Disusun oleh:
2.
3.
7.
8.
12.0305.0043
13.0305.0015
13.0305.0023
13.0305.0025
13.0305.0027
13.0305.0036
13.0305.0048
13.0305.0052
1
2
3
3
3
3
1
D. Manfaat.................................................................................................
Bab II Isi...........................................................................................................
41
Daftar Pustaka...................................................................................................
42
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembelajaran mengenai bilangan pun menjadi bagian vital yang
dilaksanakan di persekolahan dasar. Oleh karenanya, setiap guru dan calon guru
SD harus lebih dalam menguasai konsep dan sistem bilangan. Di samping itu
2
juga, setiap guru dan calon guru SD harus pandai pula menyuguhkan
pembelajaran mengenai bilangan kepada setiap anak didiknya dengan bentuk
pemecahan masalah, sehingga ke depannya nanti diharapkan agar para siswa
tersebut mampu memecahkan persoalan kehidupan sehari-harinya yang berkenaan
dengan konsep bilangan.
Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di
berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial
seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang
melingkupi
penerapan
pengetahuan
matematika
ke
bidang-bidang
lain,
D. Manfaat
Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai konsep bilangan
dan lambang bilangan, bilangan cacah dan pembelajarannya di SD
Bab II
Isi
A. Bilangan dan lambangnya
Bilangan adalah suatu idea. Sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau
lambang dan bukan pula lambang bilangan. Bilangan memberikan keterangan
mengenai
banyaknya
anggota
suatu
himpunan.
(Sumber:
Ensiklopedia
Matematika, 1998).
1. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan dengan cara
memisahkan tiap-tiap bagian kata.
a. Bilangan utuh
Contoh:
23 = dua puluh tiga
(benar)
duapuluh tiga
(salah)
508
= seratus tiga puluh empat
508 = lima ratus delapan
b. Penulisan bilangan pecahan
Contoh:
1/2 = setengah
3/4 = tiga perempat
4/16 = empat perenam belas
3 2/3 = tiga dua pertiga
10% = sepuluh persen
4
rumah tersebut terurut dengan baik. Sehingga bilangan ordinal dari himpunan {2,
4, 6, ..., 40} adalah 20. Banyaknya anggota dari himpunan {2, 4, 6, ..., 40} adalah
20, sehingga kardinal dari {2, 4, 6, ..., 40} adalah 20.
Nilai tempat dan ketidaksamaan
Langkah-langkah pembelajarannya :
a) Guru menjelaskan ulang mengenai nilai tempat yang di tempati oleh
angka-angka suatu lambang bilangan 5 angka.
b) Guru menjelaskan bahwa angka-angka suatu lambang bilangan 6 angka
berturut-turut dari kiri menempati tempat ratus ribuan, puluh ribuan,
ribuan, ratusan, puluhan dan satuan.
c) Guru menulis beberapa lambang bilangan 6 angka siswa disuruh
menentukan nilai setiap angka.
Misalnya : 382.657
Angka 3 nilainya 300.000
Angka 8 nilainya 80.000
Angka 2 nilainya 2.000
Angka 6 nilainya 600
Angka 5 nilainya 50
Angka 7 nilainya 7
Jadi, 382.657 = 300.000 + 80.000 + 2.000 + 600 + 50 + 7
3. Konsep kurang dari (<) dan lebih dari (>) antara 2 bilangan
Misalkan dua bilangan yang akan dibandingkan, yaitu bilangan 5 angka.
Perhatikan angka puluh ribuannya. Bilangan yang angka puluh ribuannya lebih
besar, nilainya lebih besar. Jika angka puluh ribuannya sama, perhatikan angka
ribuannya. Bilangan yang angka ribuannya lebih besar, nilainya lebih besar. Jika
angka ribuannya sama, dilihat angka ratusannya. Bilangan yang angka ratusannya
lebih besar, nilainya lebih besar, demikian seterusnya.
