Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

HEALTH SCIENCES JOURNAL


http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP LASIA YANG


MENGALAMI GANGGUAN AKTIVITAS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HAMBATAN MOBILITAS FISIK

Devita Putri Hayu Nandani, Elmie Muftiana, Sulistyo Andarmoyo

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo


E-mail : Devita04juni@gmail.com

Sejarah Artikel
Diterima : Disetujui : Dipublikasikan:

Abstract
that is a disruption of activity. Disruption of activity is the inability of a person to carry out activities to obtain their
needs. The nursing problems that can be experienced are barriers to physical mobility. Efforts that can be done in overcoming
the problem of physical mobility in the form of giving Range of Motion exercises. 
This study aims to analyze the provision of techniques of Range of Motion in nursing care in elderly patients with of
physical mobility barriers. The method in this study is a method of literature study using secondary data from the results of
journal analysis. The results of the search for literature studies refer to the provision of a range of motion (ROM) exercises as
an intervention in overcoming the problem of physical mobility barriers. It can be concluded that this Range of motion exercise
is very effective in overcoming obstacles to physical mobility in the elderly. Routine ROM exercise can increase joint
mobility, joint flexibility, and muscle strength in the elderly.

Keywords: Elderly, Physical Mobility Barriers, Range of Motion (ROM)

Abstrak
Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisiknya akan semakin menurun, salah satunya adalah penurunan pada
sistem musculoskeletal yaitu gangguan aktivitas. Gangguan aktivitas adalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Masalah keperawatan yang dapat di alami adalah hambatan mobilitas fisik.
Upaya yang dapat di lakukan dalam mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik berupa pemberian latihan Range of Motion.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian teknik Range of Motion dalam asuhan keperawatan pada pasien
dengan hambatan mobilitas fisik. Metode dalam penelitian ini adalah metode studi literatur dengan menggunakan data
sekunder hasil analisa jurnal. Hasil penelusuran studi literatur merujuk pada pemberian latihan range of motion (ROM)
sebagai salah satu intervensi dalam mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik. Dapat di simpulkan bahwah latihan Range of
motion ini sangat efektif di lakukan untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik pada lansia. Dengan latihan ROM rutin dapat
meningkatkan mobilitas sendi, fleksibilitas sendi, dan kekuatan otot pada lansia.

Kata Kunci: Lanjut Usia, Hambatan Mobilitas Fisik, Range of Motion (ROM)

How to Cite: Devita Putri Hayu Nandani, Elmie Muftiana, Sulistyo Andarmoyo.(2020). Studi Literatur : Asuhan
Keperawatan pada Lansia yang Mengalami Gangguan Aktivitas dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas
Fisik. Penerbitan Artikel llmiah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol (No) : Halaman doi :

© 2020 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved

Alternatif Email : devita04juni@gmail.com


ISSN 2598-1188 (Print)
ISSN 2598-1196 (Online)
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

