Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Latihan Swiss Ball terhadap Keseimbangan

untuk mengurangi Risiko Jatuh pada Lansia


di UPT Pelayanan Sosial
(Effect of Swiss Ball Exercise Toward The Body Balance
to Less The Risk Fall of Older at UPT Social)

Henny Syapitri
Universitas Sari Mutiara Indonesia, Jl. Kapt. Muslim No 79 Medan
Email: heny_syahfitri86@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Keseimbangan tubuh adalah salah satu faktor utama dalam melakukan aktivitas Fungsional. Dalam setiap
kegiatan, tubuh selalu membutuhkan kontrol keseimbangan tubuh, karena pada dasarnya setiap kegiatan Peraga benar
statis atau dinamis akan membawa seseorang pada posisi yang tidak stabil dengan risiko besar jatuh. Latihan Swiss
Ball sebagai dukungan diyakini di permukaan labil akan membuat tulang belakang memiliki kesempatan besar untuk
stabilisasi otot antara VEBRA dan meningkatkan keseimbangan dinamis untuk menahan stabilitas. Objek penelitian
untuk mengetahui Pengaruh Swiss Bola Latihan menuju The Body Balance untuk Kurang Risiko Kejatuhan Lama di UPT
Dinas Sosial Lanjut Usia dan Anak di bawah kabupaten Lima Binjai dan Medan Tahun 2016. Metode: Jenis penelitian
ini adalah eksperimen kuasi dengan pre Test-post test satu kelompok hanya metode desain. Populasi dalam penelitian
ini semua lebih tua di UPT Dinas Sosial Kabupaten Binjai sebanyak 172 lebih tua dengan jumlah laki-laki adalah 81 dan
wanita adalah 91, dengan Teknik pengambilan sampel Purposive yaitu 15 responden. Pengumpulan data menggunakan
lembar observasi dengan analisis yang digunakan adalah univariat: responden karakteristik, keseimbangan tubuh yang
lebih tua sebelum dan sesudah melakukan latihan Swiss Ball, dan bivariat dengan Paired t-Test. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata keseimbangan tubuh sebelum melakukan Swiss Ball sebanyak (Mean 38,07) dan setelah (Mean
46,33). Kesimpulan: ada efek Swiss Ball menuju keseimbangan tubuh kurang jatuhnya risiko yang lebih tua (p = 0,000;
p = < 0,05). Diskusi: untuk yang lebih tua untuk berlatih keseimbangan dirinya lebih stabil sehingga tidak mudah untuk
memiliki risiko jatuh lebih jauh. Dipengaruhi, dan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang faktor
lain yang dikedepankan jatuhnya risiko yang lebih tua.

Kata kunci: Swiss ball, latihan keseimbangan, resiko jatuh

ABSTRACT
Introduction: The balance of body is one of the main factor in doing fungsional activity. In every activity, the body always
need control of the body balance, because basically every phisic activity right static or dinamic will take someone on
unstable position with big risk to having fell. Swiss Ball exercise as support is believed on labile surface will make spine
have big chance to stabling the muscle between vebra and increase the dinamic balance to restrain the repeats stability.
The research object to know The Effect of Swiss Ball Exercise toward The Body Balance to Less The Risk Fall of Older
at UPT Social Service of Older and Children Under Five district Binjai and Medan in Year 2016. Methods: The research
type is Quasi Experiment with pre test-post test one group only design method. Population in this research all of older
at UPT Social Service district Binjai as much as 172 older with number of man is 81 and woman is 91, with Purposive
sampling Technique that is 15 respondences. Data collecting using observation sheet with analysis that used is univariat:
respondence characteristics, the body balance of older before and after doing Swiss Ball practice, and bivariat with
Paired t-Test. Results: The research result showing the average of body balance before doing Swiss Ball as much (Mean
38.07) and after (Mean 46.33). Conclusion: there is the effect of Swiss Ball toward body balance to less the risk fall of
older (p = 0.000; p = < 0.05). Discussion: Sugessted for older to practice the balance himself more steady so that not
easy to have risk fall further. Influenced, and for the next researcher can research about another factor that foregrounded
the risk fall of older.

