Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROSES INOVASI PENDIDIKAN DAN STRATEGI DALAM INOVASI


PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen: ABDUL MUMIN SAUD, S.SOS, M.PD.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Shela Lestari 195060004
Sevti Larayani 195060013
Muhammad Angga Raihan 195060016
Fakhira Aghnia Rahmawanti 195060024
Nur Fahmi Fardila 195060033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Proses Pendidikan
Inovasi dan Strategi dalam Inovasi Pendidikan” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan kami berusaha menyusun
makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
memberikan informasi mengenai “Proses Inovasi Pendidikan dan Strategi Inovasi
Pendidikan”. Dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dan penulisanya, akhir kata
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita Amin.

Bandung, Januari 2021


Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Proses Inovasi Pendidikan.......................................................3
2.2 Beberapa Model Proses Inovasi Pendidikan..............................................3
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Inovasi Pendidikan..............6
2.4 Strategi Inovasi Pendidikan........................................................................7
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sebagai proses transformasi budaya sejatinya menjadi wahana
bagi perubahan dan dinamika kebudayaan masyarakat dan bangsa. Karena itu,
pendidikan yang diberikan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan harus
mampu memenuhi tuntutan pengembangan potensi peserta didik secara maksimal,
baik potensi intelektual, spiritual, sosial, moral, maupun estetika sehingga
terbentuk kedewasaan atau kepribadian seutuhnya. Dengan melalui kegiatan
tersebut yang merupakan bentuk-bentuk utama dari proses pendidikan, maka
kelangsungan hidup individu dan masyarakat akan terjamin. Dalam hal ini
pendidikan sebenarnya berfungsi mengembangkan seluruh aspek kepribadian
peserta didik secara utuh dan terintegrasi tetapi untuk memudahkan pengkajian
dan pembahasan biasa diadakan pemilahan dalam aspek-aspek intelektual, sosial,
emosi dan fisik-motorik (Sukmadinata, 2004:9).
Dalam konteks inilah, peran manajemen dan kepemimpinan pendidikan
yang menghasilkan kebijakan inovatif memang sangat signifikan bagi pendidikan
nasional yang lebih bermakna. Untuk itu, upaya-upaya inovatif melalui kebijakan
pendidikan berbasis kepada masyarakat di satu sisi, dan kebijakan pendidikan
berfokus pada pelanggan dan mutu, akan dapat menciptakan daya saing anak
bangsa dalam persaingan global. Dengan demikian inovasi pendidikan memang
menjadi keniscayaan dalam merespon tuntutan lingkungan internal dan respon
terhadap keperluan eksternal dunia pendidikan nasional, sehingga sistem
pendidikan nasional yang dilaksanakan mampu menciptakan tatanan budaya baru
bangsa yang lebih cerdas dan mensejahterakan dan memajukan bangsa. Namun
demikian organisasi pendidikan mempunyai karakteristik atau keunikan tersendiri
jika dibandingkan dengan organisasi yang lain di luar bidang pendidikan, maka
untuk memperluas wawasan tentang inovasi pendidikan yang sesuai dengan
kondisi dan situasi setempat maka bagaimana strategi yang dapat dilakukan
berdasarkan keragaman yang ada dalam bidang pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inovasi pendidikan?
2. Beberapa model proses inovasi pendidikan?
3. Apa saja tahap-tahap dalam proses inovasi pendidikan?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi proses inovasi pendidikan?
5. Apa itu strategi dalam inovasi pendidikan?
6. Apa saja empat macam strategi dalam inovasi pendidikan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari proses inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui ada beberapa macam model yang terdapat dalam proses
inovasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap apa yang terdapat dalam proses inovasi
pendidikan.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang terdapat dalam proses inovasi
pendidikan.
5. Untuk mengetahuai strategi dalam inovasi pendidikan.
6. Untuk mengetahui keempat macam strategi dalam inovasi pendidikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Inovasi Pendidikan
Pengertian Inovasi dan Inovasi Pendidikan, Inovasi adalah suatu gagasan,
ide dan perubahan dalam berbagai bidang. Sedangkan inovasi pendidikan adalah
sebuah proses, produk dan ide adalah bidang pendidikan. Menurut Prof. Azis
Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi
merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Proses inovasi pendidikan
adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau organisasi, mulai
sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi pendidikan.
Kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan
waktu dan setiap saat tentu terjadi perubahan. Berapa lama waktu yang
dipergunakan selama proses itu berlangsung akan berbeda antara orang atau
organisasi satu dengan yang lain tergantung pada kepekaan orang atau organisasi
terhadap inovasi. Demikian pula selama proses inovasi itu berlangsung akan
selalu terjadi perubahan yang berkesinambungan sampai proses itu dinyatakan
berakhir.
2.2 Beberapa Model Proses Inovasi Pendidikan
Model Proses Inovasi yang berorientasi pada Indivual, antara lain:
a. Lavidge dan Steiner (1961)
1. Menyadari
2. Mengetahui
3. Menyukai
4. Memilih
5. Mempercayai
6. Membeli
b. Rogers (1962)
1. Menyadari
2. Menaruh perhatian
3. Menilai
4. Mencoba
5. Menerima
c. Robertson (1971)
1. Persepsi tentang masalah
2. Menyadari
3. Memahami
4. Menyikapi
5. Mengesahkan
6. Mencoba
7. Menerima
8. Disonansi
Model Proses Inovasi yang berorientasi pada Organisasi, antara lain:
a. Milo (1971)
1. Konseptualisasi
2. Tentatif adopsi
3. Penerimaan sumber
4. Implementasi
5. Institusionalisasi
b. Shepard (1967)
1. Penemuan ide
2. Adopsi
3. Implementasi
c. Hage dan Aiken (1970)
1. Evaluasi
2. Inisiasi
3. Implementasi
4. Rountinisasi
d. Zaltman, Duncan, & Holbek (1973):
1. Tahap Permulaan (Inisiasi)
- Langkah pengetahuan dan kesadaran
- Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi
2. Tahap Implementasi
- Langkah awal implementasi
- Langkah kelanjutan pembinaan
Berikut ini diberikan uraian secara singkat proses inovasi dalam organisasi
menurut Zaltman, Duncan, dan Holbek (1973). Zaltman dan kawan-kawan
membagi proses inovasi dalam organisasi menjadi dua tahap yatu tahap
permulaan (intitiation stage) dan tahap implementasi (implementation stage). Tiap
tahap dibagi lagi menjadi beberapa langkah (sub stage).
1. Tahap Permulaan (Intiation Stage)
a. Langkah pengetahuan dan kesadaran
Jika inovasi dipandang sebagai suatu ide, kegiatan, atau material yang
diamati baru oleh unit adopsi (penerima inovasi), maka tahu adanya inovasi
menjadi masalah yang pokok. Sebelum inovasi dapat diterima calon penerima
harus sudah menyadari bahwa inovasi dan dengan demikian ada kesempatan
untuk menggunakan inovasi dalam organisasi.
b. Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi
Dalam tahap ini anggota organisasi membentuk sikap terhadap inovasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap inovasi memgang
peranan yang penting untuk menimbulkan motivasi untuk ingin berubah atau mau
menerima inovasi.
c. Langkah pengambilan keputusan
Pada langkah ini segala informasi tentang potensi inovasi dievaluasi. Jika
unit pengambil keputusan dalam organisasi menganggap bahwa inovasi itu
memegang dapat diterima dan ia senang untuk menerimanya maka inovasi akan
diterima dan diterapkan dalam organisasi. Demikian pula sebaliknya jika unit
pengambil keputusan tidak menyukai inovasi dan menganggap inovasi tidak
bermanfaat maka ia akan menolaknya.
2. Tahap Implementasi (Implementation Stage)
Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan oleh para anggota organisasi
adalah menggunakan inovasi atau menerapkan inovasi.
a. Langkah awal permulaan implementasi
Pada langkah ini organisasi mencoba menerapkan sebagian inovasi.
Misalnya, setelah Dekan memutuskan bahwa semua dosen harus membuat
persiapan mengajar dengan model satuan acara perkuliahan, maka pada awal
penerapannya setiap dosen diwajibkan untuk membuat satu mata kuliah dulu,
sebelum nanti akan diberlakukan untuk semua mata kuliah.