B. Bilangan Cacah
Bagaimana cara kita menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan?
Sebagai contoh kita pandang kumpulan siswa di suatu kelas. Banyaknya siswa
yang ada dalam kelas tersebut kita nyatakan dengan suatu bilangan.
Setiap kumpulan dapat dihubungkan dengan suatu bilangan. Bilanganbilangan itu masing-masing mempunyai nama. Kita juga menggunakan lambing
untuk setiap bilangan. Misalnya lambang 5 mewakili bilangan lima. Kata
lima adalah nama untuk bilangannya.
Pengertian-pengertian itu kita perkenalkan kepada murid tahap demi tahap.
Mula-mula kita perkenalkan kumpulan. Anggota-anggotanya adalah menyatakan
banyaknya anggota kumpulan. Murid-murid harus berlatih sampai mereka dengan
mudah dapat menemukan bilangan yang tepat untuk setiap kumpulan, setiap
kumpulan dihubungkan dengan satu bilangan. Tetapi setiap bilangan dapat
dihubungkan dengan banyak sekali kumpulan barang-barang.
Sekarang, bayangkanlah kumpulan sapi-sapi hijau atau kumpulan semua
orang yang berkepala tiga. Kumpulan-kumpulan itu tidak mempunyai anggota.
Kita sebut kumpulan demikian itu himpunan kosong. Bilangan untuk himpunan
kosong adalah nol, lambangnya adalah 0. Anak-anak dapat melihat bahwa
kumpulan gajah dalam ruang kelas mereka adalah himpunan kosong. Banyaknya
anggota himpunan itu adalah nol. Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya
disebut bilangan cacah.
Kita bandingkan dua bilangan yang tidak sama, 3 < 8 dan 9 > 5 dibaca 3
kurang dari 8 dan 9 lebih dari 5. Pernyataan-pernyataan itu disebut
ketidaksamaan. Apakah sifat-sifat urutan bilangan? Pernyataan itu kita jawab
setelah melakukan beberapa percobaan dengan urutan bilangan. Misalnya, kita
minta dua anak masing-masing memilih suatu bilangan. Tanpa mengetahui
bilangan-bilangan yang dipilih itu kita dapat menentukan hal-hal berikut ini:
a) Dua bilangan itu sama atau tidak sama. Jika tidak sama, tentulah salah
satu lebih kecil daripada yang lain. Dengan demikian telah kita
temukan satu sifat urutan bilangan, yakni: Jika a dan b bilangan cacah,
maka tepat satu dari yang di bawah ini harus benar.
a=b
atau a < b
atau b < a
Pada garis bilangan, sifat urutan itu dapat dikatakan sebagai berikut:
Pilihlah sebuah titik pada garis bilangan. Kemudian pilihlah sebuah titik lagi.
Maka kedua titik itu berimpit atau berlainan.
8
Sekarang, kita cari suatu sifat lagi dari urutan bilangan. Jika mengetahui
bahwa suatu bilangan n lebih kecil daripada 6 dan 6 lebih kecil daripada 9, apakah
yang kita ketahui tentang urutan n dan 9? Dapatkah pertanyaan itu dijawab tanpa
mengetahui berapakah n itu? Kita dapat menggunakan garis bilangan untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Jawabnya secara umum dapat dikatakan sebagai
berikut:
Jika a < b dan b < c, tentu a < c. pada garis bilangan yang mendatar
tampak bahwa jika titik a terletak di sebelah kiri b, tentu titik a terletak di sebelah
kiri c.
a+c
a<b
b+c
a+c<b+c
2 + 0, 2 + 1, 2 + 2, , 2 + 9,
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
9 + 0, 9 + 1, 9 + 2, , 9 + 9
Anak-anak untuk pertama kali memperoleh pengajaran penjumlahan pada
umumnya di kelas I SD. Jadi taraf berpikirnya masih konkret. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih dipahami bila diberikan dengan menggunakan benda-benda
konkret atau alat peraga dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Soal cerita
itu kemudian diubah ke dalam model konkret atau model diagram (gambar)
kemudian baru dilanjutkan ke dalam symbol.