Keywords: swiss ball, balance exercise, risk fall

PENDAHULUAN hidup, dan lingkungan mungkin lebih besar


perannya dalam mengakibatkan gangguan
Proses menua dianggap sebagai suatu
fungsi, daripada penambahan usia itu sendiri.
proses normal dan tidak selalu menyebabkan
Memasuki usia tua berarti mengalami
gangguan fungsi organ atau penyakit.
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
Berbagai faktor seperti faktor genetik, gaya

165
Jurnal INJEC Vol. 1 No. 2 Desember 2016: 165172

ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut saat posisi tegak, dan tujuan dari tubuh
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran mempertahankan keseimbangan adalah
kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, menyangga tubuh untuk melawan gravitasi dan
gerakan lambat dan figure tubuh yang tidak faktor-faktor ekternal lain, mempertahankan
proporsional (Nugroho, 2012). pusat massa tubuh agar sejajar dan seimbang
Berdasarkan hasil sensus penduduk dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi
menunjukkan jumlah penduduk lansia di bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
Indonesia terjadi peningkatan yang konsisten Kemampuan untuk menyeimbangkan massa
pada jumlah lansia. Pada tahun 2000 di tubuh dengan bidang tumpu akan membuat
Indonesia terdapat 14,4 juta lansia atau 7,18%, manusia mampu untuk beraktivitas secara
tahun 2009 jumlah ini meningkat menjadi efektif dan efisien (Irfan, 2012)
17,6 juta atau 8,48%. Pada tahun 2014 jumlah Keseimbangan tubuh mer upakan
penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat salah satu faktor penting dalam melakukan
sebesar 24 juta jiwa atau 9,77%, dan aktivitas fungsional. Ada beberapa hal yang
diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia berperan terhadap gangguan keseimbangan
meningkat mencapai 28,8 juta atau 11,31% tubuh pada lansia akibat proses penuaan,
dari total jumlah penduduk (BPS, 2014). diantaranya adalah gangguan system sensorik,
Lanjut usia yang berusia 55-64 tahun yang gangguan sistem saraf pusat, gangguan sistem
mengalami gangguan keseimbangan sebesar muskuloskeletal dan gangguan sistem motorik.
63,8%, dan usia 6574 tahun sebesar 68,7% Lanjut usia yang berusia 5564 tahun yang
(Achmanagara 2012). mengalami gangguan keseimbangan sebesar
Sementara di Provinsi Sumatera Utara, 63,8%, dan usia 6574 tahun sebesar 68,7%
jumlah penduduk lanjut usia di Sumatera utara (Achmanagara 2012).
pada tahun 2014 adalah sebanyak 900.210 jiwa Penelitian (Agustina, Putu E. Suardana
dari total keseluruhannya yakni 13.766.851 Wayan I. Candrawati 2014), di Banjar Pande
jiwa dan dari Dinas Kesehatan Provinsi Mengwi pada bulan Maret 2014, dari 10 orang
Sumatera Utara tahun 2010, jumlah lansia yang lansia yang telah di uji keseimbangan tubuhnya
memperoleh pelayanan kesehatan sebanyak dengan Berg Balance Scale didapatkan 3 orang
380.730 orang (49,68%) dari seluruh populasi lansia mengalami gangguan keseimbangan
lansia sebanyak 766.422 orang (Statistik berat, 4 orang lansia mengalami gangguan
2014). keseimbangan ringan, dan 3 orang lansia
Penelitian di Inggris terhadap 10.255 memiliki keseimbangan baik. Lima di antara
lansia diatas usia 75 tahun, menunjukkan 10 orang lansia mengatakan pernah mengalami
bahwa pada lansia terdapat gangguan- jatuh dalam periode 6 bulan terakhir. Hasil
gangguan fisik yaitu arthritis atau gangguan analisis data didapatkan p(0,000) < (0,05)
sendi (55%), keseimbangan (50%), fungsi yang berarti ada pengaruh yang signifikan
kognitif pada susunan saraf pusat (45%), pada pemberian balance exercise terhadap
penglihatan (35%), pendengaran (35%), keseimbangan tubuh.
kelainan jantung (20%), sesak napas (20%), Insiden jatuh di Indonesia tercatat
serta gangguan miksi/ngompol (10%), dari dari 115 penghuni panti sebanyak 30 lansia
sekian gangguan yang mungkin akan terjadi atau sekitar 43.47% mengalami jatuh. dan
pada lansia dapat mengakibatkan terganggunya 3050% dari populasi lanjut usia di dunia
atau menurunnya kualitas hidup pada lansia yang berusia 65 tahun ke atas mengalami
sehingga usia harapan hidup (life expectancy) jatuh setiap tahunnya dan meningkat 3242%
juga akan menurun (Lumbantobing, 2008). pada lansia yang berusia di atas 70 tahun.
Keseimbangan merupakan kemampuan Separuh dari angka tersebut mengalami
untuk mempertahankan keseimbangan tubuh jatuh berulang, 5% dari penderita jatuh ini
ketika ditempatkan di berbagai posisi, dan mengalami patah tulang atau memerlukan
kemampuan untuk mempertahankan pusat perawatan rumah sakit, di Amerika Serikat
gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika jatuh merupakan penyebab kematian lansia