b. Langkah kelanjutan pembinaan penerapan inovasi
Jika pada penerapan awal telah berhasil, maka para anggota telah
mengetahui dan memahami inovasi, serta memperoleh pengalaman dalam
menerapkannya, maka tinggal melanjutkan dan menjaga kelangsungannya.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Inovasi Pendidikan
1. Faktor Kegiatan Belajar Mengajar
Guru sebagai tenaga yang telah dipandang memiliki keahlian dalam
pendidikan diserahi tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar
mengajar agar dapat mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah
laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang
telah dirumuskan. Tetapi dalam pelaksanaan tugas pengelolahan kegiatan belajar
mengajar terdapat berbagai faktor yang menyebabkan orang memandang bahwa
pengelolahan kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang kurang profesional,
kurang efektif, dan kurang perhatian. Dari data tersebut menunjukan bagaimana
uniknya kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan timbulnya peluang untuk
munculnya pendapat bahwa profesional guru diragukan bahkan ada yang
mengatakan bahwa jabatan guru itu “semi profesional”, karena jika profesional
yang penuh tentu akan memberi peluang pada anggotanya untuk menguasai
kemampuan profesional yang ditunjukkan dalam penampilannya, memasuki
anggota profesi dan penilaian terhadap penampilan profesinya, diawasi oleh
kelompok profesi, ketentuan untuk berbuat profesional, ditentukan bersama antar
sesame anggota profesi (Zaitman, Florio, Siloski, 1977).
2. Faktor Internal dan Eksternal
a. Faktor Internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan dan
dengan sendirinya juga inovasi pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar
pengaruhnya terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk
mencapai perubahan tingkah laku siswa. Jadi, siswa sebagai pusat perhatian
dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan
pendidikan.
b. Faktor Eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi pendidikan
ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai peranan dalam menunjang
kelancaran proses inovasi dan mendorong kegiatan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan sekolah, maupun sebagai
penunjang pengadaan dana.
3. Sistem Pendidikan (Pengelolahan dan Pengawasan)
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah diatur dengan aturan yang
dibuat oleh pemerintah. Penanggung jawab sistem pendidikan di Indonesia adalah
Departemen Pendidikan Indonesia yang mengatur seluruh sistem berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang diberlakukan. Dalam kaitan dengan adanya berbagai
macam aturan dari pemerintahan tersebut maka timbul permasalahan sejauh mana
batas kewenangan guru untuk mengambil kebiajakan dalam melakukan tugasnya
dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat. Demikian pula
kesempatan yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya guru menghadapi tantangan kemajuan zaman.
2.4 Strategi Inovasi Pendidikan
Ada empat macam strategi inovasi Pendidikan yaitu: strategi fasilitatif
(facilitative strategies), strategi pendidikan (re-educative strategies), strategi
bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies).
1. Strategi Fasilitatif (Facilitative Strategies).
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi
fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah ditentukan,
diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program perubahan sosial
akan berjalan dengan mudah dan lancar. Strategi fasilltatif ini akan dapat
dilaksanakan dengan tepat jika diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a) Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat Jika sasaran perubahan
(klien):
- Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target
perubahan (tujuan).
- Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.
- Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.
- Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau
memperbaiki dirinya.
b) Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program
menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga
bantuan yang diperlukan.
c) Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagal kompensasi motivasi yang
rendah terhadap usaha perubahan sosial.
d) Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan
sosial Jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhị
tuntutan perubahan sesual yang diharapkan.
e) Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan menciptakan peran yang baru
dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak
sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.
f) Usaha perubahan dengan menyediakan berbagal fasilitas akan lebih lancar
pelaksanaannya jika pusat keglatan organisasi pelaksana perubahan sosial,
berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
g) Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat
diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial karena
kekurangan sumber dana dan tenaga.
h) Perbedaan sub bagian dalam kllen akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang
diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
i) Strategi fasilitatif kurang efektif jika:
- Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk
menentang adanya perubahan sosial.
- Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari
klien untuk menerima perubahan.
2. Starategi Pendidikan (Re-educative Strategies).
Perubahan sosial didefinisikan sebagal pendidikan atau pengajaran
kembali (re-education), (Zaltman, Duncan, 1977:111). Pendidikan juga dipakai
sebagal strategi untuk mencapai tujuan perubahan sosial. Dengan menggunakan
strategi pendidikan ber- arti untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara
menyampai- kan fakta dengan maksud orang akan menggunakan fa'kta atau
informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Dengan dasar
pemikiran bahwa manusia akan mampu untuk membedakan fakta serta
memilihnya guna mengatur tingkah lakunya apabila fakta itu ditunjukkan
kepadanya. Agar penggunaan strategi pendidikan dapat berlangsung secara
efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalani kondisi dan
situasi sebagai berikut.
