Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KECEMASAN

LANSIA DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU SEMARANG BARAT

Qori Annisa Ekaputri*), Dwi Heppy Rochmawati**), Purnomo***)

*)
Alumni Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang
***)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK

Kesehatan jiwa dimiliki oleh semua orang baik anak-anak, dewasa bahkan sampai lansia
sekalipun. Lansia adalah tahap terakhir dari proses penuaan, biasanya pada tahap ini individu
sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis pada tubuhnya, penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individu. Perubahan ini akan memberikan
pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk pada kesehatannya. Salah satu masalah
kesehatan jiwa yang dialami lansia berkaitan dengan psikologis adalah kecemasan.
Kecemasan pada lansia ini dapat dicegah atau diatasi dengan teknik relaksasi, salah satunya
adalah teknik relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif terdiri dari 15 gerakan yang
menggabungkan beberapa otot yaitu otot ekstremitas, dada, dan wajah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kecemasan lansia di
Panti Wredha Harapan Ibu Semarang Barat. Desain penelitian ini menggunakan quasi
experiment dengan rancangan pre and post test without control. Pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan jenis probability sampling dengan teknik total sampling dengan
jumlah responden 37 orang. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon
Signed Rank Test didapatkan hasil pada analisis univariat karakteristik jenis kelamin
responden 37 orang (100%) pada perempuan dikarenakan mayoritas di Panti Wredha
Harapan Ibu adalah perempuan, sedangkan pada karakteristik usia, responden dengan usia
60-74 sebanyak 20 orang (54%) dan usia 75-90 sebanyak 17 orang (17%) sedangkan hasil
analisis bivariat didapatkan p value 0,000 atau < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kecemasan lansia. Rekomendasi hasil penelitian
ini yaitu penambahan saampel atau mengganti variabel seperti relaksasi imanjinasi atau
relaksasi nafas dalam.

Kata kunci: kecemasan, relaksasi otot progresif, lansia

ABSTRACT

People have mental health, including children, adults, and elderly. Elderly is the last step of
aging process. Commonly, body has experienced a decline of its physiological function in
this stage. Moreover, the body has also experienced a deterioration of living ability strength
and an increase of sensitivity. These changes affect the whole aspects of life, including
health. One of psychological health problems experienced by elderly is anxiety. Anxiety in
elderly can be prevented or coped with by relaxation technique. One of the techniques is
progressive muscle relaxation technique. Muscle relaxation technique consists of 15
movements that combine several muscles, including limb, chest, and face muscles. The
research is aimed to determine the influence of progressive muscle relaxation toward anxiety
in elderly at Harapan Ibu Nursing Home Semarang Barat. The research is designed using

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kecemasan… (qoriannisaekaputri@yahoo.com) 1


quasi experiment with pre and post test without control. The sample is collected by
probability sampling with total sampling technique. There are 37 respondents in this research.
Based on Willlcoxon Signed Rank Test verified on the research, from the univariate analysis,
there are 37 female respondents (100%) as most of the elderly in Harapan Ibu Nursing Home
is female. Based on age characteristic, there are 20 people who are 60 – 74 years old (54%)
and 17 people (17%) are 75 – 90 years old. Based on bivariate analysis, it shows p value
0,000 or < 0,05. It shows that there is an influence of progressive muscle relaxation toward
anxiety in elderly. This research recommends to do further research by adding the sample, or
changing the variable, such as imagination or deep breathing relaxations.

