Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI ( INTERNET)


Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada
Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu :
Abdul Mumin Saud, S.SOS., M.Pd

Disusun Oleh :
Novi Trisnawati 195060010
Nuni Azahra 195060019
Putri Aliffia S N 195060029
Yuan Oemar Surindani 195060038
Raden Deby Cyntia D 195060040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan rahmat dan karunia
serta taufik dan hidayahnya karena kamu dapat menyelesaikan makalah tentang “Inovasi
Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi (Internet)” ini dengan baik meski masih banyak
kekurangan didalamnya. Tidak lupa Shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kami
Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami berterima kasih kepada Abdul Mumin Saud, S.SOS.,
M.Pdselaku dosen mata kuliah Inovasi Pendidikan Universitas Pasundan yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Inovasi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi
(Internet).

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini tedapat kekuangan yang
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami berharap adanya kritik serta saran yang pembaca
berikan demi memperbaiki makalah yang kami buat dimasa yang akan datang. Semoga makalah
yang kami buat secara sederhana ini dapat dipahami bagi sipapun yang membaca.

Bandung, 20 Februari 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1
2.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
2.3. Tujuan Masalah...........................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Pembelajaran Elektronik Learning..........................................................................3
2.1.2. Hakikat Teknologi Informasi.....................................................................................6
2.1.3. Konsep Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi.................................................7
2.1.3. Faktor Pendukung Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi................................8
2.2. Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Internet....................................................10
2.2.3. Model-Model Pembelajaran Internet.......................................................................10
2.2.3. Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Internet............................................12
2.2.3. Aplikasi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi..............................................14
2.2.4. Implementasi Internet Pada anak Usia Dini............................................................17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


Pemanfaatan teknologi informasi sebagai sumber belajar atau media pembelajaran
adalah satu cara yang diharapkan efektif menanggulangi kelemahan persoalan pembelajaran
yang masih bersifat konvensional. Penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat
menjadikan interaksi pembelajaran siswa dengan siswa siswa dengan sumber belajar yang
lebih komunikatif. Dari berbagai model pembelajaran diharapkan terbentuknya interaksi
belajar siswa yang tidak menekankan pada proses pemanfaatan namun pencarian, penelitian
atau penggalian berbagai sumber belajar sehingga siswa dituntut untuk berpikir yang lebih
komprehensif dan terintegrasi. Selain itu dukungan yang menjadikan pemanfaatan teknologi
informasi ini lebih baik yaitu berasal dari lembaga guru siswa, masyarakat dan juga
teknologi yang berkontribusi dalam penyelenggaraan pembelajaran tersebut.
Pada abad 21 ini terjadi suatu keadaan yang sering disebut era globalisasi yang
ditandai dengan perubahan pada semua aspek kehidupan termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan juga pendidikan.
Dampak dari era globalisasi ini menuntun manusia untuk mempertahankan hidupnya dan
mampu mengendalikan serta memanfaatkan efek globalisasi dalam kehidupannya termasuk
dalam pembelajaran dalam sebuah pendidikan titik model pembelajaran melalui internet
banyak dipertimbangkan sebagai dasar sistem pembelajaran yang menggunakan internet
web course, web centric course dan web enchanted course. Model pembelajaran tersebut
memiliki keunggulan dan kelemahan tergantung dari sudut mana kebutuhan itu terpenuhi
titik berdasarkan kajian dan pertimbangan selanjutnya pengembangan sistem Pembelajaran
dapat dilakukan melalui fasilitas internet yang ada, pengembangan program pembelajaran
dan pengembangan sendiri program pembelajaran.

2.2. Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud Teknologi informasi dalam pembelajaran?
b. Apa hakikat Teknologi Informasi?

1
c. Bagaimana konsep pembelajaran melalui Teknologi Informasi?
d. Apa saja faktor pendukung pembelajaran melalui Teknologi Informasi?
e. Apa saja model pembelajaran Internet?
f. Bagaimana pengembangan model pembelajaran melalui Internet?
g. Apa saja aplikasi pembelajaran melalui Teknologi Informasi?
h. Bagaimana Implementasi Internet pada anak usia dini?

