Anda di halaman 1dari 8

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK BERBASIS


FLIP PDF PROFESIONAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN DAN MINAT BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS XII IPA 2 DI SMA
NEGERI 5 TAKALAR KABUPATEN TAKALAR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Teknologi
Pendidikan Strata Satu Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

NUR FADHLIAH AWALIYAH


1941042012

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. E-Book
Buku elektronik (disingkat Buku-e atau ebook) atau buku digital
adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari
kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku
elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau
gambar.
Dewasa ini buku elektronik diminati karena ukurannya yang kecil
bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur
pencarian, sehingga kata-kata dalam buku elektronik dapat dengan cepat
dicari dan ditemukan. Terdapat berbagai format buku elektronik yang
populer, antara lain adalah teks polos, pdf, jpeg, doc lit dan html.
Masing-masing format memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk membaca
buku elektronik tersebut.
Ada beberapa pendapat tokoh mengenai pandangan khusus tentang
E-book sebagai berikut: Danang (2009) mengartikan bahwa Ebook
sebagai buku cetak versi elektronik yang bisa dibaca pada sebuah alat,
semacam komputer dan ponsel, dan alat elektronik lain yang suport
bisa membaca dokumen ebook.
2. Flip pdf internasional
Flip PDF Professional adalah pembuat flipbook kaya fitur yang
memiliki fungsi edit halaman (Komikesari et al., 2020). Aplikasi ini
dapat membuat halaman buku yang interaktif dengan memasukkan
multimedia seperti gambar, video dari YouTube, MP4, audio video,
hyperlink, kuis, flash, dan lain-lain (Jannah et al., 2020; Rahmadi et al.,
2018). Flip pdf memiliki desain template dan fitur seperti background,
tombol kontrol, navigasi bar, dan back sound. Siswa dapat membaca
dengan merasakan layaknya membuka buku secara fisik karena terdapat
efek animasi dimana saat berpindah halaman akan terlihat seperti
membuka buku secara fisik (Musafanah, 2017; Wibowo, 2018). Hasil
Flip pdf dapat disimpan dalam format html, exe, app, dan fbr. Aplikasi
Flip PDF Professional dapat membuat media pembelajaran interaktif
yang menarik tidak hanya terpaku pada tulisan saja tetapi juga dapat
dimasukan animasi gerak, video, dan audio sehingga pembelajaran
menjadi tidak monoton (Komikesari et al., 2020; Seruni et al., 2019).
Pengembangan sumber belajar berbantuan flip pdf sudah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang disertai dengan
keberhasilannya didalam penelitiannya. Temuan penelitian sebelumnya
menyatakan e-modul yang layak digunakan untuk proses pembelajaran
(Mediatati & Suryaningsih, 2017; Seruni et al., 2019; Susilawati et al.,
2020). Namun masih belum dilakukan penelitian yang sama pada mata
pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika khususnya pada KD
Counter. Selain itu, e-modul ini sangat diperlukan karena sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan e-modul counter dengan menggunakan aplikasi flip pdf
professional pada mata pelajaran penerapan rangkaian elektronika.
Adanya modul ini dapat membantu siswa dalam memahami materi pada
KD Counter, guru juga dapat menggunakan modul ini dalam
menyampaikan materi..
3. Kemandirian belajar
Tahar dan Enceng (2006) menyatakan kemandirian belajar adalah
individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri,
dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam penentuan tujuan belajar.
Nurhayati (2011) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai
kemampuan dalam belajar yang didasarkan pada rasa tanggung jawab,
percaya diri, inisiatif, dan motivasi sendiri dengan atau tanpa bantuan
orang lain yang relevan untuk menguasai kompetensi tertentu, baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah belajarnya.
Mujiman (2011) mengartikan kemandirian belajar adalah sifat serta
kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar
aktif, yang didorong oleh motif siswa untuk menguasai suatu
kompetensi. Kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif
untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah,
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki baik
dalam menetapkan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo
belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar yang dilakukan oleh
pembelajar itu sendiri. Suhendri (2014) berpendapat bahwa kemandirian
belajar merupakan kemampuan seorang siswa untuk berupaya secara
mandiri dalam menggali informasi belajar dari Sumber belajar selain
guru. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Mulyaningsih (2014)
bahwa kemandirian belajar merupakan kegiatan belajar yang dilakukan
siswa dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar.
Menurut Nurwahyuni (2013) kemandirian belajar adalah
kesanggupan siswa dalam menjalani kegiatan belajar dengan seorang diri
tanpa tergantung kepada orang lain yang dilakukan dengan penuh
kesabaran dan mengarah kepada suatu pencapaian tujuan yang
diinginkan siswa. Hal yang sama juga diungkapkan Aisyah (2013)
kemandirian belajar berarti kemampuan peserta didik untuk bertanggung
jawab atas proses belajar dan berinisiatif dalam mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemauan dan