PENDAHULUAN masalah keperawatan hambatan mobilitas


fisik. (Heriana,2014)
Lanjut usia merupakan kelompok
umur tahapan akhir dari fase kehidupannya. Hambatan mobilitas fisik merupakan
Kelompok ini bisa di sebut juga dengan terbatasnya gerak fisik tubuh, atau semua
proses penuaan ataupun Anging Process. ekstermitas yang mandiri (Renata
Seseorang bisa di sebut dengan lansia Komalasari, 2011) Atau penurunan
apabila usia di atas 60 tahun lebih. kemampuan untuk berpindah ke satu tempat
(Nugroho, 2012) Memasuki usia tua berarti ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke
mengalami kemunduran misalnya posisi yang lainnya. Hambatan mobilitas
kemunduran pada fisik, jadi kekuatan fisik fisik dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor
akan terjadi penurunan, maka akan terjadi (Ernawati, 2012) hambatan mobilitas fisik
kemunduran pada dalam sosial. Hal ini berupa penurunan kepadatan tulang,
menyebabkan ganguan dalam hal yang persendian menjadi lunak, perubahan
mencukupi dalam kebutuhan hidupnya, jadi struktur otot.
memerlukan bantuan orang lain. Menurut data WHO 2008, hambatan
Perubahan yang paling jelas pada mobilitas akibat gangguan sistem
sistem muskuloskeletal yaitu penurunan muskuloskeletal telah diderita 151 juta jiwa
kekuatan otot saat umur delapan puluh tahun di dunia dengan 24 juta jiwa diantaranya
mendapat 30% sampai 50%. Penurunan berada di kawasan Asia Tenggara.
sistem muskuloskeletal adalah gangguan Prevalensi penyakit musculoskeletal di
kronis pada otot, tendon, dan saraf yang di Indonesia mencapai 34,4 juta orang dengan
sebabkan pengguna tenaga secara berulang, perbandingan penyakit sebesar 15,5% pada
Gerakan secara cepat, beban yang tinggi, pria dan 12,7% pada wanita. Prevalensi data
tekanan, postur tubuh yang janggal, dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
rendahnya temperatur sehingga tahun 2018 menunjukkan, sebanyak 11,5%
menyebabkan rasa nyeri dan ketidaknyaman penduduk Indonesia menderita gangguan
pada otot. Perubahan patologis pada sistem sistem muskuloskeletal. Prevalensi penyakit
muskuloskeletal seperti rheumatorid sendi di Jawa Timur juga cukup tinggi
atritis,dan osteoporosis yang sering terjadi hingga mencapai 30,9% (Dinkes, 2018)
pada lansia dan mengakibatkan gangguan Masalah mobilitas yang terjadi pada
aktivitas (Uda, ermina. 2016) lansia yang mengalami gangguan sistem
Keadaan yang membuat manusia muskuloskeletal dapat diatasi dengan
bergerak atau suatu energi yang dapat memberikan intervensi berupa latihan range
mencukupi kebutuhan hidup manusia of motion, mengatur posisi tubuh, pasien
dinamakan dengan aktivitas Salah satu tanda untuk pemenuhan ADL, kaji kemampuan
kesehatan adalah adanya kemampuan pasien dalam mobilisasi Latihan, range of
aktivitas seseorang melakukan aktivitas motion merupakan latihan pergerakan
seperti berdiri, berjalan dan bekerja. maksimal yang di lakukan oleh sendi,
Kemampuan aktivitas seseorang tidak latihan ini menjadi salah satu bentuk latihan
terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan yang berfungsi dalam pemeliharaan
dan muskuloskeletal. maka bisa dikatakan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot lansia
bahwa ganguan aktivitas yaitu ketidak (Potter & Perry, 2011)
mampuan untuk melakukan aktivitas untuk Adapun yang dapat di lakukan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari mencegah terjadinya peningkatan jumlah
gangguan aktivitas akan menimbulkan pasien yang mengalami hambatan mobilitas
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

fisik adalah menejemen energi, menejemen keperawatan yang di angkat oleh peneliti
lingkungan, peningkatan latihan, terapi yaitu tentang latihan Range of motion
latihan Ambulasi, terapi latihan pergerakan (ROM). Latihan ini sangat berpengaruh
sendi, dan terapi latihan otot (NIC, 2015) untuk meningkatkan mobilitas sendi,
Terapi latihan otot adalah salah satu upaya fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada
pengobatan dalam fisioterapi yang lansia yang mengalami gangguan aktivitas.
pelaksanaannya menggunakan latihan- Di kudung oleh beberapa literatur sebagai
latihan gerak tubuh, baik secara aktif berikut:
maupun pasif, tujuan dari terapi latihan Menurut penelitian Hermina
adalah rehabilitasi untuk mengatasi Desiane Uda, Muflih, Thomas Aquino
gangguan fungsi dan gerak, mencegah Erjinyuare Amigo (2016) yang berjudul
timbulnya komplikasi mengurangi nyeri dan Latihan ROM berpengaruh terhadap
odem (Hendrik, 2012) mobilitas fisik pada lansia yang membahas
Berdasarkan uraian diatas penulis tentang bagaimana pengaruh Latihan range
tertarik untuk melakukan studi kasus yang of motion pada mobilitas fisik lansia.
berjudul “Studi Literatur Asuhan Metode yang di gunakan penulis adalah
Keperawatan pada Lansia dengan Masalah kualitatif dengan pendekatan action research
Keperawatan Hambatan Mobilitas fisik ”. yang bertujuan untuk melakukan perubahan
pada suatu masalah dengan memberikan
METODE PENELITIAN sebuah intervensi atau tindakan yang
Metode yang digunakan untuk dipantau oleh peneliti sehingga hasil dari
penelitian ini adalah studi literatur yang perubahan tersebut dapat dimanfaatkan pada
dilakukan hanya berdasarkan atas karya penelitian ini Berdasarkan data hasil
tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang penelitian pada masing-masing sub tema
sudah mauapun belum dipublikasikan dari gerakan dapat di simpulkan bahwa
(Embun, 2012). literature review ini latihan ROM memberikan perubahan pada
dilakukan dengan mencari artikel jurnal kemampuan lansia dalam melakukan
publikasi di Google Scholer, Cendekia, dan pergerakan. Perubahan yang di rasakan
PubMed, dengan menggunakan kata kunci hanya sedikit dan berbeda-beda pada setiap
lansia, gangguan aktivitas, hambatan lansia. Perubahan tersebut dapat di lihat
mobilitas fisik dan range of motion (ROM). pada cara dan kemampuan berjalan,
Metode pengumpulan data yang digunakan kemampuan motorik halus, dan pengalaman
dalam penelitian ini adalah metode gemetar.
dokumentasi. Metode ini merupakan metode Penelitian menurut Junaidi Imron,
pengumpulan data yang dilakukan dengan Susi Wahyuning Asih (2015) yang berjudul
mencari atau menggali data dari literature Pengaruh Latihan range of motion aktif pada
terkait dengan apa yang dimaksudkan dalam keaktifan fisik lansia. Racangan pnelitian
rumusan masalah (Arikunto, 2013). Data- ini bersiat Eksperimenrtal semuu (quasy-
data yang telah didapatkan dari berbagai experiment) Rancagan ini berupaya utuk
literature dikumpulkan sebagai satu kesatuan mengngkapkan hbungan bab akibat dengan
dokumen yang digunakan untuk menjawab cara melibatkan kelompok kontrol disaping
permasalahan yang telah dirumuskan. klompok ekspemrimental. Desain penelitian
menggunakan pre test and post test with
HASIL DAN PEMBAHASAN control design, di mana Pada kedua
Hasil beberapa penelitian terdahulu kelompok diawali dengan pre-test, dan
yang dapat menjadi keaktifan tindakan seteah pemberian perlakaan diadakan
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

