STUDI LITERATUR
Oleh:
NIM 17613082
2020
2
STUDI LITERATUR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI
GANGGUAN AKTIVITAS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HAMBATAN MOBILITAS FISIK
Keperawatan
Oleh:
NIM 17613082
2020
ii
3
MOBILITAS FISIK
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
Tanggal:
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing II
Mengetahui
NIDN. 0715127903
iii
4
HALAMAN PENGESAHAN
MOBILITAS FISIK
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang di Program Studi
Ponorogo
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui
NIDN. 0715127903
iv
5
NIM : 17613082
Hambatan Mobilitas Fisik ” adalah bukan Studi Kasus orang lain baik sebagian
sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
Yang menyatakan
NIM 17613082
v
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
Fisik”. Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
ini.
vi
7
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
Penulis menyadari bahwa proposal studi kasus ini masih jauh dari
Yang menyatakan
NIM 17613082
vii
8
ABSTRAK
Oleh:
DEVITA PUTRI HAYU NANDANI
NIM. 17613082
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan di alami oleh semua
manusia yang di karuniai umur panjang, Semakin lanjut usia seseorang, maka
kemampuan fisiknya akan semakin menurun, salah satunya adalah penurunan
pada sistem musculoskeletal yaitu gangguan aktivitas. Gangguan aktivitas adalah
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Masalah keperawatan yang dapat di alami adalah hambatan
mobilitas fisik. Upaya yang dapat di lakukan dalam mengatasi masalah hambatan
mobilitas fisik pada gangguan aktivitas yaitu dengan penatalaksanaan non
farmakologi berupa latihan Range of Motion.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian teknik non
farmakologi Range of Motion dalam asuhan keperawatan pada pasien lansia yang
mengalami gangguan aktivitas dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas
fisik. Metode dalam penelitian ini adalah metode studi literatur dengan
menggunakan data sekunder hasil analisa jurnal. Hasil penelusuran studi literatur
merujuk pada pemberian latihan range of motion (ROM) sebagai salah satu
intervensi dalam mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik. Dapat di simpulkan
bahwah latihan Range of motion ini sangat efektif di lakukan untuk mengatasi
hambatan mobilitas fisik pada lansia. Dengan latihan ROM rutin dapat
meningkatkan mobilitas sendi, fleksibilitas sendi, dan kekuatan otot pada lansia.
Kata kunci : Lanjut Usia, Hambatan Mobilitas Fisik, Range of Motion (ROM)
viii
9
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ii
Halaman Persetujuan Pembimbing iii
Halaman Pengesahan iv
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan v
Kata Pengantar vi
Abstrak viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Singkatan xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Konsep Lansia 6
2.1.1 Definisi 6
2.1.2 Proses Menua 7
2.1.3 Teori Proses Menua 8
2.1.4 Batasan Lanjut Usia 10
2.1.5 Klasifikasi Pada Lansia 11
2.1.6 Perubahan Perubahan pada Lansia 11
2.2 Konsep Sistem Muskuloskeletal 17
2.2.1 Pengertian Muskuloskeletal 17
2.2.2 Otot (Muskulos) 17
2.2.3 Jenis- Jenis Otot 18
2.3 Konsep Gangguan Aktivitas 20
ix
10
x
11
xi
12
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xii
LAMPIRAN
xiii
xiv
15
DAFTAR SINGKATAN
HB : Hemoglobin.
xv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
ini akan terjadi suatu proses yang di sebut proses penuaan atau Anging
atau lebih, karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
baik secara, sosial, jasmani, dan rohani (Nugroho, 2012). Memasuki usia tua
Perubahan normal akibat penuaan ini paling jelas terlihat pada sistem
gangguan kronis pada otot, tendon, dan saraf yang di sebabkan oleh pengguna
tenaga secara berulang, Gerakan secara cepat, beban yang tinggi, tekanan,
rasa nyeri serta rasa tidak nyaman pada otot. Perubahan patologis pada sistem
ermina.2016)
1
2
atau salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (Renata
tempat ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke posisi yang lain. Hambatan
pada lansia. Dampak fisik dari sistem muskuloskeletal yang paling jelas
bervariasi (frustasi dan penurunan harga diri, apatis, menarik diri, regresi, dan
sistem muskuloskeletal telah diderita 151 juta jiwa di dunia dengan 24 juta
3
penyakit sebesar 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Prevalensi data
Prevalensi penyakit sendi di Jawa Timur juga cukup tinggi hingga mencapai
kekuatan atau kesehatan, aerobik, sikap, mengatur posisi tubuh, pasien untuk
latihan ini menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam
pemeliharaan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada lansia (Potter &
Perry, 2011).
