Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES INOVASI PENDIDIKAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Inovasi Pendidikan

DOSEN PEMBIMBING
Tanto Aljauharie Tantowie, M.Pd.I
DISUSUN OLEH
Regal Juliani
Syifa Lihayati
Tina Muplihah

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Proses Inovasi Pendidikan” ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Dengan rasa tulus dan ikhlas serta kerendahan hati penyusun menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Tanto Aljauharie Tantowie, M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah
Inovasi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan
makalah ini.

2. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi semangat

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Ciamis, 17 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Divusi dan Diseminasi Inovasi .................................................................... 2

B. Proses Keputusan Inovasi ............................................................................ 4

C. Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan ......................................... 5

D. Tipe Keputusan Inovasi ............................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ...................................................................................................... 8

B. Saran ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya tuntutan inovasi tersebut menjadikan guru sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan pendidikan diharuskan untuk memiliki ide atau barang yang dapat digunakan
dalam rangka memecahkan permasalahan pendidikan di Indonesia lebih khusus lagi
permasalahan yang ada di sekolah. Guru merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam
proses belajar mengajar.

Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar


mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya
kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan
guru antara lain adalah, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa,
hubungan antar individu, serta penguasaan materi yang diajarkan .

B. Rumusan Masalah
A. Divusi dan Diseminasi Inovasi

B. Proses Keputusan Inovasi

C. Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan

D. Tipe Keputusan Inovasi

C. Tujuan
A. Mengetahui dan memahami Divusi dan Diseminasi Inovasi

B. Mengetahui dan memahami Proses Keputusan Inovasi

C. Mengetahui dan memahami Proses Keputusan Inovasi

D. Mengetahui dan memahami Tipe Keputusan Inovasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Divusi dan Diseminasi Inovasi

Inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barangbarang
buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang. Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan dengan
membuat gagasan baru, dimana konsep sebelumnya sudah ada tetapi dikembangkan
dan menjadi berbeda dari hal sebelumnya, serta digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu pendidikan.1 Proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang
dilakukan oleh individu atau organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai
menerapkan (implementasi) inovasi pendidikan. Kata proses mengandung arti bahwa
aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu dan setiap saat tentu terjadi
perubahan. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama prose situ berlangsung
akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain tergantung pada
kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi. Demikian pula selama proses
inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang berkesinambungan sampai
proses itu dinyatakan.

1. Difusi Difusi adalah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat


dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi
yang terbentuk disini ialah terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal
balik) antar beberapa individu, baik secara memusat (konvergen) maupun
memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan

Difusi memiliki beberapa elemen, diantaranya:

a. Inovasi, Inovasi merupakan sesuatu yang mengandung beberapa ide-


ide alternatif. Dengan adanya informasi, maka akan memantapkan ide
yang dipilih untuk memperjelas arah beberapa alternatif tersebut.

b. Komunikasi dengan saluran tertentu, Saluran komunikasi merupakan


alat untuk menyampaikan informasi dari seseorang ke orang lain.
Kondisi kedua pihak yang berkomunikasi akan memengaruhi
pemilihan atau penggunan saluran yang tepat untuk mengefektifkan
proses komunikasi. Misalnya, saluran media massa seperti radio,

2
televisi, surat kabar, dari seseorang atau sekelompok orang kepada
orang banyak (massa). Biasanya media massa digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada audiensi dengan maksud agar
audiensi (penerima informasi) mengetahui dan menyadari adanya
inovasi.

c. Waktu, Waktu adalah elemen yang penting dalam proses difusi karena
waktu merupakan aspek utama dalam proses komunikasi. Peranan
waktu dalam proses difusi antara lain:

 Proses keputusan inovasi, yaitu proses sejak seseorang


mengetahui inovasi pertama kali sampai memutuskan untuk
menerima atau menolak inovasi.

 Kepekaan seseorang terhadap inovasi. Orang yang menerima


inovasi lebih dahulu secara relatif lebih peka terhadap inovasi
daripada yang menerima inovasi lebih akhir.

 Kecepatan penerimaan inovasi, yaitu kecepatan relatif


diterimanya inovasi oleh warga masyarakat. Kecepatan inovasi
cenderung diukur berdasarkan tinjauan penerimaan inovasi oleh
keseluruhan warga masyarakat, bukan penerimaan inovasi
secara individual.

2. Diseminasi Inovasi

Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan,


dan dikelola. Apabila difusi terjadi secara spontan, diseminasi terjadi setelah
ada perencanaan. Misalnya, dalam penyebaran inovasi penggunaan teknologi
komputer dapat menunjang proses belajar mengajar. Setelah diadakan
percobaan, ternyata dengan menggunakan teknologi komputer dapat
membantu proses belajar secara efektif dan siswa lebih giat untuk belajar.
Selanjutnya, hasil percobaan itu perlu didesiminasikan. Untuk
menyebarluaskan cara baru tersebut, dengan cara menatar beberapa guru
dengan harapan terjadi juga difusi inovasi antarguru di sekolah masingmasing.

