Anda di halaman 1dari 5

49

BAB 4

PEMBAHASAN

Hasil beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi keaktifan tindakan

keperawatan yang di angkat oleh peneliti yaitu tentang latihan Range of motion

(ROM). Latihan ini sangat berpengaruh untuk meningkatkan mobilitas sendi,

fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada lansia yang mengalami gangguan

aktivitas. Di kudung oleh beberapa literatur sebagai berikut:

Menurut penelitian Hermina Desiane Uda, Muflih, Thomas Aquino

Erjinyuare Amigo (2016) yang berjudul Latihan range of motion berpengaruh

terhadap mobilitas fisik pada lansia di balai pelayanan sosial tresna werdha unit

abiyoso Yogyakarta yang membahas tentang bagaimana pengaruh Latihan ROM

terhadap mobilitas fisik pada lansia di balai pelayanan Sosial Tresna Werdha Unit

Abiyoso Yogyakarta. Metode yang di gunakan penulis adalah kualitatif dengan

pendekatan action research yang bertujuan untuk melakukan perubahan pada

suatu masalah dengan memberikan sebuah intervensi atau tindakan yang dipantau

oleh peneliti sehingga hasil dari perubahan tersebut dapat dimanfaatkan pada

penelitian ini jumlah sample adalah seluruh lansia di Balai Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta dengan jumlah populasi yaitu 126

orang. Berdasarkan data hasil penelitian pada masing-masing sub tema dari

gerakan dapat di simpulkan bahwa latihan ROM memberikan perubahan pada

kemampuan lansia dalam melakukan pergerakan. Perubahan yang di rasakan

hanya sedikit dan berbeda-beda pada setiap lansia. Perubahan tersebut dapat di

lihat pada cara dan kemampuan berjalan, kemampuan motorik halus, dan

pengalaman gemetar .
50

Penelitian menurut Junaidi Imron, Susi Wahyuning Asih (2015) yang

berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada lasia di

dusun karang templek desa Andongsari Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember. Yang membahas tentang pengaruh latihan ROM aktif terhadap

kemampuan mobilisasi pada lansia dengan gangguan keaktifan fisik yang

tinggal di dusun Karang Templek desa Andongsari kecamatan Ambulu

kabupaten Jember. Rancangan penelitian ini bersifat Eksperimental semu

(quasy-experiment) Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping

kelompok eksperimental. Desain penelitian ini menggunakan pre test and post

test with control design, di mana Pada kedua kelompok diawali dengan pre-

test, dan setelah pemberian perlakuaan diadakan pengukuran kembali (post-

test). Intervensi yang di berikan pada lansia adalah seperti latihan ROM

tulang leher yakni dengan menyentuhkan dagu ke dada dan mengahadap ke

langit secara bergantian, ROM tulang lumbal yakni dengan menyentuhkan

kaki dengan jari jari tangan kemudian di rentangkan secara lambat, ROM

tangan yakni dengan membengkokkan tangan ke arah bawah, atas dan arah

luar, pemebrian latihan ROM aktif di lakukan selama 30 menit selama 1

minggu dua kali untuk meningkatkan kekuatan otot dan memberi kesehatan

fisik pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah sesuai yang tertera

pada tabel 5.4 yakni terdapat berbedaan yang cukup signifikan menegenai

peningkatkan keaktifan fisik pada lansia antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol, dan dapat di artikan bahwa hasil HO di tolak dan H1 di


51

terima, yaitu terdapat pengaruh latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik

pada kelompok lansia Nusa Indah 02 di wilayah dusun Karang Templek desa

Andongsari kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Penelitian menurut Sahmad, Reni Yunus, Andi Sarmawan (2016) yang

berjudul Pengaruh Pemberian Range of Motion (ROM) Pasif terhadap

fleksibilitas sendi pada lansia si Panti Sosial Tresna Werda Minaula Kendari,

yang membahas tentang pengaruh pemberian ROM pasif terhadap

fleksibilitas sendi pada lansia di panti sosial Tresna Werda Minaula Kendari.

