MANAJEMEN INOVASI
Dosen Pengampu
Disusun Oleh
Kelompok 2
SEMESTER III
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas mengenai
“Karakteristik, Strategi Penerapan Inovasi Pendidikan Dan Manajemen Inovasi
Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman yaitu
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan seluruh umatnya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Inovasi
Pendidikan”. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Bapak Dr. Agus Purwowidodo, M.pd selaku
dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu memberikan referensi buku.
Sebagaimana pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak maka satupun manusia
yang tak luput dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang
sebesarnya-besarnya. Kami sangat menyadari apa yang kami susun ini sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami dapat
memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
C. Tujuan ....................................................................................................................2
A. Kesimpulan ............................................................................................................14
B. Saran ......................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana manajemen inovasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui strategi inovasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui manajemen inovasi pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik inovasi pendidikan bisa dipahami berdasarkan kata karakteristik dan inovasi
pendidikan. Karakteristik adalah ciri kas atau bentuk-bentuk watak atau karakter yang dimiliki
oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus. Inovasi pendidikan adalah suatu ide,
barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan. Cepat lambatnya
penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri.
Karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi,
sebagai berikut:
Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi
dipengaruhi oleh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat merupakan kombinasi dari berbagai
3
macam atribut. Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses
penerimaan, maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang dikemukakan zaltman, sebagai
berikut:
1. Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik
pembiayaan pada awal (penggunaan) maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya.
2. Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi di bidang
perusahaan atau industri.
3. Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat menghemat waktu dan
juga terhindar dari berbagai masalah/hambatan.
4. Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung resiko yang
sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi
5. Mudah dikomunikasikan, Inovasi akan cepat diterima bila isinya mudah dikomunikasikan
dan mudah diterima klien.
7. Kompleksitas, inovasi yang dapat mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar
dengan cepat
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan sosial
adalah ketepatan penggunaan strategi, tetapi memilih strategi yang tepat bukan pekerjaan yang
mudah. Selanjutnya ada Empat Macam Strategi Inovasi
1. Strategi Fasilitatif
4
(1) Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan (klien):
• mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan
(tujuan).
• merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan
• bersedia menerima bantuan dari luar dirinya
• Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki
dirinya
(3) Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah terhadap
usaha perubahan sosial.
(4) Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika
klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai
yang diharapkan.
(5) Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam
masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan
sumber atau fasilitas yang diperlukan.
2. Strategi Pendidikan
Perubahan sosial didefinisikan sebagai pendidikan atau pengajaran kembali (re-
education). Pendidikan juga dipakai sebagai strategi untuk mencapai tujuan perubahan sosial.
Dengan menggunakan strategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan sosial dengan
cara menyampaikan fakta dengan maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi itu
untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Dengan dasar pemikiran bahwa manusia
5
akan mampu untuk membedakan fakta serta memilihnya guna mengatur tingkah lakunya
apabila fakta itu ditunjukkan kepadanya. Zaltman menggunakan istilah ”re-education” dengan
alasan bahwa dengan strategi ini mungkin seseorang harus belajar lagi tentang sesuatu yang
dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap
yang baru. Dengan menggunakan strategi pendidikan berarti tidak menutup kemungkinan
untuk digunakannya strategi yang lain sesuai dengan keperluan.
(1) Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi sebagai
berikut:
• apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam waktu yang singkat
(tidak ingin segera cepat berubah)
• apabila sasaran perubahan (klien) belum memeiliki keterampilan atau pengetahuan
tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program perubahan sosial.
• apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap
perubahan yang diharapkan.
• apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah laku yang
sudah ada ke tingkah laku yang baru.
• apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan dimengerti
atasa dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan adanya kontrol dari klien.
(2) Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif jika:
6
(3) Strategi pendidikan akan kurang efektif jika:
3. Strategi Bujukan
• masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang fektif.
• pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap
klien.
• sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi menganggap mengandung suatu
resiko yang dapat menimbulkan perpecahan.
• perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak dapat diamati
kemanfaatannya secara langsung.
7
• Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal
diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan.
4. Strategi Paksaan
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi paksaan, artinya
dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang
dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan.
