolestrol HDL pada pasien. Adapaun penelitian menunjukkan
bahwa exercise atau latihan dapat mengaktifkan lipoprotein dan lipase
pada otot rangka dan jaringan adiposa pasien, menyeimbangkan dan
mentransfer HDL-C dan LDL-C, mengurangi kadar TG serum dan
asam lemak bebas, meningkatkan dekomposisi kolesterol,
meningkatkan toleransi glukosa, dan menjaga kesehatan yang stabil
dan kualitas tubuh. Pada saat yang sama, pengurangan massa tubuh
akibat latihan dapat bermanfaat untuk mengurangi konsentrasi LDL-C,
TC, TG, dan meningkatkan konsentrasi HDL-C (Li, 2021).
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
a. Ureum
Pemeriksaan kadar Ureum pasien menunjukkan 70 mg/dl.
Hal ini menunjukkan kurang baiknya fungsi ginjal yang berarti
pasien dapat mengalami komplikasi pada ginjal.
Ureum merupakan zat sisa dari pemecahan protein dan
asam amino di dalam hati. Ureum bersifat racun dan perlu segera
dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal. Kondisi ketika kadar ureum
dalam darah terlalu tinggi disebut uremia. Hal ini dapat
menyebabkan cepat lelah, pusing, mual, muntah, dan kram kaki.
Pemeriksaan ureum biasanya termasuk dalam pemeriksaan fungsi
ginjal yang meliputi pemeriksaan blood urea nitrogen (BUN) dan
kadar kreatinin. Kadar ureum tinggi bisa menandakan bahwa ginjal
tidak berfungsi dengan baik. Ginjal berfungsi menyaring dan
membuang ureum dari darah melalui urine. Jika menumpuk di
darah, ureum dapat menimbulkan beragam keluhan dan gangguan
kesehatan.
b. Kreatinin
Pemerikasaan kadar Kreatinin pasien menunjukkan 2,20
mg/dl. Hal ini menandakan bahwa buruknya fungsi ginjal yang
menyebabkan penyaringan kreatinin tidak terjadi dengan baik
mengakibatkan komplikasi pada ginjal.
Kreatinin adalah zat limbah dalam darah yang diproduksi
oleh jaringan otot saat Anda bergerak atau beraktivitas. Jumlah
kreatinin di dalam darah diatur oleh ginjal. Itulah alasan mengapa
pemeriksaan kadar kreatinin sering dilakukan sebagai salah satu
cara untuk menilai fungsi ginjal. Kadar kreatinin biasanya akan
sedikit meningkat pada orang dewasa muda atau orang yang
memiliki banyak jaringan otot, misalnya atlet atau orang yang
sering melakukan latihan angkat beban. Kadar kreatinin yang
tinggi dapat menjadi pertanda adanya kerusakan pada ginjal.
c. Asam Urat
Asam urat adalah suatu kondisi medis dimana terjadi
gangguan metabolisme asam urat di dalam tubuh. Akibatnya
terjadi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Kristal asam urat
yang berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh dan
menyebabkan inflamasi (peradangan) pada persendian (artritis).
Nilai pemeriksaan pasien dari hasil laboratorium didapatkan 12.0
mg/dl dengan nilai normal yaitu diantara 3,4-7,0 mg/dl hal ini
menunjukkan tingginya kadar asam urat yang menyebabkan
komplikasi pada sendi terutama pada area metatarsal 1. Gout yang
kronis dapat menyebabkan penumpukan asam urat baik di dalam
maupun di sekitar persendian.
d. Kolesterol HDL
HDL adalah kolesterol yang berfungsi untuk membersihkan
kelebihan kolesterol yang berbahaya di dalam darah dan
membawanya kembali ke hati untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain
menghilangkan kelebihan kolesterol jahat, HDL juga berfungsi
untuk mencegah kerusakan dinding pembuluh darah akibat
penumpukan lemak dan menjaganya agar tetap sehat. Nilai kadar
kolesterol HDL dari hasil laboratorium yaitu 38 mg/dl dari kadar
normal yaitu <55 mg/dl dimana kadar HDL di bawah batas normal,
akan berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit yang terkait
dengan jantung dan pembuluh darah, meskipun kadar LDL tidak
tinggi.
e. Kalium
Kalium atau potasium merupakan salah satu jenis mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh. Manfaat kalium selalu dikaitkan
dengan perannya sebagai salah satu jenis elektrolit di dalam tubuh.
Elektrolit berperan penting dalam mengatur cairan tubuh,
menghantar sinyal listrik pada saraf, dan mengatur kontraksi otot.
Kadar Kalium pasien dari hasil laboratorium didapatkan 5,7
mmol/L dengan nilai normal 3,5-5,1 mmol/L hal ini menunjukkan
peningkatan elektrolit tubuh khususnya kalium disebut
Hiperkalemia.
Adapun hubungan dari pemberian exercises terhadap
kalium atau potassium dalam tubuh sangat signifikan sejalan
dengan hasil penelitian yang didapatkan nilai rata-rata nitrogen
urea darah, kreatinin serum, protein C-reaktif, albumin urin,
natrium, dan kalium dimana adanya perbedaan yang sangat
signifikan secara statistik setelah intervensi juga perbedaan yang
signifikan antara nilai sebelum dan sesudah intervensi ditunjukkan
dalam setiap kelompok (Morgan et al., 2021).
DAFTAR PUSTAKA

Li, J. (2021). Effects of Exercise and Diet Intervention on Serum Lipid Level in
Patients with Hyperlipidemia. International Journal of World Medicine, 1(2),
12–23.

Morgan, A. R., Ali, F. E., & Sedhom, M. G. (2021). Effect of a diet program and
aerobic exercise in class II and class III obese children with chronic kidney
disease. Physiotherapy Quarterly, 29(3), 35–39.

Santoso, D. W., Khusniyah, Z., & Kesehatan, F. I. (2020). Upaya Menurunkan


Kadar Asam Urat Pada Lansia Dengan. 4(1), 55–60.

Sinaga, R., Risfandi, M., Harahap, N., & Sinaga, F. (2019). The Effect of
Moderate Intensity Physical Activity on Ureum and Creatinine Serum in
Untrained Male Students. 2–5. https://doi.org/10.4108/eai.18-10-
2018.2287375

Anda mungkin juga menyukai