Bahfiarti, (2016), lansia dibagi menjadi young old (usia 60-69 tahun), old (usia 70-79 tahun), old
old (usia 80-89 tahun), dan very old (usia berada di atas 90 tahun). Dan pembagian usia Menurut
Pinem (2009) dalam Harahap (2013), seseorang dikatakan usia lanjut apabila telah berumur 60
tahun ke atas. Diantara usia lanjut yang berumur 60 tahun ke atas dikelompokkan menjadi tiga
yang terdiri dari: young old (60-69), old (70-79 tahun) dan old-old (80 tahun ke atas).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ashari et all., (2022) dengan judul “Hubungan Antara
Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Pada Lansia The Relationship Between Physical Activity
and Sleep Quality In Elderly.” Menunjukkan bahwa semakin bertambah umur seorang lansia
maka kapasitas aktivitas fisiknya akan menjadi semakin berkurang, sehingga hal tersebut dapat
mengurangi keseimbangan lansia.
Penelitian yang dilakukan oleh Henry and Baudry, (2019), dengan judul
“Age-related changes in leg proprioception: implications for postural control”
menyatakan bahwa keseimbangan tubuh melibatkan berbagai komponen seperti
kemampuan dari sistem visual, vestibular dan somatosensoris. Reseptor perifer
tersebut mengirimkan informasi ke Central Nervous System (CNS) tentang
lingkungan sekitar dan akan diolah oleh CNS sehingga menghasilkan suatu
keseimbangan tubuh dengan mengkontraksikan otot-otot postural tubuh dan otot-
otot ekstremitas bawah agar tubuh tidak terjatuh.
Penelitian oleh Ranti et all, (2021), menaytakan bahwa keseimbangan
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan aktifitas
seseorang. Kemampuan seseorang menjaga keseimbangan postural dalam
beraktifitas disebabkan karena tubuh mampu menjaga dan mengatur vaskularisasi
ke otak dengan cara menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar lipoprotein,
meningkatkan produksi endhotelial nitric oxide yang adekuat. Keseimbangan
tubuh merupakan interaksi yang kompleks dari sistem sensorik (vestibular, visual,
dan somatosensorik termasuk proprioseptif) dan muskuloskeletal (otot, sendi dan
jaringan lunak lain) yang diatur di dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal
ganglia, serebelum.
Penelitian oleh Syah et al., (2017), menyatakan bahwa keseimbangan
adalah keadaan seimbang yang merupakan komponen sangat penting dari suatu
keterampilan gerak, dan keseimbangan dapat dicapai saat kita dapat
mempertahankan pusat gravitasi. Keseimbangan sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari karena dapat mencegah seseorang dari jatuh baik ketika jalan, bangkit
dari duduk, naik tangga serta
menuntun saat berjalan pada permukaan yang tidak rata.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Salsabilla, et al (2023) yang memaparkan karakteristik responden berdasarkan
keseimbangan. Responden dengan keseimbangan normal berjumlah 36 orang
(52%) dan responden dengan keseimbangan tidak normal berjumlah 33 orang
(48%), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa responden terbanyak adalah
responden dengan keseimbangan normal.
Penelitian oleh Syah & Utami, (2021) juga menyatakan adanya hubungan
yang signifikan antara kognitif dengan keseimbangan lansia dengan Uji statistik
untuk kognitif didapatkan p = 0.014 (p<0.05).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdelmohsen et al., (2021) dengan
judul Correlations among body mass index, body balance and bone mineral
density in elderly women dengan uji analisis korelasi Pearson yang diperoleh
menunjukkan korelasi negatif yang substansial antara BMI dan keseimbangan
tubuh dengan nilai p = 0,000 dan r = -0,49 yaitu Peningkatan IMT merupakan
factor risiko terhadap keseimbangan yang terganggu.
BAB VI
PEMBAHASAN
Tabel
5. Pada karakteristik tekanan darah dengan menggunakan alat berupa tensimeter atau
sphygmomanometer serta stetoskop
Berdasarkan tabel 5.8 diatas menyatakan bahwa variabel tekanan darah Normal
sejumlah 68 orang (68%) dan kondisi pre hipertensi sejumlah 32 orang (32%) (N=100
responden lansia).
Menurut hasil penelitian Utami dan Sukmaningtyas (2020), nilai uji Chi- Square
menunjukkan nilai p-value = 0,009 < 0,05. Nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara hubungan BMI dengan hipertensi pada lansia. Meningkatnya usia
akan menyebabkan tekanan darah meningkatnya. Hal itu diakibatkan karena dinding
pembuluh arteri pada lansia akan menebal sehingga akan menyebabkan penumpukan
kolagen pada lapisan otot. Kemudian pembuluh darah akan secara perlahan menyempit
dan kaku.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lacey dan kawan-kawan (2018) nilai
rata-rata tekanan darah sistolik pada lansia baik perempuan atau pun laki-laki meningkat
seiring dengan meningkatnya usia.
Angka prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama saja dengan wanita. Akan
tetapi wanita sebelum masa menopause akan terlindung dari penyakit kardiovaskuler.
Wanita yang belum mengalami menopause akan dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan penting dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein atau
HDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan salah satu faktor pelindung
dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis atau terjadinya penyempitan dan
pengerasan pada pembuluh darah (Palmer et al, 2007, dalam Konita et al., 2014).