STUDI LITERATUR
Oleh:
NIM 17613082
2020
2
STUDI LITERATUR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI
GANGGUAN AKTIVITAS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HAMBATAN MOBILITAS FISIK
Keperawatan
Oleh:
NIM 17613082
2020
ii
3
4
5
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
Mobilitas Fisik”. Studi Literatur ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
vi
8
9
10
ABSTRAK
Oleh:
DEVITA PUTRI HAYU NANDANI
NIM. 17613082
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan di alami oleh semua
manusia yang di karuniai umur panjang, Semakin lanjut usia seseorang, maka
kemampuan fisiknya akan semakin menurun, salah satunya adalah penurunan
pada sistem musculoskeletal yaitu gangguan aktivitas. Gangguan aktivitas adalah
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Masalah keperawatan yang dapat di alami adalah hambatan
mobilitas fisik. Upaya yang dapat di lakukan dalam mengatasi masalah hambatan
mobilitas fisik pada gangguan aktivitas yaitu dengan penatalaksanaan non
farmakologi berupa latihan Range of Motion.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian teknik Range of
Motion dalam asuhan keperawatan pada pasien lansia yang mengalami gangguan
aktivitas dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik. Metode dalam
penelitian ini adalah metode studi literatur dengan menggunakan data sekunder
hasil analisa jurnal. Hasil penelusuran studi literatur merujuk pada pemberian
latihan range of motion (ROM) sebagai salah satu intervensi dalam mengatasi
masalah hambatan mobilitas fisik. Dapat di simpulkan bahwah latihan Range of
motion ini sangat efektif di lakukan untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik
pada lansia. Dengan latihan ROM rutin dapat meningkatkan mobilitas sendi,
fleksibilitas sendi, dan kekuatan otot pada lansia.
Kata kunci : Lanjut Usia, Hambatan Mobilitas Fisik, Range of Motion (ROM)
viii
11
ABSTRACK
By:
DEVITA PUTRI HAYU NANDANI
NIM: 17613082
Aged is an event that sure to be experienced by all human beings who are
blessed with long life. The older someone is, the physical ability will be
decreased, and one of the decreases is in the musculoskeletal system that is a
disruption of activity. Disruption of activity is the inability of a person to carry out
activities to obtain their needs. The nursing problems that can be experienced are
barriers to physical mobility. Efforts that can be done in overcoming the problem
of physical mobility barriers to disruption of activity is the management of non-
pharmacology in the form of Range of Motion exercises.
This study aims to analyze the provision of techniques of Range of
Motion in nursing care in elderly patients who experience impaired activity with
nursing problems of physical mobility barriers. The method in this study is a
method of literature study using secondary data from the results of journal
analysis. The results of the search for literature studies refer to the provision of a
range of motion (ROM) exercises as an intervention in overcoming the problem of
physical mobility barriers. It can be concluded that this Range of motion exercise
is very effective in overcoming obstacles to physical mobility in the elderly.
Routine ROM exercise can increase joint mobility, joint flexibility, and muscle
strength in the elderly.
ix
12
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ii
Halaman Persetujuan Pembimbing iii
Halaman Pengesahan iv
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan v
Kata Pengantar vi
Abstrak viii
Daftar Isi x
Daftar Tabel xiii
Daftar Gambar xiv
Daftar Lampiran xv
Daftar Singkatan xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Konsep Lansia 6
2.1.1 Definisi 6
2.1.2 Proses Menua 7
2.1.3 Teori Proses Menua 8
2.1.4 Batasan Lanjut Usia 10
2.1.5 Klasifikasi Pada Lansia 11
2.1.6 Perubahan Perubahan pada Lansia 11
2.2 Konsep Sistem Muskuloskeletal 16
2.2.1 Pengertian Muskuloskeletal 16
2.2.2 Otot (Muskulos) 17
2.2.3 Jenis- Jenis Otot 17
2.3 Konsep Gangguan Aktivitas 19
x
13
xi
14
xii
15
DAFTAR TABEL
DAFTARxiii
GAMBAR
LAMPIRAN
xiv
Lampiran 1 Jurnal 1 63
Lampiran 2 Jurnal 2 72
Lampiran 3 Jurnal 3 81
xv
18
DAFTAR SINGKATAN
CA : Cancer Antigen
HB : Hemoglobin.