kemampuan untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa
bantuan pihak lain dalam penentuan tujuan belajar, baik dalam aspek
pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah belajarnya.
Djaali (2017) menyatakan faktor-faktor internal yang
mempengaruhi kemandirian belajar yaitu :
1) Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya
sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang
perilakunya, isi hingga membentuk suatu konsep diri yang utuh,
remaja akan terus menerus bimbang dan tidak mengerti tentang
dirinya. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang
tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman
yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri
bukan merupakan faktor bawaan melainkan berkembang dari
pengalaman-pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.
Dasar konsep diri individu ditanamkan pada saat – saat dini
kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah
lakunya di kemudian hari.
2) Motivasi
Motivasi merupakan kondisi fisiologis dan psikologis yang
terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan). Hal ini sejalan dengan pendapatnya Suryabrata
( 2013) kemandirian belajar adalah keadaan yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Peranan motivasi
mempelajari tingkah laku seseorang besar sekali karena motivasi
diperlukan bagi reinforcement (stimulus yang memperkuat dan
mempertahankan tingkah laku yang dikehendaki) yang merupakan
kondisi mutlak dalam proses kemandirian belajar, motivasi
menyebabkan timbulnya berbagai tingkah laku, dimana salah satu
diantaranya mungkin dapat merupakan perilaku yang dikehendaki.
3) Sikap
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap
definisi itu berbeda satu sama lainnya. Sikap belajar yang positif
akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding
dengan sikap belajar yang negatif. Peranan sikap bukan saja ikut
menentukan apa yang dilihat seseorang melainkan juga bagaimana
ia melihatnya. Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan
minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama,
siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan
dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik
dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negatif.
4) Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minatnya. Minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu
hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian.
5) Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada
siswa pada setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar, karena
kebiasaan mengandung motivasi yang kuat. Pada umumnya setiap
orang bertindak berdasarkan force of habit dalam belajar,
perbuatan menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang.
Oleh karena itu tindakan berdasarkan kebiasaan bersifat
mengukuhkan (reinforcing). Cara belajar yang efisien adalah
dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang
sebesarbesarnya bagi perkembangan individu untuk belajar.
4. Minat belajar
1) Pengertian minat
Sebelum kita mengetahui minat belajar maka kita harus
mengetahui pengertian minat dan belajar. Kata minat secara
etimologi berasal dari bahasa inggris “ interest” yang berarti
kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu), keinginan.
Jadi dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau
kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung, karena
dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukan
perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti belajar
yang berlangsung. Menurut Ahmadi (2009: 148) “Minat adalah sikap
jiwa orang seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi,
dan emosi), yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu unsur
perasaan yang kuat”.
Menurut Slameto (2003:180), “minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan”. Sedangkan menurut Djaali (2008: 121) “minat adalah rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh”. Sedangkan menurut Crow&crow (dalam
Djaali, 2008: 121) mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian minat adalah rasa ketertarikan, perhatian,
keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa
ada dorongan.
2) Pengertian Belajar
Skinner (dalam Walgito, 2010: 184) memberikan definisi belajar
“Learning is a process of progressive behavior
adaptation”.Sedangkan menurut walgito (2010: 185) “belajar
merupakan perubahan perilaku yang mengakibatkan adanya
perubahan perilaku ( change in behavior or performance)”.
Menurut Whittaker, (dalam Djamarah, 2011:12) merumuskan
bahwa “belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman”. Demikian pula menurut
Djamarah (2011: 13) belajar adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasi dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”. Demikian pula
menurut Khodijah (2014; 50) belajar adalah sebuah proses yang
memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi,
ketrampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-proses mental
internal yang mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya
relative permanen. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian belajar adalah perubahan dalam diri pelajarnya
yang berupa, pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku akibat dari
interaksi dengan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai