Oleh:
NIM 17613082
i
BAB 1
PENDAHULUAN
ataupun Anging Process. Seseorang bisa di sebut dengan lansia apabila usia
di atas 60 tahun lebih. (Nugroho, 2012) Memasuki usia tua berarti mengalami
usianya lanjut maka fisiknya akan semakin menurun, sehingga juga dapat
terjadi kemunduran pada peran sosial. Hal ini bisa mengalami gangguan
orang laiin.
Perubahan yang paling jelas pada penuaan ini adalah pada sistem
gangguan kronis pada otot, tendon, saraf yang di sebabkan pengguna tenaga
sehingga dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman pada otot dan nyeri.
1
2
melkukan aktivitas seeperti berdiri, berjalan dan bekerja. Jadi dapat diarrtikan
tubuh atau semua ekstermitas yang mandiri (Renata Komalasari, 2011). Atau
2011)
3
sistem muskuloskeletal telah diderita 151 juta jiwa di dunia dengan 24 juta
penyakit sebesar 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Prevalensi data
Prevalensi penyakit sendi di Jawa Timur juga cukup tinggi hingga mencapai
lataihan range of motion, ambulasi dan mengatur posisii tubuh, pasien untuk
merupakan letihan pergrakan yng dilakukan oleh semdi, manfaat latihan ini
terapi latihan pergerakan sendi, dan terapi latihan otot (NIC, 2015). Terapi
latiihan otot adalah salah satu upaya pengobatan dalam fisioterapi yang
maupun pasif, tujuan dari terapi latihan adalah rehbilitasi untuk mengatasi
4
mobilitas fisik
fisik
mobilitas fisik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
uasia maka terjadi suatu proses penuaan atau Anging Process. Seseorang
di katakana lansia jika berumur lebih dari 60 tahun, karena oleh penyebab
tertentu tedak bisa menuhi keperluan dasar ataupun jasmani, rohani, dan
sosiial(Nugroho, 2012).
lanjut usia di pasal 1 ayat 2 pada bab 1 menyatakan bahwa usia 60 tahun
yaitu suatu permulaan tua. Menua bukan dari salah satu penyakit, tapi
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H.
minjadi tua ialah suatu kemampuan jaringan yang hilang secara perlahan
Peoses menjadi tua umumnya pasti di alami oleh semua makluk hidup
demi sedikit, kecepatan proses menjadi tua tidak akan sama dengan
kekurangan. Ada juga seseorang yang sudah tergolong lansia tetapi masih
terlihat sehat, segar bugar badan masih tegap. (H. Wahyudi Nugroho, 2012).
1. Teori biology
Dari teori ini menjadi tua sudah terprogram secara genetik untuk
beokimia yang telah di program oleh DNA juga pada setiiap sel di saat
ke dalam tubuh.
c. Teori stres
Menua bisa karena hilangnya sel dan juga dapat di gunakan oleh
Teori ini juga mengatakan bahwa suksesnya lansia yaitu lansia yamg
banyak ikut kegiatan dan aktif sosial. pola hidup di lanjutkan dengan
b. Teori pembebasan
komitmen..
3. Lansia resiko lebih yaitu seorang dalam usia 60 tahun keatas yang
masalah kesehatan.
4. Lansia potensial adalah lanjut usia yang tidak memerlukan bantuan orang
lain
5. Lansia tidak potensial adalah lanjut usia tidak bisa melakukan aktivitas
atau lansia yang sudah tidak bisa mencari nafkah, hidupnya bergantung
pada fisik tetapi juga bisa perubahan kognitif,sosial dan perasaan (Azizah
akan terlihat wajah dengn ekspresi sedih. Akan terjadi perubahan pada
rambut dan riri tanggal makan lansia akan sedikit terganggu dalam
mengunyah.
katarak yang berat, lansia hanya bisa membendakan terang dan gelap
3. Saluran cerna
a. Pada jumlah gigi lansia lama kelamaan akan berkurang, lansia yang
tidak memiliki gigi akan mengganggu saat makan dan lansia akan
12
menelan makanan.
terganggu.
d) Dispepsia
mengkonsumsi obat maka dosis dari obat tersebut harus sesuai supaya
5. Ginja
Nefron ginjal pada lanjut usia akan menurun 5-7% setiap dekade,
6. Jantung
banyaknya lipofusin.