2.3. Tujuan Masalah


a. Memahami maksud Teknologi informasi dalam pembelajaran.
b. Memahami hakikat Teknologi Informasi.
c. Memahami konsep pembelajaran melalui Teknologi Informasi.
d. Memahami faktor pendukung pembelajaran melalui Teknologi Informasi.
e. Memahami model pembelajaran Internet.
f. Memahami pengembangan model pembelajaran melalui Internet.
g. Memahami aplikasi pembelajaran melalui Teknologi Informasi.
h. Memahami implementasi internet pada anak usia dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pembelajaran Elektronik Learning


2.3.2.1.1. Pengertian Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu (Wawan
Wardiana, 2002). Sedangkan pengertian lain disebutkan, teknologi informasi dan
komunikasi adalah sarana prasarana (hardware, software, useware), sistem dan
metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran,
penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna (Yusufhadi
Miarso , 2004). Pengertian lain menyebutkan teknologi informasi dan komunikasi
dapat dikatakan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar
informasi tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat
Richard Weiner dalam Websters New Word Dictionary and
Communications disebutkan bahwa media informasi adalah pemrosesan,
pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi computer dan telekomunikasi.
Teknologi informasi (TI) menitik beratkan bagaimana data diolah dan diproses
dengan menggunakan computer dan telekomunikasi.
Apabila TI alat untuk menambah kemampuan orang berkomunikasi, maka
TI adalah pengerjaan data oleh computer dan telekomunikasi. Dalam konteks yamg
lebih luas, TI merangkum semua aspek yang berhubungan dengan computer dan
komunikasi dan teknik yang dugunakan untuk menangkap, menyimpan,
memanipulasi, mengantar dan mempersembahkan suatu informasi yang besar.
Computer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peran
yang sangat penting (Munir, 2004).
Akhirnya Elektronik Learning dapat di definisikan upaya menghubungkan
pembelajaran (siswa dengan sumber pembelajaran (data base, guru, perpustakaan)

3
yang secara fisik terpisah. Interaktivitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan
secara langsung ataupun tidak langsung.
I Ketut Gede Darma Putra (2009) Ada 2 komponen utama dalam
pembelajaran berbasis TI, yaitu Learning Management System (LMS), dan
Learning Content (LC).
A. Learning Management System
Ada suatu ungkapan yang menyatakan “if learning content is king, then
infrastructure (LMS) is god”. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa
pentingnya komponen LMS dalam pembelajaran berbasis TI. LMS merupakan
suatu sistem komputer yang dapat diibaratkan sebagai staff administrasi yang
akan mengatur penyelenggaraan proses belajar mengajar.
Berikut adalah beberapa fungsi dari LMS:
 Mengelola materi pembelajaran
Setiap mata pelajaran akan memiliki materi pembelajaran. Setiap materi
pembelajaran akan dikelompokkan berdasarkan kelas (seperti kelas 1, 2, 3)
dan juga semester. Pada setiap semester, materi pembelajaran akan
dikelompokkan berdasarkan pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan
seterusnya. Setiap materi pembelajaran kemudian dapat mengalami
perubahan atas dasar pergantian kurikulum.
 Registrasi dan Persetujuan
LMS dapat melakukan pendaftaran para peserta pembelajaran dan melakukan
hal-hal yang bersifat persetujuan apabila ada kondisi yang membutuhkan
persetujuan dalam pembelajaran. Fungsi ini juga bermanfaat dalam
membatasi mereka yang berhak mengikuti pelajaran dengan mereka yang
tidak berhak.
 Merekam aktifitas belajar mengajar
Peran ketiga dari LMS adalah merekam aktifitas belajar mengajar. Peran ini
akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: berapa lama, kapan
mulai, kapan berakhir proses belajar mengajar (mengakses materi
pembelajaran), siapa saja yang hadir, proses diskusi (tanya jawab) yang
terjadi, dan memberikan peringatan kepada peserta.

4
5
 Melakukan evaluasi
Fungsi keempat LMS adalah melakukan evaluasi terhadap proses belajar
mengajar menyangkut: mengukur kemajuan peserta antara sebelum
melakukan pembelajaran dengan sesudah pembelajaran, mengukur seberapa
jauh pemahaman peserta terhadap materi, dan atas dasar hasil evaluasi
kemudian memberikan saran ke peserta untuk mengulang kembali beberapa
materi pembelajaran yang dianggap kurang. Aspek evaluasi lain yang bisa
dilakukan adalah mengukur kepuasan atau persepsi peserta terhadap materi
pembelajaran terutama dalam hal penyajian materi. Bagaimanapun ada
korelasi yang tinggi antara kemampuan daya serap peserta dengan cara
penyajian materi pembelajaran.
 Media komunikasi
LMS dapat menjadi media komunikasi, menyampaikan pengumuman,
meningkatkan interaktifitas antara pengajar, peserta, dan pihak administrator.
 Pelaporan
Muara akhir dari fungsi-fungsi di atas adalah pembuatan pelaporan otomatis
dan transparan menyangkut hasil dari proses belajar mengajar. Pembuatan
laporan dapat dibuat berdasarkan hak-hak akses dari komponen sekolah.
Sebagai contoh pelaporan untuk pimpinan (pihak atasan), pengajar, peserta
bahkan mungkin orang tua dapat mengakses dengan fasilitas yang berbeda-
beda.
B. Learning Content
Learning content adalah materi pembelajaran itu sendiri, yang akan
disajikan kepada peserta pembelajaran. Isi materi harus dibuat oleh mereka yang
punya kompetensi di bidangnya, tidak peduli apakah mereka memahami banyak
tentang TI atau tidak. Setelah isi materi selesai dibuat baru kemudian dibuatkan
versi elektroniknya oleh para pengembang content (content developers) sehingga
bisa dimasukkan ke LMS. Penyajian content harus mengandung daya tarik
sehingga peserta memiliki minat untuk membaca (mempelajari), mengandung
unsur-unsur animasi, suara, video, interaktif, dan simulasi, namun demikian harus