pegukuran kembali (post-test). Intervensi eversi, latihan dilaksanakan dua kali dalam
yang di lakukan adalah latihan range of satu hari yakni pagi dan sore dilakukan
motion tulang leher yakni dengan kurang lebih sepuluh sampai dua puluh
menyentuhkan dagu ke dada dan menit selama 1 bulan, kemudian di lakukan
mengahadap ke langit secara bergantian, postest agar mengetahui apakah ada
range of motion tulang lumbal yakni perubahan pada fleksibilitas sendi dengan
menyentuhkan kaki dengan jari jari tangan alat trigonometri. Hasil dari penelitian ini
kemudian di rentangkan secara lambat, adalah penelitian ini menunjukan adanya
range of motion tangan yakni peningkatkan yang signifikan antara
membengkokkan tangan ke arah bawah, atas pengukuran pertama-kedua pada fleksi lutut
dan arah luar, pemebrian latihan range of kanan dan kiri juga antara pengukuran
motion aktif di lakukan 30 menit selama 1 pertama-ketiga pada fleksi sendi lutut kiri.
minggu dua kali untuk meningkatkan Terdapat pergerakan di persendian maka
kekuatan otot juga memberi kesehatan fisik mengakibatkan peningkatkan aliran darah
lanjut usia. Berdasarkan hasil penelitian ini kedalam kapsula sendi.
adalah sesuai yang tertera yakni terdapat ROM atau Range of motion yaitu
berbedaan yang signifikan menegenai latiahan yang di perluklan pada seseorang
peningkatkan keaktifan fisik pada lansia guna memperbaiki untuk menggerakan
antara kelompok perlakuan dan kelompok sendi-sendi secara normal untuk
kontrol, dan dapat di artikan bahwa hasil HO meningkatkan tonus otot lansia. Rentang
di tolak dan H1 di terima, yakni ada gerak pasif dapat berguna untuk menjaga
perubahan terhadap latihan range of motion kelenturan otot-otot dan persendian dengan
untuk keaktifan fisiik pada lanjut usia. menggerakan otot orang lain secara pasif.
Penelitian menurut Sahmad, Reni Sendi yang di gerakan pada ROM pasif
Yunus, Andi Sarmawan (2016) yang adalah persendian tubuh atau hanya pada
berjudul Pengaruh Pemberian ROM Pasif ekstermitas yang terganggu dan klien klien
terhadap fleksibilitas sendi pada lanjut usia, mampu melaksanakan secara mandiri.
yang membahas tentang pengaruh Dengan latihan range of motion secara terus
pemberian range of motion pasif terhadap menerus setidaknya dua sampai tiga kali
kekuatan otot pada lanjut usia. Metode yang setiap mingunya kurang lebih dua puluh
digunakan dalam penelitian ini yaitu pre sampai tiga puluh menit dapat memberikan
eksperimen menggunakan pendekatan one manfat yaitu meningkatatkan kekuatan otot
group pretest posttest design. yng dan menurunkan keletihan, dalam hal ini
rancagannya tidak ada kelmpok pembnding dikhususkan pada lansia yang mengalami
(control), tetapi palimng tidak sidah di penurunan massa otot serta kekuatan untuk
lakukan observasi pertama (pretest) yang melakukan mobilitas fisik. Latihan tersebut
memungkinkan menguji perubahan yang yaitu: Fleksi dan ekstensi pergelangan
terjadi setelah adanya eksperimen atau tangan, fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan
program. Responden di lakukan pretest supinasi lengan bawah, pronasi fleksi bahu,
terlebih dahulu dengan cara mengukur. abduksi dan adduksi, rotasi bahu, fleksi dan
Semua responden sebagai kelompok yang ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki
akan di berikan perlakuan di lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi
intervensi pemberian ROM pada sendi lutut, dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha
kaki, juga mata kaki yang mengalami (Potter and Perry (2012).
kekakuan yaitu dengan pemberian flesi, Dalam penelitian ini penulis
eksteni, dorsoflesi, plantarfleksi, inversi dan beranggapan bahwa latihan range of motion
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

