Anda di halaman 1dari 29

PRAKATA

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Komparasi Kurikulum 2013 dengan Kurikulum United Kingdom
(U.K)”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ni Made Ristiati, M.Pd., yang telah memberikan tugas makalah
sehingga penulis dapat mengembangkan kemampuan diri dalam menulis
makalah.
2. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan IPA yang telah banyak
memberikan masukan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa yang tersaji dalam makalah ini
masih belum sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Kendati demikian,
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi
perkembangan dunia pendidikan terutama pendidikan IPA pada masa yang akan
datang.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Singaraja, 17 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia .................................................... 4
2.2 Sistem Pendidikan di United Kingdom (U.K).............................. 13
2.3 Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan Sistem
Pendidikan di United Kingdom (U.K) ........................................ 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 26
3.2 Saran ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan rancangan tertulis yang berisi tentang ide-ide dan
gagasan-gagasan yang tertulis kemudian menjadi dokumen kurikulum yang
membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari komponen-komponen yang
saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain (Sanjaya, 2008).
Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana
pendidikan dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan
yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Perkembangan suatu kurikulum dari waktu ke waktu juga disebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Faktor ini dapat menyebabkan kurikulum dilakukan pengembangan yang nantinya
menghasilkan penyempurnaan kurikulum yang lama atau menghasilkan
kurikulum baru.
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang
memperngaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan,
politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik,
kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut
akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan
kurikulum. Dengan berbagai aspek tersebut, kebutuhan akan suatu kurikulum di
setiap Negara pun akan berbeda. Di Indonesia sendiri telah mengalami pasang
surut perubahan kurikulum. Dimulai dari kurikulum tahun 1945, 1955, 1965,
1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006 hingga kurikulum yang diberlakukan
sekarang yaitu kurikulum 2013. Seringnya pergantian kurikulum yang digunakan
bukanlah tanpa alasan melainkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Indonesia telah menempatkan pendidikan sebagai salah satu prioritas dengan
menetapkan 20% APBN untuk anggaran pendidikan. Sistem pendidikan di
Indonesia tentu berbeda dari sistem pendidikan lain. Indonesia mempunyai
keunikan sendiri karena para siswa dan mahasiswa tersebar di ribuan pulau

1
dengan adat istiadat yang berbeda-beda. Namun demikian, dalam upaya
mendapatkan suatu sistem pendidikan yang terbaik, kiranya perlu untuk melihat
sistem pendidikan di Negara lain sebagai perbandingan (Fauzi, 2014). Menurut
Carter (1997), perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan
perbandingan teori dan praktik kependidikan yang ada dalam beberapa Negara
dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas
negerinya sendiri.
Pendidikan komparatif membahas perbandingan secara ilmiah dan
mempunyai tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan, kerja sama,
pertukaran pelajar antar bangsa dalam menciptakan perdamaian dunia. Hal itu
dilakukan sebagai usaha menanamkan dan menumbuhkembangkan rasa saling
pengertian dan kerja sama antar bangsa demi terpeliharanya perdamaian dunia
melalui proses pendidikan. Pendidikan komparatif juga diperlukan untuk melihat
kemajuan kualitas pendidikan di Negara maju dibandingkan dengan Negara
berkembang. Studi perbandingan pendidikan merupakan salah satu cara untuk
mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan tertentu,
terumata yang berhubungan dnegan kelebihan yang terjadi pada sistem pendidikan
Negara tersebut. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mencoba mengkaji dan
menguraikan perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem
pendidikan di United Kingdom (U.K) yang dikenal sebagai negara maju di Eropa
dengan pendidikannya yang berkembang pesat.
Sistem manajemen pendidikan dari Indonesia dan U.K cenderung berbeda,
diantaranya Indonesia menerapkan sistem pendidikan dualistik yang memadukan
sistem pendidikan sentralisasi dan desentralisasi. Sedangkan di U.K sistem
pendidikan yang digunakan bersifat desentralisasi. Kondisi ini sebenarnya sedikit
berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia yang mana masalah sepenuhnya
bersifat sentralistik tanpa memberi kewenangan kepada daerah untuk
mengembangkan proses pendidikan, walaupun saai ini Indonesia sudah masuk
dalam era desentralisasi tetapi proses pengelolaan pendidikan khususnya aspek
anggaran daerah masih belum menaruh perhatian penuh terhadap pendidikan
(Putra, 2017).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengkaji dan