Perhatikanlah contoh berikut:
11
MODEL KONKRIT
3+2 =
SIMBOL
MODEL DIAGRAM
kumpulan yang diambil harus kumpulan dengan anggota real atau gambar dengan
anggota real. Misalnya:
(1) Saya punya kelerang dua buah. Kemudian saya membeli lagi tiga buah.
Berapa buah kelerang sekarang yang saya miliki? Pada saat kita
menceritakan hal ini kepada anak, kita supaya membawa lima buah
kelereng dan seutas tali atau semacamnya untuk batas kumpulan.
Gambarnya kira-kira sebagai berikut:
2+3=5
Catatan:
Sebagai pengganti kelereng dalam soal cerita itu kita dapat menggunakan
benda-benda lain, seperti: mobil-mobilan, pensil, buku, dan lain-lain. Dan anak
supaya diikutkan secara aktif dalam menyelesaikan soal tersebut.Misalnya; Saya
punya dua buah kelereng. Coba nak ambil lagi tiga buah. Setelah anak mengambil
dan menyatukannya, kita bertanya lagi. Berapa banyaknya kelereng sekarang?
(2) Di halaman rumah saya ada tiga ekor ayam. Kemudian datang dua ekor
lagi. Ada berapa ekor ayam di halaman rumah saya sekarang? Ayam
sukar untuk diadakan. Bila adapun pasti takut lepas. Sebagai
penggantinya, kita dapat menggunakan ayam sebagai model (ayamayaman dari tanah liat misalya). Lambangnya kira-kira sebagai berikut:
13
3+2=5
Selain dengan menggunakan model konkret, ayam dengan kumpulan
seperti di atas kita dapat pula menggunakan papan flannel dengan gambar-gambar
ayam (model diagram) atau yang lainnya yang dapat ditempelkan pada papan
flannel itu. Anak-anak dapat menjawab dengan aktif pertanyaan Anda bila mereka
menempelkan gambar ayam itu pada papan flannel. Pertanyaan-pertanyaan itu
misalnya:
Coba ambil dua ekor ayam, kemudian tempelkan pada papan flannel itu.
Kemudian ambil tiga ekor lagi dan tempelkan pula pada papan flannel itu. Ada
berapa ekor sekarang? Jadi, 2 + 3 =
b. Penjumlahan melalui Pengukuran
Pada penjumlahan dengan pengukuran, yang dijumlahkan itu bukan
bilangan
cardinal
dari
kumpulan-kumpulan
tetapi
ukuran
panjangnya.
14
3
5
2+3
c. Penjumlahan melalui Mesin Fungsi
2+3=5
15
Aturannya +3
Masuka
10
15
n
Hasil
13
18
Bila yang dimasukkan kita misalkan x, maka hubungan antara yang masuk
dengan yang keluar itu adalah f: x -- x+3. Ini tidak lain daripada fungsi. Dengan
kata lain, bila yang masuk kita misalkan x dan yang keluar kita misalkan y, maka
hubungan antara x dan y adalah y= x+3, ini adalah fungsi (linear).
d. Penjumlahan dengan cara bersusun panjang dan bersusun pendek
16
Pak Agus mempunya kebun kelapa. Pada bulan Januari, ia memetik 2.438
buah. Pada bulan Februari, ia memetik 1.562 buah. Pada bulan Maret, ia memetik
3.724 buah. Jumlah kelapa yang dipetik selama 3 bulan adalah 2.438 + 1.562 +
3.724. Jumlah ini dapat kita tentukan dengan;
1) Cara bersusun panjang
2.438 = 2.000 + 400 +30 + 8
1.562 = 1.000 + 500 + 60 + 2
3.724 = 3.000 + 700 + 20 + 4
= 6.000 + 1.600 +110 + 14
= 6.000 + (1.000+600) + (100+10) + (10+4)
= (6.000 + 1.000) + (600 + 100) + (10 + 10) + 4
= 7.000 + 700 + 20 +4
= 7.724
2) Cara bersusun pendek/ penjumlahan berdasarkan nilai tempat dengan
menyimpan.
