Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EFESIENSI, METODE PENDEKATAN, DAN FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI BELAJAR

Dosen Pengampu :
DWI ROSYIDATUL KHOLIDAH, M. Pd. I
Penyusun : Kelompok 2
1. Dian Eko Saputro ( 20222600381 )
2. Zainal Mustofah ( 20222600384 )
3. Rosyiatul Faridah (20222600389 )

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH
SIMAN SEKARAN LAMONGAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun jauh dari
kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim
yang beriman secara kaffah. Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok pada mata kuliah Pisikologi Belajar dasar yang bertema Efisiensi,
Metode Pendekatan, dan Faktor yang Mempengaruhi Belajar di Sekolah tinggi ilmu
tarbiyah AL-FATTAH. Serta membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk menambah
wawasan tentang Proses Perkembangan dan Hubungannya dengan Proses Belajar.
Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Namun, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

29 november 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTA ..........................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan masalah ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. EFISIENSI BELAJAR .................................................................................. 3
B. PENDEKATAN BELAJAR DAN METODE BELAJAR ............................... 5
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR.................................. 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 14
A, Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar guru di hadapakan pada siswa. Siswa
yang dihadapkan oleh guru rata-rata satu kelas yang terdiri dari empat puluh
orang, hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengorganisasi
siswa-siswa agar belajar, pembelajaran meningkatkan kemampuan-kemampuan
koqnitif, afektif dan keterampilan siswa adalah suatu prasyarat teknis untuk
dapat membelajarkan bahwa Seorang pembelajar (guru) sudah bertindak belajar
itu sendiri.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara,
antara lain melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah- masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara
profesional.
Salah satu konsep pengetahuan yang perlu dipahami oleh seorang
guru adalah efisiensi, kecerdasan dan metode belajar. Banyak yang tidak
paham perbedaan antara efisiensi, pendekatan dan metode belajar. Efisiensi
adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara
usaha dengan hasilnya. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang terpusat atau terpusat
pada siswa ( student centered approach).) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata danpraktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berkenaan dengan uraian di atas, perlu disusun makalah yang mampu
menjadi wahana untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep
keilmuan yang berkenaan dengan efisiensi, pendekatan, dan metode belajar
baik secara teoritis maupun secara praktis. Oleh sebab itu, penulis menulis
sebuah makalah yang bertajuk “Efisiensi,
Pendekatan dan Metode Belajar”

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis
merumuskan rumusanmasalah sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan: a). Efisiensi? b). Pendekatan? c). Metode?
2. Apa faktor-faktor yang dapat menunjang efisiensi belajar?
3. Apa saja kegunaan dari pendekatan belajar?
4. Apa saja metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikanstrategi pembelajaran?
5. Bagaimana penjelasan ragam pendekatan dan metode belajar menurut para
ahli?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun
dengan tujuanuntuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. pengertian efisiensi, pendekatan dan metode belajar;
2. faktor-faktor penunjang efisiensi belajar;
3. kegunaan pendekatan belajar;
4. metode pembelajaran yang digunakan untuk mengimplementasikan
strategi belajar;
5. ragam pendekatan dan metode belajar menurut para ahli.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini diharapkan mampu memiliki kegunaan baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis diharapkan makalah ini menambah
khazanah tentang efisiensi, pendekatan dan metode belajar. Sedangkan
secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan konsep keilmuan
khususnyatentang efisiensi,pendekatan dan metode belajar;
2. pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang efisiensi,
pendekatan danmetode belajar.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis
akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif.
Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
berbagai literature yang relevan dengan tema efisiensi, pendekatan dan metode
belajar. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisi data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
efisiensi, pendekatan dan metode belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. EFISIENSI BELAJAR
Definisi Efisiensi Belajar
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan
terbaik antarausaha dengan hasilnya.( Gie,1985 ).Dengan demikian ada dua
macam efisiensi belajaryang dapat dicapai siswa yaitu: efisiensi usaha belajar
dan efisiensi hasil belajar. Dalam konteks belajar, efisiensi mempunyai arti,
meningkatkan kualitas belajar dan penguasaan materi belajar; mempersingkat
waktu belajar; meningkatkan kemampuan guru, mengurangi biaya tanpa
mengurangi kualitas belajar mengajar. Bagi suatu lembaga pendidikan,
pengertian efisiensi tersebut tampaknya mengarah pada efisiensi yang
memberikan arti peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar-
mengajar. Hal ini karena dalam proses belajar mengajar yang mementingkan
hubungan peserta didik dan guru, guru menjadi pihak yang aktif.
Namun bagi peserta didik, efisiensi dapat dimaknai menjadi dua macam
efisiensi, yaituefisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar.
1. Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi yang diinginkan
dapat dicapai dengan usaha seminimal mungkin. Usaha dalam hal ini adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar yang
memuaskan, seperti: tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan hal-hal
lain yang relevan dengan kegiatan belajar. Efisiensi dari sudut usaha belajar
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar di atas memperlihatkan kepada kita bahwa C lebih efisien daripada A