(ROM) pada pasien lansia yang mengalami kekuatan otot, fleksibilitas sendi, pada lansia
gangguan aktivitas dengan masalah yang mengalami gangguan aktivitas.
keperawatan hambatan mobilitas fisik sangat
di butuhakan untuk meningkatkan
fleksibilitas sendi, mobilitas sendi, dan
kekuatan otot, karena lansia mengalami
penurunan pada fisik maka lansia sangat
DAFTAR PUSTAKA
perlu latihan-latihan ringan sesuai dengan
Azizah, Lilik, Ma’rifatul. 2011.
kemampuan lansia. Latihan range of motion
Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1.
tidak di lakukan hanya sekali tetapi latihan
Jogjakarta: Graha Ilmu.
ini bisa di lakukan secara rutin setidaknya
dua sampai tiga kali setiap mingunya kurang
Bulechek, Gloria M, dkk. 2013. Nursing
lebih selama dua puluh sampai tiga puluh
Intervention Classification (NIC).
menit. Latihan ini sangat berguna ataupun
Edisi keenam Edisi Bahasa
sangat di butuhkan oleh lansia yang
Indonesia. Indonesia: Elsevier.
mengalami gangguan aktivitas dengan
masalah hambatan mobilitas fisik untuk
Dinkes. 2014. Profil Kesehatan Provinsi
dapat meningkatkan sirkulas peredaran
Jawa Timur 2011. Diakses dari
pembulu darah, dan kekuatan otot
http://www.dinkesjatengprov.go.id/
KESIMPULAN DAN SARAN profil-kesehatan-provinsi-jawa-
Berdasarkan dari hasil studi literatur timur-2011. pada 27 April Pukul
dapat di simpulkan bahwa pemeberian terapi 20.00 WIB
non farmakologi berupa terapi Range of
Motion (ROM) aktif ataupun pasif sangat Ernawati. (2012). Buku Ajar Konsep dan
efektif di lakukan untuk pasien lansia yang Aplikasi Keperawatan Dalam
mengalami gangguan aktivitas dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
masalah keperawatan hambatan mobilitas Manusia. Jakarta: Trans Info Media.
fisik. dimana jenis terapi ini sangat
sederhana, mudah di lakukan oleh siapapun, Embun, B. 2012. Retrieved from Penelitian
tidak membutuhkan waktu terlalu lama, dan Kepustakaan:
tidak membutuhkan biaya. Hasil dari 3 http://banjirembun.blogspot.co.id/20
jurnal yang di analisa mendapatkan hasil 12/04/penelitian-kepustakaan.html
perubahan yang signifikan terhadap
mobilitas sendi, flesibilitas sendi, dan Fauziah, Niswatu. 2018. Hubungan Antara
kekuatan otot. Posisi Tubuh Dengan Keluhan
Muskuloskeletal Pada Lansia. Jurnal
SARAN Keperawatan. Vol. 5 No 2
Dari hasil penelitian ini menunjukan
bahwa latihan ROM atau range of motion Hermanus MZ., Arwam. 2015. Riset
baik untuk meningkatkan kekuatan fisik Kesehatan. Yogyakarta: Ombak
pada lansia, latihan ini sangat efektif untuk
dilakukan. Sehingga, petugas kesehatan Hidayat, Alimul Aziz. (2014). Pengantar
perlu mengaplikasikan tindakan tersebut Keperawatan Dasar manusia:
sebagai metode untuk meningkatkan Aplikasi Konsep Dan Proses
Keperawatan. Jakarta. Salemba
Medika.
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