3
B. Proses Keputusan Inovasi

Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit
pengambilan keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian
dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, menetapkan keputusan
menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap
keputusan inovasi yang telah diambilnya. Proses keputusan inovasi bukan kegiatan
yang dapat berlangsung seketika, tetapi merupakan serangkaian kegiatan yang
berlangsung dalam jangka waktu tertentu, sehingga individu atau organisasi dapat
menilai gagasan yang baru itu sebagai bahan pertimbangan untuk selanjutnya akan
menolak atau menerima inovasi dan menerapkannya

Menurut Rogers, proses keputusan inovasi terdiri atas lima tahap yaitu:

1. Tahap Pengetahuan (knowledge) Proses keputusan inovasi pendidikan dimulai


dengan tahap pengetahuan, yaitu tahap saat seseorang menyadari adanya inovasi
dan ingin tahu fungsi inovasi tersebut. Menyadari dalam hal ini bukan memahami,
melainkan membuka diri untuk mengetahui inovasi. Seseorang yang menyadari
perlunya mengetahui inovasi tentu bedasarkan pengamatan tentang inovasi itu
sendiri dengan kebutuhan, minat, atau kepercayaannya. Setelah menyadari adanya
inovasi dan membuka diri untuk mengetahui inovasi, keaktifan unutk memenuhi
kebutuhan ingin tahu tentang inovasi itu bukan hanya berlangsung pada tahap
pengetahuan, tetapi juga pada tahap lain, bukan sampai tahap konfirmasi masih
ada keinginan untuk mengetahui aspek-aspek tertentu dari inovasi.

2. Tahap Bujukan (persuation) Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi,
seseorang membetuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi.
Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif.
Pada tahap persuasi, proses kegiatan mental yang berperan utama dalah bidang
afektif atau perasaan. Seseorang tidak dapat menyenangi inovasi sebelum tahu
lebih dulu tentang inovasi. Dalam tahap persuasi lebih banyak keaktifan mental
yang memegang peran. Sesorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang
inovasi dan menafsirkan informasi yang diterimanya. Pada tahap ini, berlangsung
seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya.

3. Tahap Keputusan (decision) Tahap keputusan dari inovasi berlangsung jika


seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menerima atau menolak

4
inovasi. Sering terjadi seseorang menerima inovasi setelah ia mencoba terlebih
dahulu atau mencoba sebagian kecil, kemudian dilanjutkan secara keseluruhan
jika sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Inovasi yang dapat
dicoba bagian demi bagian akan lebih dapat diterima. Akan tetapi, tidak semua
inovasi dapat dicoba dengan dipecah menjadi beberapa bagian.

4. Tahap Implementasi (implementation) Tahap implementasi dalam proses


keputusan inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap
implementasi berlangsung keaktifan, baik mental maupun perbuatan. Keputusan
penerima gagasan atau ide dibuktikan dengan praktik. Pada umumnya,
implementasi mengikuti hasil keputusan inovasi. Akan tetapi, dapat juga terjadi
karena sesuatu hal, seseorang sudah memutuskan menerima inovasi, tetapi tidak
diikuti implementasi. Biasanya hal ini terjadi karena fasilitas penerapan yang tidak
tersedia. Tahap implementasi berlangsung dalam waktu yang sangat lama,
bergantung pada keadaan inovasi. Suatu tanda bahwa tahap implementasi inovasi
berakhir jika penerapan inovasi sudah melembaga dan menjadi hal yang bersifat
rutin atau merupakan hal yang baru lagi.

5. Tahap Konfirmasi (confirmation) Dalam tahap konfirmasi, seseorang mencari


penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya dan dapat menarik kembali
keputusannya jika diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi
semula. Tahap konfirmasi sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak
terjadi keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu
yang tidak terbatas. Selama dalam konfirmasi, seseorang berusaha menghindari
terjadinya disonansi, paling tidak berusaha menguranginya

C. Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan

Motivasi yang mendorong perlunya diadakan inovasi pendidikan jika dilacak


biasanya bersumber pada dua hal yaitu:

a. kemauan sekolah (lembaga pendidikan) untuk mengadakan respon terhadap


tantangan kebutuhan masyarakat,

b. adanya usaha untuk menggunakan sekolah (lembaga pendidikan) untuk


memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Faktorfaktor yang
mempengaruhi proses inovasi pendidikan antara lain sebagai berikut:

5
1. Visi terhadap pendidikan

Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah yang


didapat dalam keluarga maupun lingkungan. Cinta kasih orang tua dan
ketergantungan serta kepercayaan anak mereka pada usia-usia dini
merupakan dasar kukuh yang memungkinkan timbulnya pergaulan
mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan
tumbuh dan membentuk diri anak yang unik sesuai dengan pembawaan
lingkungan, budaya, dan zamannya.