terapi latihan pergerakan sendi, dan terapi latihan otot (NIC, 2015). Terapi
latihan otot adalah salah satu upaya pengobatan dalam fisioterapi yang
maupun pasif, tujuan dari terapi latihan adalah rehabilitasi untuk mengatasi
4
mobilitas fisik
fisik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
katakana lansia ialah apabila berusia 60 tahun ke atas atau lebih, karena
umur 60 tahun adalah permulaan tua. Menua bukanlah suatu dari penyakit,
tetapi menua merupakan suatu proses yang yang terus menerus yang
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H.
6
7
kehidupan seksualnya.
dan jaringan lain, hingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Kecepatan
proses menua setiap induvidu pada orang tubuh tidak akan sama,
Adalakanya seseorang yang belum tergolong lanjut usia atau masih muda,
orang yang tergolong lanjut usia, penampilannya masih sehat, segar bugar
dan badan masi terlihat tegap. Walaupun demikian, harus di akui bahwa ada
beberapa penyakit yang sering dialami oleh lansia. Manusia secara lambat
dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah atau rusak.
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
oragan tubuh.
e. Teori stres
bahan organik seperti protein dan karbohidrat. Radikal bebas ini bisa
g. Teori program
mereka yamg aktif dan ikut bayak kegiatan sosial. Ukuran optimum
sistem sosial.
Dasar kepribadian atau tingkah laku yang tidak berubah pada lansia.
Pada teori ini menyatakan, teori yang terjadi pada sesorang lansia
3. Lansia resiko lebih adalah seorang yang berusia 60 tahun keatas dengan
masalah kesehatan.
5. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
pertama yang dialami adalah kulit di sekitar mata dan mulut, sehingga
Rambut semakin berubah dan kusus pada pria tak jarang terjadi
yang berat, terjadi penurunan visus, bahkan pada stadium lanjut hanya
(bibir, mulut dan ekspresi muka) pada lansia saat berbicara; berbicara
lemak kurang lebih 2% per dekade. Masa air berkurang sebesar 2,5%
per dekade.
4. Saluran cerna
lambung.
terganggu.
d) Dispepsia
6. Ginjal
7. Sistem kardiovaskuler
ikat.
8. Sistem Muskuloskeletal
teratur.
dan fraktur.
negatif.
d) Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligamen
9. Sistem pernafasan
a. penurunan laju ekpirasi paksa satu detik sebesar kurang lebih 0,2
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata
skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muscular adalah jaringan otot-
otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot
(Syaifuddin,2012)
3. Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari
jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang,
a) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat
pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan
inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut otot
2. Otot Polos
secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga
seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
Struktur mikroskopis otot polos yaitu memiliki bentuk sel otot seperti
Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot dan
(Syaifuddin,2012).
3 Otot Jantung
yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung.
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisarantara
menengadah.
b. Otot Sinergis
20
2.3.2 Etiologi
berikut:
1) Kelainan Postur
5) Kekakuan otot
atau perlu bantuan alat ataupun dengan bantuan orang lain, dan memiliki
2.3.4 Patofisiologi
tergantung dari penyebab dari gangguan yang terjadi. Ada 3 hal yang dapat
1. Kerusakan Otot
otot. Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses
pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi
pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal
otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan
gangguan mobilisasi.
atau salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (NANDA,
berpindah ke satu tempat ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke posisi
pergerakan fisik secara mandiri baik secara aktual ataupun potensial dalam
lingkungan.
1. Gaya hidup
2. Ketidakmampuan
atau sakit, (misalnya paralisis akibat cidera atau gangguan pada medulla
otot).