2
menguraikan perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem
pendidikan di United Kingdom (U.K) yang dikenal sebagai negara maju di Eropa
dengan pendidikannya yang berkembang pesat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa
pemasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana sistem pendidikan di United Kingdom (U.K)?
3. Bagaimana perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dengan system
pendidikan di United Kingdom (U.K)?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut.
1. Menjelaskan sistem pendidikan di Indonesia.
2. Menjelaskan system pendidikan di United Kingdom (U.K).
3. Membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem
pendidikan di United Kingdom (U.K).

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan baik
secara teoretis maupun praktis untuk semua pihak.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis makalah ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan
tentang studi komparatif sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem
pendidikan di United Kingdom (U.K) sehingga diharapkan dapat
menyempurnakan kurikulum di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat yang positif bagi pemerintah
dan pendidik sebagai bahan kajian dan perbandingan terhadap pelaksanaan
kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia dan di United Kingdom.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia


Dalam undang - undang Sisdiknas tahun 2003 disebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.1.1 Jenjang Pendidikan di Indonesia
Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, jenjang pendidikan di
Indonesia ada 3 yaitu:
a) Pendidikan dasar;
b) Pendidikan menengah;
c) Pendidikan tinggi.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat
dilihat tetapi lebih mendalam, yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan
dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
Di Indonesia, jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di
Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar
(SD/MI/PaketA), pendidikan menengah (SLTP/MTs/Paket B, SMU,
SMK), dan pendidikan tinggi. Meskipun tidak termasuk dalam jenjang

4
pendidikan, terdapat pula pendidikan anak usia dini, pendidikan yang
diberikan sebelum memasuki pendidikan dasar.
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan ini merupakan pendidikan awal selama 9 tahun
pertama masa sekolah anak-anak, yaitu di Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada masa ini para siswa
mempelajari bidang-bidang studi antara lain: - Ilmu Pengetahuan Alam
- Matematika - Ilmu Pengetahuan Sosial - Bahasa Indonesia - Bahasa
Inggris - Pendidikan Seni - Pendidikan Olahraga. Di akhir masa
pendidikan di SD, para siswa harus mengikuti dan lulus dari Ujian
Nasional (UN) untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke SMP dengan
lama pendidikan 3 tahun. Pendidikan Dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan
dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI).
Akhir kelas enam siswa harus mengikuti Ujian Nasional sebagai syarat
untuk mengikuti SMP/MTs.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar,
terdiri atas pendidikan menengah pertama, umum dan pendidikan
menengah kejuruan. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Pendidikan menengah berbentuk Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk
lain yang sederajat.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor,
dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Jenjang
pendidikan tinggi di Indonesia terdiri dari beberapa macam dimana,
pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, special dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan

5
tinggi (UU Sisdiknas pasal 19:2003) Perguruan tinggi dapat berbentuk
yaitu :
1. Akademi (lembaga pendidikan tinggi, kurang lebih 3 tahun
lamanya, yg mendidik tenaga profesional;
2. Politeknik (pendidikan professional yang diarahkan pada kesiapan
penerapan keahlian tertentu);
3. Sekolah tinggi (menyelenggarakan pendidikan akademik dalam
lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan);
4. Institut (organisasi, badan, atau perkumpulan yg ber-tujuan
melakukan suatu penyelidikan ilmiah);
5. Universitas (perguruan tinggi yg terdiri atas sejumlah fakultas yg
menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau profesional dl
sejumlah disiplin ilmu tertentu).
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan program akademik, profesi dan vokasi (UU,
Sisdiknas, pasal 20:2003). Kerangka dasar dan kurikulum pendidikan
tinggi di Indonesia dikembangkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
setiap program studi. Dimana kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuatkan pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan
bahasa.
Berbeda dengan sekolah menengah, perguruan tinggi
menerapkan sistem kredit semester (SKS). Di perguruan tinggi, seorang
mahasiswa jika dapat menghabiskan jumlah kredit mata kuliah yang
ditargetkan dan dapat menempuhnya dalam waktu tertentu sesuai
dengan rencana yang diprogramkan, mahasiswa tersebut dapat
menyelesaikan pendidikan tinggi Strata 1 (S1) dalam waktu 4 tahun.
Namun bila tidak sanggup karena banyak mengulang mata kuliah yang
rendah nilainya atau karena cuti, waktu yang ditempuh untuk diwisuda
sebagai seorang sarjana bisa lebih dari 4 tahun. Kalau ia berhasil wisuda
dan berniat melanjutkan studi lanjut, masih ada dua tahap dalam