111
2.438
1.562
3.724 +
7.724
Langkah-langkahnya sebagai berikut. Jumlahkan bilangan satuan: 8 + 2 +
4 = 14 tulis angka 4 pada tempat satuan, kita simpan 1 pada tempat puluhan.
Jumlahkan bilangan puluhan: 1 + 3 + 6 + 2 = 12 tulis angka 2 pada tempat
puluhan, kita simpan 1 pada tempat ratusan. Jumlahkan bilangan ratusan: 1 + 4 +
5 + 7 = 17 tulis angka 7 pada tempat ratusan, kita simpan 1 pada tempat ribuan.
Jumlahkan bilangan ribuan: 1 + 2 + 1 + 3 = 7 tulis angka 7 pada tempat ribuan.
Kita peroleh 2.348 + 1.562 + 3.724 = 7.724
Sifat-sifat Penjumlahan
Pada bagian ini akan ditunjukkan sifat-sifat penjumlahan yang berlaku
pada himpunan bilangan cacah. Sifat-sifat itu ialah: tertutup, pertukaran
(komutatif), dan pengelompokan (asosiatif).
Untuk tahap ini siswa jangan dituntut untuk bisa menyebutkan sifat-sifat
itu dan himpunan bilangan mana yang memenuhi sifat-sifat itu, tetapi cukup
diminta dapat memahami bahwa bila kita ambil beberapa buah bilangan cacah 2,
3, dan 5 misalnya, maka 3 + 5 itu adalah bilangan cacah, 2 + 3 = 3 + 2, dan (2 +3)
+ 5 = 2 + (3 + 5). Siswa akan mengatakan bahwa 2 + 3 itu sama dengan 3 + 2
17
Suku
suku
jumlah
3
pengurang
=
selisih
18
Model konkret
Simbol
Model diagram
Persoalan
Kita ketahui penjumlahan itu berkaitan dengan penggabungan atau
19
a. Membuang
Dodi punya 5 buah kelereng, ia berikan pada adiknya 2 buah. Berapa
kelereng sisanya ?
2=
c. Membandingkan
Budi punya kelereng 3 buah
Anton punya kelereng 5 buah
Berapa buah lebihnya kelereng anton?
20
Anton
Budi
- 2 = 3
21
52=3
Dengan garis bilangan 5 2 = 3 itu adalah sebagai berikut:
52=3
Cara menjawab soal tersebut adalah sebagai berikut. Ambil sebuah batang
berwarna 6 satuan (batang berwarna hijau tua). Kemudian ambil sebuah batang
berwarna 4 satuan (berwarna ungu), tempelkan di samping batang berwarna hijau
tua itu sehingga salah satu ujung-ujungnya pas (posisis ini menunjukkan 6-4).
Kemudian cari batang berwarna lain yang dapat menutup tempat yang kosong
dengan pas. Batang tersebut adalah berwarna merah. Jadi 6 4 = 2
(a) Pengurangan dengan cara bersusun pendek
Contoh:
22
Didi mengikuti perlombaan jalan cepat. Jarak yang harus ditempuh adalah
8.743 meter. Ia sudah menempuh jarak 5.281 meter. Berapa jarak yang harus
ditempuh Didi?
Penyelesaian:
Diketahui: jarak tempuh dalam lomba lari adalah 8.743 meter
Jarak yang sudah ditempuh adalah 5.281 meter
Ditanya: berapa jarak yang masih harus ditempuh?