3
dan B, karena dengan usaha yang minim dapat mencapai hasil belajar yang
sama tingginya dengan prestasi belajar A dan B. Padahal, A dan B telah
berusaha lebih keras daripadaC.
2. Efisiensi Hasil Belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha
belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambarberikut ini:

Gambar tersebut di atas memperlihatkan bahwa C adalah peserta didik yang


paling efisien ditinjau dari prestasi yang dicapai, karena ia menunjukkan
perbandingan yang terbaik dari sudut hasil. Dalam hal ini, meskipun usaha
belajar C sama besarnya dengan A dan B (lihat kotak usaha belajar), ia telah
memperoleh prestasi yang optimal atau lebihtinggi daripada prestasi A dan B.
Pertanyaannya sekarang adalah faktor apa yang dapat menunjang efisiensi
belajar? Mengenai faktor penunjang efisiensi belajar ini, paling tidak
terdapat tiga faktor yang dapat menjadi penunjang efisiensi dalam proses
pembelajaran, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan materi pelajaran
serta pendekatan belajar.
1. Faktor internal (faktor dari dalam), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani peserta didik; faktor-faktro internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
a) Faktor fisiologis, yakni yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Faktor inijuga dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
§ Keadaan tonus jasmani, yakni keadaan sakit tidaknya kondisi fisik.
§ Keadaan fungsi jasmani. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
fisiologipada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama
fungsi pancaindra,seperti:pendengaran, penglihatan dan sebagainya.
b) Faktor psikologis, yakni yang berkaitan dengan keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor yang

4
mempengaruhi proses belajaradalah kecerdasan peserta didik, motivasi, minat,
sikap, dan bakat.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi


lingkungan di sekitarpeserta didik;
Selain karakteristik peserta didik atau faktor-faktor internal, proses belajar
juga dapatdipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungannon-sosial.
a) Lingkungan Sosial, meliputi:
§ Lingkungan sosial sekolah; seperti guru, administrasi, teman-teman sekelas.
Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta
didik untukbelajar lebih baik di sekolah.
§ Lingkungan sosial masyarakat. Lingkungan yang kumuh, banyak
pengangguran, dananak telantar tentunya sedikit banyak akan
berpengaruh pada aktivitas belajar peserta didik.
§ Lingkungan sosial keluarga. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, serta
pengelolaan keluarga akan dapat memberi dampak pada aktivitas peserta didik.
b) Lingkungan non-sosial masyarakat, meliputi:
§ Lingkungan alamiah. Kondisi udara segar, tidak panas, dan suasana yang sejuk
dantenang tentunya akan berpengaruh pada aktivitas belajar peserta didik.
§ Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar. Termasuk dalam kategori ini
adalah gedung sekolah, fasilitas belajar, kurikulum sekolah, peraturan sekolah,
buku panduan,silabi dan lain sebagainya.
3. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik). Faktor ini
hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga
dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan
peserta didik. Karena itu, agar terjadi efisiensi dalam proses belajar, maka
guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai dengan kondisi peserta didik.

B. PENDEKATAN BELAJAR DAN METODE BELAJAR

Pendekatan Belajar
Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5). Menurutnya
pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan
pembelajaran sebagai dokumen tetap dan pendekatan pembelajaran sebagai
bahan kajian yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran sebagai dokumen
tetap dimaknai sebagai suatu Kerangka umum dalam Praktek Profesional guru,
yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian
Kurikulum. Hal tersebut berguna untuk: (1) mendukung kelancaran guru dalam

5
proses pembelajaran; (2) membantu para guru menjabarkan kurikulum dalam
praktik pembelajaran di kelas; (3) sebagai panduan bagi guru dalam menghadapi
perubahan kurikulum; dan (4) sebagai bahan masukan bagi para penyusun
kurikum untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
(1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centeredapproach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan
ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin
Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha,
yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang palingefektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuhsejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan
patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf
keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks
pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profilperilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandangpaling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode danteknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria danukuran baku keberhasilan.