Key words: anxiety, progressive mucle relaxation, elderly

PENDAHULUAN jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah


Sehat menurut World Health penduduk (Maryam, 2011, hlm.9).
Organization (WHO) diartikan sebagai Hasil sensus penduduk tahun 2010
suatu keadaan sempurna baik fisik, mental menunjukkan bahwa persentase lansia di
dan sosial serta bukan saja keadaan Indonesia sebesar 7,6 %. Pada tahun 2013
terhindar dari sakit maupun kecacatan mengalami peningkatan menjadi 8,0 %
(Sujono & Teguh, 2009, hlm.1). Menurut dan masih akan bertambah pada tahun
WHO, kesehatan jiwa bukan hanya tidak 2014 menjadi 8,2 % (BPS, 2013, hlm.29).
ada gangguan jiwa, melainkan Pada tahun 2015 jumlah lansia di Jawa
mengandung berbagai karakteristik yang Tengah adalah 11,8%. Jumlah ini
positif yang menggambarkan keselarasan meningkat dibandingkan tahun 2010 yang
dan keseimbangan kejiwaan yang berjumlah 10,3% (BPS, 2013, hlm.30).
mencerminkan kedewasaan
kepribadiannya (Yosep, 2009, hlm.1). Data dari jumlah lansia di Panti Wredha
Kesehatan jiwa dimiliki oleh semua orang Harapan Ibu Semarang Barat pada periode
seperti misalnya anak-anak, remaja, tahun 2013 adalah sebanyak 44 lansia.
dewasa, bahkan lansia sekalipun. Pada periode tahun 2014 sebanyak 40
lansia dan pada periode bulan Januari–
Lansia adalah seseorang yang karena Oktober 2015 sebanyak 37 lansia (Data
usianya mengalami perubahan biologis, Panti Wredha Harapan Ibu Semarang
fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini Barat, 2015).
akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan termasuk kesehatannya Ansietas atau kecemasan adalah suatu
(Fatimah, 2010, hlm.3). Prevalensi dunia keadaan perasaan yang kompleks
orang berusia 60 tahun atau lebih sebesar berkaitan dengan perasaan takut, sering
900 juta pada tahun 2015 dan akan disertai oleh sensasi fisik seperti jantung
meningkat sekitar 2 miliar pada tahun berdebar napas pendek atau nyeri nyeri
2050 (WHO, 2015). Pada tahun 2020 dada. Gangguan ansietas mungkin juga
jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan akibat adanya gangguan di otak yang
sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 berhubungan dengan gangguan fisik atau
menjadi sebesar 11,34%. Proyeksi gangguan kejiwaan (Keliat, 2011, hlm.15).
penduduk oleh Biro Pusat Statistik Bagi orang yang penyesuaiannya baik,
menggambarkan bahwa antara tahun 2005- maka kecemasan dapat cepat diatasi dan
2010 jumlah lansia akan sama dengan ditanggulangi. Bagi orang yang
jumlah anak balita, yaitu sekitar 19 juta

