Disusun Oleh :
Kelompok 3
Shela Lestari 195060004
Sevti Larayani 195060013
Muhammad Angga Raihan 195060016
Fakhira Aghnia Rahmawanti 195060024
Nur Fahmi Fardila 195060033
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian Pembelajaran Inovatif....................................................................................3
B. Model - Model Pembelajaran Inovatif............................................................................3
C. Hambatan Pembelajaran Daring Di sekolah...................................................................4
D. Manfaat teknologi dalam pembelajaran daring..............................................................7
E. Pemanfaatan fortal rumah belajar dalam pembelajaran daring...................................8
F. Penggunaan video tutorial dalam pembelajaran daring..............................................10
G. Pendampingan model pembelajaran inovatif.............................................................11
H. Peran orangtua dalam Pembelajaran Daring............................................................13
I. Persepsi peserta didik terhadap Pembelajaran Daring................................................14
J. Desain Media Pembelajaran Daring...............................................................................15
BAB III.........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
a. Kesimpulan........................................................................................................................17
b. Saran..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring di Indonesia
didukung dengan adanya Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014 tentang peran pendidik
TIK dan pendidik keterampilan komputer dan pengelolaan informasi dalam implementasi
kurikulum 2013. Guru sebagai pendidik juga dituntut memiliki tugas keprofesionalan
mengembangkan kompetensi pengajaran dengan perkembangan IPTEK terkini dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen. Selain itu terdapat Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pendidik bahwasanya standar kompetensi
pedagogik guru kelas SD/MI adalah mampu memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
Peserta didik sekolah dasar merupakan usia awal dalam memperkenalkan
pemakaian TIK, maka guru perlu mempersiapkan kemampuan dan keterampilan dalam
menggunakan teknologi. Guru kelas dapat menjadi contoh langsung ataupun role model
untuk penggunaan perangkat TIK di sekolah. Penggunaan media pembelajaran berbasis
internet atau moda daring di sekolah dasar merupakan salah satu solusi untuk
menghadapi tantangan perkembangan zaman sekaligus menjalankan fungsi kompetensi
literasi digital dan teknologi sejak dini.
Dengan memanfaatkan media pembelajaran daring diharapkan mampu
menghadirkan pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien serta
membuat pembelajaran lebih kontekstual.Salah satu pemanfaatan internet sebagai model
pembelajaran daring yang disediakan oleh pemerintah Indonesia adalah melalui Portal
Rumah Belajar. Berdasarkan hasil penelitian (Chabibie & Hakim, 2016: 56-58)yang
berjudul “Pengaruh Penerimaan Teknologi dengan Kebergunaan Web : Studi Kasus
Portal Rumah Belajar Kemendikbud” diperoleh hasil bahwa 80,4% responden menilai
bahwa media pembelajaran online(daring) lebih memudahkan kegiatan belajar dibanding
media offline. Media pembelajaran onlineRumah Belajar dipilih 77,80% responden
karena lebih mudah untuk digunakan. Hal ini membuktikan Portal Rumah Belajar layak
digunakan sebagai model pembelajaran daring di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran inovatif ?
2. Apa saja model pembelajaran inovatif?
3. Apa hambatan yang dialami dalam pembelajaran daring?
4. Apa manfaat teknologi dalam pembelajaran daring?
5. Apa manfaat fortal rumah belajar dalam pembelajaran daring?
6. Bagaimana penggunaan video tutorial dalam pembelajaran daring?
7. Bagaimana pendampingan model pembelajaran inovasif?
8. Bagaimana peran orang tua dalam pembelajaran daring?
9. Apa persepsi peserta didik terhadap pembelajaran daring?
10. Bagaimana desain media pembelajaran daring?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran inovatif .
2. Untuk mengetahui model pembelajaran inovatif.
3. Untu mengetahui hambatan yang dialami dalam pembelajaran daring.
4. Untuk mengetahui teknologi dalam pembelajaran daring.
5. Untuk mengetahui manfaat fortal rumah belajar dalam pembelajaran daring.
6. Untuk mengetahui penggunaan video tutorial dalam pembelajaran daring.
7. Untuk mengetahui pendampingan model pembelajaran inovatif.
8. Untuk mengetahui peran orang tua dalam pembelajaran daring.
9. Untuk mengetahui persepsi peserta didik terhadap pembelajaran daring.
10. Untuk mengetahui desain media pembelajaran daring.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru,
atau instruktur, yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandangn baru, agar
mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan,
atau learning is fun, dan merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif.
Jika siswa sudah menanamkan hal ini dalam pikirannya, maka tidak ada lagi siswa yang
pasif di kelas, perasaan tertekan, kemungkinan gagal, keterbatasan pilihan, dan tentu saja
rasa bosan (Jacobsen, 2009; Amri & Ahmadi, 2010; dan Komara, 2014).
