Anda di halaman 1dari 17

Tugas Teknologi pendidikan

APLIKASI TEORI DIFUSI INOVASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

1. NUR FADHLIAH AWALIYAH : 1941042012


2. ANNISA NURDIN : 1941041003
3. LUKMAN : 1941040006
4. ZAINUDDIN : 1941042028

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019/2020

Page 1
Tugas Teknologi pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Illahi rabbi yang telah memberikan nikmat,
rahmat serta kekuatan-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Muhammad SAW sebagai
pengemban amanah mulia untuk menyampaikan kalam-kalam suci nan agung dari Sang
Khalik.
Makalah dengan topik pembahasan “Aplikasi Teori Difusi Inovasi” ini disusun
dengan ringkas, dengan harapan agar pembaca dapat memahami dan mengambil manfaat dari
makalah ini. Terselesaikannya pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Bapak Dr. H.
Abdul Haki, S.pd,M.si. sebagai Dosen Teknologi Pendidikan.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
perbaikan isi dari pembahasan topik ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.

Makassar , 25 September 2019

Penulis

Page 2
Tugas Teknologi pendidikan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………4

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………4


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….4
C. Tujuan Masalah ……………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………..5

A. Pengertian difusi inovasi ……………………………………………………………...5


B. Konsep teori difusi inovasi …………………………………………………………....6
C. Elemen yang terdapat dalam difusi inovasi …………………………………………...6
D. Tahapan pengambilan keputusan inovasi …………………………………………......7
E. Contoh penggunaan aplikasi teori difusi inovasi ………………………………..........8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….16

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………..16
B. Saran …………………………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………17

Page 3
Tugas Teknologi pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan di dunia ini kita sebagai manusia dituntut harus menjalani
pendidikan yang mana pendidikan yang kita dapati sepanjang hayat selama kita masih
hidup terus menjalani pendidikan. Masalah pendidikan merupakan masalah yang
kompleks karena menyangkut beberapa variabel yang sangat erat kaitannya. Oleh karena
itu, pendidikan akan senantiasa berubah, berbeda dan bervariasi bergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
Untuk hal tersebut perlu diadakan inovasi pendidikan. Suatu inovasi akan sangat
bermanfaat untuk memecahkan masalah pendidikan jika inovasi tersebut diterima dan
diterapkan oleh para tenaga kependidikan dalam mengelola pendidikan. Teknologi
pendidikan merupakan kajian dan praktek untuk membantu proses belajar
dan meningkatkan kinerja dengan membuat, mengunakan, dan mengelola proses
dan sumber teknologi yang memadai. Konsep inovasi, difusi, dan difusi inovasi
bukan merupakan suatu hal baru. Keberanian bertindak untuk melakukan suatu inovasi
tidak pernah berakhir walaupun hal tersebut bukan suatu hal yang mudah dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori difusi inovasi?
2. Bagaimana konsep teori difusi inovasi?
3. Apa saja elemen yang terdapat dalam difusi inovasi?
4. Bagaimana tahapan pengambilan keputusan inovasi?
5. Bagaimana contoh penggunaan aplikasi teori difusi inovasi?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian difusi inovasi
2. Mengetahui konep teori difusi inovasi
3. Mengetahui elemen yang terdapat dalam difusi inovasi
4. Mengetahui tahapan pengambilan keputusan inovasi
5. Mengetahui contoh penggunaan aplikasi teori difusi inovasi

Page 4
Tugas Teknologi pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian teori difusi inovasi