3. Tingkat energi
Energi sangat di butuhan oleh banyak hal, salah satunya adalah untuk
mobilisasi, dalam hal ini cadangan dari energi yang di miliki masing-
4. Usia
2.4.3 Etiologi
1. Intoleransi aktifitas
otot dan tonus otot atau karena gangguan aktifitas sel. Lansia mengalami
kehilangan tonus otot atau masa otot akibat penuaan normal, tetapi juga
elastis. Oleh karena itu lansia memiliki volume tidal yang lebih sedikit
2. Nyeri
3. Gangguan Neuromuskular
dan fungsi seluruh dari bagian tubuh, dengan demikian, kontraksi dan
457-459)
4. Gangguan Muskuloskeletal
5. Gangguan Psikologis
25
Merupakan respon yang terjadi saat emosi yang terjadi saat stres
takut atau duka cita yang berlarut-larut akibat kehilangan yang menyertai
penuaan dapat membuat lansia yang sering kali harus menyesuaikan diri
baik, hubungan yang tidak cocok, dan nilai budaya yang tidak cocok.
Hambatan pada tipe ini biasanya muncul saat lansia dirawat dipanti.
7. Kurang pengetahuan
Induvidu sering kali tidak mampu mengelola penyakit atau cidera secara
lakukan. Selain itu lansia lebih mudah mengalami defisit kognitif akibat
penuaan normal dan juga dapat terjadi sekunder akibat penyakit yang
hambatan mobilitas.
9. Faktor latrogenik
dan terapi lain yang membatasi aktivitas, seperti pemberian cairan iv,
cidera atau penyakit, tetapi juga bias menyebabkan masalah yang serius,
1. Mobilisasi penuh.
27
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
2. Mobilitas sebagian
Batasan jelas, dan tidak mampu secara bebas, karena di pengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik. Hal ini dapat di jumpai pada
kebutuhan sehari-hari.
dari persendian
1. Dampak Fisiologik
padat. serat otot yang terkena mendadak dan atrofi karena tidak
produksi tulang.
d. Gangguan Kardiovaskuler
hanya atau dapat duduk di kursi. Efek kemunduran akan lebih berat
e. Ketidakseimbangan metabolik
ginjal terisi penuh sebelum urine mengalir ke ureter. Oleh karena itu,
h. Gangguan pernapasan
alveoli terisi penuh oleh udara dan dekat dengan sirkulasi darah dan
2. Dampak Psikologis
kebutuhan manusia berkaitan erat dengan konsep diri dan peran diri.
Akibatnya imobilitas
yang optimal.
3. Dampak Sosioekonomik
pasangan, orang tua, teman, karyawan, dan anggota kelompok sosial dan
hubungan tulang.
tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau
4) Pemeriksaan Laboratorium
Terapi yang dapat di lakukan antara lain (Potter and Perry (2012)
1) Kesejajaran Tubuh
yang tepat, dan memindahkan klien dengan posisi yang aman dari
kaki)
2) Mobilisasi Sendi
pada sendi dan kelemahan otot. Latihan-latihan itu, yaitu: Fleksi dan
rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi
pangkal paha.
35
sistem tubuh.
2.5.1 Pengkajian
terbentuk hubungan yang baik dan saling percaya yang akan mendasari
a. Identitas
sistem muskuloskeletal.
b. Keluhan utama
Internasional,2015)
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
kerontokan rambut.
b. Mata
penggunaan kacamata.
c. Hidung
dan penciuman.
e. Dada
f. Abdomen
39
g. Ekstermitas
1) : Lumpuh
2) : Ada kontraksi
(Nugroho,2010)
5. Tingkat Depresi
6. Indeks Barthell
41
sistem muskuloskeletal
41
.
1 Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan OUTCOME Dukungan mobilisasi
muskuloskeletal
Mobilitas Fisik meningkat Observasi
DEFINISI
Keterbatasan dalam gerak fisik dari (L.05042) 1)Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
satu atau lebih ekstremitas secara
fisik lainnya
mandiri.