6
tetap memperhatikan bandwidth dari internet atau intranet sehingga tidak terlalu
lambat tampil saat dipelajari oleh peserta. Dalam mempelajari materi, peserta
harus memiliki kontrol terhadap penyajian materi, dapat melompat dari satu topik
ke topik yang lainnya. Fasilitas forum, chatting, dan video conference dapat
digunakan untuk menjaga interaktivitas.

2.1.1.2.Hakikat Teknologi Informasi

Kemajuan teknologi yang menyatakan kemajuan komputerisasi, televisi


radio dan telepon menjadi satu kesatuan atau terintegrasi dan terbentuk sebagai suatu
revolusi informasi dan komunikasi global. Revolusi ini bentuk dari kemajuan
teknologi di bidang komputer pribadi, komunikasi data dan kompresi Bandwidth, data
stroge, dan data access integrasi multimedia dan jaringan komputer. Dampak
terbesarnya adalah perkembangan pembangunan di bidang pendidikan titik yang
merupakan jembatan menuju bangsa yang maju dimana masyarakat dapat memiliki
alat bantu untuk mengembangkan usaha dan menikmati hasil secara mudah murah
dan merata. Menurut dasar terakhir pada tahun 1999 lebih dari 100 juta orang
menggunakan internet dan jumlah tersebut masih terus akan berkembang seiring
dengan bertambahnya kesadaran orang akan perlunya informasi dan semakin banyak
kemudahan yang didapat melalui internet. Kesadaran masyarakat baik dari kalangan
content provider maupun halayak pengguna cukup menggembirakan titik paling tidak
saat ini ada 5 situs Indonesia yang membentuk komunitas pendidikan online yaitu
supersiswa.com, sekolah 2000.orid, pendidikan.net, ksi.plasa.com, esensi.com,
ayo.net.com, dan ub.net.com. ketujuh situs tersebut tumbuh karena adanya kebutuhan
halayak akan adanya suatu layanan pendidikan melalui internet dan rupanya
kebutuhan tersebut tidak spon secara positif oleh kalangan swasta dan mendapat
dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional.

Situs khusus dalam dunia pendidikan ialah situs Sekolah 2000 yang
semula SMU 2000, ini situs pendidikan terbesar tumbuh dari inisiatif APJII
(Asosiasi Pengusaha Jaringan Internet Indonesia), mendapat dukungan dari
Depdiknas dan Swasta lainnya. Dengan dukungan Depdiknas tersebut Sekolah 2000

7
membentuk komunitas pendidikan dengan 404 sekolah SLTP, SMU dan SMK Negri
atau swasta yang tersebar di 20 propinsi (Sekolah.2000.or.id, Mei, 2001). Semakin
bertambahnya sekolah yang tergabung dalam komunitas pendidikan maka semakin
bertambah jumlah warnet warnet dan seiring bertambahnya rumah tangga yang
memiliki komputer yang terhubung dengan internet maka kesempatan bagi siswa
untuk memanfaatkan internet juga semakin tinggi titik Dengan demikian bisa
diasumsikan pula bahwa peluang memanfaatkan internet untuk keperluan pendidikan
atau secara lebih khusus lagi untuk keperluan pembelajaran di lingkungan sekolah di
Indonesia menjadi hal yang sangat mungkin dan layak untuk dilaksanakan.