Membangun metode pembelajaran inovatif. inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara, diantaranya, mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing siswa.
Menurut Darmadi (2017), dan sarjana lainnya, bahwa pembelajaran inovatif dapat
menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan, apabila dilakukan dengan cara mengelola
media yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran, sehingga terjadilah proses
dalam membangun rasa percaya diri pada siswa (Amri & Ahmadi, 2010; Komara, 2014;
dan Darmadi, 2017). Dengan pembelajaran yang inovatif diharapkan siswa mampu
berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini akan
mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami sesuatu dan mudah
dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan.
Hal ini dimungkinkan, karena pemahaman yang terkait dengan persoalan yang
dihadapinya. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat juga
dapat mengarah kepada pemecahan masalah secara lebih baik. Informasi yang
diperolehnya akan dikembangkan dan dianalisis, sehingga dapat menjawab pertanyaan
tersebut dengan baik (Amri & Ahmadi, 2010; Komara, 2014; dan Christy, 2017).Menurut
Sartono Wahyuari (2012), dan sarjana lainnya, bahwa ciri-ciri pembelajaran inovatif,
antara lain: (1) memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa; (2)
hasil belajar yang ditetapkan secara khusus, yaitu perubahan perilaku positif siswa; (3)
penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif; (4) ukuran keberhasilan siswa
setelah mengikuti pembelajaran, sehingga bisa menetapkan kriteria keberhasilan dalam
proses belajar-mengajar; serta (5) interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa
aktif dalam lingkungannya (cf Wahyuari, 2012; Burhanuddin, 2014; dan Komara, 2014).
Selama pembelajaran di rumah banyak orang tua menganggap bahwa tugas yang
diberikan oleh guru terlalu banyak dan tugas yang diberikan terlihat sulit, namun
walaupun begitu sebagian besar orang tua senang karena tugas dinilai mampu membantu
siswa dalam mengerti materi lebih banyak karena latihan soal berupa tugas yang
diberikan. Guru memberikan tugas karena terbatasnya waktu belajar dan sulitnya
berinteraksi selama pembelajaran dirumah, oleh karena itu banyak dari sebagian guru
yang mengganti hal tersebut menjadi pemberian tugas untuk memantapkan kemampuan
anak mengenai materi yang dipelajari. Sejalan dengan pendapat Puspitasari (2020) bahwa
dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai
masalah yang dihadapi oleh anak dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai
disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya, kemudian tugas
kurang dipahami oleh orang tua, hal tersebut menjadi keluhan bagi para orang tua.
Banyak orang tua menilai bahwa melalui pembelajaran di rumah dapat mempererat
hubungannya dengan anaknya, begitupun anaknya dinilai dapat melakukan pembelajaran
di rumah dengan sangat baik, sehingga banyak orang tua yang berfikir kreatif mencoba
berbagai cara agar anak tidak merasa jenuh saat belajar di rumah, namun banyak juga
yang mengungkapkan bahwa lebih baik anak belajar di sekolah, karena banyak anak yang
ngeyel, lebih suka bermain dari pada belajar, banyak anak menganggpa bahwa di rumah
tempatnya bermain, sehingga terdapat beberapa kasus tugas tidak di selesaikan dengan
baik.
Orang tua juga merasa melalui pembelajaran di rumah, orang tua dapat melihat
perkembangan anaknya dalam belajar. Belajar di rumah juga dapat meningkatkan
attachment atau kelekatan orang tua dan anak, sehingga orang tua bisa lebih memahani
kemampuan anaknya. Hal ini menunjukan bahwa orang tua memiliki peran yang sangat
besar selama terjadinya kegiatan pembelajaran di rumah, orang tualah madrasah pertama
bagi anak-anaknya sebelum adanya pembelajaran di sekolah. Adanya kegiatan
pembelajaran di rumah ini pun memiliki manfaat bagi siswa maupun orangtuanya,
kebijakan pemerintah mengenai pembelajaran daring ini membuat kita semua sadar
pentingnya mempelajari teknologi dan menggunakan teknologi secara positif. Hal ini
juga dapat menjadi pelajaran besar bagi dunia pendidikan Indonesia kedepannya untuk
mengatasi berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan sekarang ini.
Dari pembahasan yang dipaparkan dapat dilihat bahwa pernyataan yang paling
banyak memberikan respon positif ada pada indikator dukungan. Siswa mendapat
dukungan yang baik dari berbagai pihak dalam melaksanakan pembelajaran dalam
jaringan. Sehingga dapat dilihat bahwa siswa memberikan respon positif pada
pembelajaran dalam jaringan meskipun masih terkendala pada beberapa hal terkait teknis
dan proses pembelajaran. Pada indikator teknis, mayoritas siswa mengalami kendala
terkait signal selama pembelajaran daring. Banyak siswa juga belum dapat menguasai
aplikasi pembelajaran dengan baik sehingga akan perpengaruh pada proses pembelajaran.