6
pendidikan tinggi yang dapat ditempuhnya, yaitu jenjang S2 atau
Magister yang normalnya ditempuh selama 2 tahun, dan jenjang
Ssedangkan S3 atau doctor yang efektifnya ditempuh selama 2 tahun,
sedangkan sisanya untuk penelitian. Apabila seluruh tahap pendidikan
tinggi ini ditempuh, diberi gelar doctor untuk bidang yang dipilihnya.
2.1.2 Kurikulum di Indonesia
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Saat ini di Indonesia diterapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
tidak mengubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara
keseluruhan. Kurikulum 2013 merupakan pembaruan kurikulum KTSP
yang telah berlaku. Perubahan pada Kurikulum 2013 terdapat pada 4 dari
8 standar nasional pendidikan. Keempat standar pendidikan tersebut
meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian. Adapun kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut
dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata
pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

7
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan
menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang
pendidikan menengah berimbang antara sikap dan kemampuan
intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema
(SD). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata
pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD
yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
Kurikulum 2013 juga memiliki cakupan kompetensi lulusan secara
holistik yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Lulusan dalam Dimensi Sikap
Manusia yang memiliki kepribadian yang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
2. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Pencapaian
pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
3. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan.
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan,

8
kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan
melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa,
dan mengevaluasi.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. Standar
Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya disatuan pendidikan.
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 menyatakan bahwa Kurikulum
2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung
tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai
dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan
moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap
kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu,
dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi

9
selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan ekstrakurikuler terjadi
proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang
terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran
tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran
langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD
(Kompetensi Dasar) yang dikembangkan dari KI-3 (Kompetensi Inti 3)
dan KI-4 (Kompetensi Inti-4), sedangkan pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Kompetensi inti di setiap jenjang
pendidikan dalam hal ini SD, SMP, SMA/SMK merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi
inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi
horisontal berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran pada kelas yang
sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga
pula. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing
mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3;

10
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI-4.
Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis jenjang pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan system
paket atau system kredit semester. Kedua system tersebut dipilih
berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar system
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. System paket adalah
system penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum
yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran
pada system paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban
belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk setiap
Satuan Pendidikan

11
2.1.3 Kualifikasi Akademik Pendidik di Indonesia
Pada PP No. 16 Tahun 2007 kualifikasi akademik yang harus
dimiliki oleh guru meliputi.
1. Kualifikasi akademik guru PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi
akademik minimum Diploma 4 (D4) atau Sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
2. Kualifikasi akademik guru SD/MI harus memiliki kualifikasi
akademik minimum Diploma 4 (D4) atau Sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
3. Kualifikasi akademik guru SMP/MTs harus memiliki kualifikasi
akademik minimum Diploma 4 (D4) atau Sarjana (S1) program studi
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan serta diperoleh dari
program studi terakreditasi.
4. Kualifikasi akademik guru SMA/SMK/MA harus memiliki kualifikasi
akademik minimum Diploma 4 (D4) atau Sarjana (S1) program studi
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan serta diperoleh dari
program studi terakreditasi.
5. Kualifikasi akademik guru SDLB/SMPLB/SMALB harus memiliki
kualifikasi akademik minimum Diploma 4 (D4) atau Sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan khusus atau program studi yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan serta diperoleh dari program
studi terakreditasi.
Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP No.
37 Tahun 2009 tentang Dosen, menjelaskan bahwa dosen harus memiliki
kualifikasi akademik yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program
Pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian, minimum
sebagai berikut.
1. Lulusan program magister untuk program diploma atau program
sarjana.
2. Lulusan program doctor untuk program pascasarjana.

