Anda di halaman 1dari 2

10.

factor pembeda karakteristik system gerak = jurnal undip

1. Usia dan jenis kelamin


otot = Struktur anatomis baik morfologis maupun histologis terdapat perbedaan antara laki laki dan wanita.
Perbedaan tersebut mulai tampak jelas pada akhir usia adolesen (remaja). Perbedaan terdapat pada struktur otot,
dimana otot pada laki laki lebih sedikit mengandung lemak sehingga demikian kemampuan otot pada laki laki
berpotensi memiliki kekuatan yang lebih besar dari wanita. Proporsi lemak terhadap otot pada wanita adalah 18:35,
sehingga kekuatan otot kurang dan secara anatomi wanita lebih kecil 7-10% dari pada pria, sedangkan pada pria
proporsi lemak terhadap otot laki - laki adalah 18:42 sehingga kekuatan otot maksimal dan secara anatomi pria lebih
besar 7-10% dari pada Wanita. Peningkatan kekuatan ini berkaitan dengan peningkatan massa otot setelah puber,
karena setelah masa puber massa otot pria 50% lebih besar dibandingkan dengan massa otot wanita.

Perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi. Penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, atropi pada
beberapa serabut otot dan hipertropi pada beberapa serabut otot yang lain, peningkatan jaringan lemak dan
jaringan penghubung dan lain-lain mengakibatkan efek negatif. Efek tersebut adalah penurunan kekuatan,
penurunan fleksibilitas, perlambatan waktu reaksi dan
penurunan kemampuan fungsional

 Sendi
Jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligamen dan fasia pada lansia
mengalami penurunan elastisitas. Ligamen, kartilago dan jaringan partikular
mengalami penurunan daya lentur dan elastisitas. Terjadi degenerasi, erosi dan
kalsifikasi pada kartilago dan kapsul sendi. Sendi kehilangan fleksibilitasnya
sehingga terjadi penurunan luas gerak sendi dan menimbulkan kekakuan sendi
 Sistem Saraf
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan penurunan persepsi
sensorik dan respons motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor
proprioseptif. Hal ini terjadi karena susunan saraf pusat pada lansia mengalami
perubahan morfologis dan biokimia. Berat otak pada lansia berkurang berkaitan
dengan berkurangnya kandungan protein dan lemak pada otak sehingga otak
menjadi lebih ringan. Akson, dendrit dan badan sel saraf banyak yang mengalami
kematian, sedangkan yang hidup mengalami perubahan. Dendrit yang berfungsi
untuk komunikasi antar sel saraf mengalami perubahan menjadi labih tipis dan
kehilangan kontak antar sel saraf. Daya hantar saraf mengalami penurunan 10 %
sehingga gerakan menjadi lamban. Akson dalam medula spinalis menurun 37 %
(Timiraz dan Maletta, 2008 : 89 : 103). Perubahan tersebut mengakibatkan
penurunan fungsi kognitif, koordinasi, keseimbangan, kekuatan otot, refleksi,
proprioseptif, perubahan postur dan peningkatan waktu reaksi. Hal ini dapat
dicegah dengan pemberian latihan koordinasi dan keseimbangan serta latiahan
untuk menjaga mobilitas dan postu

 Diet
Selain olahraga, pembentukan massa otot juga didukung oleh zat gizi
pembentuk otot, yaitu energi dan protein. Massa otot dipengaruhi oleh tingkat
kecukupan energi dan protein, yaitu tingkat kecukupan energi dan protein yang
defisit menyebabkan penurunan massa otot

2. Ukuran cross sectional otot.


Semakin besar diameter otot maka akan semakin kuat. Kekuatan otot
skeletal manusia dapat menghasilkan kekuatan kurang lebih 3-8 kg/cm2 pada
cross sectional area tanpa memperhatikan jenis kelamin. Namun variabilitas cross
sectional area pada suatu otot akan berbeda setiap saat karena pengaruh latihan
dan inaktifitas
3. Ketersediaan energi dan aliran darah.
Otot membutuhkan sumber energi yang adequat untuk berkontraksi,
menghasilkan tegangan, dan mencegah kelelahan. Tipe serabut otot yang
predominan dan suplai darah yang adequat, serta transport oksigen dan nutrisi ke
otot, akan mempengaruhi hasil tegangan otot dan kemampuan untuk melawan
kelelahan/fatigue.

4. PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA OLAHRAGA 2018

Kurangnya pemanasan (warming up), apabila pemanasan ini tidak dilaksanakan dengan baik/tidak memadai akan
menyebabkan Latihan fisik yang terjadi secara fisiologi tidak dapat diterima oleh tubuh karena otot belum siap
menerima pembebanan. Jadi pemanasan itu penting agar tubuh dapat beradaptasi terlebih dahulu sehingga
mengurangi resiko cedera akibat kurang elastisitas otot dan
fleksibilitas sendi.

7. Gangguan pada system gerak yg umum terjadi

Beberapa kelainan dan gangguan pada sistem gerak


diantaranya adalah:
(1) .Osteoporosis: Merupakan penyakit yang umumnya dialami oleh wanita usia lanjut , yang disebabkan oleh
berkurangnya massa tulang atau jaringan tulang terutama pada tulang spongiosa. Pengurangan massa tulang ini
disebabkan oleh usia lanjut, kurang olah raga, gangguan penyerapan vitamin D dan Calcium. Osteoporosis
menyebabkan tulang rapuh terutama pada ruas tulang belakang dan tulang paha, tulang mengecil dan tubuh
menjadi bungkuk
(2) Patah tulang: terjadi akibat benturan keras. Ada patah tulang terbuka di mana tulang mencuat ke luar dari kulit,
dan ada patah tulang tertutup. Bila terjadi patah tulang maka tulang harus dikembalikan pada posisi semula baik
melalui operasi ataupun tanpa operasi. Setelah itu agar tulang berada pada posisi semula, maka perlu dibalut
dengan gips untuk beberapa waktu lamanya.
(3) Kyphosis: yaitu punggung yang bungkuk. Keadaan ini dapat disebabkan oleh TBC tulang belakang atau usia lanjut
(osteoporosis)
(4) Lordosis: merupakan kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke dalam. Keadaan ini disebabkan oleh
perut besar misalnya karena kegemukan atau pada masa kehamilan.
(5) Skoliosis: Bila ruas tulang belakang membengkok ke arah samping membentuk huruf “S”.
(6) Arthritis: radang sendi, ditandai oleh sendi yang bengkak, merah, panas dan rasa sakit pada sendi. Gangguan ini
dapat disebabkan oleh penimbunan asam urat pada sendi, infeksi mikroorganisme, beban yang terlalu berat pada
sendi, dan proses penuaan.
(7) Rheumatik: Adalah rasa sakit pada alat gerak otot, tulang dan sendi. Rheumatik sendi dikenal sebagai arthritis.
(8) Keseleo : terjadi bila sendi terpuntir yang dapat disertai dengan lepasnya sendi. Tetapi ada pula yang tidak
menyebabkan lepasnya sendi. Keseleo biasanya disertai dengan pembengkakan dan
pecahnya pembuluh darah sehingga kulit memar dan rasa sakit.
(9) Lepas sendi: bila sendi terlepas dari tempatnya disertai oleh robeknya ligamen.
(10) Kram: disebabkan oleh kontraksi otot terus menerus yang menimbulkan rasa sakit. Dapat terjadi karena
kelelahan pada waktu berolahraga, atau kedinginan.

Anda mungkin juga menyukai