Jawab: Didi masih harus menempuh jarak (8.743-5.281) meter. Untuk
menentukannya dapat mencapainya dengan cara bersusun pendek seperti berikut
6 1
4
8 7 4
5 2 8
3 4 6
3
1
2
Langkah-langkahnya:
a) Kurangi bilangan satuan: 3 1 = 2. Tulis angka 2 pada tempat satuan
b) Kurangi bilangan puluhan: 4 8 (karena 4<8 maka kita pinjam satu
ratusan, sehingga bilangan ratusannya 7-1 jadi tinggal 6. Dan bilangan
puluhannya 10+4 menjadi 14). Sehingga menjadi 14 8 = 6. Tulis angka 6
pada tempat puluhan.
c) Kurangi bilangan ratusan: 6 2 = 4. Tulis angka 4 pada tempat ratusan.
d) Kurangi bilangan ribuan: 8 5 = 3. Tulis angka 3 pada tempat ribuan.
Jadi, Didi masih harus menempuh jarak 3.462 meter.
Sifat-sifat pengurangan
1. Apakah operasi pengurangan tertutup pada bilangan cacah? Dengan
mengambil beberapa pasangan bilangan cacah sembarang, kita akan
mengatahui bahwa sifat pengurangan itu tidak tertutup pada bilangan
cacah. Sebab selisih dua bilangan cacah tidak selalu hasilnya bilangan
cacah lagi. Misalnya dalam 4 9 = -5, meskipun 4 dan 9 adalah bilangan
cacah tetapi -5 bukan bilangan cacah.
23
Model konkret
2x6=
simbol
Persoalan sehari-hari
Model gambar
0 x 0, 0 x 1, 0 x 2, ..., 0 x 9
1 x 0, 1 x 1, 1 x 2, ..., 1 x 9
2 x 0, 2 x 1, 2 x 2, ..., 2 x 9
.....................................
.....................................
.....................................
9 x 0, 9 x 1, 9 x 2, ..., 9 x 9
Untuk menerangkan perkalian, ada 7 pendekatan yang dapat ditempuh,
yaitu kumpulan, pengukuran, jajaran, produk Cartesius, kartu nilai tempat, blok
model Dienes, kantong nilai tempat, abakus, mesin fungsi, dan cara
mendatar/bersusun panjang/bersusun pendek.
1) Perkalian melalui himpunan (kumpulan)
Perkalian dapat diterangkan dengan menggunakan pendekatan himpunan,
yaitu himpunan-himpunan lepas yang ekuivalen dan sejenis.
Contoh:
Fajar mempunyai 3 bungkus permen karet, masing- masing bungkus berisi
4 buah permen karet. Berapa buah permen karet yang dimiliki Fajar? Perhatikan
gambar berikut!
25
3 x 4 = 12
sebanyak 3 orang, yaitu: Rudi, Candra, dan Gunawan, serta mempunyai 2 orang
pemain putri, yaitu: Susi dan Yeni. Jika akan diturunkan bermain dalam pasangan
ganda campuran, maka pasangan yang mungkin terjadi adalah: (1) Rudi dan Susi;
(2) Rudi dan Yeni; (3) Candra dan Susi; (4) Candra dan Yeni; (5) Gunawan dan
Susi; dan (6) Gunawan dan Yeni. Jadi banyaknya pasangan atau kombinasi yang
mungkin terjadi adalah 6 pasang. Banyaknya pasangan tersebut didapat dari
pemasangan silang dua anggota himpunan atau didapat dari perkalian bilangan 3
dan bilangan 2.