12
Kualifikasi akademik Sarjana (S1) termasuk dalam golongan IIIa
dengan kisaran gaji dari Rp 2.456.700,- s.d Rp 4.034.800,- sesuai dengan
masa golongan kerjanya. Sedangkan kualifikasi akademik Master (S2)
termasuk dalam golongan IIIb dengan kisaran gaji dari Rp 2.560.600,- s.d
Rp 4.205.400,- sesuai dengan masa golongan kerjanya dan untuk
kualifikasi akademik doctor (S3) termasuk dalam golongan IIIC-IV
dengan kisaran gaji dari Rp 2.668.900,- s.d Rp 5.620.300,-

2.2 Sistem Pendidikan di United Kingdom (U.K)


Sistem pendidikan di Inggris dibagi berdasarkan empat negara yang
tergabung di dalamnya, yaitu England, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara.
Setiap negara memiliki sistem terpisah di bawah pemerintahan masing-
masing: Pemerintah Inggris bertanggung jawab atas England, selanjutnya
Pemerintah Skotlandia, Pemerintah Wales dan Eksekutif Irlandia Utara
bertanggung jawab terhadap sistem pendidikan negara masing-masing. Peta
administratif Inggris secara demografi ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Administratif U.K


Makalah ini menyajikan informasi sistem pendidikan di Inggris,
utamanya membahas sistem pendidikan di England. Sedangkan untuk sistem
pendidikan di Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara disajikan sebagai

13
informasi tambahan atau pembanding. Hal ini didukung oleh sebaran
demografi penduduk empat negara tersebut dengan mayoritas jumlah
penduduk berada di England sebanyak 52 juta jiwa (83,8%) dari total 62 juta
jiwa populasi Inggris (2010). Populasi Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara
masing-masing berjumlah sekitar lima juta (8,4%), tiga juta (4,8%) dan dua
juta jiwa (3%).
2.2.1 Jenjang Pendidikan di United Kingdom (U.K)
Sistem pendidikan di Inggris umumnya dibagi menjadi beberapa
jenjang berdasarkan umur yaitu sebagai berikut.
1. Pendidikan pra-primer (pre-primary education), usia 3-4 tahun
2. Pendidikan primer (primary education), usia 4-11 tahun
3. Pendidikan sekunder (secondary education), usia 11-16 tahun
4. Pendidikan lanjutan (further education), usia 16-18 tahun
5. Pendidikan tinggi (higher education), usia di atas 18 tahun
Pendidikan wajib belajar dimulai sejak pendidikan primer saat anak-
anak menginjak usia 5 tahun dan berakhir sampai dengan usia 16 tahun.
Batas akhir usia wajib belajar ini akan berubah secara bertahap mulai
tahun 2013 menjadi 18 tahun pada tahun 2015. Umumnya siswa setelah
menyelesaikan pendidikan sekunder (usia 16 tahun), lalu mengambil ujian
General Certificate of Secondary Education (GCSE), untuk kemudian
melanjutkan ke pendidikan lanjutan (further education) selama 2 tahun.
Umumnya setelah mendapatkan nilai GCSE siswa di Inggris mengambil
kualifikasi AS (Advanced Subsidiary) level yang kemudian dilanjutkan
dengan A-Level, yang dapat diambil di sekolah yang sama, sixth form
college atau further education college. A-Level biasanya dipakai sebagai
syarat melanjutkan pendidikan ke universitas. Selain A-Level terdapat
beberapa pilihan lain seperti kualifikasi Business and Technology
Education Council (BTEC), International Baccalaureate (IB), Cambridge
Pre-U dan sebagainya, termasuk pilihan melanjutkan ke berbagai sekolah
tinggi kejuruan.
Bagi yang memilih sekolah kejuruan dan ingin memasuki lapangan
kerja dengan lebih cepat mereka dapat mengambil pendidikan kejuruan