- Apabila perubahan sosial yang dilnginkan, tidak harus terjadi dalam waktu
yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah)
- Apabila sasaran perubahan belum memiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program
perubahan sosial.
- Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan
- Apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah
laku yang 5udah ada ke tingkah laku yang baru.
- Apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan
dimengerti atasa dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan
adanya kontrol dari klien.
b) Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif jlka:
- Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk
digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan
perubahan sosial yang akan dicapai.
- Disertai dengan keterlibatan berbagal pihak misalnya dengan adanya:
sumbangan dana, donatur, serta berbegai penunjang yang lain.
- Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau
kembali ke keadaan sebelumnya.
- Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala
dan masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa
masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan.
c) Strategi pendidiken akan kurang efektif jika:
- Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan
- Digunakan dengan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain.
3. Strategi Bujukan (Persuasive Strategies).
Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan, artinya
untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk (merayu) agar
sasaran perubahan (klien), mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan.
Sasaran perubahan diajak untuk mengikuti perubahan dengan cara memberikan
alasan, mendorong, atau mengajak untuk mengikuti contoh yang diberikan.
Strategi bujukan dapat berhasil berdasarkan alasan yang rasional, pemberian fakta
yang akurat, tetapi mungkin juga justru dengan fakta yang salah sama sekali
(rayuan gombal).
a. Strategi bujukan tepat digunakan bila klien (sasaran perubahan) :
- Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosiol
- Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak pperubahan sosial.
- Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari suatu
kegiatan atau program kegiatan atau program yang lain.
b. Strategi bujukan tepat digunakan jika:
- Masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah
kurang efektif.
- Pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung
terhadap klien.
- Sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi menganggap
mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan.
- Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak dapat
diamati kemanfaatannya secara langsung.
- Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat
awal diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan.
4. Strategi Paksaan (Power Strategies).
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi
paksaan, artinya dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai
tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang
diharapkan. Kemampuan untuk melaksanakan paksaan tergantung dari pada
hubungan kontrol antara pelaksana perubahan dengan sasaran (klien). Jadi ukuran
hasiinya target perubahan tergantung dari kepuasan pelaksanaan perubahan.
Sedangkan kekuatan paksaan artinya sejauh mana pelaksana perubahan dapat
memaksa klien tergantung dari tingkat ketergantungan klien dengan pelaksana
perubahan. Kekuatan paksaan juga dipengaruhi berbagai faktor antara lain:
ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan terhadap klien.
Tersedianya berbagai alternatif untuk mencapal tujuan perubahan, dan juga
tergantung tersedianya dana (biaya) untuk menunjang pelaksanaan program,
misalnya untuk memberi hadiah kepada klien yang berhasil, atau menghukum
yang tidak mau dipaksa.
Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut.
a) Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses
perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya.
b) Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk
berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
c) Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk
mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak mampu
mengadakannya.
d) Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus
terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera
tercapai.
e) Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan
terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial
sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.
f) Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima
perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi.
g) Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan percobaan
perubahan sosial yang telah direncanakan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian Inovasi dan Inovasi Pendidikan, Inovasi adalah suatu gagasan,
ide dan perubahan dalam berbagai bidang. Sedangkan inovasi pendidikan adalah
sebuah proses, produk dan ide adalah bidang pendidikan. Menurut Prof. Azis
Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi
merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Salah satu faktor yang ikut
menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan sosial adalah ketepatan
penggunaan strategi, tetapi biasanya sukar menentukan bahwa suatu profesi
adalah pendidikan, bujukan, fasilitas, atau paksaan karena pada kenyataannya
tidak ada batasan yang jelas untuk membeda-bedakan strategi tersebut. Namun
demikian jika pelaksanaan program perubahan sosial memahami berbagai macam
strategi mana yang diutamakan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial
tertentu walaupun sebenarnya dia akan meng-kombinasikan berbagai macam
strategi.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah inovasi pendidikan ini diharapkan kita sebagai
calon guru untuk lebih mengetahui strategi apa saja yang dapat kita pakai serta
terapkan dalam pendidikan sehingga dunia pendidikan lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Udin Syaefudin Sa'ud, P. (2018). Inovasi Pendidikan. Oktober:
ALFABETA.

Anda mungkin juga menyukai