IV : Intra Musculer
xvii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
ini akan terjadi suatu proses yang di sebut proses penuaan atau Anging
atau lebih, karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
baik secara, sosial, jasmani, dan rohani (Nugroho, 2012) Memasuki usia tua
Perubahan normal akibat penuaan ini paling jelas terlihat pada sistem
gangguan kronis pada otot, tendon, dan saraf yang di sebabkan oleh pengguna
tenaga secara berulang, Gerakan secara cepat, beban yang tinggi, tekanan,
rasa nyeri serta rasa tidak nyaman pada otot. Perubahan patologis pada sistem
terjadi pada lansia dan mengakibatkan gangguan pada aktivitas (Uda, ermina.
2016)
1
2
atau salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (Renata
tempat ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke posisi yang lain. Hambatan
pada lansia. Dampak fisik dari sistem muskuloskeletal yang paling jelas
bervariasi (frustasi dan penurunan harga diri, apatis, menarik diri, regresi, dan
sistem muskuloskeletal telah diderita 151 juta jiwa di dunia dengan 24 juta
3
penyakit sebesar 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Prevalensi data
Prevalensi penyakit sendi di Jawa Timur juga cukup tinggi hingga mencapai
kekuatan atau kesehatan, aerobik, sikap, mengatur posisi tubuh, pasien untuk
latihan ini menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam
pemeliharaan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada lansia (Potter &
Perry, 2011)
terapi latihan pergerakan sendi, dan terapi latihan otot (NIC, 2015) Terapi
latihan otot adalah salah satu upaya pengobatan dalam fisioterapi yang
maupun pasif, tujuan dari terapi latihan adalah rehabilitasi untuk mengatasi
4
mobilitas fisik.
fisik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
katakana lansia ialah apabila berusia 60 tahun ke atas atau lebih, karena
umur 60 tahun adalah permulaan tua. Menua bukanlah suatu dari penyakit,
tetapi menua merupakan suatu proses yang yang terus menerus yang
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H.
6
7
kehidupan seksualnya.
dan jaringan lain, hingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Kecepatan
proses menua setiap induvidu pada orang tubuh tidak akan sama, ada pula
seseorang yang belum tergolong lanjut usia atau masih muda, tetapi telah
tergolong lanjut usia, penampilannya masih sehat, segar bugar dan badan
masi terlihat tegap. Walaupun demikian, harus di akui bahwa ada beberapa
penyakit yang sering dialami oleh lansia. Manusia secara lambat dan
progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah atau rusak.
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
oragan tubuh.
e. Teori stres
bahan organik seperti protein dan karbohidrat. Radikal bebas ini bisa
g. Teori program
mereka yamg aktif dan ikut bayak kegiatan sosial. Ukuran optimum
sistem sosial.
Dasar kepribadian atau tingkah laku yang tidak berubah pada lansia.
Pada teori ini menyatakan, teori yang terjadi pada sesorang lansia
3. Lansia resiko lebih adalah seorang yang berusia 60 tahun keatas dengan
masalah kesehatan.
5. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
pertama yang dialami adalah kulit di sekitar mata dan mulut, sehingga
Rambut semakin berubah dan kusus pada pria tak jarang terjadi
yang berat, terjadi penurunan visus, bahkan pada stadium lanjut hanya
sebagai berikut:
(bibir, mulut dan ekspresi muka) pada lansia saat berbicara; berbicara
lemak kurang lebih 2% per dekade. Masa air berkurang sebesar 2,5%
per dekade.
4. Saluran cerna
lambung.
terganggu.
d) Dispepsia
6. Ginjal
7. Sistem kardiovaskuler
ikat.
8. Sistem Muskuloskeletal
teratur.
dan fraktur.
negatif.
d) Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligamen
9. Sistem pernafasan
a. penurunan laju ekpirasi paksa satu detik sebesar kurang lebih 0,2
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata
skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muscular adalah jaringan otot-
otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot
(Syaifuddin,2012)
3. Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari
jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang,
a) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat
pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan
inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut otot
2. Otot Polos
secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga
seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
sel yang terletak di tengah sel otot dan mempunyai permukaan sel otot
3 Otot Jantung
yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung.
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisarantara
menengadah.
b. Otot Sinergis
2.3.2 Etiologi
berikut:
1) Kelainan Postur
5) Kekakuan otot
atau perlu bantuan alat ataupun dengan bantuan orang lain, dan memiliki
2.3.4 Patofisiologi
tergantung dari penyebab dari gangguan yang terjadi. Ada 3 hal yang dapat
1. Kerusakan Otot
otot. Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses
pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi
pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal
otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan
gangguan mobilisasi.
atau salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (NANDA,
22
berpindah ke satu tempat ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke posisi
pergerakan fisik secara mandiri baik secara aktual ataupun potensial dalam
lingkungan.
1. Gaya hidup
2. Ketidakmampuan
atau sakit, (misalnya paralisis akibat cidera atau gangguan pada medulla
otot).
