Anda di halaman 1dari 11

OLEH:

KELOMPOK 7
NUR FADHLIAH AWALIYAH
KARMILA
SYAHRUL GUNAWAN
RAHAYU NURFADILLA
KHUSNUL HATIMA
MAGHFIRAH AS-SA’ADAH
RAHMAH RAMADHANA
AYU LESTARI
NURANISA
ANDI ALIF ERSA FAHREZA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2019/2020
PEMBAHASAN

A. KEMAHASISWASWAAN
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah
“peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu”.
Selanjutnya menurut Sarwono, mahasiswa adalah “setiap orang yang secara
resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas
usia sekitar 18-30 tahun”. Mahasiswa menurut Knopfemacher adalah insan-
insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi
(yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi
calon-clon intelektual. Adapun menurut Wikipedia mahasiswa adalah
panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah
universitas atau perguruan tinggi.
Mahasiswa menurut pengertian kami adalah seseorang yang terdaftar di
perguruan tinggi negeri maupun swasta pada semester berjalan. Dari
pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang
disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi
yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

1. Tipologi mahasiswa
Ada 6 tipologi mahasiswa menurut Maman S. Mahayana, yaitu:
1) Mahasiswa underdog, yaitu: mahasiswa yang umumnya datang dari
pedesaan, merasa tidak ada yang dibanggakan, berusaha menjadi
mahasiswa yang baik, motivasinya tinggi untuk kuliah.
2) Mahasiswa salon, yaitu: mahasiswa yang datang dari kota dan
keluarga berada, kuliah sekedar agar tidak menganggur, bersiap
melanjutkan usaha orang tua, kampus sebagai tempat pamer
kendaraan dan penampilan, tujuan status mahasiswa bukan ilmu.
3) Mahasiswa anak mami, yaitu: mahasiswa yang berasal dari keluarga
menengah atas, sungguh-sungguh kuliah tapi tidak peduli kegiatan
non akademis, kerjanya hanya tidur dikost, ke kampus, dan pulang
kampung. Tujuannya untuk segera menyelesaikan kuliahnya dengan
baik agar memperoleh pekerjaan.
4) Mahasiswa jalan pintas, yaitu: mahasiswa yang motivasinya hanya
memperolah gelar ijazah meskipun harus membayar nilai, melakukan
plagiat skripsi atau membayar orang untuk di buatkan skripsi,
menghalalkan cara untuk mendapatkan nilai baik, seperti menyontek,
copy paste tugas kuliah, dan lain-lain.
5) Mahasiswa pekerja, yaitu: mahasiswa dari keluarga pas-pasan atau
karyawan yang ingin merubah nasib, biasanya sungguh-sungguh
mengikuti kuliah, sering juga mengikuti kegiatan mahasiswa.
6) Mahasiswa unggulan, yaitu: mahasiswa yang berasal dari keluarga
terpelajar, secara ekonomi dan intelektual bagus, sering
memamfaatkan masa kuliah untuk menempa diri di organisasi atau
kegiatan ilmiah lainnya.

Dari penjelasan diatas maka kami berkesimpulan bahwa tipologi


mahasiswa, yaitu:
1. Mahasiswa pemimpin, adalah individu mahasiswa yang pernah
memprakarsai, mengorganisasikan, dan mempergerakan aksi protes
mahasiswa di perguruan tingginya. Mereka itu umumnya
memepsepsikan mahasiswa sebagai kontrol sosial, moral force dan
dirinya leader tomorrow. Mereka cenderung untuk tidak lekas lulus,
sebab perlu mencari pengalaman yang cukup melalui kegiatan dan
organisasi kemahasiswaan.
2. Mahasiswa aktivis ialah mahasiswa yang aktif turut dalam gerakan
atau aksi protes mahasiswa di kampusnya beberapa kali (lebih dari
satu kali). Mereka merasa menyenangi kegiatan tersebut, untuk
mencari pengalaman dan solider dengan teman-temannya. Mahasiswa
dari kelompok aktivis ini, juga cenderung tidak ingin cepat lulus,
namun tidak ingin terlalu lama. Mereka tidak terlalu mempersepsikan
diri sebagai leader tomorrow namun pengalaman hidup perlu dicari di
luar studi formalnya. Sudah barang tentu jumlah mereka itbih banyak
daripada kelompok pemimpin.
3. Mahasiswa biasa adalah kelompok mahasiswa di luar kelompok
pemimpin dan aktivis yang jumlahnya paling besar lebih dari 90%.
Sesungguhnya cenderung pada hura-hura yaitu kegiatan yang dapat
memberikan kepuasan pribadi, tidak memerlukan komitmen jangka
panjang dan dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama.
Mereka ingin segera lulus, bahkan tidak sedikit mahasiswa yang tidak
segan-segan dengan cara menerabas (nyontek, plagiat dengan
membuat skripsi "Aspal" dan lain-lain) agar segera lulus.
B. ORGANISASI
Organisasi menurut Stoner adalah ”pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama”. Sedangkan Henry Setiawan berpendapat organisasi adalah ”wadah
berkumpulnya orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan”. Adapun menurut Wikipedia organisasi adalah “suatu alat
ataukelompok orang dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama”.
Selanjutnya menurutStephen P. Robbins organisasi adalah “kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa
aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi
seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran, meningkatkan
kreativitas, aktivitas anggota-anggotanya.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu
keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat
mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.