166
Pengaruh Latihan Swiss Ball terhadap Keseimbangan (Henny Syapitri)

sekitar 75%, sedangkan pada populasi umum yang sering terjadi pada lansia. Latihan
sekitar 12% (Maryam, R. 2008). keseimbangan ini juga sangat berguna
Jatuh dan kecelakaan pada lansia untuk memandirikan para lansia agar
merupakan penyebab kecacatan yang utama. mengoptimalkan kemampuannya sehingga
Jatuh merupakan kejadian secara tiba-tiba dan menghindari dari dampak yang terjadi yang
tidak disengaja yang mengakibatkan seseorang disebabkan karena ketidakmampuannya Salah
mendadak terbaring atau terduduk di lantai. satu solusi mengatasi dan mencegah adanya
Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit gangguan keseimbangan ini adalah upaya
yang sedang diderita, seperti hipertensi, stroke, pemberian latihan, salah satunya balance
sakit kepala/pusing, nyeri sendi, reumatik dan exercise. (Jowir, 2009 ).
diabetes. Perubahan-perubahan akibat proses Latihan Swiss ball merupakan suatu
penuaan seperti penurunan pendengaran, latihan yang meningkatkan kekuatan yang
penglihatan, status mental, lambatnya mana lebih efektif untuk melatih sistem
pergerakan, hidup sendiri, kelemahan otot muskuloskeletal. Latihan kekuatan dengan
kaki bawah, gangguan keseimbangan dan bola sebagai penyangga dipercaya pada
gaya berjalan. Sedangkan faktor ekstrinsik permukaan yang labil akan membuat tulang
diantaranya lantai yang licin dan tidak belakang mempunyai tantangan yang besar
merata, tersandung oleh benda-benda, kursi untuk menstabilkan otot antar vertebra dan
roda yang tidak terkunci, penglihatan kurang, meningkatkan keseimbangan dinamis dan
dan penerangan cahaya yang kurang terang melatih stabilitas tulang belakang untuk
cenderung gampang terpeleset sehingga dapat mencegah stabilitas berulang. Latihan dengan
memperbesar risiko jatuh pada lansia (Maryam menggunakan Swiss Ball ini meningkatkan
2009). proprioseptif lumbal yang berperan utama
Jatuh dapat mengakibatkan berbagai dalam menjaga postur tubuh tetap tegak dan
jenis cedera, kerusakan fisik dan dampak keseimbangan yang memadai pada orang
psikologis. Kerusakan fisik yang paling dewasa sehat, baik anak-anak maupun pada
ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang lansia (Gaur et al., 2012).
panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi Hasil penelitian Gaur et al. (2012), yang
akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, berjudul Study to Compare the Effects of
lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan Balance Exercises on Swiss ball and Standing,
lunak. Dampak psikologis adalah walaupun on Lumbar Reposition Sense, in Asymptomatic
cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh Individuals menyatakan bahwa dalam beberapa
dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki penelitian manfaat ball exercise ini mempunyai
banyak konsekuensi termasuk ansietas, validitas untuk memperkuat dan meningkatkan
hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam keseimbangan tubuh dan aktivasi otot. Hasil
aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh uji hipotesis dengan nilai p = 0,000 < (0,05),
yang akhirnya dapat menyebabkan depresi dan yang berarti latihan dengan menggunakan
menarik diri (Stanley, 2006). Swiss Ball meningkatkan keseimbangan untuk
Pada setiap aktivitas, tubuh selalu mengurangi resiko jatuh pada lansia yang
membutuhkan kontrol keseimbangan tubuh signifikan.
dengan tujuan untuk mencapai postur berdiri Berdasarkan hasil survey Awal yang
yang stabil, karena pada dasarnya setiap Diperoleh peneliti dari poli klinik UPT
aktivitas fisik baik statis maupun dinamis Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
akan menempatkan seseorang pada posisi yang Wilayah Binjai dan Medan tanggal 11 Maret
tidak stabil dengan risiko yang besar untuk 2016, didapat data jumlah lansia pada bulan
mengalami jatuh (Achmanagara, 2012). Februari berjumlah 172 orang dengan jumlah
Latihan keseimbangan sangat penting laki-laki sebanyak 81 orang dan perempuan
pada lansia (lanjut usia) karena latihan ini 91 orang. Pada tanggal 17 Maret 2016 peneliti
sangat membantu mempertahankan tubuhnya mengadakan observasi langsung ke setiap
agar stabil sehingga mencegah terjatuh wisma. Hasil pengamatan dan wawancara