3. Tingkat energi
Energi sangat di butuhan oleh banyak hal, salah satunya adalah untuk
mobilisasi, dalam hal ini cadangan dari energi yang di miliki masing-
4. Usia
2.4.3 Etiologi
1. Intoleransi aktifitas
otot dan tonus otot atau karena gangguan aktifitas sel. Lansia mengalami
kehilangan tonus otot atau masa otot akibat penuaan normal, tetapi juga
elastis. Oleh karena itu lansia memiliki volume tidal yang lebih sedikit
2. Nyeri
3. Gangguan Neuromuskular
dan fungsi seluruh dari bagian tubuh, dengan demikian, kontraksi dan
457-459)
4. Gangguan Muskuloskeletal
5. Gangguan Psikologis
Merupakan respon yang terjadi saat emosi yang terjadi saat stres
takut atau duka cita yang berlarut-larut akibat kehilangan yang menyertai
penuaan dapat membuat lansia yang sering kali harus menyesuaikan diri
baik, hubungan yang tidak cocok, dan nilai budaya yang tidak cocok.
Hambatan pada tipe ini biasanya muncul saat lansia dirawat dipanti.
7. Kurang pengetahuan
Induvidu sering kali tidak mampu mengelola penyakit atau cidera secara
lakukan. Selain itu lansia lebih mudah mengalami defisit kognitif akibat
penuaan normal dan juga dapat terjadi sekunder akibat penyakit yang
hambatan mobilitas.
9. Faktor latrogenik
dan terapi lain yang membatasi aktivitas, seperti pemberian cairan iv,
cidera atau penyakit, tetapi juga bias menyebabkan masalah yang serius,
1. Mobilisasi penuh.
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
2. Mobilitas sebagian
Batasan jelas, dan tidak mampu secara bebas, karena di pengaruhi oleh
27
gangguan saraf motorik dan sensorik. Hal ini dapat di jumpai pada
kebutuhan sehari-hari.
dari persendian
28
1. Dampak Fisiologik
padat. serat otot yang terkena mendadak dan atrofi karena tidak
tulang.
c. Gangguan Kardiovaskuler
hanya atau dapat duduk di kursi. Efek kemunduran akan lebih berat
30
d. Ketidakseimbangan metabolik
ginjal terisi penuh sebelum urine mengalir ke ureter. Oleh karena itu,
31
g. Gangguan pernapasan
alveoli terisi penuh oleh udara dan dekat dengan sirkulasi darah dan
2. Dampak Psikologis
kebutuhan manusia berkaitan erat dengan konsep diri dan peran diri.
32
Akibatnya imobilitas
yang optimal.
3. Dampak Sosioekonomik
pasangan, orang tua, teman, karyawan, dan anggota kelompok sosial dan
hubungan tulang.
tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau
4) Pemeriksaan Laboratorium
Terapi yang dapat di lakukan antara lain (Potter and Perry (2012)
1) Kesejajaran Tubuh
yang tepat, dan memindahkan klien dengan posisi yang aman dari
2) Mobilisasi Sendi
pada sendi dan kelemahan otot. Latihan-latihan itu, yaitu: Fleksi dan
rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi
pangkal paha.
sistem tubuh.
2.5.1 Pengkajian
terbentuk hubungan yang baik dan saling percaya yang akan mendasari
a. Identitas
35
sistem muskuloskeletal.
b. Keluhan utama
Internasional, 2015)
2019)
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
37
kerontokan rambut.
b. Mata
penggunaan kacamata.
c. Hidung
dan penciuman.
e. Dada
f. Abdomen
g. Ekstermitas
1) : Lumpuh
2) : Ada kontraksi
(Nugroho, 2010)
5. Tingkat Depresi
6. Indeks Barthell
40
sistem muskuloskeletal
40 41
.
1 Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan OUTCOME Dukungan mobilisasi
muskuloskeletal
Mobilitas Fisik meningkat Observasi
DEFINISI
Keterbatasan dalam gerak fisik dari (L.05042) 1)Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
satu atau lebih ekstremitas secara
lainnya
mandiri.