1. Mengapa organiasi penting bagi mahasiswa


Mahasiswa yang aktif berorganisasi secara konsisten semata-mata
memilki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaaan merupakan
sebuah sarana yang efektif dalam mengkader dirinya sendiri untuk
kedepan.Sebagian di antaranya masih mempunyai keyakinan pandangan
bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas
hanya kepada pelajaran semata. Dengan bergabung aktif dalam organisasi
kemahasiswaan yang bersifat intramaupun eksra kampus berefek pada
perubahan yang signifikan terhadap wawasan, cara berpikir, pengetahuan
dan ilmu-ilmu sosialisasi, kepemimpinan serta manajemen kepemimpinan
yang notabene tidak diajarkan dalam kurikulum normatif Perguruan
Tinggi. Namun dalam ber-organisasilah dapat diraih dengan
memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa.
Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktifitas organisasi
mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama-tama harus
diluruskan.Adanya anggapan bahwa berorganisasi berarti
berdemonstraasi, atau berorganisasi khususnya dikampus tidak lebih dari
sekedar membuang sebagian waktu, energi, ajang mencari kawan atau
mencari jodoh merupakan bukti adanya kesalah pahaman tentang
presepsisebagian mahasiswa tentang organisasinya sendiri.
Berdasarkan hal tersebut maka organisasi mahasiswa dituntut
untuk terus meningkatkan kualitas dirinya. Dan peningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat mahasiswa. Sebagai miniatur pemerintah negara
dalam penyelenggaraan negara yang semestinya dilakukan oleh aparatur
negara. Maka organisasi mahasiswa harus meng-adopsi prinsip-prinsip
pemerintahan layaknya dalam sebuak negara dikolaborasikan dengan
prinsip sebagai organisasi pengkaderan dan perjuangan.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang
menuntut ilmu diperguruan tinggi yang mempunyai identitas diri.
Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius,
insan dinamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa
tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial
kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual sebagai hamba Tuhan
sebagai warga bangsa dan negara.