2.1.2.1.3. Konsep Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi

Penggunaan internet untuk keperluai pendidikan yang semakin luas


terutama di negara maju, merupakan fakta yang menunjukan bahwa dengan media
ini dimungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran yang epektif.
Pemanfaatan internet sebagai bagian dari pembelajaran di sekolah itu tidak mudah
yang dibayangkan, banyak hal yang harus dipelajari, diperhatikan dan dilakukan
sungguh-sungguh dalam menerapkannya. Internet harus mampu memberikan
dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan
siswa sebagaimana syarat pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh
internet terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan,
dijabarkan secara sederhana bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang
dilakukan untuk mengajak siswa mengadakan tugas dan membantu siswa dalam
memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas tersebut
(Boettcher, 1999).
Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran diskusi, membaca, penugasan,
presentasi dan ilusi, secara umum keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih
dari 3 model dasar dialog komunikasi sebagai berikut (Boettcher, 1999):
a. Dialog/komunikasi antara guru dengan siswa.
b. Dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar.
c. Dialog/komunikasi di antara siswa.

8
Apabila ketiga aspek tersebut dapat diselenggarakan dengan komposisi yang serasi,
diharapan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Secara nyata internet
memang akan bisa digunakan dalam setting pembelajaran di sekolah, karena
memiliki karakteristik yang khas yaitu :
a. Sebagai media interpersonal dan juga sebagai media masa yang memungkinkan
terjadinya komunikasi one-to-one maupun one to many
b. Memiliki sifat interaktif, dan
c. Memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron maupun tertunda, sehingga
memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis dialog komunikasi yang
merupakan syarat terselenggaranya suatu proses belajar mengajar.
Beberapa studi menunjukkan bahwa internet dan bisa digunakan sebagai
media pembelajaran seperti studi yang telah dilakukan oleh Center for Applied
Special Technologi pada tahun 1996 yang dilakukan terhadap sekitar 500 murid
kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Murid tersebut dimasukkan dalam dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen yang di dalam kegiatan belajarnya dilengkapi dengan akses
internet dan kelompok kontrol. Setelah 2 bulan menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen mendapat nilai yang lebih tinggi berdasarkan hasil tes akhir. Internet
mempunyai peran yang sangat strategis bahkan dengan karakteristiknya yang khas
pada masa yang akan datang internet bisa menjadi media pembelajaran yang paling
terkemuka dan paling dipergunakan secara luas.

2.1.3.1.3. Faktor Pendukung Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi

Dasar untuk memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran dalam seting


sekolah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan penanganan yang serius agar
dapat berhasil, yaitu:
a. Faktor lingkungan, meliputi intitusi penyelenggaraan pendidikan dan
masyarakat.
b. Siswa, meliputi usia, latar belakang, budaya, penguasaan bahasa dan gaya
belajarnya.
c. Guru, meliputi latar belakang, usia, gaya mengajar, pengalaman dan
personalitinya.

9
d. Faktor teknologi, meliputi computer, perangkat lunak, jaringan, koneksi ke
internet dan berbagai kemampuan tentang internet.

10
1. Intitusi
Intitusi pertama yang dituntut adalah sekolah, sekolah harus
menyediakan sejumlah dana untuk penyediaan peralatan (computer dan
kelengkapannya, yang menyangkut internet), biaya perawatan alat tersebut, juga
sumber daya manusia yang dapat mengajar di sekolah tersebut.
Intitusi lain adalah memberi kesadaran terhadap guru ataupun siswa
tentang teknologi informasi dan komunikasi terutama tentang internet sebagai
media pembelajaran. Terlihat hal yang paling mendasar dalam penerapan internet
di sekolah adalah motivasi, kesiapan dan kesanggupan intitusi yang diwujudkan
dengan suatu kebijakan yang menyeluruh.
2. Masyarakat
Lingkungan keluarga adalah paling besar pengaruhnya anak
menggunakan internet, maka itu keluarga diharapkan memberikan dorongan
kepada anak untuk menggunakan internet terutama dalam pembelajaran karena
sangat bermanfaat.
Hardijito (2001) dalam penelitiannya terhadap 210 siswa SMU dan
SMK DKI Jakarta yang secara rutin mengakses internet, menentukan bahwa
siswa yang rajin mengakses internet sebagian besar (55,7%) dating dari keluara
yang semua anggotanya (orang tua, kakak, adik) menggunakan internet, dan
(5,7%) dari keluarga yang sama sekali tidak mengunakan internet. Selain
keluarga, lingkungan paling dekat lainnya yang sangat mempengaruhi siswa
menggunakan internet adalah teman sebaya.
3. Guru
Keberhasilan pembelajaran berbasis internet ini secara signifikan
ditentukan oleh karakteristik guru yang akan dilibatkan dalam pemanfaatan
internet. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebahai berikut:
a. Guru perlu diberikan pemahaman tentang internet keuntungan, kelebihan dan
kekurangan dan sebagainya.
b. Guru harus diberi kesadaran, wawasan, pengetahuan tentang internet.
c. Guru harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup dalam hal
mengajarnya.
11
d. Jumlah guru yang dilibatkan dalam pembelajaran harus sesuai dengan
kebutuhan dan secara bertahap.
e. Guru harus mempunyai komitmen dan keseriusan dalam mengajar internet.
f. Guru tetap mengajar gaya mengajar masing-masing.
4. Siswa
Dalam hal ini siswa adalah sasaran atau orang yang mendapat
bimbingan atau pembelajaran internet, maka itu siswa haru menyadari dan mau
untuk belajar internet ini, karena itu pembelajaran ini harus mampu menyerap,
mendorong, memfasilitasi, dan membuat siswa mau mempelajarinya.
Wedde Smith (1956) menjelaskan bahwa konsumen pada dasarnya
berbedsa, sehingga dibutuhkan program-program yang berbeda-beda pula untuk
menjangkaunya. Kemudia diperkuat oleh Frederick Winter (1977) yang
mengatakan bahwa averageckonsumen untuk kepentingan praktis sudah harus
dihapuskan dalam kamus pemasaran (Kasali, 1999).
5. Teknologi