PENYEBAB kriteria hasil: 2)Identifikasi adanya toleransi fisik saat
a. Kerusakan integritas struktur
1)Pergerakan ekstremitas melakukan
tulang
b. Perubahan metabolisme meningkat )Monitor tekanan darah sebelum memulai
c. Ketidakbugaran fisik
2)Kekuatan otot meningkat mobilitas
d. Penurunan kendali otot
e. Penurunan massa otot 3)Rentang gerak (ROM) 4)Monitor keadaan umum selama melakukan
f. Penurunan kekuatan otot
meningkat mobilisasi
g. Keterlambatan perkembangan
h. Kekakuan sendi 4)Nyeri menurun Terapeutik
i. Kontraktur
5)Kecemasan menurun 1)Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
j. Malnutrisi
k. Gangguan musculoskeletal 6)Kaku sendi menurun bantu (misalnya pagar tempat tidur)
7)Gerakan tidak 2)Fasilitasi melakukan pergerakan , jika perlu
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: terkoordinasi 3)Libatkan keluarga untuk membantu pasien
a.Mengeluh sulit menggerakan
menurun dalam meningkatkan pergerakan
41
42
yang dipantau oleh peneliti sehingga hasil dari perubahan tersebut dapat
perubahan normal yang terjadi akibat penuaan paling sering terlihat pada
kekakuan dan nyeri pada sendi. Masalah mobilitas pada lansia dapat di
44
lakukan oleh sendi, latihan ini menjadi salah satu latihan yang berfungsi
Wahyuning Asih pada jurna 2 yang berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif
penelitian ini menggunakan pre test and post test with control design.
sesuai yang tertera pada tabel 5.4 yakni terdapat berbedaan yang cukup
Kabupaten Jember.
dengan cara total sampling. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
Hasil dari penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian Soempeno, dkk
kiri dan antara pengukuran pertama-ketiga pada fleksi sendi lutut kiri.
yang memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa
haram." (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu 'anhu). Hadis di
atas menunjukan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, dan hendaklah
apapun obat dan sehebat apapun dokternya, jika Allah tidak menghendaki
rela keluar dari agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya kelak jika
boleh lalai dengan urusan duniawi semata, terlebih bagi mereka yang
sudah masuk fase lanjut usia, karena banyak yang harus kita siapkan baik
Artinya: Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami
memikirkannya.
mulai berguguran, kulit mulai keriput, langkahpun telah gontai. Ini adalah
sunnatullah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Siapa yang disampaikan
oleh Allah pada usia lanjut bersiaplah untuk mengalami keadaan seperti
itu.
Latihan ini baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan
48
itu, yaitu: Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan, fleksi dan ekstensi siku,
pronasi dan supinasi lengan bawah, pronasi fleksi bahu, abduksi dan
adduksi, rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki
fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal
paha.
2.5.7 Evaluasi
yang sistematis yang terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang
dilaksanakan
dilaksanakan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
klien
49
masalah tidak berubah, rencana dimodifikasi jika masalah tetap dan semua
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan, rencana atau diagnosa
selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah memelihara
tahapan evaluasi: klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,
1) Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
2) Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu
Gangguan Muskuloskeletal
Keterangan:
Gangguan Aktivitas
= konsep utama yang ditelaah
Implementasi
dilakukan
berdasarkan
intervensi
keperawatan
BAB 3
cara untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian. Karena sebagai
ilmiah (Rosdy & Nasir, 2003 dalam Fitrah & Lutfiyah 2017)
ini adalah studi literatur yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis,
(Embun, 2012).
Pada penelitian ini penulis akan mengkaji tiga literatur atau jurnal
Pengaruh Latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada lasia di dusun
Kendari. Kemudian dari ketiga literatur tersebut akan dianalisis dengan cara
membandingkan /komparasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
langsung, namun didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
dalam artikel atau jurnal. Sumber data penelitian ini adalah jurnal pertama
53
yang diteliti oleh: jurnal pertama oleh Hermina Desiane Uda, Muflih,
sosial tresna werdha unit abiyoso Yogyakarta. Jurnal ke dua oleh Junaidi
Imron, Susi Wahyuning Asih (2015) yang berjudul Pengaruh Latihan ROM
aktif terhadap keaktifan fisik pada lasia di dusun karang templek desa
Penelusuran jurnal dimulai dari bulan Mei 2020, literature review ini
dilakukan dengan mencari atau menggali data dari literature terkait dengan
telah dirumuskan.
meliputi:
yang melalui tahapan dengan mencari ide, tujuan umum dan simpulan
BAB 4
PEMBAHASAN
data hasil penelitian pada masing-masing sub tema dari gerakan dapat di
lihat pada cara dan kemampuan berjalan, kemampuan motorik halus, dan
pengalaman gemetar.
yang berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada
penelitian ini menggunakan pre test and post test with control design,
Intervensi yang di berikan pada lansia adalah seperti latihan ROM tulang
dengan jari jari tangan kemudian di rentangkan secara lambat, ROM tangan
yakni dengan membengkokkan tangan ke arah bawah, atas dan arah luar,
dua kali untuk meningkatkan kekuatan otot dan memberi kesehatan fisik
pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah sesuai yang tertera yakni
yaitu terdapat pengaruh latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada
kelompok lansia.