2. Faktor pertambahan penduduk

Adanya pertambahan penduduk yang tinggi menimbulkan akibat yang luas


terhadap kehidupan terutama pendidikan. Banyak masalah pendidikan
yang berkaitan dengan meledaknya julmah anak usia sekolah. Diantaranya
yaitu: kekurangan kesempatan belajar, masalah kualitas pendidikan, dan
masalah relevansi.

3. Faktor perkembangan ilmu pengetahuan

Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut harus dimasukkan
dalam kurikulum sekolah, meskipun hal ini menyebabkan adanya
kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-masalah baru.

4. Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan Salah satu tuntutan


diadakannya inovasi dalam pendidikan adalah adanya relevansi antara
dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.
Berkenaan dengan hal tersebut, pendidikan dapat diperoleh baik di sekolah
maupun diluar sekolah. Dalam mempersiapkan proses pendidikan yang
relevan sesuai dengan perkembangan zaman, sistem pembelajaran harus
disesuaikan agar tidak ketinggalan dan mampu untuk mencetak lulusan
yang berkualitas dan mampu bersaing dengan dunia internasional

D. Tipe Keputusan Inovasi

Inovasi dapat diterima atau ditolak oleh seseorang sebagai anggota sistem
sosial, atau oleh keseluruhan anggota sistem sosial, yang menentukan untuk menerima

6
inovasi berdasarkan keputusan bersama atau berdasarkan paksaan (kekuasaan).
Dengan dasar kenyataan tersebut maka dapat dibedakan adanya tipe keputusan
inovasi:

1. Keputusan inovasi opsional, yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi,


berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa
tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain.
Meskipun dalam hal ini individu mengambil keputusan itu berdasarkan norma
sistem sosial atau hasil komunikasi interpersonal dengan anggota sistem sosial
yang lain. Jadi hakikat pengertian keputusan inovasi opsional ialah individu
yang bereperan sebagai pengambil keputusan untuk menerima atau menolak
suatu inovasi.

2. Keputusan inovasi kolektif, ialah pemeliharaan untuk menerima atau menolak


inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan
kesepakatan antar anggota sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus
menaati keputusan bersama yang telah dianutnya.

3. Keputusan inovasi otoritas, ialah pemilihan unutk menerima atau menolak


inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok
orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang atau kemampuan yang
lebih tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Para
anggota sama sekali tidak mempunyai pengaruh atau peran dalam membuat
keputusan inovasi. Para anggota sistem sosial tersebut hanya melaksanakan
apa yang telah diputuskan oleh unit pengambil keputusan.

4. Keputusan inovasi kontingensi, ialah pemilihan menerima atau menolak suatu


inovasi, baru dapat dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang
mendahuluinya.

7
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu
atau organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi)
inovasi pendidikan. Macam-macam proses inovasi pendidikan diantara adalah difusi dan
diseminasi inovasi.
Difusi adalah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi yang terbentuk
disini ialah terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal balik) antar beberapa
individu, baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen) yang
berlangsung secara spontan.
Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan
dikelola. Apabila difusi terjadi secara spontan, diseminasi terjadi setelah ada perencanaan.
Misalnya, dalam penyebaran inovasi penggunaan teknologi komputer dapat menunjang
proses belajar mengajar.
Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit
pengambilan keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian
dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, menetapkan keputusan menerima
atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi
yang telah diambilnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses inovasi pendidikan yaitu visi terhadap
pendidikan, faktor pertambahan penduduk, faktor perkembangan ilmu pengetahuan, dan
tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan.
Menurut Rogers, proses keputusan inovasi terdiri atas lima tahap yaitu: tahap
pengetahuan (knowledge), tahap bujukan (persuation), tahap keputusan (decision), tahap
implementasi (implementation), tahap konfirmasi (confirmation). Inovasi dapat diterima
atau ditolak oleh seseorang sebagai anggota sistem sosial, atau oleh keseluruhan anggota
sistem sosial, yang menentukan untuk menerima inovasi berdasarkan keputusan bersama
atau berdasarkan paksaan (kekuasaan). Dengan dasar kenyataan tersebut maka dapat
dibedakan adanya tipe keputusan inovasi yaitu keputusan inovasi opsional, keputusan
inovasi kolektif, keputusan inovasi otoritas, keputusan inovasi kontingensi.

8
B. SARAN
Penulis mengharapkan pembaca dapat memahami materi diatas dan pmenerapkannya
dengan baik, penulis mengetahui makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
bagi makalah dari pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana, A. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Sa’ud, Udin Syaefudin. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2015.

10

Anda mungkin juga menyukai