7. Muskuloskeletal
juga sendi..
c) Otot: Banyak variasi pada rubahnya jaringan otot dan jumlah ukuran
elastisitas.
8. Sistem pernafasan
kekakuan.
artikan tulang. Musculo atau muscular yaitu jaringan otot yang ada di badan.
Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh dan
1. Otot Rangka
Otot rangka bisa di sebut juga dengan otot lurik, volunter (secara
sadar atas perintah dari otak), dan melekat pada rangka, contohnya di
otot dada, otot paha, dan pada otot betis. Bekerjanya sangat tidak
banyak inti terdapat pada tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut
2. Otot Polos
dengan cara tak sadar). pada otot ini bisa dijumpai di dinding berongga
darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot juga
3. Otot Jantung
ytidak berbeda dengan otot lurik. Otot ini hanya di miliki pada jantung.
Otot ini secara terus menerus selalu bekerja tidak ada hentinya, tetapi
Memilki banyak inti sel yang terletak ditepi agak ke tengah. Panjang sel
1.3.2 Etiologi
berikut:
1) Kelainan Postur
5) Kekakuan otot
1.3.4 Patofisiologi
1. Kerusakan otot
Rusaknya otot bisa di sebabkan krena trauma pada benda tajam dan
juga radang.
18
sattu, atau semua ekstermitas yaang di lakukan secara sendiri juga terarrah
mobilitas fisik juga dapat di artikan sebagai terbatasnya gerakan fisik secara
faktor yaitu:
1. Gaya hidup
2. Ketidak mampuan
3. Tingkat energi
Energi sangat di butuhan oleh banyak hal, yaitu untuk melakukan gerak,
untuk hall ini simpanan dari energy yang di miliki oleh induvidu sendiri
sangat macam-macam.
4. Usia
1.4.3 Etiologi
1. Intoleransi aktifitas
kekuatan ottot dan juga oleh ganguan aktifitas sell. Seseorang yang lanjut
usia kehiilangan tonus atau masa otot dari penuan normall, tapi dapat
(2011: 457-459)
20
2. Nyeri
3. Gangguan Neuromuskular
juga kegunaan semua tubuh, jadi, kontraksii juga refllek otot sangat
4. Gangguan Muskuloskeletal
Sedangkan akibat mekani yaitu alat eksternal seperti gips agar tidak bisa
pada tipe ini biasanya muncul saat lansia dirawat dipanti. (Buckwalter
(2011: 457-459)
21
6. Faktor latrogenik
1. Mobilisasi penuh.
tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian
kebutuhan sehari-hari.
1. Dampak Fisiologik
lebiih lanjt.
padat. Serat ottot yng terkema mendadak dan atroffi karena secara
d. Ketidakseimbangan metabolik
metabolik lain.
e. Gangguan pernapasan
sekresi.
2. Dampak Psikologis
menurun, dan emosi dapat di ekspresikan secara berlebihan atau tidak tepat,
tulang.
tendon.
abnormalitas.
4) Pemeriksaan Laboratorium
Terapi yang dapat di lakukan antara lain (Potter and Perry (2012)
1) Kesejajaran Tubuh
kaki)
2) Mobilisasis Sendi
pronasssi flekssi bahu, abduklsi dan adduksi, rotasi bahu, flekasi dan
sistem tubuh.
2.5.1 Pengkajian
a. Identitas
sistem muskuloskeletal.
b. Keluhan utama
Internasional,2015)
1. Keadan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
kerontkan rambut.
b. Mata
kacamta.
c. Hidung
terdapat penrunann..
e. Dada
f. Abdomen
g. Ekstermitas
1) : Lumouh
2) : Ada kontraksssi
(Nugroho,2010)
(Nugroho,2010)
5. Tingkat Depresi
6. Indeks Barthell
sistem muskuloskeletal
41
.