14
(vocational), sebagai contoh, pendidikan untuk mendapatkan sertifikat
National Vocational Qualification (NVQ). Pemegang kualifikasi
pendidikan kejuruan NVQ tetap mempunyai peluang untuk dapat
meneruskan pendidikan mereka ke tingkat perguruan tinggi atau
universitas, setelah memenuhi beberapa ketentuan akademis. Pendidikan
tinggi (higher education) umumnya dimulai dengan tiga tahun pendidikan
setingkat sarjana atau bachelor’s degree. Kemudian, pendidikan
pascasarjana dimulai dengan pendidikan tingkat master yang biasanya
dapat ditempuh dalam waktu satu tahun. Tingkat pendidikan tertinggi di
tahapan ini adalah pendidikan tingkat doktor yang setidaknya ditempuh
selama tiga tahun. Di tingkat nasional, pendidikan di England diawasi
pemerintah pusat yaitu oleh Departemen Pendidikan (Department for
Education - DfE) dan Departemen Bisnis, Inovasi dan Keterampilan
(Department for Business, Innovation and Skills - BIS). Namun untuk
pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat daerah, masing-masing
pemerintah daerah diberi tanggung jawab dalam pengelolaannya.
2.2.2 Kurikulum Nasional di United Kingdom (U.K)
Terdapat dua jenjang pendidikan yang diatur di dalam Kurikulum
Nasional untuk England (National Curriculum), yaitu: Pendidikan Pra-
Primer dan Pendidikan Primer dan Sekunder. Education Act 2002 Chapter
32 adalah undang-undang yang mendasari pengaturan ini. Di dalam
undang-undang ini, Kurikulum Nasional untuk Wales pun juga diatur,
tepatnya di Part 7. Perbedaan di antara keduanya hanya terletak pada
keberadaan mata pelajaran Bahasa Welsh di dalam Kurikulum Nasional
untuk Wales. Tidak terdapat kurikulum yang baku untuk Pendidikan
Lanjutan dan Pendidikan Tinggi. Hal ini dikarenakan beragamnya
kualifikasi yang ada di jenjang pendidikan pasca 16 tahun. Setiap
kualifikasi memiliki kurikulumnya masing-masing. Siswa pada tahap ini
sudah dianggap cukup dewasa untuk memilih. Beberapa kualifikasi yang
ada menawarkan pelatihan keterampilan praktis sehingga dapat langsung
bekerja selepas itu. Beberapa menawarkan persiapan sebelum masuk ke
universitas dan sebagainya.

15
1. Pendidikan Pra-Primer
Berdasarkan undang-undang, pendidikan pra-primer adalah
pendidikan untuk anak-anak yang belum memasuki usia wajib belajar
(anak yang belum berusia 5 tahun). Pendidikan ini dapat disediakan di
sekolah, misalnya di taman kanak-kanak atau kelas nursery di sekolah
dasar, atau di mana saja. Untuk anak-anak usia 3 bulan sampai 3 tahun,
umumnya pendidikan disediakan oleh sektor swasta dan voluntary,
dengan orang tua membayar biaya pendidikan dan tidak diwajibkan
(non-compulsory). Untuk anak-anak berusia 3 dan 4 tahun terdapat
pendidikan gratis bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya.
Berdasarkan undang-undang yang diatur Childcare Act 2006, saat ini
telah diberlakukan sistem Early Years Foundation Stage (EYFS).
EYFS ditujukan untuk bayi sejak lahir hingga usia 5 tahun. Terdapat
enam bidang pembelajaran dan pengembangan, yaitu: pengembangan
pribadi, sosial, dan emosi; komunikasi, bahasa dan melek huruf;
pemecahan masalah, reasoning dan angka; pengetahuan umum dan
pemahaman terhadap dunia; olah raga; dan pengembangan kreatifitas.
Tahap paling awal pendidikan di jenjang ini diberikan secara paruh
waktu, sampai dengan 12 jam seminggu. Kurikulum perkembangan
anak, atau disebut foundation stage di dalam Kurikulum Nasional sejak
diberlakukannya Education Act 2002, disusun dalam beberapa bidang
pembelajaran, seperti (9, 27):
1. Pengembangan Pribadi, Sosial dan Emosi
Mengajar anak untuk percaya diri, mengenal hal di sekitarnya,
mengetahui kebutuhan, bisa menentukan salah dan benar, serta
belajar untuk berpakaian sendiri.
2. Komunikasi, Bahasa dan Melek Huruf
Mengajar anak untuk berbicara jelas, mendengarkan cerita, lagu
dan pantun, mendengar dan mengucapkan suara-suara dan
mengaitkannya dengan huruf. Mulai mengerti huruf dan kata-kata
yang sangat familiar, serta mulai belajar menggunakan pensil
sebagai alat tulis.