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimen dengan

pendekatan one group pretest posttest design yang rancangannya tidak ada

kelompok pembanding (control), tetapi paling tidak sudah di lakukan

observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan yang

terjadi setelah adanya eksperimen atau program (Notoatmodjo 2012)

Populasi, semua lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werda Minaula

Kendari. Sebanyak 95 orang, sampel, seluruh lansia yang mengalami

gangguan fleksibilitas sendi. Sampel berjumlah 12 orang, pengambilan

sampel di lakukan dengan cara total sampling. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini yaitu dengan cara melakukan pretest, postest, observasi

dan wawancara. Responden di lakukan pretest terlebih dahulu dengan cara

mengukur kemampuan fleksibilitas sendi dengan menggunakan alat

trigonometri atau busur derajat. Semua responden sebagai kelompok yang

akan di berikan perlakuan di lakukan intervensi dengan cara pemberian

Range of Motion ROM pada sendi lutut, kaki, dan mata kaki yang mengalami
52

kekakuan sendi dengan gerakan fleksi, eksteni, dorsofleksi, plantarfleksi,

inversi dan eversi, pemberian intervensi di lakukan 2 kali sehari

yakni pagi dan sore, di lakukan selama 10-20 menit selama 1 bulan,

setelah itu di lakukan postest untuk mengukur perkembangan responden

dalam melakukan fleksibilitas sendi dengan menggunakan alat

trigonometri. Hasil dari penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian

Soempeno, dkk (2007) tentang “Pengaruh Latihan Rnge of Motion ROM

Pasif terhadap fleksibilitas sendi lutut pada Lansia di Panti Wreda

Wening Wardoyo Ungaran”. Penelitian ini menunjukan bahwa ada

peningkatkan yang signifikan antara pengukuran pertama-kedua pada

fleksi lutut kanan dan kiri dan antara pengukuran pertama -ketiga pada

fleksi sendi lutut kiri. Adanya pergerakan pada persendian akan

menyebabkan terjadinya peningkatkan aliran darah kedalam kapsula

sendi dan memberiakn nutrisi yang memungkinkan tulang untuk

bergerak dengan lancar dan tanpa rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Untuk menjamin keadekuatan mobilisasi sendi maka perawat dapat

mengajarkan klien latihan ROM (Range Of Motion). Apabila klien tidak

mempunyai control motorik volunteer maka perawat melakukan latihan

rentang gerak pasif. Mobilisasi sendi juga ditingkatkan dengan berjalan.

Latihan ini baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan

untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan otot. Latihan-

latihan itu, yaitu: Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan, fleksi dan

ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan bawah, pronasi fleksi bahu,

abduksi dan adduksi, rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan
53

efersi kaki fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan ekstensi lutut,

rotasi pangkal paha (Potter and Perry (2012)

Berdasarkan data dan fakta dari penelitian dan teori yang ada peneliti

beramsumsi bahwa penelitian yang dilakukan oleh Hermina Desiane Uda,

Muflih, Thomas Aquino Erjinyuare Amigo (2016), Junaidi Imron, Susi

Wahyuning Asih (2015), dan Sahmad, Reni Yunus, Andi Sarmawan (2016)

sudah sesuai dengan teori yang ada. Penulis sudah memaparkan latar

belakang, tujuan, metode, tindakan dan hasil penelitian yang cukup jelas. Dari

penelitian tersebut peneliti dapat menyimpulkan intervensi non farmakologi

keadekuatan sendi dengan cara latihan Range Of Motion ROM aktif ataupun

pasif berdampak baik pada pasien yang mengalami kelemahan otot dengan

cara pemberian Range of Motion (ROM) pada sendi lutut, kaki, dan mata

kaki yang mengalami kekakuan sendi dengan gerakan fleksi, eksteni,

dorsofleksi, plantarfleksi, inversi dan eversi, pemberian intervensi di lakukan

2 kali sehari yakni pagi dan sore, di lakukan selama 10-20 menit selama 1

bulan.

Anda mungkin juga menyukai