1 Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan OUTCOME Dukungan mobilisasi
muskuloskeletal
Mobilitas Fisik meningkat Observasi
DEFINISI (L.05042) 1)Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya
Keterbatasan dalam gerak fisik dari
satu atau lebih ekstremitas secara kriteria hasil: 2)Identifikasi adanya toleransi fisik saat
mandiri.
1)Pergerakan ekstremitas meningkat melakukan
PENYEBAB 2)Kekuatan otot meningkat )Monitor tekanan darah sebelum memulai
3)Rentang gerak (ROM) meningkat mobilitas
a. Kerusakan integritas struktur
tulang 4)Nyeri menurun 4)Monitor keadaan umum selama
b. Perubahan metabolisme
5)Kecemasan menurun melakukan mobilisasi
c. Ketidakbugaran fisik
d. Penurunan kendali otot 6)Kaku sendi menurun Terapeutik
e. Penurunan massa otot
7)Gerakan tidak terkoordinasi 1)Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
f. Penurunan kekuatan otot
g. Keterlambatan perkembangan menurun bantu (misalnya pagar tempat tidur)
h. Kekakuan sendi
8)Gerakan terbatas menurun 2)Fasilitasi melakukan pergerakan , jika
i. Kontraktur
j. Malnutrisi 9)Kelemahan fisik menurun perlu
3)Libatkan keluarga untuk membantu
42
Objektif :
43
a.Sendi kaku
pergerakan maksimal yang di lakukan oleh sendi, latihan ini menjadi salah
kekuatan otot pada lansia. Berdasarkan data hasil penelitian pada masing-
masing sub tema dari gerakan dapat di simpulkan bahwa latihan ROM
pada setiap lansia. Perubahan tersebut dapat di lihat pada cara dan
44
gemetar.
Wahyuning Asih pada jurna 2 yang berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif
penelitian ini menggunakan pre test and post test with control design.
yaitu terdapat pengaruh latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada
lansia di panti sosial Tresna Werda Minaula Kendari. jenis penelitian yang
dengan cara total sampling. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
Hasil dari penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian Soempeno, dkk
kiri dan antara pengukuran pertama -ketiga pada fleksi sendi lutut kiri.
yang memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa
haram." (HR.. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu 'anhu). Hadits
mencari obat berobat pada orang yang lebih mengetahuinya atau ke dokter,
Allah. Semujarab apapun obat dan sehebat apapun dokternya, jika Allah
berarti ia telah rela keluar dari agama dan neraka sebagaii tempat
boleh lalai dengan urusan duniawi semata, terlebih bagi mereka yang
sudah masuk fase lanjut usia, karena banyak yang harus kita siapkan baik
وْ ِّس َكنُنُ ْه ِّر َم ُع ْننَ َموaُُِن ُولِ ْق َعيالَفَأ ِ ْق ْلَاْل ِ ِف
Artinya: Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya maka
memikirkannya.
mulai berguguran, kulit mulai keriput, langkahpun telah gontai. Ini adalah
sunnatullah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Siapa yang disampaikan
47
oleh Allah pada usia lanjut bersiaplah untuk mengalami keadaan seperti
itu.
Latihan ini bisa latihan ROM aktif ataupun pasif yaitu latihan untuk
seperti ekstensi dan fleksi di lakukan pada pergelangan tangan, siku, dan
pada jari- jari, dapat juga di lakukan pergelangan kaki dan lutut. pronasi dan
supinasi lengan bawah dan bahu, abduksi dan adduksi, rotasi bahu, infersi
2.5.6 Evaluasi
yang sistematis yang terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang
dilaksanakan
dilaksanakan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
klien
masalah tidak berubah, rencana dimodifikasi jika masalah tetap dan semua
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan, rencana atau diagnosa
selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah memelihara
Gangguan Muskuloskeletal
Keterangan:
Gangguan Aktivitas
= konsep utama yang ditelaah
BAB 3
ini adalah studi literatur yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis,
(Embun, 2012).
Juni 2020.
55
yang diperoleh dari buku dan laporan ilmiah dalam artikel atau jurnal.