Dalam pembelajaran internet untuk pembelajaran di sekolah, harus


tersedia sejumlah computer yang bis mengakses internet, akan lebih baik
komputer-komputer tersebut yang tersambung ke internet diletakan diruang yang
sesuai, seperti laboratorium computer atau tempat strategis lainya. Hal tersebut
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam
mengaksesnya.

2.2. Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Internet

2.1.2.2.3. Model-Model Pembelajaran Internet

Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang layak


dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan
mendayagunakan internet, yaitu: (1) Web Course, (2) Web Centric Course, dan (3)
Web Enhanced Course 3

12
1. Web Cource
Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran
di mana seluruh kegiatan belajar sepenuhnya disampaikan melalui internet.
Dengan kata lain, Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan
pembelajaran, di mana seluruh bagian bahan belajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Selain itu
sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital),
baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber
belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang
sudah tersedia pada internet, seperti data base statistic berita dan informasi, e-
book, perpustakaan elektronik dan lain-lain.
Bentuk pembelajaran model ini biasanya digunakan untuk keperluan
pendidikan jarak jauh (distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara
lain virtual campus/university ataupun lembaga pelatihan yang
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan
setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
2. Web Centric Course
Web Centric Course adalah sebagian bahan belajar, diskusi,
konsultasi, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan
sebagaian kegiatan lain disampaikan secara tatap muka.
Sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan
disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi
dan latihan dilakukan secara tatap muka, walaupun dalam proses belajarnya
sebagaian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi
prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses
pembelajaran melalui internet. Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan
belajar bergeser kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet sama dengan
bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu
yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah maupun ditempat-
tempat yang telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan, taman bacaan,
ataupun di balai pertemuan.

13
3. Web Enhanced Course
Web Enhanced Course adalah pemanfaatan internet untuk pendidikan
yang menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga
pembelajaran utamanya tatap muka di kelas. Web Enhanced Course merupakan
pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas
belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite course,
karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.
Peranan internet disini adalah untuk menyediakan sumber-sumber
belajar yang sangat kaya akan informasi dengan cara memberikan alamat-alamat
atau membuat link ke pelbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa diakses secara
online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan
berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik secara timbal balik. Dialog
atau komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan untuk keperluan berdiskusi,
berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok.

2.1.3.2.3. Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Internet

Pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, terlebih dahulu perlu


dilakukan pengkajian atas seluruh unsur dan aspek sebagaimana telah diuraikan di
atas, sehingga bisa didapatkan pegangan sebagai bahan pengambilan keputusan
dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet. Di samping itu juga
diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa hal yang tidak kalah
pentingnya antara lain.
a. Keuntungan. Sejauhmana sistem pembelajaran berbasis internet akan
memberikan keuntungan bagi intitusi, staf pengajar, pengelola, dan terutama
keuntungan yang akan diperoleh siswa dalam meningkatkan kualitas mereka
apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara
konvensional
b. Biaya pengembangan infrastruktur serta pengadaan peralatan software
c. Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur, mengadakan
peralatan serta sofware tidaklah sedikit. Untuk itu perlu dipertimbangkan hal-hal
seperti, apakah akan membangun suatu jaringan secara penuh ataukah secara