Difusi merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan
suatu ide/gagasan inovasi, dengan menggunakan media tertentu dalam suatu jangka
waktu tertentu pula dalam satu lingkup sistem tatanan sosial masyarakat dan prosesnya
berlangsung terus-menerus. Difusi ini memiliki peran sebagai fasilitator bagi suatu
inovasi yang dibuat. Jadi, suatu inovasi tidak akan dapat menyebarluas dan dimanfaatkan
tanpa adanya proses difusi.
Inovasi sendiri dapat diartikan sebagai suatu ide atau gagasan yang dinilai baru dalam
suatu kelompok masyarakat, yang nantinya ige/gagasan baru tersebut dapat diadopsi oleh
kelompok masyarakat tersebut. Inovasi ini merupakan perubahan, pembaharuan, dan
penemuan yang tentunya bersifat disengaja dan berkelanjutan, sehingga inovasi harus
direncanakan dan dirancang terlebih dahulu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Teori difusi inovasi mulai muncul pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903 oleh
sosiolog Perancis Gabriel Tarde. Selanjutnya, teori ini mulai dipopulerkan oleh Rogers
melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations edisi keempat tahun 1995. Dalam
perkembangannya, buku ini menjadi landasan pemahaman tentang inovasi, karakteristik
inovasi, mengapa orang mengadopsi inovasi, faktor-faktor sosial apa yang mendukung
adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut berproses di antara masyarakat (Steven &
Tankard, 2007: 247).
Rogers mendefisinikan difusi inovasi sebagai proses sosial yang mengkomunikasikan
informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan
demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial.
Jadi, teori difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana proses sebuah
ide dan teknologi baru disampaikan (dikomunikasikan) dalam sebuah kebudayaan.
Pelitian difusi berfokus pada kondisi yang meningkatkan atau mengurangi kemungkinan
bahwa ide baru, produk, atau praktik akan diadopsi oleh anggota dari suatu budaya
tertentu. Teori ini memprediksi bahwa media serta kontak interpersonal memberikan
informasi dan pengaruh, pendapat dan penilaian.
Penelitian difusi inovasi berusaha menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi
bagaimana dan mengapa pengguna mengadopsi media informasi baru. Rogers
memfokuskan penelitian difusi inovasi pada lima unsur, yakni (1) karakteristik suatu
inovasi yang dapat mempengaruhi adopsi, (2) proses pengambilan keputusan yang terjadi
ketika individu mempertimbangkan mengadopsi ide baru, produk, atau praktik, (3)
karakteristik individu yang membuat mereka cenderung untuk mengadopsi suatu inovasi,
(4) konsekuensi bagi individu dan masyarakat yang mengadopsi inovasi, dan (5) saluran
komunikasi yang digunakan dalam proses adopsi.

Page 5
Tugas Teknologi pendidikan

B. Konsep teori difusi inovasi


Tujuan utama dari difusi inovasi yaitu diadopsinya suatu inovasi yakni gagasan, ilmu
pengetahuan dan teknologi baik oleh individu maupun kelompok sosial tertentu. Oleh
karenanya Rogers mengemukakan bahwa terdapat 4 karakteristik inovasi yang yang dapat
mempengaruhi tingkat adobsi dari individu maupun kelompok sosial tertentu.
1. Keuntungan Relatif (Relative Advantage)
Keuntungan relatif adalah bagaimana suatu inovasi yang baru ini dapat dikatakan
lebih baik dari inovasi sebelumnya atau justru tidak lebih baik dari inovasi
sebelumnya. Tolak ukuranya adalah bagaimana seorang adopter merasakan langsung
dampak dari inovasi tersebut yang menjadikanya puas ataupun tidak puas pada sebuah
inovasi. Semakin besar keuntungan relatif yang dirasakan oleh adpoter akan
menjadikan inovasi tersebut semakin capat untuk diadopsi oleh suatu kelompok.
2. Kesesuaian (compatibility)
Kesesuaian berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu dapat dikatakan sesuai
dengan kondisi masyarakat, kebudayaan dan nilai-nilai dalam masyarakat tersebut,
serta tentu saja apakah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jika sesuai dengan apa
yang disebutkan makan suatu inovasi itu akan mudah diadopsi bilamana tidak maka
sebaliknya akan sulit diadopsi.
3. Kerumitan (complexity)
Kerumitan berkaitan dengan seberapa rumit suatu inovasi dapat dipahami dan
dijalankan oleh adopter. Semakin rumit tentu saja akan semakin sulit untuk diadopsi
begitu pula sebaliknya semakin mudah dipahami maka inovasi tersebut akan semakin
mudah untuk diadopsi.
4. Dapat diuji coba (triability)
Suatu inovasi akan lebih mudah diadopsi manakala inovasi tersebut dapat di uji
cobakan dalam kondisi sebenarnya. Bahwa suatu inovasi tersebut, sesuai atau
tidaknya dapat segera diketahui manakala dapat dilihat melalui suatu uji coba. Dengan
uji coba para adopter dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari inovasi
tersebut sebelum diadopsi seluruhnya.