Sumber data penelitian ini adalah jurnal pertama yang diteliti oleh : jurnal
mobilitas fisik pada lansia di balai pelayanan sosial tresna werdha unit
Asih (2015) yang berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif terhadap keaktifan
motion (ROM) Pasif terhadap fleksibilitas sendi pada lansia di panti sosial
Penelusuran jurnal dimulai dari bulan Mei 2020, literature review ini
dengan mencari atau menggali data dari litrerature terkait dngan apa yang
56
dirumuskan.
menganalisis, meliputi:
yang melalui tahapan dengan mencari ide, tujuan umum dan simpulan
literature.
57
lebiih lanjut.
58
BAB 4
PEMBAHASAN
penelitian ini jumlah sample adalah seluruh lansia di Balai Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta dengan jumlah populasi yaitu 126
orang. Berdasarkan data hasil penelitian pada masing-masing sub tema dari
yang berjudul Pengarruh Lathan ROM aktiff tehadap keaaktifan fissik pada
mobilisassi pada lasia dngan gngguan keaktiifan fissik yng tingal di dusun
Rancagan ini berupaya utuk mengngkapkan hbungan bab akibat dengan cara
penelitian ini menggunakan pre test and post test with control design, di
mana Pada kedua kelompok diawali dengan pre-test, dan seteah pemberian
berikan pada lamnsia adalah seperti latihan ROM tulang leher yakni dengan
ROM tulang lumbal yakni dengan menyetuhkan kaki dengan jari jari tangan
latihan ROM aktif di lakukan selama 30 menit selama 1 minggu dua kali
untuk meningkatkan kekuatan otot dan memberi kesehatan fisik pada lansia.
Berdasarkan hasil penelitian ini adalah sesuai yang tertera pada tabel 5.4
kontrol, dan dapat di artikan bahwa hasil HO di tlak dan H1 di terima, yaitu
pendekatan one group pretest posttest design yng rancagannya tidak ada
Populasi, semua lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werda Minaula
penelitian ini yaitu dengan cara melakukan pretest, postest, observasi dan
Range of Motion ROM pada sendi lutut, kaki, dan mata kaki yang
sehari yakni pagi dan sore, di lakukan selama 10-20 menit selama 1 bulan,
Hasil dari penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian Soempeno, dkk
signifikan antara pengukuran pertama-kedua pada fleksi lutut kanan dan kiri
dan antara pengukuran pertama -ketiga pada fleksi sendi lutut kiri. Adanya
memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa sakit
atau ketidaknyamanan.
ditingkatkan dengan berjalan. Latihan ini baik ROM pasif maupun aktif
normal dan lengkap untuk meninkatkan massa otot dan tonuss otot.
62
persendin dngan meggerakan ottot orng laiin scara pasiif. Sendi yang di
gerakan pada ROM pasif adalah persendian tubuh atau hanya pada
mandiri. Penelitian menurut utami 2009 dalam sahmad 2016, dngan lathan
ROM ruutin setidaknya 2-3 kali setiap mingunya dlam waktu 20-30 menit
pergelangan tangan, siku, dan pada jari- jari, dapat juga di lakukan
pergelangan kaki dan lutut. pronasi dan supinasi lengan bawah dan bahu,
abduksi dan adduksi, rotasi bahu, infersi dan efersi kaki, dan rotasi pangkal
paha.
karena lansia mengalami penurunan pada fisik maka lansia sangat perlu
motion tidak di lakukan hanya sekali tetapi latihan ini bisa di lakukan secara
rutin setidaknya 2-3 kali setiap minggunya dalam waktu 20-30 menit.
Latihan ini sangat berguna ataupun sangat di butuhkan oleh lansia yang
otot
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
aktif ataupun pasif sangat efektif di lakukan untuk pasien lansia yang
mobilitas fisik. di mana jenis terapi ini sangat sederhana, mudah di lakukan
kekuatan otot.
5.2 Saran
1. Bagi perawat
gangguan aktivitas.
mobilitas fisik.
mobilitas fisik
4. Bagi lansia