167
Jurnal INJEC Vol. 1 No. 2 Desember 2016: 165172

peneliti kepada pasien di setiap wisma dari menggunakan uji Shapiro Wilk karena jumlah
12 lansia, ada 7 lansia mengatakan kadang- sampel < 50 orang.
kadang jatuh tiba-tiba,dan pusing saat berjalan, Setelah dilakukan uji nomalitas
sehingga sulit beraktivitas, dan 5 lansia lainnya didapatkan data pada penelitian ini
diwawancarakan juga mengeluh pusing, berdistribusi normal p = 0.166 (P > 0,05).
penglihatan kabur dan mata terasa berputar Karena data berdisribusi normal maka pada
putar (vertigo) dan mengalami penurunan syarat uji Paired t-Test terpenuhi.
konsentrasi yang merupakan tanda-tanda dari
gangguan keseimbangan tubuh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
Jenis penelitian yang digunakan bahwa umur lansia rata-rata (mean = 68,93)
dalam penelitian ini yaitu quasy experiment dengan (SD = 3,826) dan usia termuda berusia
dengan menggunakan metode pre test-post 63 tahun dan usai tertua 74 tahun.
test one group only design yang bertujuan Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
untuk menjelaskan pengaruh latihan swiss bahwa jenis kelamin lansia mayoritas pada
ball terhadap keseimbangan tubuh untuk perempuan sebanyak 10 orang (66,7%).
mengurangi risiko jatuh pada lansia di UPT Karakteristik pendidikan terakhir lansia
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita mayoritas pada SD sebanyak 9 orang (60,0%).
Wilayah Binjai dan Medan 2016.Pengambilan Pada karakteristik pekerjaan sebelumnya lebih
sampel dalam penelitian ini menggunakan mayoritas pada tidak bekerja sebanyak 9 orang
purposive sampling. (60,0%).
Aspek yang akan diukur di penelitian Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
ini adalah keseimbangan tubuh lansia. bahwa sebelum diberikan latihan swiss
Keseimbangan tubuh lansia dapat diukur ball, lansia yang mengalami gangguan
dengan menggunakan lembar observasi Test keseimbangan tubuh memiliki nilai rata-rata
Berg Balance Scale (BBS), yang merupakan (Mean = 38,07) dan dengan nilai (SD = 4,83).
skala untuk mengukur keseimbangan static Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
dan dinamik secara objektif, dengan 14 bahwa setelah diberikan latihan Swiss Ball,
item da n memerlukan waktu 1015 menit. lansia mengalami peningkatan keseimbangan
Pemberian nilai dengan menggunakan skala dengan memiliki rata-rata (mean = 46,33)
Rating Scale, pengamat memberikan tanda dengan nilai (SD = 3,67).
Chek List () pada angka. Dengan nilai 04, Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
jika nilai 0 maka dikatakan tidak mampu bahwa hasil analisa rata-rata sebelum
melakukan, dan jika nilai 4 maka dikatakan diberikan latihan Swiss Ball sebesar
mampu melakukan. Nilai untuk penilaiain ini (Mean = 38,7) dan nilai rata-rata setelah
adalah 0-56. dilakukan latihan Swiss Ball sebesar (mean =
Data yang diperoleh dari hasil observasi 46,33).Hasil analisis pengaruh latihan Swiss
dilakukkan pengukuran sebanayak dua Ball terhadap keseimbangan tubuh untuk
kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan mengurangi resiko jatuh menggunakan uji
perlakuan. Sebelum uji bivariat dilakukan Paired t-Test diperoleh nilai p = 0,000 (p <
uji normalitas untuk melihat apakah data 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan
berdistribusi normal atau tidak dengan keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah

Tabel 1 Distribusi Usia


Variabel Mean Sd Min-Max CI
Umur 68,93 3,826 6374 66,871,1

168
Pengaruh Latihan Swiss Ball terhadap Keseimbangan (Henny Syapitri)

Tabel 2 Distribusi Karakteristik Responden tidak bekerja sebanyak 9 orang (60,0%).


Berdasarkan penelitian, Hesti dkk.,
Karakteristik F %
Jenis Kelamin (2009) mendapatkan bahwa gangguan
Perempuan 10 66,7 keseimbangan meningkat yaitu usia > 65 tahun
Laki-laki 5 33,3 sebesar 30% dan usia > 80 tahun mencapai
Pendidikan 40%, bahkan dapat mencapai 50%. lanjut usia
Tidak sekolah 5 33.3 yang berusia 5564 tahun yang mengalami
SD 9 60.0 gangguan keseimbangan sebesar 63,8%, dan
SMP 1 6.7 usia 6574 (Elderly) tahun sebesar 68,7%.
Pekerjaan D i d u k u n g ol e h Ac h m a n a g a r a
Tidak bekerja 9 60.0 (2012), semakin bertambah nya usia lansia
Bekerja 6 40.0 maka semakin besar mengalami gangguan
keseimbangan dan akan berisiko jatuh, karena
lansia akan mengalami perubahan biologis,
intervensi latihan Swiss Ball yang berarti fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ikan
(Ha: Diterima). akan memberi pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatannya di mana
PEMBAHASAN proses produktivitas berfikir, mengingat,
menangkap dan merespons sesuatu sudah
Karakteristik Responden
mengalami perubahan secara berkala (Azizah
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa 2011).
umur lansia rata-rata (mean = 68,93) dengan Pudjiastuti (2003), dalam bukunya
(SD = 3,826) dan usia temuda berusia 63 tahun me nyat a k a n ba hwa sei r i ng de nga n
dan usai tertua 74 tahun. Dan hasil penelitian pertambahan usia individu, terjadi penurunan
jenis kelamin lansia mayoritas pada perempuan massa otot rangka disertai penurunan
sebanyak 10 orang (66,7%). Karakteristik kekuatan otot. Penurunan ini disebabkan
pendidikan terakhir lansia mayoritas pada SD oleh perubahan-perubahan yang berkaitan
sebanyak 9 orang (60,0%). Pada karakteristik dengan penuaan. Penuaan fisiologis akan
pekerjaan sebelumnya lebih mayoritas pada mengakibatkan penurunan fungsi system