2. Bagaimana bentuk peran mahasiswa?


1) Peran dalam memperdalam dan mengembangkan diri dalam
pembidangan keilmuan yang ditekuninya ssehingga dapat memiliki
kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya.
2) Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti
pemetaan dan pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan
bidangnya.
3) Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan
yang lebih baik. (agen perubahan).
4) Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang
dan akan berlangsung.
3. Manfaat berorganisasi
Menarik untuk membahas lebih jauh tentang manfaat organisasi
apalagi dengan melihat realitas bahwa banyak mahasiswa yang
berkeinginan bergabung di organisasi tertentu. Hal ini mesti disambut
positif ole parah senior mahasiswa yang telah lebih dulu bergabung dalam
organisasi sebagai sebuah langka awal bagi mahasiswa (MABA) untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya karna disadari atau tidak
potensi yang ada dalam diri setiap manusia sulit untuk berkembang ketika
tidak ada wadah atau medium untuk mengaktualisasikannya karna itulah
organisasi menjadi sangat penting untuk diikuti ole setiap mahasiswa.
Organisasi merupakan kegiatan positif yang mestinya tiap mahasiswa
harus aktif di dalamnya. Kehidupan kampus bukan hanya diisi dengan
kuliah di kelas, tapi juga belajar lewat organisasi.
Pengalaman berorganisasi di saat mahasiswa telah membentuk
karakter positif dari sejumlah tokoh-tokoh besar negeri ini. Bahkan di
sekitar kita pun muncul banyak tokoh-tokoh sukses yang dulunya
merupakan aktivis di organisasi tertentu. Aktivis organisasi mahasiswa
saat mereka kuliah. Mereka sangat menyadari bahwa masa mahasiswa
bukan hanya dimanfaatkan untuk mencari ilmu di kelas, tapi juga ilmu itu
terbentang luas di luar kelas sehingga perlu pula dicari. Oleh karenanya,
orang-orang ini sadar bahwa dengan berorganisasi maka ilmu itu akan
didapatkan. Banyak sekali ilmu yang diperoleh di organisasi di mana
tidak diperoleh di dalam kelas, terutama dalam bersosialisasi dengan
masyarakat.
Selain itu dengan berorganisasi juga akan menghantarkan
seseorang untuk memiliki jaringan yang luas. Jaringan ini akan terbentuk
dengan sendirinya, sebab suatu organisasi pasti berhubungan dengan
pihak-pihak eksternal yang menjadi mitra kegiatannya. Misalnya dalam
melaksanakan kegiatan seminar, tentu pihak-pihak eksternal akan banyak
dilibatkan sehingga dalam hubungan tersebut terbentuk jaringan tidak
hanya menyangkut institusinya, melainkan pribadi-pribadi di dalamnya.
Misalnya lagi dalam organisasi pers mahasiswa, di mana terbentuknya
banyak jaringan terutama dalam bidang periklanan, serta sesama penggiat
pers mahasiswa yang kerap kali melaksanakan kegiatan bersama. Pun,
antar sesama penggiat dalam suatu organisasi bisa saling menjalin
jaringan, sehingga suatu saat nanti, dampak hubungan ini bisa menjadi
relasi bisnis, relasi politik atau relasi-relasi lainnya setelah tidak berstatus
mahasiswa lagi.
Oleh karenanya, pengembangan jaringan di masa kuliah
merupakan kebutuhan penting agar kita dapat menatap masa depan
cemerlang. Banyak kenalan, banyak rezeki. Kata ini bisa saja benar,
karena jaringan yang luas akan membuka peluang untuk memperoleh
kesempatan bisnis ataupun yang lainnya. Di sisi lain, aktualisasi diri
merupakan ujung tombak untuk mencapai masa depan yang cemerlang.
Tentu dua hal ini merupakan harga mati atau kewajiban untuk
dikembangkan oleh mahasiswa.
Secara spesifik, manfaat organisasi menurut kami, yaitu:
1) Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian
tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
2) Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari
manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan
dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup
sehat. Organisasi, akan menciptakan generasi mudah yang
tangguh dan ksatria.
3) Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier
untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi.
4) Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu
berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena
organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat
dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir
sejarah ilmu pengetahuan.
C. HUBUNGAN ORGANISASI DENGAN KEMAHASISWAAN
Mahasiswa dan organisasi merupakan kedua hal yang tidak dapat
terpisahkan. Kura-kura, alias kuliah-rapat kuliah-rapat, itulah sebutan
bagi mereka, para mahasiswa yang aktif di beberapa kegiatan kampus.
Bahkan, tidak jarang mereka rela pulang larut malam dari kampus setiap
harinya demi menghadiri rapat ini dan itu. Kehidupan berorganisasi di
kampus nyatanya memiliki begitu banyak pandangan dan sorotan. Ada
yang memandang bahwa dengan mengikuti kegiatan organisasi hanya
akan menghambat nilai akademik. Hmm, masa sih? Namun, tidak sedikit
juga yang menganggap bahwa dengan bergabung dalam organisasi
kampus akan memberikan banyak sekali manfaat bagi dirinya, salah
satunya dengan menjadi mahasiswa yang eksis yang terkenal seantero
kampus.
Sebagai seorang mahasiswa, berprestasi di bidang akademik sudah
menjadi sebuah kewajiban. Yap, tugas kita sebagai seorang mahasiswa
adalah belajar! Tapi, apa iya cukup dengan belajar saja? Selain datang ke
kampus untuk menimba ilmu, alangkah baiknya kalau seorang mahasiswa
juga menyeimbangkan kehidupannya sebagai mahasiswa dengan
mengikuti berbagai kegiatan di bidang non akademik, salah satunya
dengan aktif di beberapa organisasi kampus, seperti Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM), himpunan mahasiswa jurusan/program studi, dan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau bergabung dalam kepanitiaan
sebuah acara di kampus. Bergabung dalam organisasi kampus atau
kepanitiaan acara kampus ternyata memberikan manfaat yang banyak
banget, loh!
Berikut ini adalah beberapa bukti kalau bergabung dalam
organisasi kampus atau kepanitiaan acara kampus itu bukan semata-mata
cuma jadi mahasiswa eksis, tapi juga ada manfaatnya:
1) Melatih leadership skill. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan di
organisasi atau bergabung dalam kepanitiaan sebuah acara kampus
umumnya akan lebih banyak terlatih dalam mengutarakan
pendapatnya di depan orang lain, lebih memiliki inisiatif, serta dapat
mengarahkan dan menggerakkan teman-teman mahasiswa lainnya
sesama anggota organisasi/kepanitiaan
2) Menyalurkan hobi dan minat. Organisasi-organisasi kampus
merupakan wadah yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswanya untuk
menyalurkan hobi dan minat terpendam kita. Misalnya, salah satunya
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus yang menawarkan UKM
dalam berbagai bidang, seperti bidang olahraga, bidang kesenian,
bidang ilmiah, dan lain-lain.
3) Networking atau memperluas jaringan. Bergabung dalam organisasi
kampus atau menjadi panitia dalam sebuah acara kampus akan
memperkenalkan kita pada teman-teman baru. Kita akan berkenalan
dengan teman-teman dari jurusan lain, teman seangkatan, senior, dan
masih banyak lainnya. Bahkan, nggak menutup kemungkinan nih
kalau kita akan berkenalan dengan someone -that-are-we-looking-for
hihihi.
4) Belajar manajemen waktu. Dengan mengikuti organisasi/kepanitiaan
acara kampus, waktu yang biasanya kita gunakan untuk belajar dan
mengerjakan tugas otomatis akan berkurang. Nah, agar kegiatan
akademik dan non akademik kita berjalan lancar, maka manajemen
waktu yang baik haruslah kita lakukan.