PENYEBAB kriteria hasil: 2)Identifikasi adanya toleransi fisik saat
a. Kerusakan integritas struktur
1)Pergerakan ekstremitas meningkat melakukan
tulang
b. Perubahan metabolisme 2)Kekuatan otot meningkat )Monitor tekanan darah sebelum memulai
c. Ketidakbugaran fisik
3)Rentang gerak (ROM) meningkat mobilitas
d. Penurunan kendali otot
e. Penurunan massa otot 4)Nyeri menurun 4)Monitor keadaan umum selama
f. Penurunan kekuatan otot
5)Kecemasan menurun melakukan mobilisasi
g. Keterlambatan perkembangan
h. Kekakuan sendi 6)Kaku sendi menurun Terapeutik
i. Kontraktur
7)Gerakan tidak terkoordinasi 1)Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
j. Malnutrisi
k. Gangguan musculoskeletal menurun bantu (misalnya pagar tempat tidur)
8)Gerakan terbatas menurun 2)Fasilitasi melakukan pergerakan , jika
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: 9)Kelemahan fisik menurun perlu
a.Mengeluh sulit menggerakan
3)Libatkan keluarga untuk membantu
42
memilih Tindakan non farmakologi yaitu dengan Latihan ROM. Dari hasil
keperawatan yang di angkat oleh peneliti yakni tindakan latihan range of motion
Desiane Uda, Muflih, Thomas Aquino Erjinyuare Amigo yang berjudul Latihan
pelayanan sosial tresna werdha unit abiyoso Yogyakarta. Metode Metode yang
di gunakan penulis ini adalah kualitatif dengan pendekatan action research yang
sebuah intervensi atau tindakan yang dipantau oleh peneliti sehingga hasil dari
ini membahas tentang lanjut usia, peningkatatan UHH terhadap populasi lansia,
perubahan normal yang terjadi akibat penuaan paling sering terlihat pada sistem
memberikan dampak pada fisik maupun psikososial pada lansia. Dampak fisik
membatasi mobilitas sendi, kekakuan dan nyeri pada sendi. Masalah mobilitas
pada lansia dapat di atasi dengan memberikan intervensi latihan range of motion
44
lakukan oleh sendi, latihan ini menjadi salah satu latihan yang berfungsi dalam
pemeliharaan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada lansia. Berdasarkan data
hasil penelitian pada masing-masing sub tema dari gerakan dapat di simpulkan
beda pada setiap lansia. Perubahan tersebut dapat di lihat pada cara dan
Wahyuning Asih pada jurna 2 yang berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif
terhadap keaktifan fisik pada lasia di dusun karang templek desa Andongsari
pre test and post test with control design. Penelitian ini di lakukan pada 30
peneliti membagi atas dua kelompok yaitu 15 orang masuk dalam kelompok
penelitian ini adalah sesuai yang tertera pada tabel 5.4 yakni terdapat berbedaan
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dan dapat di artikan bahwa
hasil HO di tolak dan H1 di terima, yaitu terdapat pengaruh latihan ROM aktif
45
terhadap keaktifan fisik pada kelompok lansia Nusa Indah 02 di wilayah dusun
motion (ROM pasif terhadap fleksibilitas sendi pada lansia di panti sosial Tresna
Werda Minaula Kendari. jenis penelitian yang di gunakan adalah pre eksperimen
dengan pendekatan one groub pretest posttest design yang rancangannya tidak
yang berada di Panti Sosial Tresna Wherda Minaula Kendari sebanyak 95 orang.
sendi. Sampel berjumlah 12 orang, dan pengambilan sampel dengan cara total
sampling. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
melakukan pretest, posttes, observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini
Latihan range of motion ROM Pasif terhadap fleksibilitas sendi lutut pada
fleksi lutut kanan dan kiri dan antara pengukuran pertama -ketiga pada fleksi
nutrisi yang memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa
demikian pula Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka
berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram." (HR. Abu Dawud
dari Abud Darda` radhiallahu 'anhu). Hadits di atas menunjukkan bahwa setiap
apapun obat dan sehebat apapun dokternya, jika Allah tidak menghendaki
bahwa kesembuhan itu datang dari selain-Nya, berarti ia telah rela keluar dari
agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya kelak jika tidak juga bertaubat.
lalai dengan urusan duniawi semata, terlebih bagi mereka yang sudah masuk
fase lanjut usia, karena banyak yang harus kita siapkan baik secara dhohir
maupun batin. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.Yasin [36] ayat: 68.