Keseimbangan Tubuh Lansia Sebelum diberikan latihan Swiss Ball


Tabel 3 Keseimbangan Tubuh Sebelum Diberikan Latihan Swiss Ball
Variabel Mean Sd Min-Max CI
BBS (Pre) 38,07 4,83 32 45 39,4-40,7

Keseimbangan Tubuh Lansia sesudah diberikan Latihan Swiss Ball


Tabel 4 Keseimbangan Tubuh Setelah Diberikan Latihan Swiss Ball
Variabel Mean SD Min-Max CI
BBS (Post) 46,33 3,67 40-51 44,30-48,37

Pengaruh Latihan Swiss Ball Terhadap Keseimbangan Tubuh Lansia


Tabel 5 Pengaruh latihan Swiss Ball Terhadap Keseimbangan Tubuh
Variabel Mean SD P Value
BBS (Pre) 38,07 4,8 0,000
BBS (Post) 46,33 3,7

169
Jurnal INJEC Vol. 1 No. 2 Desember 2016: 165172

muskuloskeletal pada lansia yaitu terjadinya tantangan yang besar untuk menstabilkan
degenerasi sel otot yang berdampak pada otot antar vertebra dan meningkatkan
perubahan struktur anatomi jaringan otot yang keseimbangan dinamis dan melatih stabilitas
terdiri atas perubahan pada tingkat sel seperti tulang belakang untuk mencegah stabilitas
berkurangnya jumlah sel, berkurangnya berulang. Latihan dengan menggunakan
jumlah cairan intraselular, penurunan jumlah Swiss Ball ini meningkatkan proprioseptif
protein dalam sel, terganggunya perbaikan lumbal yang berperan utama dalam menjaga
dalam sel, dan berkurangnya jumlah massa postur tubuh tetap tegak dan keseimbangan
otot mencapai 30%. yang memadai. (Suriani 2013), menyatakan
Swiss ball exercise juga dapat meningkatkan
Keseimbangan Tubuh sebelum Diberikan
kekuatan otot dan fleksibilitas pada sendi dan
Latihan Swiss Ball
meningkatlan ROM pada tulang belakang.
Hasil penelitian sebelum dilakukan Sehingga dengan latihan yang di berikan pada
latihan Swiss Ball pada tabel 2 menunjukkan dengan riwayat skoliosis terjadi perbaikan
bahwa reponden mengalami gangguan dengan memperkecil derajat skoliosis yang
keseimbangan dengan rata-rata keseimbangan menyebabkan otot punggung terileksasi
(Mean = 38,07), dan dapat dilihat bahwa sehingga rib hump kembali ke posisi semula
keseimbangan lansia termasuk resiko jatuh dan diharapkan tidak terjadi peningkatan.
sedang di mana nilainya (2140). Hal ini Dengan latihan ini dapat meningkatkan
menunjukkan bahwa mayoritas responden propriocetion dan juga terjadi penyesuaian
keseimbangan tubuh masih terlihat berjalan pada vestibular sehingga merubah perasaan
dengan bantuan. lurus, bertujuan untuk merubah kalibrasi titik
Prasansuk (dikutip dalam Kusnanto, nol pada vestibular.
2007), yang menyatakan bahwa salah satu Dari data diatas dapat disimpulkan
keuntungan atau pengaruh balance exercise bahwa sebelum dilakukan latihan Swiss Ball
adalah untuk meningkatkan keseimbangan keseimbangan tubuh responden berjalan
postural lansia. Dari data diatas dapat dengan bantuan ataupun responden termasuk
disimpulkan bahwa sebelum melakukan bagian resiko jatuh sedang, sedangkan setelah
balance exercise lebih dari setengah responden dilakukan latihan Swiss Ball keseimbangan
berisiko jatuh sedang dan setelah dilakukan tubuh responden berjalan secara mandiri dan
balance exercise risiko jatuh menurun yaitu termasuk bagian risiko jatuh rendah.
sebagian besar.
Pengaruh latihan Swiss Ball terhadap
Keseimbangan Tubuh sesudah Diberikan Keseimbangan Tubuh
Latihan Swiss Ball
Hasil analisis menggunakan Uji Paired
Hasil penelitian sesudah dilakukan t-Test diperoleh nilai rata-rata sebelum
latihan Swiss ball pada tabel 4.3 menujukkan dilakukan latihan Swiss Ball sebesar 38,07, dan
bahwa rata-rata responden mengalami nilai rata-rata setelah dilakukan latihan Swiss
gangguan keseimbangan dengan rata-rat Ball sebesar 46,33 dengan p Velue sebesar
keseimbangan (Mean= 46,33), dan dapat 0,000 ( p value < 0,05) maka Ho ditolak artinya
dilihat keseimbangan lansia termasuk risiko ada pengaruh latihan Swiss ball terhadap
jatuh rendah di mana nilainya (41-56). Hal keseimbangan tubuh untuk mengurangi resiko
ini menujukkan bahwa adanya peningkatan jatuh pada lansia.
keseimbangan tubuh lansia, dan dapat dilihat Penelitian menurut (Gaur et al., 2012),
lansia mampu berdiri tak tersangga,mampu menyatakan Latihan dengan menggunakan
melakukan duduk ke berdiri secara mandiri Swiss ball dengan latihan jalan Tandem
tanpa membutuhkan bantuan. dapat meningkatkan keseimbangan untuk
Menurut (Gaur et al, 2012), Latihan mengurangi risiko jatuh pada lansia.
kekuatan dengan bola sebagai penyangga Pada latihan Swiss Ball didapatkan dapat
dipercaya pada permukaan yang labil akan mengingatkan keseimbangan tubuh untuk
membuat tulang belakang mempunyai