16
3. Perkembangan Matematika
Mengenal matematika dan angka melalui cerita, lagu, games dan
permainan, membuat perbandingan antara ‘besar dan kecil’, ‘berat
dan ringan’, serta mulai mengenal ‘bentuk dan ruang’.
4. Pengetahuan dan Pemahaman tentang Dunia
Pengenalan dan membuat pertanyaan terhadap dunia sekeliling.
Mengenal teknologi sehari-hari, masa lampau kehidupan di rumah
masing-masing, serta kehidupan kultur dan kepercayaan lain.
5. Olahraga atau Perkembangan Fisik
Belajar pengontrolan gerakan tubuh, dan mengenal bagaimana
untuk menggunakan alat sehari-hari.
6. Pengembangan Kreatifitas
Mengenal warna bentuk, mengenal dan mencoba tarian serta
musik, dan membuat pekerjaan tangan.
2. Pendidikan Primer dan Sekunder
Terdapat dua tahap pendidikan yang termasuk di dalam program
paket wajib belajar, yaitu:
1. Pendidikan Primer (usia 5-11 tahun), dan
2. Pendidikan Sekunder (usia 11-16 tahun).
Umumnya siswa melanjutkan dari sekolah primer ke sekolah sekunder
di usia 11 tahun. Namun, ada beberapa daerah di Inggris menggunakan
3 jenjang (3-tier) dan menyediakan sekolah menengah (middle
schools) untuk siswa usia 8 atau 9 tahun sampai 12 atau 13 tahun.
Banyak dari sekolah sekunder setelah menyelesaikan tahap pendidikan
wajib belajar juga menyediakan pendidikan tingkat lanjutan untuk
siswa usia 16 sampai 18 tahun.
Kriteria Penerimaan
Penerimaan siswa baru sekolah-sekolah primer atau sekunder
yang dibiayai pemerintah, tidak dipungut bayaran. Orang tua siswa
dapat mengirimkan aplikasi untuk sekolah anaknya di mana saja.
Proses penerimaan siswa diatur oleh pemerintah melalui peraturan
khusus yaitu Schools Admissions Code dan Schools Admission

17
Appeals Code. Semua sekolah yang dibiayai oleh pemerintah dan
memiliki bangku kosong harus menerima aplikasi siswa tanpa syarat.
Kebijakan penerimaan siswa jika jumlah bangku tidak mencukupi
ditentukan oleh pemerintah daerah atau dewan pengurus sekolah
(tergantung dasar hukum sekolah bersangkutan).
Waktu Belajar di Sekolah
Sekolah harus buka selama 190 hari dalam satu tahun. Pengajar
wajib berada di sekolah 5 hari lebih lama untuk tujuan kegiatan di luar
waktu mengajar, seperti misalnya pengembangan profesi. Jangka
waktu dan hari libur ditentukan oleh pemerintah daerah atau dewan
pengurus sekolah, tergantung dari dasar hukum sekolah bersangkutan.
Tahun ajaran baru biasanya dimulai awal September dan diakhiri bulan
Juli tahun berikutnya. Sekolah umumnya beroperasi lima hari
seminggu (Senin sampai Jumat).
Waktu pengajaran minimum dalam satu minggu:
5-7 tahun 7-11 tahun 11-14 tahun 14-16 tahun
21 jam 23,5 jam 24 jam 25 jam