ROM pasif terhadap fleksibilitas sendi pada lansia. Metode yang di gunakan
57
dalam penelitian ini adalah pre eksperimen dengan pendekatan one group
Motion ROM pada sendi lutut, kaki, dan mata kaki yang mengalami
inversi dan eversi, pemberian intervensi di lakukan 2 kali sehari yakni pagi
dan sore, di lakukan selama 10-20 menit selama 1 bulan, setelah itu di
dari penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian Soempeno, dkk (2007)
fleksibilitas sendi lutut pada Lansia. Penelitian ini menunjukan bahwa ada
lutut kanan dan kiri dan antara pengukuran pertama -ketiga pada fleksi sendi
yang memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa
masa otot dan tonus otot. Rentang gerak pasif dapat berguna untuk menjaga
secara pasif. Sendi yang di gerakan pada ROM pasif adalah persendian
58
tubuh atau hanya pada ekstermitas yang terganggu dan klien klien mampu
kali setiap minggunya dalam waktu 20-30 menit dapat memberikan manfaat
ini dikhususkan pada lansia yang mengalami penurunan massa otot serta
kekuatan untuk melakukan mobilitas fisik. Latihan tersebut yaitu: Fleksi dan
ekstensi pergelangan tangan, fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi
lengan bawah, pronasi fleksi bahu, abduksi dan adduksi, rotasi bahu, fleksi
dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi dan ekstensi pergelangan
kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha (Potter and Perry (2012).
َتِّ ْينy “أَ ْع َما ُر أُ َّمتـ ِ ْي َما بَيــْنَ ِس: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِ ع َْن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر
َ ِض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َرسُوْ ُل هللا
karena lansia mengalami penurunan pada fisik maka lansia sangat perlu
motion tidak di lakukan hanya sekali tetapi latihan ini bisa di lakukan secara
rutin setidaknya 2-3 kali setiap minggunya dalam waktu 20-30 menit.
Latihan ini sangat berguna ataupun sangat di butuhkan oleh lansia yang
otot
60
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
aktif ataupun pasif sangat efektif di lakukan untuk pasien lansia yang
mobilitas fisik. dimana jenis terapi ini sangat sederhana, mudah di lakukan
kekuatan otot.
5.2 Saran
Motion baik untuk meningkatkan kekuatan fisik pada lansia, latihan ini
kekuatan otot, flesibilitas sendi dan mobilitas sendi pada lansia yang
Hasil penelitian studi literatur ini dapat menjadi salah satu acuan sebagai
58
61
mobilitas fisik.
mobilitas fisik
4. Bagi lansia
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2011. Diakses dari
http://www.dinkesjatengprov.go.id/profil-kesehatan-provinsi-jawa-timur-
2011. pada 27 April Pukul 20.00 WIB
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Junaidi imron dan Susi. 2015. Pengaruh Latihan ROM Aktif Terhadap Keaktifan
Fisik pada Lansia di Dusun Karang Templek Desa Andongsari
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Jurnal Edu Health, Vol. 5 No. 1
63
April 2015,
http://journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth/article/download/471/418
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta:
Selemba Medika.
Mubarak, W.I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Dasar. Jakarta: Selemba Medika
Mutaqin. Arif & Kumala, Sari. (2010). Asuhan Keperawatan Perioperatif:
Konsep, Proses dan Aplikasi. Jakarta: Selemba Medika
Potter & Perry 2009. Buku Ajar Funda Mental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Edisi 4 volume. Jakarta:EGC
Syaifuddin, Drs. Dalam Skripsi. Akbar, Nur, M. (2016). Hubungan Posisi dan
Masa Kerja Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Pada Perawat.
Skripsi. Prodi S1 Kedokteran Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifan, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta
Kedokteran Essentials of Medicine. Jakarta: Media Aesculapius.
Taylor, Dena dan Margaret Procter, 2010. The Literature Review: A Few Tips on
Conducting it. University Toronto Writing Center.
Https://advice.writing.utoronto.ca/types-of-writing/literature-review/
Lampiran
Lampiran Jurnal 1
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
Lampiran 2
Lampiran Jurnal 2
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Lampiran 3
Jurnal 3
86
87
88
89
90
91
92
Lampiran 4
Lampiran kegiatan bimbingan KTI pembimbing 1
93
94
95
Lampiran 5
Lampiran kegiatan bimbingan KTI pembimbing 2
96
97
98
99
100