C. Elemen difusi inovasi


Berikut 4 elemen yang melengkapi teori difusi inovasi, diantaranya:
1. Inovasi
Inovasi dapat diartikan sebagai gagasan, ide atau tindakan untuk menciptakan
sesuatu yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam bahasan ini inovasi dapat
dikatakan sebagai suatu hal yang baru atas dasar bagaimana pandangan orang
mengatakan bawa ide gagasan, atau tindakan itu merupakan hal yang baru.
2. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi yakni alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari
sumber kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan
suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran
komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika
komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara
personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

Page 6
Tugas Teknologi pendidikan

3. Jangka Waktu
jangka waktu yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui
sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap
keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu
terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang
(relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan
pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem sosial
Sistem sosial merupaka kumpulan unit-unit sosial yang membentuk suatu ikatan
dalam kehidupan sosial. Sistem sosial terdiri atas unit-unit yang memiliki perbedaan
secara fungsional namun terikat atas tujuan yang dikeendaki bersama. Sistem sosial
ini kiranya menjadi sasaran bagi sebuah inovasi dan merekalah yang menjadi pihak
yang menerima maupun menolak suatu inovasi.

D. Tahapan pengambilan keputusan inovasi


Penerimaan atau penolakan suatu inovasi adalah keputusan yang dibuat
seseorang/individu dalam menerima suatu inovasi. Menurut Rogers, proses pengambilan
keputusan inovasi adalah proses mental dimana seseorang/individu berlalu dari
pengetahuan pertama mengenai suatu inovasi dengan membentuk suatu sikap terhadap
inovasi, sampai memutuskan untuk menolak atau menerima, melaksanakan ide-ide baru
dan mengukuhkan terhadap keputusan inovasi.
Awalnya, Rogers menerangkan bahwa dalam upaya perubahan seseorang untuk
mengadopsi suatu perilaku yang baru, terjadi berbagai tahapan pada seseorang tersebut
yaitu:
1) Pertama, tahap kesadaran (awareness), yaitu tahap seseorang tahu dan sadar ada
terdapat suatu inovasi sehingga muncul adanya suatu kesadaran terhadap hal tersebut.
2) Kedua, tahap keinginan (interest), yaitu tahap seseorang mempertimbangkan atau
sedang membentuk sikap terhadap inovasi yang telah diketahuinya tersebut sehingga
ia mulai tertarik pada hal tersebut.
3) Ketiga, tahap evaluasi (evaluation), yaitu tahap seseorang membuat putusan apakah ia
menolak atau menerima inovasi yang ditawarkan sehingga saat itu ia mulai
mengevaluasi.
4) Keempat, tahap mencoba (trial), yaitu tahap seseorang melaksanakan keputusan yang
telah dibuatnya sehingga ia mulai mencoba suatu perilaku yang baru.
5) Kelima, tahap adopsi (adoption), yaitu tahap seseorang memastikan atau
mengkonfirmasikan putusan yang diambilnya sehingga dia mulai mengadopsi
perilaku baru tersebut.
Dari pengalaman di lapangan, ternyata proses adopsi tidak berhenti segera setelah
suatu inovasi diterima atau ditolak. Kondisi ini akan berubah lagi sebagai akibat dari
pengaruh lingkungan penerima adopsi. Oleh sebab itu, Rogers merevisi kembali teorinya
tentang keputusan tentang inovasi yaitu,
1) Tahap pengetahuan, dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai
inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan
melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elekt ronik, media