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...
penyesuaiannya kurang baik, maka Dr. R Soeprapto Cepu” menggunakan uji
kecemasan merupakan bagian terbesar Marginal Homogenity dengan p value
dalam kehidupannya (Ari, 2010, ¶1). 0,000 (<0,005) didapatkan hasil yang
Tindakan untuk mengatasi kecemasan ada menunjukkan bahwa, ada pengaruh
2 cara yaitu farmakologi dan relaksasi otot progresif terhadap
nonfarmakologi. Tindakan penurunan tingkat kecemasan pada pasien
nonfarmakologi diantaranya adalah preoperasi.
relaksasi, distraksi, aromaterapi, dan
massage. Relaksasi otot progresif Penelitian terkait lainnya yang juga
merupakan salah satu tindakan dilakukan oleh Amila (2015) mengenai
nonfarmakologi yang dapat dilakukan “Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
untuk mengurangi kecemasan pada lansia. Terhadap Penurunan Tekanan Darah dan
Kecemasan pada Pasien Stroke di Ruang
Relaksasi otot progresif adalah teknik Neurologi RSCM Jakarta” menggunakan
relaksasi otot dalam yang tidak quasi eksperiment design dengan p value
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau 0,176 (<0,05), didapatkan hasil yang
sugesti. Teknik relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
memusatkan perhatian pada suatu aktifitas pemberian PMR dengan kecemasan.
otot dengan mengidentifikasi otot yang Kemudian dari penelitian terkait yang
tegang kemudian menurunkan ketegangan dilakukan oleh Rahayu (2014) dengan
dengan melakukan teknik relaksasi untuk judul “Pengaruh relaksasi otot progresif
mendapatkan perasaan rileks (Herodes, terhadap penurunan kecemasan pada klien
2010, dalam Kushariyadi, 2011, hlm.107). diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja
puskesmas karangdoro semarang”
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang menggunakan uji statistik paired t test
dilakukan oleh Praptini (2012) dengan (dependent t test) dengan p < 0,05
judul “Pengaruh relaksasi otot progresif didapatkan hasil yang menunjukkan
terhadap tingkat kecemasan pasien bahwa ada pengaruh terapi relaksasi otot
kemoterapi di rumah singgah kanker progresif terhadap tingkat kecemasan
Denpasar” menggunakan uji tes Mann- pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
Whitney diperoleh p value 0, 002 (< 0,05),
maka didapatkan kesimpulan ada pengaruh
METODE PENELITIAN
relaksasi otot progresif terhadap tingkat
Jenis penelitian ini menggunakan metode
kecemasan. Penelitian lain oleh Ari (2010)
penelitian Quasi eksperimen. Rancangan
dengan “Pengaruh Relaksasi Otot
penelitian ini menggunakan pre-post test
Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan
design dan rancangan penelitian ini tidak
pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit
menggunakan kelompok kontrol,
Jiwa Daerah Surakarta” menggunakan uji
kemudian dilakukan pre test pada
Mann-Whitney U test berkesimpulan
kelompok tersebut, diikuti dengan
bahwa ada pengaruh relaksasi otot
intervensi pada kelompok selama 7 hari ±
progresif terhadap tingkat kecemasan pada
15 menit. Setelah itu lakukan post test
pasien skizofrenia.
pada kelompok tersebut.
Penelitian terkait yang dilakukan oleh
Populasi pada penelitian ini adalah lansia
Lestari (2014) dengan judul “Pengaruh
yang mengalami kecemasan di Panti
relaksasi otot progresif terhadap
Wredha Harapan Ibu Semarang Barat.
penurunan tingkat kecemasan pada pasien
Teknik sampling yang digunakan dalam
pre operasi di ruang wijaya kusuma RSUD

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kecemasan… (qoriannisaekaputri@yahoo.com) 3


penelitian ini adalah total sampling. organ. Penurunan kondisi fisik inilah
Total sampling yaitu teknik penentuan yang berpengaruh pada kondisi mental
sampel bila semua anggota populasi dan psikososial pada lansia. Masalah
digunakan sebagai sampel (Setiadi, mental yang sering dialami oleh lansia
banyak dipengaruhi oleh faktor kesepian,
2013, hlm.114).
ketergantungan, dan kurang percaya diri
sehingga menyebabkan lansia
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
mengalami stres, depresi, dan
lansia berusia 60-90 tahun, kecemasan
kecemasan.
ringan-sedang, dan bersedia menjadi
responden. Kriteria eksklusi dalam Menurut Friedman dan Bowden (2010,
penelitian ini adalah lansia bedrest, lansia hlm.456) bahwa koping yang dilakukan
dengan keterbatasan gerak, fungsi perempuan dalam memecahkan masalah
pendengaran tidak baik, dan lansia yang cenderung menggunakan strategi
tidak dapat membaca. berkumpul bersama orang lain, berbagi
kekhawatiran atau kesulitan mereka
dengan teman dan kerabat,
HASIL DAN PEMBAHASAN mengungkapkan perasaan dan emosi
1. Data karakteristik responden yang positif serta negatif yang lebih
Tabel 1 menarik. Sehingga perempuan akan
Distribusi frekuensi karakteristik dikuasai oleh permasalahan yang
responden di Panti Wredha Harapan dihadapi dan lebih mengedepankan
Ibu Semarang Barat tahun 2016 perasaan yang berkaitan dengan yang
(n=37) dialami sehingga merasa lebih cemas dan
khawatir.
Karakteristik jumlah
responden N % 2. Kecemasan lansia sebelum dan
Usia sesudah diberikan relaksasi otot
Usia 60-74 tahun 20 54 progresif
Usia 75-90 tahun 17 46 Tabel 2
Jenis kelamin
Distribusi frekuensi berdasarkan
Laki-laki 0 0
kecemasan lansia sebelum dan sesudah
perempuan 37 100
diberikan relaksasi otot progresif di
Panti Wredha Harapan Ibu Semarang
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa
tahun 2016 (n=37)
usia terbanyak adalah usia 60-74
sebanyak 20 orang dengan persentase
variabel Mean SD
54% dan jenis kelamin terbanyak adalah
Skor Pre test 2,43 0,50
jenis kelamin perempuan sebanyak 37 Skor Post 1,70 0,46
orang dengan persentase 100%. test