Kekuatan paksaan juga dipengaruhi berbagai faktor antara lain: ketatnya pengawasan yang
dilakukan pelaksana perubahan terhadap klien. Tersedianya berbagai alternatif untuk mencapai
tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana (biaya) untuk menunjang pelaksanaan
program, misalnya untuk memberi hadiah kepada klien yang berhasil, atau menghukum yang
tidak mau dipaksa.
• strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan
sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya.
• strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah
atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
• strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk
mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak mampu mengadakannya.
• strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang dharapkan harus terwujud
dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai.
• strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap
perubahn sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial sebelum usaha
penolakan terhadapnya bergerak.
• strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima perubahan sosial
artinya sukar dipengaruhi
• strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan
sosial yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan program perubahan sosial sering
juga dipakai kombinasi antara berbagai macam strategi, disesuaikan dengan tahap
pelaksanaan program serta kondisi dan situasi klien pada berlangsungnya proses
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial.
8
C. Manajemen Inovasi Pendidikan
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan proses untuk mempersiapkan seperangkat keputusan tentang
kegiatan pada masa yang akan datang dengan diarahkan pada pencapaian tujuan melalui
penggunaan sarana yang tersedia. Secara umum perencanaan meliputi 3 jenis yaitu :
• Perencanaa Alokatif (inovatif planning)
Perencanaan ini ditandai oleh upaya penyebaran atau pembagian (alokasi) sumber-
sumber yang jumlahnya terbatas pada kegiatan-kegiatan dan pihak-pihak yang akan
menggunakan sumber-sumber tersebut yang jumlahnya lebih banyak.
• Perencanaan Inovatif (innovatif planning)
Merupakan proses penyusunan rencana yang menitikberatkan perubahan fungsi dan
wawasan kelembagaan untuk memecahkan masalah yang timbul pada masyarakat.
• Perencanaan Strategi
9
Merupakan bagian dari manajemen strategi. Fungsi manajemen strategis adalah
untuk mendayagunakan berbagai peluang baru yang mungkin akan terjadi pada
masa yang akan datang.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan merancang dan menetapkan komponen
pelaksanaa proses kegiatan yang terdiri atas tenaga manusia, fungsi, fasilitas.
Adapun pengorganisasian inovasi pendidikan adalah usaha untuk
mengintegrasikan sumber-sumber manusiawi dan non- manusiawi yang diperlukan dalam
satu kesatuan untuk menjalankan kegiatan sebagaimana direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Penggerakan (Motivating)
Penggerakan atau motivating menurut Siagian (1982: 128), adalah keseluruhan
proses pemberian motivasi untuk bekerja kepada bawahan sedemikian rupa, sehingga mau
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Hersey dan Blanchard (1982) mendefinisikan penggerakan sebagai kegiatan untuk
menumbuhkan situasi yang secara langsung dapat mengarahkan dorongan-dorongan yang
ada dalam diri seseorang pada kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivating dalam dunia
pendidikan, yaitu pemberian motivasi dari kepala sekolah kepada guru-guru atau siswa agar
melaksanakan program belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Motivasi yang mendorong perlunya diadakan inovasi pendidikan bersumber pada dua hal,
yaitu kemauan sekolah (lembaga pendidikan) untuk mengadakan respons terhadap
tantangan kebutuhan masyarakat dan adanya usaha untuk menggunakan sekolah (lembaga
pendidikan) untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Antara lembaga
pendidikan dengan sistem sosial terjadi hubungan yang erat dan saling memengaruhi.
4. Penilaian (Evaluation)
10
merupakan proses mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi untuk membantu para
pengambil keputusan dalam memilih alternatif keputusan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Anderson (1978: 270), penilaian terhadap program
mempunyai tujuan, yaitu:
a. memberi masukan untuk perencanaan program;
b. memberi masukan untuk keputusan tentang kelanjutan, perluasan, dan penghentian
(sertifikasi) program;
c. memberi masukan untuk keputusan tentang modifikasi program; d. memperoleh
informasi tentang pendukung dan penghambat,pelaksanaan program;
e. memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi penilaian.