Vُوْ ِّس َكنُنُ ْه ِّر َم ُع ْننَ َموVُِن ُولِ ْق َعيالَفَأ ِ ْق ْلَاْل ِ ِف
Artinya: Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa siapa yang dipanjangkan umurnya
sampai usia lanjut akan dikembalikan menjadi lemah seperti keadaan semula.
47
Keadaan itu ditandai dengan rambut yang mulai memutih, penglihatan mulai
kabur, pendengaran sayu sayup sampai, gigi mulai berguguran, kulit mulai
keriput, langkahpun telah gontai. Ini adalah sunnatullah yang tidak bisa ditolak
oleh siapapun. Siapa yang disampaikan oleh Allah pada usia lanjut bersiaplah
keperawatan yang telah di susun pada tahap intervensi dan perencanaan. Fokus
2016).
gerak pasif. Mobilisasi sendi juga ditingkatkan dengan berjalan. Latihan ini baik
kekakuan pada sendi dan kelemahan otot. Latihan-latihan itu, yaitu: Fleksi dan
ekstensi pergelangan tangan, fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan
bawah, pronasi fleksi bahu, abduksi dan adduksi, rotasi bahu, fleksi dan ekstensi
jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan
2.5.7 Evaluasi
sistematis yang terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah di
kemampuan klien untuk mencapai tujuan yang di sesuaikan dengan kriteria hasil
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontraksi
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil Analisa pada respon klien
tidak berubah, rencana dimodifikasi jika masalah tetap dan semua tindakan sudah
masalah baru dan bertolak belakang dengan masalah yang ada serta diagnosa lama
dibatalkan, rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
49
(Hermanus,2015)
evaluasi: klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga
1) Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
2) Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu
b. Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realitis atau
perawat
tujuan sebelumnya
50
Gangguan Muskuloskeletal
Keterangan:
Gangguan Aktivitas
= konsep utama yang ditelaah
BAB 3
adalah studi literatur yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis,
termasuk hasil penelitian baik yang sudah mauapun belum dipublikasikan (Embun,
2012).
yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 29 Mei 2020 sampai tanggal 25 Juni
2020.
52
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
namun didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya, yang diperoleh dari buku dan laporan ilmiah dalam artikel atau
jurnal. Sumber data penelitian ini adalah jurnal pertama yang diteliti oleh : jurnal
pertama oleh Hermina Desiane Uda, Muflih, Thomas Aquino Erjinyuare Amigo
fisik pada lansia di balai pelayanan sosial tresna werdha unit abiyoso Yogyakarta.
Jurnal ke dua oleh Junaidi Imron, Susi Wahyuning Asih (2015) yang berjudul
Pengaruh Latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada lasia di dusun karang
oleh Sahmad1 , Reni Yunus1 , Andi Sarmawan2 (2016) yang berjudul pengaruh
pemberian range of motion (ROM) Pasif terhadap fleksibilitas sendi pada lansia di
Penelusuran jurnal dimulai dari bulan Mei 2020, literature review ini
hambatan mobilitas fisik dan range of motion (ROM). Metode pengumpulan data
53
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode ini
menggali data dari literature terkait dengan apa yang dimaksudkan dalam rumusan
masalah (Arikunto, 2013). Data-data yang telah didapatkan dari berbagai literature
fakta fakta yang ada, kemudian dilanjutkan dengan analisis, tidak semata-mata
melalui tahapan dengan mencari ide, tujuan umum dan simpulan dari
3. Identity, yaitu mengidentifikasi isu-isu dalam literature yang telah dikaji dan
lebih lanjut.