Page 7
Tugas Teknologi pendidikan

cetak, maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat. Tahapan ini juga


dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dalam pengambilan keputusan, yaitu
karakteristik sosial-ekonomi, nilai-nilai pribadi, dan pola komunikasi.
2) Tahap persuasi, pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari
informasi/detail mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam
tingkat pemikiran calon pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan
karakteristik inovasi itu sendiri, seperti: kelebihan inovasi, tingkat keserasian,
kompleksitas, dapat dicoba dan dapat dilihat.
3) Tahap pengambilan keputusan, pada tahap ini individu mengambil konsep inovasi dan
menimbang keuntungan/kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan apakah
akan mengadopsi atau menolak inovasi.
4) Tahap implementasi, pada tahap ini individu menggunakan inovasi. Mereka
menentukan kegunaan dari inovasi dan dapat mencari informasi lebih lanjut tentang
hal itu.
5) Tahap konfirmasi, setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan
mencari pembenaran atas keputusan mereka. Tidak menutup kemungkinan seseorang
kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah
melakukan evaluasi.

E. Contoh penggunaan aplikasi teori difusi inovasi


1. Contoh penggunaan aplikasi teori difusi inovasi dalam pembelajaran berbasis
elektronik (E-Learning)
a. Pengertian E-Learning
E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari
‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi
dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat
komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau komputer.(Tafiardi, 2005).
Sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa
istilah “e” dalam e-learning adalah segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet,
satelit, tape audio/video, tv interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media
elektronik yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama
(synchronously) ataupun pada waktu yang berbeda (asynchronously).
Secara lebih singkat William Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel,
2004) e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa
diakses dari internet). Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey,
2001 (dalam Siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa e-learning
merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN,
WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh
berbagai bentuk layanan belajar lainnya.

Page 8
Tugas Teknologi pendidikan

b. Karakteristik E-Learning
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama
siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks)
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan
di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di
mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat
di komputer.
c. Manfaat E-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau
materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat
mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan
diri peserta didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam
web untuk diakses oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar
tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali
saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam
Siahaan).
d. Kelebihan E-Learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena
memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005):
1) Pengurangan biaya
2) Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan
internet.
3) Personalisasi. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka.
4) Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari
guru, seperti : cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda,
sehingga memberikan standar kualitas yang lebih konsisten.
5) Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi
dan aplikasi dari pelajaran melalui metode e-learning meningkat sebanyak 25
% dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional
6) Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena
pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui internet.
e. Keterbatasan E-Learning
Dalam e-learning, harus diperhatikan masalah yang sering dihadapi yaitu:
1) Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan
jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
2) Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana mengusahakan
piranti lunak yang tidak mahal.
3) Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.

Page 9
Tugas Teknologi pendidikan

4) Masalah skill and knowledge


f. Kekurangan E-Learning
1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar dan mengajar.
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan bukan
pendidikan.
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang
menggunakan internet.
5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).
7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang
internet dan kurangnya penguasaan bahasa komputer.
g. Kendala penyelenggaran E-Learning
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi,
2005) :
1) Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya
pendidikan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada
permulaannya.
2) Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan
kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.
3) Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer,
jaringan handal dan teknologi yang tepat.
4) Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam
bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional
designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-
learning yang memadai.
h. Aplikasi TIK untuk E-Learning
Ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO, yaitu
Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan; Level 2:
Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT); Level 3: Integrating -
belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to learn); Level 4:
Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi
pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menghasilkan
internet disambut baik oleh dunia pendidikan. Sumber pembelajaran berbasis TIK
ini menjadi dapat terakses oleh masyarakat banyak dan memberikan nilai yang
berarti. Munir (2008: 213-215) mengatakan, aplikasi TIK untuk e-learning dapat
berupa:

Page
10
Tugas Teknologi pendidikan

1) Situs Pembelajaran
Penerapan e-learning melalui jaringan internet menempatkan materi pada
situs pembelajaran tertentu. Berbagai fasilitas situs pembelajaran pada internet
dapat diakses oleh peserta didik secara mandiri untuk keperluan pembelajaran
karena di dalamnya memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, sumber daya web (melalui searching), perpustakaan
digital, jadwal pelajaran dan ujian, peta konsep pembelajaran dan lainnya.
Website e-learning harus dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
Berikut prinsip dalam pembuatan situs pembelajaran atau website e-
learning:
 Merumuskan tujuan pembelajaran
 Mengenalkan materi pembelajaran
 Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk
mempelajari materi pembelajaran.
 Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas dengan perintah dan arahan yang jelas.
 Materi pembelajaran yang disampaikan sesuai standar yang berlaku
secara umum dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
 Materi pembelajaran disampaikan secara sistematis dan mampu
memberikan motivasi belajar, serta pada bagian akhir setiap mata
pelajaran dibuat rangkumannya.
 Materi pembelajaran disampaikan sesuai kenyataan, sehingga mudah
dipahami, disepar, dan dipraktekan langsung oleh peserta didik.
 Metode penjelasannya efektif, jelas dan mudah dipahami oleh peserta
didik dengan disertai ilustrasi, contoh, demonstrasi, video dan
sebagainya.
 Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran di atas perlu
dilakukan evaluasi dan meminta umpan balik (feedback) dari peserta
didik.
2) Electronic Mail (e-mail) atau surat elektronik
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan e-mail akan memungkinkan
peserta didik untuk dapat berkomunikasi dan saling mentransfer informasi
dengan orang-orang di seluruh dunia. Melalui e-mail dapat terjadi
korespondensi antara pengajar dengan peserta didik, pengajar dengan pengajar
lainnya atau peserta didik dengan peserta didik lainnya. Pengajar bisa
memberikan informasi informasi, menerima tugas atau pekerjaan, atau
mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik tanpa harus bertemu muka antara
keduanya. Begitu pula komunikasi antara peserta didik menjadi lebih mudah
tanpa terkendala tempat, ruang dan waktu. Peserta didik bisa membaca dan
menulis sesuai dengan minat dan kebutuhannya, kepada siapa saja dan sumber
mana saja yang diperlukan.

Page
11
Tugas Teknologi pendidikan

3) Silabus On-line
Panduan proses pembelajaran antara pengajar dan peserta didik telah
disediakan dalam silabus on-line. Seluruh peserta didik dan orangtua bisa
memantaunya di silabus on-line. Dengan silabus on-line ini diharapkan dapat
terjalin hubungan yag serasi dan kontrol yang baik diantara sekolah,
masyarakat dan dunia kerja.
Selain itu Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model
pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training),
CBI (Computer Based Instruc-tion), Distance Learning, Distance Education,
CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS
(Integrated Learning System), LCC (Learner-Cemterted Classroom),
Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dan sebagainya.
Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dapat juga
memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual
(virtual lab) memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-
alat laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi
dengan menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library)
sekarang ini sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk
bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.
Selain itu, dalam TIK kita juga mengenal buku elektronik, sebagai salah
satu sumber belajar bagi siswa. Buku elektronik atau ebook adalah salah satu
teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi
multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam ebook dapat
diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie
sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku
konvensional.
Jenis ebook paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku
konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer.
Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau
compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk
(kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang
tersedia sampai 4 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan
rancangan yang lebih cermat ada pada misalnya Microsoft Encarta dan
Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format
multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan tidak saja
informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia
lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat disertai dengan
cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas
memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.
i. Difusi dan Inovasi E-Learning
Gagasan/ide baru sebagai bentuk inovasi ini, diterapkan untuk memprakarsai
dan/atau memperbaiki suatu produk maupun jasa. Inovasi memiliki beberapa sifat
yaitu:

Page
12
Tugas Teknologi pendidikan

1) Penggantian.
2) Perubahan.
3) Penambahan.
4) Penghapusan.
5) Penguatan.
6) Penyusunan kembali.
Suatu inovasi yang akan didifusikan, harus melalui beberapa tahapan hingga
akhirnya nanti dapat diambil keputusan untuk diterima atau tidak. Tahapan
tersebut adalah :
1) Pengetahuan.
2) Bujukan.
3) Pengambilan keputusan.
4) Implementasi.
5) Konfirmasi.
Setiap inovasi memiliki beberapa ciri, antara lain seperti yang diungkapkan
oleh Mattew B. Miles:
1) Memiliki kekhasan khusus.
2) Memiliki unsur/ciri kebaruan.
3) Melalui program yang terencana.
4) Memiliki tujuan.
Ciri-ciri inovasi tersebut kemudian dikolaborasikan dengan proses difusi
dengan maksud agar inovasi yang dihasilkan dapat diadopsi oleh kelompok
masyarakat. Maka, tentu harus ada proses pemilihan yang selektif terhadap hasil
inovasi yang ada sebelum akhirnya dipilih untuk diujicobakan untuk kemudian
diadopsi.
Proses seleksi suatu inovasi yang akan didifusikan agar dapat diadopsi dapat
dilakukan dengan beragam cara, tetapi cara mudahnya adalah dengan membuat
suatu kriteria seleksi inovasi. Kriteria-kriteria tersebut kemudian dituangkan
menjadi syarat-syarat adopsi inovasi, yang antara lain berisi :
1) Ada tujuan inovasi yang jelas.
2) Ada pembagian/deskripsi tugas dari masing-masing komponen inovasi.
3) Ada kejelasan struktur otoritas/kewenangan dari inovasi tersebut.
4) Inovasi tersebut memiliki peraturan dasar/umum yang dapat diterapkan.
5) Inovasi tersebut memiliki pola hubungan informasi yang teruji.
E-Learning merupakan salah satu bentuk inovasi dalam dunia pendidikan,
maka e-learning akan dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat
pendidikan dengan melakukan tahapan difusi inovasi. E-Learning adalah salah
satu contoh inovasi yang dinamis, dimana setiap waktu akan dapat terus
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Selain itu,
kebutuhan individu untuk belajar dengan cara yang beragam akan turut
mempengaruhi dinamika pengembangan jenis dan bentuk inovasi e-
learning. Proses difusi inovasi suatu e-learning tidak selalu dapat dipastikan
hasilnya, terkadang akan menghasilkan tanggapan yang positif, tetapi bukan tidak
mungkin juga akan menghasilkan tanggapan yang negatif. Karena, belum semua