Hal tersebut sesuai dengan Menurut Berdasarkan tabel 2 menunjukkan


Firdaus (2015) pengaruh proses penuaan bahwa skor rata-rata (mean)
secara umum kondisi fisik seseorang kecemasan lansia sebelum diberikan
yang telah memasuki usia lanjut akan terapi relaksasi otot progresif adalah
mengalami penurunan. Lansia lebih 2,43, sedangkan kecemasan lansia
rentan terkena berbagai macam penyakit sesudah diberikan terapi relaksasi otot
karena semakin bertambahnya umur progresif adalah 1,70. Untuk standar
maka akan mengalami penurunan fungsi deviasi kecemasan lansia sebelum

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...
diberikan relaksasi otot progresif test
adalah 0,50 sedangkan kecemasan Mean 2,42 0,08
lansia sesudah diberikan relaksasi otot swekness 0,28 0,38
progresif adalah 0,46.
Skor Post
0,000
Hal ini dikarenakan Pada usia lanjut, test
proses penuaan terjadi secara alamiah Mean 1,70 0,07
seiring dengan penambahan usia. swekness -0,92 0,38
Proses penuaan tersebut salah satunya
adalah perubahan pada psikologis. Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan
Perubahan psikologis pada lansia bahwa hasil uji normalitas yang
meliputi short term memory, frustasi, dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil
kesepian, takut kehilangan kebebasan, nilai statistik mean dan swekness pada
takut menghadapi kematian, perubahan saat pre test adalah 2,42 dan 0,28 dengan
keinginan, depresi, dan kecemasan standar eror 0,08 dan 0,38, sedangkan
(Maryam, 2008, hlm.58). nilai statistik mean dan swekness pada
saat post test adalah 1,70 dan -0,92
Menurut Domin (2001, dalam dengan standar eror 0,07 dan 0,38. Untuk
Wulandari, 2006, ¶4) secara fisiologis, nilai significancy pre test didapatkan
latihan relaksasi akan membalikkan nilai 0,000 (p<0,05) dan nilai
efek cemas yang melibatkan bagian significancy post test didapatkan nilai
parasimpatetik dari sistem saraf pusat. 0,000 (p<0,05).
Relaksasi akan menghambat
peningkatan saraf simpatetik, sehingga 4. Analisis pengaruh relaksasi otot
hormon penyebab disregulasi tubuh progresif terhadap kecemasan lansia
dapat dikurangi jumlahnya. Sistem Tabel 4
saraf parasimpatetik yang memiliki Analisis pengaruh kecemasan sebelum
fungsi kerja yang berlawanan dengan dan sesudah diberikan relaksasi otot
saraf simpatetik, akan memperlambat progresif di Panti Wredha Harapan Ibu
atau memperlemah kerja alat-alat Semarang Barat tahun 2016 (n=37)
internal tubuh. Akibatnya terjadi
penurunan detak jantung, irama nafas, P
variabel Z mean SD
tekanan darah, ketegangan otot, tingkat value
metabolisme, dan produksi hormon Skor Pre
2,43 0,50
penyebab cemas. Seiring dengan test
-5,196 0,000
Skor
penurunan tingkat hormon penyebab 1,70 0,46
Post test
cemas, maka seluruh tubuh mulai
berfungsi pada tingkat lebih sehat.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 37
3. Uji Normalitas responden dapat dilihat adanya nilai p
Tabel 3 0,000 (p<0,05), sehingga dapat
Uji normalitas kecemasan sebelum dan disimpulkan ada pengaruh relaksasi otot
sesudah diberikan relaksasi otot progresif terhadap kecemasan lansia.
progresif di Panti Wredha Harapan Sedangkan berdasarkan nilai Z hitung
Ibu Semarang Barat tahun 2016 (n=37) menunjukkan nilai -5,196 lebih besar dari
Z tabel 1,64, sehingga Ha diterima.
Uji statistik Standar sig Selanjutnya dilihat dari nilai rata-rata
normalitas eror (mean) relaksasi otot progresif sebelum
Skor Pre 0,000

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kecemasan… (qoriannisaekaputri@yahoo.com) 5


dan sesudah didapatkan hasil 2,43 dan Hasil penelitian ini dapat menambah
1,70. pengetahuan tentang hipnoterapi dan
relaksasi autogenik dapat menurunkan
Dari hasil perbedaan nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan pasien diabetes
tersebut dapat diketahui bahwa ada mellitus tipe 2 dengan komplikasi.
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap 2. Bagi institusi pendidikan
kecemasan lansia, karena semakin tinggi Hasil penelitian ini dapat dijadikan
nilai rata-rata (mean) maka intervensi salah satu ketrampilan mahasiswa
tersebut semakin efektif. Kecemasan dapat dalam praktek laboratorium klinik
terjadi karena adanya stres atau ketakutan dalam hal pemberian intervensi
yang dialami oleh responden. Kecemasan relaksasi otot progresif dan memacu
ini dapat dikurangi dengan merelaksasikan institusi untuk mengasah kemampuan
atau menenangkan pikiran dari responden. mahasiswa dalam hal mengatasi
Dengan metode terapi relaksasi otot kecemasan menggunakan intervensi
progresif, diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot progresif
gelombang otak alpha untuk meningkatkan 3. Bagi penelitian selanjutnya
kemampuan mengatasi stres, mengurangi Hasil penelitian ini dapat dijadikan
kecemasan responden dan mengarahkan sebagai data dasar, pengetahuan, dan
responden agar dapat berfikir positif masukan untuk penelitian selanjutnya
(Rahayu, 2014, ¶29). yang berkaitan dengan kecemasan.
Selain itu dapat dimodifikasi dengan
Relaksasi otot progresif memiliki penambahan sampel atau mengganti
pengaruh terhadap kecemasan pada lansia. dengan variable lain seperti relaksasi
Hal ini dikarenakan terapi relaksasi otot imanjinasi atau relaksasi nafas dalam.
progresif tidak memerlukan imajinasi,
ketekunan atau sugesti sehingga mudah
DAFTAR PUSTAKA
dipahami oleh para lansia yang mengalami
Amila. (2015). Pengaruh Progressive
penurunan daya ingat dan terapi ini dapat
Muscle Relaxation Terhadap
membantu mengurangi ketegangan otot,
Penurunan Tekanan Darah dan
nyeri leher dan punggung, dan kecemasan.
Kecemasan pada Pasien Stroke di
SIMPULAN Ruang Neurologi RSCM Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat http:// sari - mutiara.ac.id/ new /
disimpulkan bahwa ada pengaruh relaksasi wp - content/ uploads/ 2015/ 07/
otot progresif terhadap kecemasan lansia Pengaruh-Progressive – muscle –
di Panti Wredha Harapan Ibu Semarang relaxation – terhadap – penurunan
Barat. – tekanan – darah – dan
kecemasan – pada – pasien –
SARAN stroke – di – ruang – neurologi –
1. Bagi pelayanan keperawatan RSCM -jakarta.pdf diperoleh
Hasil penelitian ini dapat menambah tanggal 10 November 2015
pengetahuan perawat untuk melakukan
relaksasi otot progresif pada lansia Ari, P.L.D. (2010). Pengaruh Relaksasi
yang mengalami kecemasan, baik Otot Progresif Terhadap Tingkat
lansia yang ada dirumah sakit, Kecemasan pada Pasien
dimasyarakat, ataupun dipanti Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
wredhaBagi institusi pendidikan Daerah Surakarta. https://
publikasi ilmiah.ums.ac.id/ bit
stream/ handle/ 11617/3644/