55
BAB 4
PEMBAHASAN
keperawatan yang di angkat oleh peneliti yaitu tentang latihan Range of motion
fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada lansia yang mengalami gangguan
terhadap mobilitas fisik pada lansia di balai pelayanan sosial tresna werdha unit
terhadap mobilitas fisik pada lansia di balai pelayanan Sosial Tresna Werdha Unit
suatu masalah dengan memberikan sebuah intervensi atau tindakan yang dipantau
oleh peneliti sehingga hasil dari perubahan tersebut dapat dimanfaatkan pada
penelitian ini jumlah sample adalah seluruh lansia di Balai Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta dengan jumlah populasi yaitu 126
orang. Berdasarkan data hasil penelitian pada masing-masing sub tema dari
55
56
hanya sedikit dan berbeda-beda pada setiap lansia. Perubahan tersebut dapat di
lihat pada cara dan kemampuan berjalan, kemampuan motorik halus, dan
pengalaman gemetar .
berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada lasia di dusun
pada lansia dengan gangguan keaktifan fisik yang tinggal di dusun Karang
menggunakan pre test and post test with control design, di mana Pada kedua
seperti latihan ROM tulang leher yakni dengan menyentuhkan dagu ke dada dan
menyentuhkan kaki dengan jari jari tangan kemudian di rentangkan secara lambat,
ROM tangan yakni dengan membengkokkan tangan ke arah bawah, atas dan arah
luar, pemebrian latihan ROM aktif di lakukan selama 30 menit selama 1 minggu
dua kali untuk meningkatkan kekuatan otot dan memberi kesehatan fisik pada
lansia. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah sesuai yang tertera pada tabel 5.4
keaktifan fisik pada lansia antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dan
pengaruh latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada kelompok lansia Nusa
Kabupaten Jember.
sendi pada lansia si Panti Sosial Tresna Werda Minaula Kendari, yang membahas
tentang pengaruh pemberian ROM pasif terhadap fleksibilitas sendi pada lansia di
panti sosial Tresna Werda Minaula Kendari. Metode yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah pre eksperimen dengan pendekatan one group pretest
program (Notoatmodjo 2012) Populasi, semua lansia yang berada di Panti Sosial
Tresna Werda Minaula Kendari. Sebanyak 95 orang, sampel, seluruh lansia yang
data dalam penelitian ini yaitu dengan cara melakukan pretest, postest, observasi
atau busur derajat. Semua responden sebagai kelompok yang akan di berikan
pada sendi lutut, kaki, dan mata kaki yang mengalami kekakuan sendi dengan
yakni pagi dan sore, di lakukan selama 10-20 menit selama 1 bulan, setelah itu di
fleksibilitas sendi dengan menggunakan alat trigonometri. Hasil dari penelitian ini
adalah sesuai dengan penelitian Soempeno, dkk (2007) tentang “Pengaruh Latihan
Rnge of Motion ROM Pasif terhadap fleksibilitas sendi lutut pada Lansia di Panti
kanan dan kiri dan antara pengukuran pertama -ketiga pada fleksi sendi lutut kiri.
aliran darah kedalam kapsula sendi dan memberiakn nutrisi yang memungkinkan
tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa sakit atau ketidaknyamanan.
gerak pasif. Mobilisasi sendi juga ditingkatkan dengan berjalan. Latihan ini baik
kekakuan pada sendi dan kelemahan otot. (Potter and Perry (2012)
otot dan tonus otot. Rentang gerak pasif dapat berguna untuk menjaga kelenturan
otot-otot dan persendian dengan menggerakan otot orang lain secara pasif. Sendi
yang di gerakan pada ROM pasif adalah persendian tubuh atau hanya pada
ekstermitas yang terganggu dan klien klien mampu melaksanakan secara mandiri.