Ragam Pendekatan Belajar

1. Pendekatan Hukum Jost

6
Menurut Robber ( 1988 ), salah satu asumsi yang mendasari hukum Jost
adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran lebih mudah
memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang ia
tekuni. Berdasarkan asumsi Jost maka belajar dengan 2 jam selama 4 hari lebih
baik daripada belajar 4 jam selama 2 hari.
2. Pendekatan Ballard dan Clanchy
Menurut Ballard dan Clanchy ( 1990 ), pendekatan belajar siswa pada
umumnyadipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan. Ada dua macam
siswa dalam menyikapai ilmu pengetahuan :
a. Conversing : sikap melestarikan apa yang sudah ada.
Siswa yang bersikap seperti ini pada umumnya menggunakan
pendekatan belajarreproduktif.
b. Extending : sikap memperluas
Siswa yang bersikap extending biasanya menggunakan metode analitis, bahkan
diantaramereka banyak yang menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal
yaitu pendekatan spekulatif yang bukan hanya menyerap ilmu pengetahuan
tetapi mengembangkannya.

3. Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Bigggs ( 1990 ), pendekatan
belajar siswadikelompokkkan menjadi 3 prototipe:
a. Pendekatan Surface
b. Pendekatan Deep
c. PendekatanAchieving
Biggs menyimpulkan bahwa prototipe - prototipe pendekatan belajar
tadi pada umumnya digunakan para siswa berdasarkan motifnya , bukan karena
sikapnya terhadapilmu pengetahuan.
Siswa yang menggunakan surface misalnya, mau belajar karena
dorongan dariluar antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu.
Siswa yang menggunakan Deep biasanya mempelajari materi karena
dia memeng tertarik dan membutuhkannya. Bagi siswa ini lulus dengan nilai
baik adalah penting, tapi memiliki pengetahuan yang banyak dan bermanfaat
adalah lebih penting. Sementara itu, siswa yang menggunakan pendekatan
achieving pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus
disebut Ego-Enhancement yaitu ambisipribadi yang besar dalam meningkatkan
prestasi dengan cara meraih indeks prestasi setinggi - tingginya. Siswa yang
menggunakan pendekatan Achieving ini mempunyai study skills dalam artian
sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja dan penelaahan
isi silabus. Baginya kompeti untuk meraih nilai tertingggi sangat penting
sehinggga ia sangat disiplin, rapi dan sistematis serta berencana terus maju

7
kedepan.
Metode Pembelajaran
Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat
dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan kepencapaian tujuan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah;
(2) demonstrasi;
(3) diskusi;
(4) simulasi;
(5) laboratorium;
(6) pengalaman lapangan;
(7) brainstorming;
(8) debat,
(9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran.Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.

Ragam Metode belajar

1. Metode SQ3R
Metode ini dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas
Negeri Ohio
AS. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikandalam berbagai
pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah -
langkah mempelajari teksyang meliputi:
a. Survey : maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi teks

8
b. Question : maksudnya menyusun daftar pentanyaan yang relevan dengan teks
c. Read : maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas
pertanyaan
- pertanyaan yang telah tersusun.
d. Recite : maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan
e. Review : maksudnya : meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang
tersusunpada langkah kedua dan ketiga.
Alokasi waktu yang diperlukan untuk memahami sebuah teks dengan
metode
SQ3R tak banyak berbeda denan mempelajari teks biasa.Akan tetapi hasil
belajar siswadengan menggunakanSQ3R diharapkan lebih memuaskan, karena
dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada
intisari yang tersusun dan tersirat dalam teks.

2. Metode PQ4R
Metode ini adalah ciptaan Thomas dan Robinson (1972). Teknik
PQ4R, menurut Anderson (1990:211), pada hakikatnya merupakan penimbul
pertanyyaan yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan
materi secara mendalam dan luas.
Metode PQ4R ini terdiri dari enam langkah:
a. Preview : bab yang akan dipelajari hendaknya disurvai lebih dahulu untuk
menentukantopik yang terdapat di dalamnya.
b. Question : menyusun pertanyaan - pertanyaan yang relevan dengan
subbab yangbersangkutan.
c. Read : dibaca dengan cermat untuk mencari jawaban dari pertanyaan
yang telahdisusun.
d. Reflect : subbab hendaknya dikenang atau diingat secara mendalam dan
memahamiisinya
f. Recite : informasi yang terdapat didalamnya hendaknya diingat dan
pertanyaannya dijawab.Bila ada jawaban yang kurang tepat hendaknya bagian
yang sulit diingat tersebutdibaca lagi.
g. Refiew : tanamkanlah meteri bab tersebut ke dalam materi sambil
mengingat - ingatintisarinya.
Sementara seperti yang kami kutip dari
http://hikmatiarpasya.blogspot.com/2007/05/sistem-belajar-yang-
efisien.html
sistem belajar "MURDER". Ada salah satu tip dalam mengembangkan sistem
belajar yang efektif dan efisien.Sistem belajar ini dikenal dengan
"M.U.R.D.E.R." (English), yangterdiri dari:
Mood - Understand - Recall - Digest - Expand – Review