170
Pengaruh Latihan Swiss Ball terhadap Keseimbangan (Henny Syapitri)

mengurangi resiko jatuh pada lansia. Walaupun tubuh untuk mengurangi resiko jatuh lansia
latihan jalan tandem lebih baik daripada latihan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan
dengan menggunakan Swiss ball terhadap Anak balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun
peningkatan keseimbangan untuk mengurangi 2016.
risiko jatuh pada lansia.
Saran
Penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Rahayu (2013), yang bertujuan Bagi Lansia Diharapkan latihan Swiss
untuk mengamati fenomena pemberian balance Ball dapat digunakan sebagai terapi non
exercise dalam meningkatkan keseimbangan farmakologi untuk meningkatkan keseimbangn
postural lanjut usia, hasil penelitiannya tubuh sehingga bisa mengurangi risiko jatuh
menunjukkan bahwa 5 responden wanita pada lansia.
lansia setelah diberikan balance exercise Bagi UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia
menunjukkan fenomena bahwa keseimbangan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
mengalami peningkatan rata-rata nilai berg sebagai informasi dan pengetahuan terhadap
balance scale 32 sebelum diberikan balance warga binaan yang ada di UPT. Pelayanan
exercise menjadi 47,8 setelah diberikan sosial lanjut usia terkait tentang pengaruh
balance exercise. latihan Swiss ball terhadap keseimbangan
Hasil penelitian ini diperkuat oleh tubuh untuk mengurangi resiko jatuh pada
hasil penelitian Kusnanto dkk (2007), yang lansia.
menunjukkan bahwa Balance Exercise secara Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan
signifikan dapat meningkatkan keseimbangan agar meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor
tubuh pada lansia di Panti Werda Bangkalan. yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
Hasil penelitian dari Umi Budi Rahayu dan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh
Itoh Marsitoh (2012) juga dalam kesimpulan responden pada saat diberikan perlakuan.
penelitiannya menyebutkan bahwa adanya
suatu fenomena bahwa balance exercise KEPUSTAKAAN
mampu meningkatkan keseimbangan postural
pada usia lanjut Achmanagara, A.A., 2012. Hubungan
faktor internal dan eksternal dengan
keseimbangan lansia di Desa Pamijen
SIMPULAN DAN SARAN Sokaraja Banyumas. Universitas
Indonesia.
Kesimpulan
Agustina, Putu E. Suardana Wayan I.
Berdasarkan hasil pengukuran Berg Candrawati, S.A., 2014. Pengaruh
Balance Scale sebelum dilakukan latihan Swiss balance exercise terhadap keseimbangan
Ball menunjukkan bahwa mayoritas lansia tubuh pada lansia di Banjar pande
mengalami gangguan keseimbangan rata-rata mengwi. Stikes wira medika ppni bali.
38,07 dan standar deviasi 4,832, dengan nilai Poltekes kemenkes.
BBS terendah 32 dan BBS tertinggi 45. Azizah, L.M., 2011. Keperawatan Lanjut Usia,
Berdasarkan hasil pengukuran Berg Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dahlan, Sopiyudin, M., 2012. Statistik Untuk
Balance Scale sesudah dilakukan latihan Swiss
Kedokteran dan Kesehatan 5th ed.,
Ball menunjukkan bahwa mayoritas lansia
JAKARTA: Salemba Medika.
mengalami gangguan keseimbangan rata-rata
Darmojo & Martono, 2007. Buku ajar geriatri
46,33 dan standar deviasi 3,677, dengan nilai (ilmu kesehatan usia lanjut), JAKARTA:
BBS terendah 40 dan BBS tertinggi 51. FKUI.
Hasil analisa menggunakan uji Paired Depkes RI, Data penduduk sasaran program
t-Test diperoleh P value sebesar 0,000 pembangunan kesehatan usia lanjut
(p value < 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada 20072011,
pengaruh yang signifikan dalam pemberian Effendi, F.& M., 2009. Keperawatan Komunitas
latihan Swiss Ball terhadap keseimbangan Teori & Praktek dalam Keperawatan,
JAKARTA: Salemba Medika.