14
bertahap, apakah akan mengadakan peralatan yang sama sekali baru ataukah
meng-upgrade yang sudah ada atau scound. Mesti diperhatikan bahwa sofwere
yang asli bukan bajakan harganya relatif mahal. Untuk itu dipertimbangkan
kemampuan menyediakan dana dalam setiap pengambilan keputusan.
d. Biaya operasional dan perawatan. Suatu sistem akan berhjalan apabila dikelola
secara baik. Dengan demikian, sistem pembelajaran berbasis internet ini, juga
diperlukan biaya operasional dan perawatan yang tentunya tidak sedikit. Biaya
operasional, honor pengelolaan, biaya langganan ISP (Internet Service Provider),
biaya langganan saluran telepon tersendiri dan biaya pulsa telepon apabila
berkeinginan menggunakan dial-up. Sedangkan biaya perawatan termasuk
penggantian suku cadang yang mengalami kerusakan baik karena umur maupun
kesalahan prosedur pemakaian
e. Sumber daya manusia. Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan
sistem pembelajaran, diperlukan sejumlah sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan integritas yang tinggi. Dalam hal ini termasuk guru-guru yang
harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran melalui internet.
f. Siswa. Yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah mengetahui
sejauhmana kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan internet yang akan diselenggarakan. Kalau internet merupakan
sesuatu yang baru bagi sebagian besar siswa, tentunya perlu dilakukan
serangkaian upaya untuk mengkondisikan agar mereka siap berpartisipasi secara
aktif dalam sistim pembelajaran yang baru tersebut.

Berdasarkan kajian dan pertimbangan sebagaimana telah dibahas di atas, kemudian


sistim pembelajaran internet dikembangkan melalui tiga cara pengembangan yaitu:
a. Menggunakan sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, seperti e-mail, IRC
(Internet Relay Chat), word wide web, seach engine, millis (milling list) dan FTP
(File Transfer Protocol).
b. Menggunakan sofware pengembang program pembelajaran dengan internet yang
dikenal dengan Web-Course Tools, yang di anataranya bisa didapatkan secara
gratis ataupun bisa juga dengan membelinya. Ada beberapa vendor yang

15
mengem-bangkan Web Course Tools seperti WebCT, Web fuse, TopClass dan
lain-lain.
c. Mengembangkan sendiri program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan (tailor
made), dengan menggunakan bahasa ''pemrograman seperti ASP (Active Server
Pages) dan lain-lain.

2.1.4.2.3. Aplikasi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi

Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang


konvensional menjadi nonkonvensional . Dalam proses pembelajaran , aplikasi e-
learning dapat mencakup aspek perencanaan , implementasi, dan evaluasi. Saat
berlangsungnya proses pembelajaran diperlukan perencanaan yang baik mengenai
aktivitas yang akan dilakukan. Pada dasarnya aplikasi pembelajaran melalui
teknologi informasi memuat beberapa hal, yaitu rencana, perkiraan dan gambaran
umum kegiatan belajar dengan menggunakan dan memanfaatkan jaringan komputer.
Ada empat komponen yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran,
yaitu : materi, kegiatan belajar mengajar seerta evaluasi. Komponen tujuan berfungsi
untuk menentukan arah kegiatan pada saat pembelajaran berlangsung. Rumusan
pembelajaran tidak hanya menggmbarkan hasil melainkan juga menggambarkan
kegiatan atau proses pembelajaran .
Penetapan materi (bahan ajar) akan berfungsi untuk memberi makna
terhadap upaya pencapaian tujuan. Dalam hal ini terlihat jelas perbedaan dalam
penerapan belajar konvensiaonal dan e-learning . Pada pembelajaran konvensional
guru menggunakan metode pembelajaran yang dipilihnya , dan bahan ajar telah
disediakan dalam buku paket yang akan disampaikan guru setiap kali tatap muka .
Blended Learing adalah suatu model pembelajaran yang mencoba menggabungkan
beberapa macam model pembelajaran yang telah ada.Seiring dengan perkembangan
dalam teknologi informasi dan komunikasi,terutama dalam bidang teknologi
jaringan berupainternet.Umumnya pada model-model pembelajaran yang digabung-
gabungkan itu berupa suatu model pembelajaran face-to-face (tatap muka),offline
learing,dan online learing. Model offline learing dapat berupa suatu pembelejaran
dengan menggunakan beberapa cara-cara atau menggunakan beberapa langkah yaitu