9
a. Mood - Suasana Hati:
Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Ini bisa dilakukan
dengan menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar atau cara belajar
yang sesuai denganpribadi masing-masing.
* waktu: Pilihlah waktu yang tepat untuk belajar , yang kira2 lebih bisa
fokus kepadabelajar .Entah itu dipagi hari, siang hari, atau malam hari.
* Lingkungan : Lingkungan atau tempat belajar, ini tidak kalah
pentingnya karenalingkungan yang bisa membuat mood nyaman atau
tidak.
* Sikap belajar: Sikap belajar atau cara belajar yang seperti apa yang bisa
memudahkan dalam proses belajar , entah itu dengan menggunakan refrensi,
atau membuat catatan ringkas, dll.
Ketiga cara yang diatas, sangat saling mempengaruhi satu dengan yang
lain tidak dapat dipisahkan. Ketika telah menemukan performa waktu belajar
namun lingkungan dan cara belajar kurang begitu mendukung, maka proses
belajar anda kurang begitu menghasilkan, begitu juga sebaliknya. Oleh karena
itu kenyamanan belajar sesuai kepribadian masing-masing.

b. Understand - Pemahaman:
Tandai informasi bahan pelajaran yang tidak anda mengerti dalam satu
unit.
Fokuskan pada unit tersebut atau melakukan beberapa kelompok latihan untuk
unit itu.

c. Recall - Ulang:
Setelah belajar satu unit, berhentilah dan ulang bahan dari unit
tersebut dengankata-kata yang dibuat SENDIRI.

d. Digest - Telaah:
Kembalilah pada unit yang tidak dimengerti dan pelajari kembali
keterangan yangada. Melihat informasi yang terkait pada artikel, buku teks atau
sumber lainnya, atau diskusikan dengan teman atau guru/dosen.

e. Expand - Kembangkan:
Pada langkah ini, tanyakan tiga persoalan berikut terhadap materi
yang telahdipelajari:
* Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan atau kritik
apa yanghendak saya ajukan?
* Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal yang saya
sukai?

10
* Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah
dipahami olehsiswa/mahasiswa lainnya?

6. Review - Pelajari Kembali:


Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. Ingatlah
strategi yangtelah membantu mengerti dan/atau mengingat informasi.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR


Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau
tingkah laku. Dalam kata lain berhasil atau tidaknya mempelajari itu tergantung
pada bermacam-macam faktor.
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan:
1. Faktor yang ada pada diri seseorang itu sendiri yang kita sebut faktor
individual
2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang
termasuk faktor individu antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk
faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan
cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. [8] sebuah.
Kematangan atau pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan.
Andaipun kita paksa tetap menjadi anak itu tidak dapat melakukannya, karena
untuk dapat berjalan anak memerlukan kematangan potensi-potensi jasmaniah
maupun rohaniahnya. Demikian pula kita tidak dapat mengajarkan ilmu pasti
kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan ilmu filsafat kepada anak-
anak yang baru duduk dibangku sekolah menengah pertama. Semua itu
disebabkan pertumbuhan mentalnya yang belum matang untuk menerima
pelajaran itu. Mengajarkan sesuatu yang baru dapat berhasil jika tarap
pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau
rohaninya telah matang untuk itu.
b. Kecerdasan/intelegensi
Disamping kematangan, tidak mungkin seseorang mempelajari sesuatu dengan
berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
Kenyataan menunjukkan kepada kita, meski pun anak yang berumur 14 tahun ke
atas pada umumnya telah matang untuk mempelajari ilmu pasti, tetapi tidak
semua anak-anak tersebut pandai dalam hal pasti. Demikian pula halnya dalam
mempelajari mata pelajaran dan

kemampuan-kecakapan lainnya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing,


tidak semua anak pandai memasak, dan sebagainya. Jelas kiranya bahwa dalam
belajar kecuali kedewasaan, intelegensi pun ikut memegang peranan.
c. Latihan dan ulangan
Karena terlatih, karena seringkali berulang, maka kemampuan dan pengetahuan
yang dimilikinya dapat menjadi semakin dikuasai dan semakin mendalam.