Contoh lain, ambil dua himpunan A dan B yang saling lepas, A dengan a
anggota dan B dengan b anggota, kemudian bentuklah A x B. Maka banyaknya
anggota (pasangan) dalam A x B disebut a x b. Misalkan A = {a, b, c} dan B = {k,
l, m, n}. Maka A x B = {(a, k), (a, l), (a, m), (a, n), (b, k), (b, l), (b, m), (b, n), (c,
k), (c,l), (c, m), (c, n)}. Hasil perkalian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 6.1.2: Perkalian silang dua anggota himpunan
X
26
a, k
a, l
a, m
a, n
b, k
b, l
b, m
b, n
c, k
c, l
c, m
c, n
diilustrasikan dengan: 2 x 5 = 10, sebagai 2 groups of 5`s are 10. Misal: Jika
ada 4 kandang ayam, dalam setiap kandangnya terdapat 5 ekor ayam, maka
jumlah ayam tersebut adalah 5 + 5 + 5 + 5 = 4 x 5 = 20 ekor ayam.
Perkalian dapat pula dipandang sebagai gabungan suatu himpunan atau dengan
perkataan lain, a x b ialah banyaknya anggota dalam persatuan (gabungan) a
27
Gambar 6.1.2: Perkalian 3 x 4 anggota
Atau dengan jajaran yang terdiri dari 3 baris masing-masing dengan 4 anggota
(pesawat) seperti gambar berikut:
Kelipatan ke
10
10
28
10
12
14
16
18
20
12
15
18
21
24
27
30
12
16
20
24
28
32
36
40
10
15
20
25
30
35
40
45
50
29
0 0
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
5 10 15 20 25 30 35 40 45
6 0
6 12 18 24 30 36 42 48 54
7 0
7 14 21 28 35 42 49 56 63
8 0
8 16 24 32 40 48 56 64 72
9 0
9 18 27 36 45 54 63 72 81
10 12 14 16 18
12 15 18 21 24 27
12 16 20 24 28 32 36
30
5 cm
3 cm
3 cm
5 cm
32
Cara lain untuk memperlihatkan sifat assosiatif adalah dengan membuat alat
peraga tiga dimensi, yang terdiri dari panjang, lebar dan tinggi. Contoh berikut
perkalian (4 x 3) x 2 = 4 x (3 x 2), seperti gambar berikut:
2 cm
4 cm
4 cm
3 cm
2 cm
cm
Sifat asosiatif tersebut dapat dikatakan sulit diterima oleh siswa kelas III
sekolah dasar sebab kemampuan siswa masih terbatas, yaitu harus memahami
terhadap benda ruang tiga dimensi, pemahaman terhadap benda ruang tiga
dimensi tersebut siswa harus memiliki daya tilik ruang, seperti pada kubus ada
istilah sisi, rusuk dan titik sudut, maka dari itu sifat tersebut tidak akan diajarkan
dalam penelitian tindakan kelas ini.
4) Elemen Identitas dan Sifat Perkalian degan Bilangan 0 (nol)
Bilangan 1 (satu) adalah elemen identitas perkalian sehingga untuk setiap
bilangan cacah a berlaku 1.a = a dan a.1 = a. Sedangkan untuk bilangan 0 (nol)
berlaku 0. a = 0 dan a.0 = 0
Contoh:
4 x 1 = 4 ; 6 x 1 = 6 ; 1 x 8 = 8 ; 1 x 10 = 10 ; dsb.
4 x 0 = 0 ; 2 x 0 = 0 ; 5 x 0 = 0 ; 0 x 10 = 0; dsb.
33
(sifat komutatif)
= (30 + 4) x (80 + 7)
(sifat distributif)
= 30 x (80+7) + 4 x (80+7)
(sifat distributif)
= 2958
Misalkan untuk
35
sebab 9 2 = 7
sebab 15 12 = 3
24 + 23 = 47 sebab 47 23 = 24
Pengurangan ini sering dijadikan sebagai pemeriksaan hasil dari penjumlahan,
untuk meyakinkan bahwa hasil penjumlahan tersebut benar. Misalkan, apakah
benar 12 + 13 = 25, maka untuk meyakinkan hasil penjumlahan tersebut cobalah
balikan, berapkah 25 13 = ? Jika hasil 12, maka hasil penjumlahan tersebut
adalah benar.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai masalah yang melibatkan
penyelesaiannya berhubungan dengan pengurangan. Misalanya dalam contoh soal
berikut.