NANDA Internasional. (2015). Diagnosa


Junaidi imron dan Susi. 2015. Pengaruh Keperawatan Definisi dan
Latihan ROM Aktif Terhadap Klasifikasi. 2015-2017 (10 ed.). (T.
Keaktifan Fisik pada Lansia di Dusun H. Hermawan, S. Kamitsuru, Eds.,
Karang Templek Desa Andongsari B. A Keliat, H. D Windarwati, A.
Kecamatan Ambulu Kabupaten Pawirowiyono, & M. A. Subu,
Jember. Jurnal Edu Health, Vol. 5 No. Trans.) Jakarta: EGC
1 April
2015,http://journal.unipdu.ac.id/index. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
php/eduhealth/article/download/471/4 Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
18 Cipta.

Kemenkes. 2013. Gambaran Kesehatan Nugroho, Wahyudi. (2012). Keperawatan


Lanjut Usia di Indonesia. Gerontik & Geriatrik, Ed. 3. Jakarta:
www.depkes.go.id EGC.

Maas, M. L., Buckwalter, K. C., & Titler, Nursalam. (2016). Proses dan Dokumentasi
M. G (2011). Asuhan Keperawatan Keperawatan Edisi 2. Jakarta:
Geriatrik. Jakarta: Buku Kedokteran Salemba Medika.
EGC.
Olfah, Y. 2016. Dokumentasi Keperawatan.
Mass, Meridean L. dkk. 2011. Asuhan Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Keperawatan Geriatrik Diagnosis Kesehatan. Di Akses tanggal 12
NANDA. Kriteria Hasil NOC. November 2019 dari
Intervensi NIC. Jakarta: Buku http://bppsdmk.kemenkes.go.id.
Kedokteran EGC.
Padila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Lanjut dan Perawatanya. Jakarta: Potter & Perry 2009. Buku Ajar Funda
Selemba Medika. Mental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4 volume.
Moorhead, Sue, dkk.2013. Nursing Jakarta:EGC
Outcomes Classification (NOC)
Edisi Kelima. Edisi Bahasa Potter, P.A., & Perry, A. G. (2010).
Indonesia. Indonesia: Elsevier. Fundamental Keperawatan Edisi 7.
Jakarta: Selemba Medika.
Mubarak, W.I., Indrawati, L., & Susanto, J.
(2015). Buku Ajar Keperawatan Potter, P.A & Perry A, G. 2012.
Dasar. Jakarta: Selemba Medika Fundamental Of Nursing. Jakarta:
EGC.
Mutaqin. Arif & Kumala, Sari. (2010).
Asuhan Keperawatan Perioperatif: PPNI. 2017. Standar Diagnosa
Konsep, Proses dan Aplikasi. Keperawatan Indonesia. Definisi dan
Jakarta: Selemba Medika Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

PPNI2. 2018. Standar Luaran Keperawatan Terhadap Mobilitas Fisik pada


Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Lansia. Jurnal Ners dan Kebidanan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP Indonesia. 4.(3). 169-177
PPNL
Wahyuni, Nurul Sri. 2016. Dokumentasi
Romadlani, Ridlawati., Tri Nurhidayanti., Keperawatan. Ponorogo: UNMUH
Agustin. 2013. Hubungan Dukungan Ponorogo Press.
Keluarga dan Kemandirian Lansia
Dengan Konsep Diri Lansia. Jurnal
Keperawatan Komunitas. 1 (1)

Sunaryo, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan


Gerontik. Yogyakarta. Perpustakaan
Nasional

Sahmad, Reni dan Andi Sarmawan.2016.


Pengaruh Pemberian Range of
Motion (ROM) Pasif Terhadap
Fleksibilitas Sendi Pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
Kendari. Vol. 2 No. 2 Desember
2016

Syaifuddin, Drs. Dalam Skripsi. Akbar, Nur,


M. (2016). Hubungan Posisi dan
Masa Kerja Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal Pada
Perawat. Skripsi. Prodi S1
Kedokteran Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasar.

Tanto, C., Liwang, F., Hanifan, S., &


Pradipta, E. A. (2014). Kapita
Selekta Kedokteran Essentials of
Medicine. Jakarta: Media
Aesculapius.

Taylor, Dena dan Margaret Procter, 2010.


The Literature Review: A Few Tips
on Conducting it. University Toronto
Writing Center.
Https://advice.writing.utoronto.ca/ty
pes-of-writing/literature-review/

Uda, Hastini., Muflih., Thomas. 2016.


Latihan Range of Motion Berperan

Anda mungkin juga menyukai