Dalam indikator proses, siswa menyatakan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan
guru dan lebih menyukai berdiskusi secara tatap muka. Selain itu, siswa juga kesulitan
memahami materi apabila hanya bersumber dari buku.
Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan “web based learning”
merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning). Salah
satu platform yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif ialah
Schoology. Schoology merupakan salah satu laman web yang berbentuk web sosial yang
mana ia menawarkan pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara percuma dan
mudah digunakan seperti Facebook. Schoology membantu dosen dalam membuka
kesempatan komunikasi yang luas kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat lebih mudah
untuk mengambil peran/bagian dalam diskusi dan kerja sama dalam tim. Selain itu,
Schoology juga mempunyai banyak ciri dan fungsi yang menarik untuk dimanfaatkan
oleh mahasiswa.
Schoology juga didukung oleh berbagai bentuk media seperti video, audio dan
imge yang dapat menarik minat siswa. Schoology mengarahkan mahasiswa
mengaplikasikan penggunaan tekonologi dalam pembelajaran. pendidikan. Adapun
menu-menu yang terdapat dalam aplikasi Schoology antara lain: a)Courses, dengan menu
courses, pengguna dapat membuat kelas baru, bergabung dengan kelas yang sebelumnya
sudah ada atau browsing melalui daftar kelas yang telah ditetapkan. b)Groups, berfungsi
seperti pesan dinding di mana anggota grup juga dapat mem-posting pesan dinding.
Ketika bergabung dengan sebuah grup, pengguna dapat mencari bagian dari grup yang
pengguna inginkan. c)Resources, untuk menjaga, melacak dokumen, file, dan gambar
yang pengguna upload dalam kelas.d)Recent Activity, untuk menampilkan berita terbaru
yang terdapat pada akunSchoology. Kita dapat memposting dan meng-update dalam akun
serta memilih halaman mana yang akan pengguna posting. e.) Calendar, untuk
menampilkan halaman kalender yang telah diposting sebelumnya di Recent
Activity.f)Messages, untuk mengirimkan pesan atau melihat pesan antara sesama
pengguna Schoology, dan g)People, untuk dapat melihat daftar pengguna dalam suatu
kelas.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kemajuan teknologi memberikan dampak besar terhadap perkembangan
pendidikan, para pendidik memanfaatkanya untuk mempermudah proses belajar
mengajar serta meningkatkan kualitas pendidikan. Berikut pandangan siswa tehadap
efektifitas pembelajaran berbasis daring. Mayoritas siswa merasa pembelajaran
daring dirasa tidak efektif, karena dalam praktiknya guru lebih dominan dalam
pemberian tugas bukan penjelasan materi. Siswa merasa ada kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaan daring, seperti:
Kelebihan:
Kekurangan:
Mayoritas siswa merasa pembelajaran daring lebih menyenangkan, karena dirasa lebih
santai dan efisien. Siswa berharap penerapan daring bisa diperbaiki, seperti rekomendasi
siswa yaitu penjelasan materi pembelajaran melalui video dan pemanfaatan kemajuan
teknologi.
b. Saran
Pada saat pembelajaran daring peran orangtua dan guru harus saling
bekerjasama dalam proses pembelajaran untuk anak. Pembelajaran daring siswa
sekolah dasar bagi beberapa orang tua yang memiliki cukup waktu luang mungkin ini
buka suatu kendala yang berarti, namun bagi orang tua yang bekerja dan tidak
memiliki cukup waktu luang mungkin ini akan menjadi hal yang menyusahkan.
Selain memikirkan pekerjaan sendiri rupanya harus memiliki pekerjaan tambahan
untuk menjadi guru si anak selama di rumah. Hingga muncul pernyataan “bukan anak
yang sekolah, tetapi orang tuanya”.
Maskar, S., & Wulantina, E. (2019). Persepsi Peserta Didik terhadap Metode Blended
Learning dengan Google Classroom. Jurnal Inovasi Matematika, 1(2), 110–121.
https://doi.org/10.35438/inomatika.v1i2.156
Fadillah, Ika dkk. 2010 . Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua dengan Emotional
Quotient pada Anak Usia Prasekolah di TK Islam AlFatihah Sumampir Purwokwrto
Utara. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), (5) 01, 1-12.
Winingsih, Endang. (2020). Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Jarak Jauh. April 2,
2020. Poskita.co: https://poskita.co/2020/04/02/peran-orangtuadalampembelajaran-jarak-
jauh/ WHO. (2020). Diambil 29 Mei 2020, dari website:
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public Valeza, Alsi R.
(2017). Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak di Perum Tanjung Raya
Permai Kelurahan Pematang Wangi Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung.
Skripsi: UIN Raden Intan Lampung.