Contoh Soal
Amin disuruh ibunya membeli 10 butir telur, ketika dalam perjalanan pulang tibatiba terjatuh, sehingga telur yang dibelinya ada yang pecah. Adapun telur yang
masih tersisa 7 butir. Berapa butir telor yang pecah?
Jawab:
Soal tersebut dapat diselesaikan dengan pendekan model matematika seperti
berikut:
10 7 = 3
sebab 7 + 3 = 10
x=3
Jadi telur yang pecah adalah 3 butir.
Sedangkan pembagian didefinikan sebagai berikut:
Jika x bilangan cacah dan y bilangan asli, maka x dibagi y sama dengan
bilangan cacah z, jika dan hanya jika z.y = x
Contoh:
12 : 3 = 4
sebab 4 x 3 = 12
42 : 7 = 6
sebab 6 x 7 = 42
20 : 5 = 4
sebab 4 x 5 = 20
Contoh Soal
Ibu membagikan kue sebanyak 30 biji kepada anaknya yang berjumlah 5 orang,
masing mendapatkan bagian yang sama. Berapakah anaknya masing-masing
mendapatkan kue?
Jawab:
Misalkan A, B, C, D, dan E adalah nama-nama anak, jika 30 kue dibagi habis
kepada 5 orang, maka masing-masing mendapatkan 6 biji kue. Dan gambar yang
da[at dibuat adalah sebagai berikut
37
Contoh soal
Pak Ahmad membagikan uang sodaqoh kepada sejumlah pakir miskin sebanyak
Rp. 50.000,00, masing-masing medapatkan Rp. 12.500,00. Berapakah jumlah
pakir miskin yang diberi uang oleh Pak Ahmad?
Jawab:
Misalkan jumlah orang pakir miskin adalah p.
50000
12500
p
Rp. 50.000,00 : p = Rp. 12.500,00 atau ditulis
12500 p = 50000
p=
50000
12500
p=4
Jadi banyaknya pakir miskin yang dibagi uang sebanyak 4 orang
38
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Jadi, bilangan cacah adalah sebagai gabungan bilangan asli dengan
bilangan 0 (nol), bilangan asli itu sendiri adalah himpunan A = {1, 2, 3, ..),
jadi bilangan cacah terdiri dari {0, 1, 2, 3, ..}. Sifat-sifat Penjumlahan yaitu:
tertutup, komutatif, asosiatif, dan sifat penjumlahan dengan nol. Fakta dasar
penjumlahan terdapat 100 yaitu dimulai dari 0 + 0 sampai dengan 9 + 9.
Penguasaan konsep perkalian sedikitnya dapat dilakukan dengan empat
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pemasangan dari dua anggota himpunan; (2)
pendekatan penjumlahan berulang; (3) pendekatan gabungan dua himpunan; dan
(4) pendekatan membilang loncat. Sifat perkalian adalah: tertutup, komutatif,
asosiatif, distributive, adanya Elemen Identitas dan Sifat Perkalian degan
Bilangan 0 (nol). Fakta dasar perkalian sebanyak 100, dimuali dari 0 x 0 sampai
dengan 9 x 9. Pengurangan bilangan b dari bilangan cacah a, ditulis a b
menghasilkan bilangan cacah c, jika dan hanya jika c b = a atau c a = b.
Pembgian didefinikan: Jika x bilangan cacah dan y bilangan asli, maka x dibagi y
sama dengan bilangan cacah z, jika dan hanya jika z.y = x
39
Daftar pustaka
http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/BilanganACB.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/
http://www.academia.edu/3330678/Teori_Bilangan_Sejarah_
http://www.academia.edu/5400153/SEJARAH_TEORI_BILANGAN
http://repository.upi.edu/3389/
Karso, dkk, 2004, Modul Pendidikan Matematika 1, Universitas Terbuka, Jakarta
Heruman, 2007, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
40