Penelitian menurut utami 2009 dalam sahmad 2016, dengan latihan ROM rutin
setidaknya 2-3 kali setiap minggunya dalam waktu 20-30 menit dapat
keletihan, dalam hal ini dikhususkan pada lansia yang mengalami penurunan
massa otot serta kekuatan untuk melakukan mobilitas fisik. Latihan tersebut
yaitu: Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan, fleksi dan ekstensi siku, pronasi
dan supinasi lengan bawah, pronasi fleksi bahu, abduksi dan adduksi, rotasi bahu,
fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi dan ekstensi pergelangan
kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha (Potter and Perry (2012)
(ROM) pada pasien lansia yang mengalami gangguan aktivitas dengan masalah
fleksibilitas sendi, mobilitas sendi, dan kekuatan otot, karena lansia mengalami
penurunan pada fisik maka lansia sangat perlu latihan-latihan ringan sesuai
dengan kemampuan lansia. Latihan range of motion tidak di lakukan hanya sekali
tetapi latihan ini bisa di lakukan secara rutin setidaknya 2-3 kali setiap minggunya
dalam waktu 20-30 menit. Latihan ini sangat berguna ataupun sangat di butuhkan
mobilitas fisik untuk dapat meningkatkan sirkulasi peredaran pembulu darah, dan
kekuatan otot
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
terapi non farmakologi berupa terapi Range Of Motion (ROM) aktif ataupun pasif
sangat efektif di lakukan untuk pasien lansia yang mengalami gangguan aktivitas
dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik. di mana jenis terapi ini
terlalu lama, dan tidak membutuhkan biaya. Hasil dari 3 jurnal yang di analisa
5.2 Saran
1. Bagi perawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan ROM baik untuk kekuatan fisik
Hasil penelitian studi literatur ini di harapkan dapat di gunakan sebagai teori
atau bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar tentang pengaruh Range
salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi kelemahan otot pada
memperluas penelitian dengan tema yang sama yaitu tentang pengaruh latihan
Range Of Motion aktif dan pasif terhadap peningkatan kekuatan otot sebagai
salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi kelemahan otot pada
4. Bagi lansia
fisiknya. Seperti latihan gerak, senam, berjalan, dan lain-lain. Hal ini bertujuan
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik, Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Jogjakarta: Graha
Ilmu.
Dinkes. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2011. Diakses dari
http://www.dinkesjatengprov.go.id/profil-kesehatan-provinsi-jawa-timur-2011.
pada 27 April Pukul 20.00 WIB
Ernawati. (2012). Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Trans Info Media.
Hermina, Muflih dan Thomas. 2016. Latihan range of Motion Berpengaruh Terhadap
Mobilitas Fisik pada Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Unit
Abiyoso Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Vol.4,No.3 tahun
2016. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/download/358/337.
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Junaidi imron dan Susi. 2015. Pengaruh Latihan ROM Aktif Terhadap Keaktifan Fisik
pada Lansia di Dusun Karang Templek Desa Andongsari Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember. Jurnal Edu Health, Vol. 5 No. 1 April 2015,
http://journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth/article/download/471/418
Maas, M. L., Buckwalter, K. C., & Titler, M. G (2011). Asuhan Keperawatan Geriatrik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta: Selemba
Medika.
62
Moorhead, Sue, dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Kelima. Edisi
Bahasa Indonesia. Indonesia: Elsevier.
Mubarak, W.I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar.
Jakarta: Selemba Medika
Mutaqin. Arif & Kumala, Sari. (2010). Asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep,
Proses dan Aplikasi. Jakarta: Selemba Medika
Nugroho, Wahyudi. (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Ed. 3. Jakarta: EGC.
Potter & Perry 2009. Buku Ajar Funda Mental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Edisi 4 volume. Jakarta:EGC
PPNI2. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNL
63
Sahmad, Reni dan Andi Sarmawan.2016. Pengaruh Pemberian Range of Motion
(ROM) Pasif Terhadap Fleksibilitas Sendi Pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Minaula Kendari. Vol. 2 No. 2 Desember 2016
Syaifuddin, Drs. Dalam Skripsi. Akbar, Nur, M. (2016). Hubungan Posisi dan Masa
Kerja Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Pada Perawat. Skripsi. Prodi
S1 Kedokteran Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifan, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran
Essentials of Medicine. Jakarta: Media Aesculapius.
Uda, Hastini., Muflih., Thomas. 2016. Latihan Range of Motion Berperan Terhadap
Mobilitas Fisik pada Lansia. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. 4.(3). 169-
177
Lampiran 1
Lampiran kegiatan bimbingan KTI pembimbing 1
69
66
67
70
71
68
Lampiran 2
Lampiran kegiatan bimbingan KTI pembimbing 2
69
72
73
70
74
71
75
72
76
73