Metode yang dapat dipergunakan dalam melakukan penilaian terhadap inovasi pendidikan,
menurut Sudjana (2000: 285-310) adalah sebagai berikut :
a. Metode eksperimen sungguhan dan eksperimen semu, digunakan apabila penilai ingin
mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang efektivitas suatu program atau komponen
dan mengharapkan temuannya dapat memberikan kontribusi mendasar bagi ilmu
pengetahuan.
b. Metode korelasi, digunakan dalam beberapa situasi yang bermanfaat untuk menjawab
beberapa pertanyaan mengenai dua variabel atau lebih, misalnya korelasi antara
pembiayaan dengan efektivitas program.
c. Survey, digunakan untuk menjajagi, mengumpulkan, menggambarkan, menerangkan
sasaran atau objek program yang dievaluasi. Metode ini tidak mengharuskan untuk selalu
mencari atau menjelaskan hubungan-hubungan, mentes hipotesis, membuat prediksi atau
mencari makna dan implikasi.
d. Asesmen, biasanya dilakukan melalui pola eksperimen sungguhan atau eksperimen semu
yang bertujuan untuk menghimpun inforasi tentang kompetensi pelaksanaan dan
karakteristik program inovasi pendidikan yang perlu berubah/ tidak sejalan dengan
pencapaian tujuan program.
e. Keputusan ahli secara sistematis, yang diperlukan apabila kegiatan evaluasi mencakup
berbagai aspek/komponen program yang kondisinya bervariasi. Cara ini terutama
dilakukan jika suatu program dilakukan dan dibiayai oleh lembaga tertentu.
f. Studi kasus sebagai analisis dan deskripsi secara mendalam serta terperinci tentang
lembaga pelaksana inovasi pendidikan atau fenomena di dalamnya. Studi kasus digunakan
dalam situasi tertentu, terutama tatkala fenomena yang akan dievaluasi bersifat global.
11
Misalnya, dalam penilaian efektivitas lembaga, tugas para penilai melakukan asesmen
tentang efektivitas keorganisasian lembaga tersebut.
g. Pengamatan (kesaksian), yang merupakan induk dari berbagai perencanaan dan evaluasi
setiap program, bukan merupakan metode penilaian yang jitu, melainkan hanya sebagai
metode yang mendekati ketepatan penilaian.
5. Pengawasan (Controlling)
12
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling berkaitan antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan proses manajemen. Dengan demikian, proses
manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakteristik adalah ciri kas atau bentuk-bentuk watak atau karakter yang dimiliki oleh
setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus. Karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi Keuntungan relatif, Kompatibel
(compatibility), Kompleksitas (complexity), Trialabilitas (triability), dan Dapat diamati
(observability). Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses
penerimaan, maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang dikemukakan zaltman, sebagai
berikut :1. Pembiayaan (cost), 2. Balik modal (returns to investment), 3. Efisiensi, 4. Resiko
dari ketidakpastian 5. Mudah dikomunikasikan, 6. Kompatibilitas, . 7. Kompleksitas,
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan
sosial adalah ketepatan penggunaan strategi, tetapi memilih strategi yang tepat bukan pekerjaan
yang mudah. Selanjutnya ada Empat Macam Strategi Inovasi Strategi Fasilitatif, Strategi
Pendidikan, Strategi Bujukan, dan Strategi Paksaan
Manajemen inovasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan (mengawasi dan menilai) segala upaya
dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia dan nonmanusia secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan yang telah ditetapkan. Manajemen
inovasi pendidikan dalam pembagian fungsi terdapat 5 fungsi diantaranya yaitu:
1. Perencanaan (Planning), 2 Pengorganisasian (Organizing) 3. Penggerakan (Motivating), 4.
Penilaian (Evaluation) dan 5. Pengawasan (Controlling)
Fungsi-fungsi manajemen berjalan saling berinteraksi dan saling berkaitan antara satu dengan
lainnya, sehingga menghasilkan proses manajemen.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber da n kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
About the Journal. Uny.ac.id. Published 2022. Accessed September 14, 2022.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/about
Arikunto, S., & Yuliana, L. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media
Yogyakarta
Kristiawan M, Parlian RB, Johari I. The Effect of Time Token Technique towards
Students’ Speaking Skill at Science Class of Senior High School 1 Pariaman. Al-Ta lim
Journal. 2016;23(1):22-28. doi:10.15548/jt.v23i1.159
Masruroh, Ninik. Manajemen Inovasi Pembalejaran. Jakarta : Mitra Wacana Media 2014
15