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...
purwaningtyas – arum %20 http:// ppnijateng.org/ wp-content/
pratiwi %20 fix %20 uploads/ 2014/09/ pengaruh –
bnget.pdf?sequence=1 diperoleh relaksasi – otot – progresif –
tanggal 10 November 2015 terhadap – penurunan – tingkat –
kecemasan – pada – pasien – pre –
Badan Pusat Statistik. (2013). Kebutuhan operasi – di – ruang – wijaya –
data ketenagakerjaan untuk kusuma – RSUD - dr. – r –
pembangunan berkelanjutan. soeprato - cepu.pdf diperoleh
http:// www.ilo.org/ wcmsp5/ tanggal 6 Januari 2016
groups/ public/ @asia/ @ro-
bangkok/ @ilo - jakarta/ Maryam, R.S. (2008). Mengenal usia
documents/ presentation/ lanjut dan perawatannya. Jakarta :
wcms_346599.pdf diperoleh Salemba Medika
tanggal 14 Desember 2015
________. (2011). Mengenal Usia Lanjut
Data Panti Wredha Harapan Ibu Semarang dan Perawatannya. Jakarta :
Barat. (2015) Salemba Medika

Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut


Usia ; Suatu Pendekatan Proses Praptini, K.D. (2012). Pengaruh relaksasi
Keperawatan Gerontik. Jakarta : otot progresif terhadap tingkat
TIM kecemasan pasien kemoterapi di
rumah singgah kanker Denpasar.
Firdaus, R.C. (2015). Pengaruh slow deep http:// id.portalgaruda.org/ ?ref =
breathing relaxation dan finger browse&mod = view
hold terhadap tingkat kecemasan article&article = 265544 diperoleh
pasien pre kateterisasi jantung di tanggal 10 November 2015
SMC RS Telogorejo
Rahayu, E.S. (2014). Pengaruh relaksasi
Friedman & Bowden. (2010). Buku ajar otot progresif terhadap penurunan
keperawatan keluarga riset, teori, kecemasan pada klien diabetes
& praktik. Jakarta : EGC mellitus tipe 2 di wilayah kerja
Keliat , B.A. (2011). Manajemen kasus puskesmas karangdoro semarang.
gangguan jiwa : CMHN http:// pmb.stikestelogorejo.ac.id/
(intermediate course). Jakarta : ejournal/ index.php/ ilmu
EGC keperawatan/ article/ download/
264/ 289 diperoleh tanggal 6
Kushariyadi, S. (2010). Asuhan Januari 2016
keperawatan dengan klien lanjut
usia. Jakarta : Salemba Medika Setiadi. (2013). Konsep dan praktik
penulisan riset keperawatan Edisi
Lestari, K.P. (2014). Pengaruh relaksasi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu
otot progresif terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada pasien Sujono, R & Teguh, P. (2009). Asuhan
pre operasi di ruang wijaya Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
kususma RSUD Dr. R Soeprapto Graha Ilmu
Cepu.

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kecemasan… (qoriannisaekaputri@yahoo.com) 7


WHO. (2015). Prevalence of Elderly
Abuse.
http:// www.who.int/ entity/
mediacentre/ factsheets/ fs357/ en/
-40k. diperoleh tanggal 20
November 2015

Wulandari, P.Y. (2006). Efektifitas senam


hamil sebagai pelayanan prenatal
dalam menurunkan kecemasan
menghadapi persalinan pertama.
http://journal.unair.ac.id/download
-fullpapers-05%20-
%20Efektivitas%20Senam%20Ha
mil%20sebagai%20Pelayanan%20
Prenatal%20dalam%20Menurunka
n%20Kecemasan%20Menghadapi
%20Persalinan%20Pertama.pdf.
Diperoleh tanggal 26 Mei 2016

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa (Edisi


Revisi). Bandung : Refika Adita

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...

Anda mungkin juga menyukai