Pengalaman sebagai mahasiswa yang berorganisasi, bisa menjadi


bekal kita ketika akan bersaing pada dunia kerja dan dapat menjadi nilai
plus jika dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya aktif dalam
aktivitas perkuliahan saja. Prestasi mahasiswa bukan saja ditunjang
dengan prestasi akademik semata. Faktor pengalaman mahasiswa dalam
organisasi kampus juga sebagai salah satu faktor penting untuk
menunjang suksesnya mahasiswa kelak setelah selesai kuliah.

“Berikan aku sepuluh pemuda, akan aku guncang dunia” (Ir.


Soekarno). Pemuda yang dimaksud Ir Soekrano di atas tidak lain adalah
mahasiswa. Ir. Soekarno memulai pergerakannya semenjak menjadi
mahasiswa di ITB, M. Hatta membentuk Perhimpunan Indonesia di
Belanda juga saat menjadi mahasiswa di Rotterdam (Belanda), Sutan
Syahrir juga aktif memperjuangkan kemerdekaan sejak mahasiswa, dan
banyak tokah lainnya. Mereka adalah mahasiswa yang telah mengisi
perannya. Sekarang pertanyaannya adalah mereka mahasiswa yang
seperti apa? Dan peran yang bagaimana? Apakah yang disebut
mahasiswa itu hanyalah seseorang yang sedang belajar di tingkat
perguruan tinggi, dimana kegiatannya sebagai mahasiswa hanya setiap
pagi pergi ke kampus, mendengarkan kuliah, makan di kantin terus
pulang ke kosan, begitu seterusnya tanpa ada variasi kegiatan. Yang
seperti ini biasa di sebut mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang -- kuliah-
pulang). Dan pada faktanya sekarang mahasiswa model inilah yang
banyak menjamur di kampus-kampus. Jadi, apakah mahasiswa yang
seperti ini yang akan mengguncang dunia? Tidak, lantas yang
bagaimana? Idelanya mahasiswa itu adalah kaum intelektual muda yang
tidak hanya memiliki kemampuan hardskill saja tetapi juga softskill,
sehingga mereka mampu menjalankan perannya secara
optimal.Hardskill tentu bisa didapat diruang kuliah selama kita
mengenyam pendidikan tetapi bagaimana dengan softskill? Jawabannya
adalah dengan mengikuti satu atau berbagai organisasi yang ada
dikampus.
DAFTAR PUSTAKA

http://asmisiangka.blogspot.com/2013/05/makalah-mahasiswa-dan-
organisasi.html
https://danimurhif28.blogspot.com/2015/08/antara-mahasiswa-dan-organisasi-
kampus.html
https://nindyotpblog.wordpress.com/2015/12/14/hubungan-antara-mahasiswa-
dan-organisasi/
http://zikhrics.blogspot.com/2015/12/makalah-peran-organisasi-bagi-
mahasiswa.html

Anda mungkin juga menyukai