11
Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya dapat hilang
atau berkurang. Karena
latihan, karena seringkali mengalami sesuatu, seseorang dapat membangkitkan
minatnya terhadap sesuatu itu. Makin besar minat makin besar pula perhatiannya
sehingga memperbesar hasratnya untuk mempelajarinya.
d. Motivasi
Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang tersebut
menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin
seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia
tidak mengetahui seberapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari
belajarnya itu untuk dirinya sendiri.
-faktor dari luar yng kita sebut faktor sosial:

a) Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau ikut
menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh
anak-anak. Termasuk dalam keluarga ini tidak ada atau tidak tersedia fasilitas-
fasilitas yang diperlukan dalam belajar ikut memegang peranan penting pula.
b) Guru dan cara mengajar
Terutama dalam pembelajaran disekolah, faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru itu
melarang pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
c) Alat-alat pelajaran
Faktor guru dan cara mengajarnya, tidak dapat kita lepaskan dari tidaknya dan
cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup
memiliki alat- alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah
dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kepiawaian guru dalam
menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-
anak.
d) Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor
motivasi memegang peranan pula. Jika guru atau orang tua dapat memberikan
motivasi yang baik pada anak-anak timbullah dalam diri anak itu dorongan dan
hasrat untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa kegunaan belajar dan
apa tujuan yang ingin dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi perang, diberi
motivasi yang baik dan sesuai. Motivasi sosial juga dapat timbul pada anak dari
orang-orang lain di sekitarnya, seperti dari tetangga, sanak saudara yang
berdekatan dengan anak-anak itu dan dari teman-teman sepermainan dan
sesekolahnya. Pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak secara tidak
sengaja dan mungkin pula dengan sadar. [9]
e) Lingkungan dan kesempatan

Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki kecerdasan yang baik, bersekolah
di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya dan alat-alatnya baik, belum tentu
pula dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya.

12
Umpamanya karena jarak antara rumah dan sekolah itu terlalu jauh memerlukan
kendaraan yang cukup lama sehingga melelahkan. Banyak pula anak-anak yang
tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya,
akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh kesibukannya pekerjaan
setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain
diluar kemampuannya. Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-lebih berlaku
bagi cara belajar pada orang dewasa.

13
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan
pendapatsebagai berikut :
1. Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan
terbaik antara usaha dengan hasilnya. Ada dua macam efisiensi belajar yang
dapat dicapai siswa yaitu:efisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar.
2. Tiga faktor yang dapat menjadi penunjang efisiensi dalam proses
pembelajaran, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan materi pelajaran
serta pendekatan belajar.
3. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
(1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centeredapproach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
4. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah;(2) demonstrasi;(3) diskusi;(4) simulasi;(5) laboratorium;(6)
pengalaman lapangan;(7) brainstorming;(8) debat;(9) simposium, dan
sebagainya.
5. Ragam Metode belajar menurut para ahli
diantaranya:Metode SQ3R
(survey;question;read;recite;review), Metode PQ4R
6. Dalam kata lain berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada
bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua
golongan: Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual, Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang
termasuk faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk

14
faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan
cara mengajarnya, alat- alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

B. Saran
Sejalan dengan kesimpilan diatas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut :
1. Pengajar hendaknya menguasai konsep efisiensi pendekatan dan
metode belajaruntuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa.
2. Pengajar hendaknya menerapkan konsep efisiensi dan metode
belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.

15
Daftar Pustaka

· Chaer, Abdul. 1984. Psikolinguistik Kajian Teoritik; Jakarta: Rineka Cipta


· Covey, S. 1997. The Seven Habits of Highly Effective People (7
KebiasaanManusia Yang Sangat Efektif). Binarupa Aksara: Jakarta
· Frum padu. 2004. Potret Pengasuhan, Pendidikan dan Pengembangan
Anak Usia Dini di Indonesia. Published by National Early Childhood
Development Forum.
· Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta
Santrock, J.W. 1995. Life-Span Development. Erlangga: Jakarta

16
A. Aktivitas Diskusi Kelompok

Hari :
Tanggal :
Kelompok :
Tema/Topik :
Penyaji :
Moderator :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
6.

PERTANYAAN PENANYA PENANGGAP

17

Anda mungkin juga menyukai