171
Jurnal INJEC Vol. 1 No. 2 Desember 2016: 165172

Gaur, Vivek. Gupta, Sukriti. Arora, M., Kloos A.D & Heiss D.G., 2007. Exercie for
2012. Study to Compare the Effects Impaired Balance. Kisner C & Colby
of Balance Exercises on Swiss ball L.A 5th ed., Philadelphia: Therapeutic
and Standing, on Lumbar Reposition Exercise.
Sense, in Asymptomatic Individuals. Lumbantobing, 2008. Gerontologic nursing, St
Physiotherapy and Occupational LOUIS: Mosby Year Book.
Therapy Journal, 5(1). Maryam, R.S., 2008. Mengenal Usia Lanjut
Irfan, M., 2012. Fisioterapi Bagi Insan Stroke, dan Perawatannya, JA K A RTA:
Yogyakarta: Graha Ilmu. Salemba Medika.
Ismaningsih, 2012. Perbedaan Pemberian Mar yam, R. 2009. Pengaruh latihan
Durasi Auto Static Stretching Otot keseimbangan f isik terhadap
Hamstring terhadap Keseimbangan keseimbangan tubuh lansia di Panti
Dinamis Pada Lansia. UMS. Sosial Tresna Werdha Wilayah Pembda
Jamebozorgi, A.A., Kavoosi, A., Shafiee, DKI Jakarta. Universitas Indonesia.
Z., Kahlaee, A.H., & Raei, M., 2013. Mubarak, W.I. et al., 2009. Ilmu Keperawatan
Investigation of the Prevalent Fall- Komunitas Konsep & Aplikasi,
Related Risk Factors of Fractures in JAKARTA: Salemba Medika.
Elderly Referred to Tehran Hospitals. Statistik, B.P., 2014. Jumlah penduduk
Medical journal of Islamic Republic sumatera utara, Available at: http://
of Iran. www.bps.go.id.
Kane, R.A., & Kane, R.L., 2006. Assessing Suhartono, 2005. Pengaruh Kelelahan Otot
the elderly: a practical guide to Anggota Gerak Bawah terhadap
me a sure me nt , Le xing ton, M A: Keseimbangan Postural pada Subyek
Lexington Books. Sehat. Universitas Diponegoro.

172

Anda mungkin juga menyukai