Page
13
Tugas Teknologi pendidikan

masyarakat pendidikan sadar dan terfasilitasi dengan teknologi penunjang e-


learning.
Dalam kajian ruang lingkup inovasi pendidikan, inovasi e-learning termasuk
ke dalam bentuk inovasi pengembangan media dan sumber belajar. Inovasi e-
learning cakupannya adalah skala makro (besar), dimana pelaksanaan inovasinya
bersifat luas dan melibatkan banyak pihak. Sebagaimana layaknya bentuk inovasi
lainnya, inovasi e-learning juga harus diujicobakan terlebih dahulu baru dapat
didesiminasikan.
Inovasi e-learning merupakan salah satu upaya untuk dapat membantu
membangun peran pendidikan, dalam membuka kesempatan pembelajaran bagi
banyak orang. Inovasi e-learning tidak bersifat gradual, tetapi bersifat evolution.
Karena, memang tidak ada sesuatu hal yang memang benar-benar baru, melainkan
lebih kepada perbaikan atau perubahan. Oleh karena itu, inovasi e-learning ini
dapat terus dikembangkan secara perorangan maupun kelompok/massal. Dan
tentunya kembali lagi, bahwa inovasi e-learning dalam bentuk apapun harus
disebarluaskan agar dapat memberi manfaat bagi pendidikan secara luas. Maka,
dapat disimpulkan bahwa "INNOVATION IS NOTHING WITHOUT
DIFFUSION".
Munculnya inovasi e-learning diharapkan akan memberikan banyak manfaat
bagi pendidikan. Salah satu manfaat yang diharapkan dapat dirasakan dengan
munculnya e-learning ini adalah dapat membantu upaya mengatasi berbagai
masalah pendidikan yang ada, seperti masalah pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu, relevansi pendidikan, serta peningkatan efektifitas dan efisiensi
pendidikan. Maka, inovasi e-learning sendiri menjadi dianggap begitu penting
dalam mempengaruhi upaya perbaikan dan pengembangan pendidikan. Berikut ini
adalah beberapa poin tentang pentingnya inovasi e-learning :
1) Memfasilitasi upaya pemerataan dan kesempatan pendidikan, mengingat e-
learning dapat memungkinkan memberikan jangkauan pendidikan yang lebih
luas.
2) Membantu peningkatan mutu pendidikan, karena e-learning menerapkan
pendidikan berbasis teknologi dan bebas akses. Sehingga, setiap individu
memiliki keleluasaan lebih untuk belajar.Inovasi e-learning akan dapat
mempengaruhi mutu dalam segi : pendidik, tenaga kependidikan, peserta
didik, dana, serta sarana dan prasarana.
3) Mendukung peningkatan efisiensi pendidikan. Jika e-learning mampu
didifusikan dengan baik, maka akan dapat mengefisiensikan pembelajaran
dalam segi biaya dan waktu.
4) Menciptakan peningkatan efektifitas pendidikan. E-learning akan mendukung
pembelajaran yang lebih baik dan tepat guna jika dikelola dengan baik dan
tepat.
5) Membantu mewujudkan relevansi pendidikan, baik secara internal maupun
eksternal.

Page
14
Tugas Teknologi pendidikan

Difusi inovasi e-learning akan dapat berjalan baik jika didukung dengan
kebijakan dan regulasi yang benar. Kebijakan dan regulasi tersebut harus dikelola
oleh sumber daya yang mumpuni.

Page
15
Tugas Teknologi pendidikan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian tentang pengertian difusi inovasi pendidikan maka dapat
disimpulkan bahwa difusi dan inovasi pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu proses
mengkomunikasikan inovasi pembelajaran melalui saluran tertentu dari individu atau
kelompok kepada individu dan kelompok lain pada suatu sistem sosial. Adapun bentuk
difusi inovasi pendidikan dimaksud dapat berupa inovasi pengembang profesional
pendidik selaku pengelola pembelajaran. Harapannya dengan melakukan difusi inovasi
pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang ada di indonesia.
Agar efektif keberhasilan inovasi pendidikan banyak ditentukan sosialisasi gagasan
yang jitu dan menyeluruh, partisipasi seluruh komponen sumber daya manusai dalam
suatu organisasi pendidikan, serta komitmen pimpinan puncak guna mengarahkan
transformasi atau perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku sesuai dengan harapan dan
tujuan inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Dari makalah saya yang singkat ini mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi saya pribadi. Yang baik datangnya dari Allah Swt, dan
yang buruk datangnya dari saya. Dan saya sadar bahwa makalah saya ini jauh dari kata
sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi saya harapkan saran dan
kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

Page
16
Tugas Teknologi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35481910/11._Aplikasi_Teori_Difusi_Inovasi_Dalam_Tekhnologi_Pemb
elajaran.pptx?auto=download

https://pakarkomunikasi.com/teori-difusi-inovasi

https://tulisandila.wordpress.com/2013/02/16/pengertian-teori-difusi-inovasi/

http://kuliahdifusiinovasi.blogspot.com/2013/11/materi-7-penggunaan-aplikasi-teori.html

Page
17

Anda mungkin juga menyukai