16
dengan menggunakan Web,Blog,e-learing,dan juga dapat menggunakan cara-cara
yang lain.Sedangkan yang lainnya yaitu offline learing dapat berupa suatu
pembelajaran yang menggunakan media atau menggunakan suatu perangkat dimana
perangkat yang digunakan itu adalah berupa CD,DVD,dan sebagainya.
Sedangkan dalam pembelajaran menggunakan e-learning , kita dapat
mengakses langsung bahan ajar pada beberapa halaman web yang telah dibuat selain
dengan menggunakan bahan ajar yang telah tersedia . Maka perolehan informasi
akan lebih luas , mendalam serta bervariasi. Kegiatan belajar mengajar yang
tercakup dalam perencanaan pembelajaran pada intinya memuat deskripsi materi,
metode pembeljaran, dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran berbasis e-learning penent uan bahan ajar hanya pokok-pokoknya
saja , karena deskripsi lengkapnya disediakan dalam halaman web yang akan diakses
siswa.
Evaluasi merupakan bagian terakhir dari komponen perencanaan
pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa
menuasai materi yang telah diajarkan selama pembelajaran berlangsung dan untuk
mengetahui sejauh man tujuan pembelajaran telah dicapai dan tindakan apa yang
harus dilakukan pabila tujuan pembelajaran belum tercapai. Evaluasi dapat
dilakukan dengan bervariasi , bisa berupa pertanyaan, tugas-tugas, dan atau latihan-
latihan yang harus dikerjakan siswa.
Meskipun paling sering dikaitkan dengan pendidikan tinggi dan perusahaan,e-learing
meliputi pembelajaran pada semua tingkat,baik formal maupun non-formal.yang
menggunakann intranet(LAN) atau externet (WAN),untuk selluruhnya atau
sebagian,interaksi,falisitasi.Pelajaran berbasis web adalah himpunan bagian dari e-
learing dan mengacu pada pembelajaran menggunakan browser-browser (seperti
Internet Explorer,Moxilla Firefox,Opera,Netscape atau Internet Explorer dan
lainnya.
Terdapat beberapa model penerapan yang digunakan dalam implementasi
pembelajaran e-learning , yaitu : Selective Model , Sequential Model Statc Station
Model dan Laboratory Model . Untuk lebih jelasnya , perhatikan uraian dibawah ini.
1. Selective Model

17
Model selektif ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah sangat terbatas
(misalnya hanya ada satu unit komputer). Di dalam model ini, guru harus
memilih salah satu alat atau media yang tersedia yang dirasakan tepat untuk
menyampaikan bahan pelajaran. Jika guru menemukan bahan e-learning yang
bermutu dari internet, maka dengan terpaksa guru hanya dapat menunjukan
bahan pelajaran tersebut kepada siswa sebagai bahan demonstrasi saja. Jika
terdapat lebih dari satu komputer di sekolah/kelas, maka siswa harus diberi
kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung.
2. Sequential Model
Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas (misalnya
hanya dua atau tiga unit komputer). Para siswa dalam kelompok kecil secara
bergiliran menggunakan komputer untuk mencari sumber pelajaran yang
dibutuhkan. Siswa menggunakan bahan e-learning sebagai bahan rujukan atau
untuk mencari informasi baru.
3. Static Station Model
Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas,
sebagaimana halnya dalam sequential model. Di dalam model ini, guru
mempunyai beberapa sumber belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sama. Bahan e-learning digunakan oleh satu atau dua
kelompok siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Kelompok siswa lainnya menggunakan sumber belajar yang lain untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang sama.
4. Laboratory Model
Model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di sekolah/laboratorium
yang dilengkapi dengan jaringan internet, siswa dapat menggunakannya secara
lebih leluasa. Dalam hal ini, bahan e-learning dapat digunakan oleh seluruh
siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri. Setiap model e-learning yang dapat
digunakan dalam pembelajaran di atas masing-masing mempunyai kekuatan dan
kelemahan.
Model pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan
sebagai dasar pertimbangan sistem pembelajaran dengan menggunakan internet

18
adalah web course, web centric course dan web enhanced course. Masing-masing
memiliki keunggulan dan kelemahan bergantung dari sudut mana kebutuhan itu
dapat dipenuhi.
Hal itu menjadi pertimbangan untuk diambil sebuah keputusan tentang
pengembangan pembelajaran melalui internet, seperti keuntungan bagi intitusi, biaya
operasional dan perawatan serta pengembangan inprastruktur, sumberdaya manusia
yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi serta yang tak kalahpentingnya
kesiapan siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan internet.

Berdasarkan kajian dan pertimbangan selanjutnya pengembangan sistem


pembelajaran dapat dilakukan melalui sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada,
software pengembang program pembelajaran dengan internet web course tools, dan
pengembangan sendiri program pembelajaran. Masing-masing cara dapat dipilih
bergantung model apa yang akan dipakai dalam implementasi pembelajaran melalui
internet.

2.1.4.1. Implementasi Internet Pada anak Usia Dini

Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan


yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya
sendiri karena kepribadian mereka belum bisa diatur secara maksimal. Jadi
kesabaranlah yang harus diutamakan. Untuk belajar saja biasanya anak merasa cepat
jenuh. Karena lebih menyukai bermain dan hal-hal yang menyenangkan. Dengan
mengubah mindset belajar dengan menggunakan hasil Teknologi Komunikasi dan
Informasi Pendidikan seperti penggunaan gambar-gambar animasi diharapkan anak
bisa menikmatinya serta memperagakannya. Anak biasanya suka melihat gambar-
gambar bergerak daripada gambar-gambar diam, bahkan sering menirukan gaya dan
suaranya.Teknologi bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, yang memiliki sisi
positif dan negatif. Sehingga implementasinya pun akan berbeda pada setiap usia
perkembangan anak.Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak
dunia, serta 0 – 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka
banyak cara mengenalkan teknologi pada anak usia dini, yaitu :
1. Usia 0 – 2 tahun

19
Pada perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar mendengar dan mengenal
sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta
suara. Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar berbicara.
Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia dengan cara
diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak. Mengenalkan warna juga dapat
melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang tentunya
mendidik. Mengapa? Karena film-film kartun saat ini pun memiliki unsur warna
yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya walau tidak sekaligus, tetapi
warna-warna yang dominan. Hal ini pun dapat membantu pembentukan karakter
anak.
2. Usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini, anak mulai menggunakan kalimat yang hampir lengkap, hal ini
dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut Piaget, cara
anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif seorang
anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua otoriter, anak kurang
belajar berbicara, ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak
bukan saja belajar “mendengar” tetapi juga “didengar”. Oleh karenannya
penting diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 –
2 tahun, tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia
anak yang telah dapat menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai
diajarkan melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita
Kitab Suci melalui film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga
dapat terlihat sejauh mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak
kesempatan anak belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan
rasa percaya dirinya sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan
mengungkapkan dirinya secara lisan.
3. Usia 5 – 6 tahun
Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat
berupa pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang bisa dilihat dan
dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse, Keyboard dan
Printer. Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan penjelasan

20
fungsi dari masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan (learning by
doing).
4. Usia 7 – 8 tahun
Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat program Program
PAUD merupakan salah satu program prioritas Depdiknas. Karena pada masa
usia PAUD 0-6 tahun adalah masa yang paling potensial untuk membangun dan
menumbuhkembangkan potensi anak.

21
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Teknologi Pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan pemecahannya melalui
aplikasi teknologi pendidikan. Upaya pemecahan permasalahan Pendidikan terutama
masalah kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai
sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dan
meningkatkan kadar hasil belajar

Berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan


kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi
berbasis internet. Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, juga
dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran. Model pembelajaran
melalui internet yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar pertimbangan sistem
pembelajaran dengan menggunakan internet adalah web course, web centric course dan
web enhanced course. Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan bergantung
dari sudut mana kebutuhan itu dapat dipenuhi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Astini, N. K. S. 2020. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran tingkat sekolah


dasar pada masa pandemi covid-19. Lampuhyang, 11(2), 13-25.
Budiman, H. 2017. Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan. Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 31-43.
Fathurrohman,M.2015.Model-model pembelajaran inovatif.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Kwartolo, Y. (2010). Teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Jurnal


Pendidikan Penabur, 14(9), 15-43.
MUHSON, Ali. 2010. Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia.
Nina W. Syam, 2004. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Makalah,
tidak diterbitkan.

Oos Anwar, 2003, Internet: Peluang dan Tantangan Pendidkan Nasional Jurnal Teknodik, Jakarta
Pusat Teknologi Komunikasi dan Inforasi Pendidikan Depdiknas.

Pakpahan, R., & Fitriani, Y. 2020. Analisa pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran
jarak jauh di tengah pandemi virus corona covid-19. Journal of Information System, Applied,
Management, Accounting and Research, 4(2), 30-36.
Probowono, 1996. Internet untuk Dunia Pendidikan, makalah, Bandung, Institut Teknologi
Bandung.

Rahmi, Rivalina, 2004. Pola Pencarian Informasi di Internet, Jurnal Teknodik Jakarta, Pusat
Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Depdiknas.

Riyana, C. (2008). Peranan teknologi dalam pembelajaran. Universitas Indonesia, Jakarta.


Sa’ud, Udin Syaefudin. 2020. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sutopo,Ariesto Hadi.2012.Teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan.Yogyakarta:
Graha ilmu

Yuliana, Y. 2019. Inovasi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi: Pengembangan Model


Pembelajaran Melalu Internet. Jurnal Isema: Islamic Educational Management.

23

Anda mungkin juga menyukai