Waktu belajar dalam satu hari umumnya mulai pukul 09.00 hingga
antara pukul 15.00 dan 16.00. Pengaturan waktu belajar ditentukan
oleh sekolah bersangkutan.
Jumlah Siswa dalam Kelas
Jumlah siswa di sekolah primer dalam satu kelas kelompok usia 5-
7 tahun dibatasi 30 siswa. Siswa umumnya dikelompokkan dengan
kemampuan beragam, meskipun banyak pengajar yang menggunakan
pengelompokan berdasarkan kemampuan siswa. Di sekolah primer
siswa umumnya diajar oleh pengajar umum, sedangkan di sekolah
sekunder diajar oleh pengajar spesialis.
Kurikulum
Di Inggris, peran pengembangan kurikulum wajib belajar
berada di tangan Departemen Pendidikan (DfE) Tabel 3 adalah
kurikulum Nasional 2014 untuk pendidikan primer dan sekunder di

18
England.

Tabel 3. Kurikulum Naional Pendidikan Primer dan Sekunder

Untuk dapat bersaing secara global, beberapa mata pelajaran


yang mendapatkan perhatian di dalam kurikulum ini adalah
Matematika, Bahasa Inggris, Pemrograman dan Bahasa Asing. Lainnya
adalah penggantian mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi dengan mata pelajaran Pemrograman yang lebih
menekankan pada kemampuan programming yang praktis. Selain itu,
mata pelajaran ini diberikan sejak Key Stage 1.
3. Pendidikan Tingkat Lanjutan
Setelah siswa menyelesaikan masa wajib belajar sampai dengan
Year 11 dan lulus ujian nasional GCSE kemudian mereka dapat
melanjutkan pendidikan ke tingkat lanjutan. Terdapat beberapa pilihan
jenis sekolah di tingkat ini, antara lain: melanjutkan di sekolah yang
sama, melanjutkan pendidikan ke sixth form college, further education
college, atau tertiary college.
Beberapa jenis sekolah tersebut memiliki perbedaan penekanan
materi antara pendidikan akademik/umum dan pendidikan kejuruan.
Umumnya siswa yang ingin melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi

19
atau universitas memilih melanjutkan di sekolah yang sama (Year 12)
atau melanjutkan ke sixth form college.
Kriteria penerimaan siswa baru untuk jenjang pendidikan ini
ditentukan oleh sekolah atau college masing-masing. Biaya pendidikan
gratis diberikan bagi siswa sampai dengan usia 19 tahun. Tidak ada
kurikulum wajib di jenjang pendidikan tingkat lanjutan ini. Siswa
dapat memilih berbagai mata pelajaran yang ditawarkan oleh sekolah
atau lembaga pendidikan tingkat lanjutan berdasarkan kualifikasi yang
mereka inginkan. Pengajar diberi kebebasan untuk memutuskan
metode dan materi pengajaran yang dianggap sesuai.
Beberapa mata pelajaran yang ditawarkan di sekolah kejuruan,
antara lain (8):
1. Desain dan Seni
Desain 3D, Desain Kerajinan, Mode dan Tata Busana, Seni Murni,
Desain Grafis, Media Interaktif, Fotografi and Tekstil.
2. Bisnis
Terdapat 35 kelas bisnis yang tersedia untuk Diploma BTEC,
misalnya kelas bisnis yang berkaitan dengan Hukum, Pemasaran
dan SDM, Administrasi dan Strategi e-Bisnis serta e-Bisnis Piranti
Lunak.
3. Konstruksi
Teknik Sipil, Dasar Konstruksi, Layanan Bisnis Teknik.
4. Kesehatan dan Kesejahteraan
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Ilmu Kesehatan.
5. Teknologi Informasi dan Komputer
Pengembangan Piranti Lunak, Sistem Jaringan.
6. Land Based Subjects
Countryside Management, Manajemen Perikanan, Hortikultura,
Pengajin Besi dengan Pengerjaan Logam.
7. Media, Musik, dan Seni Pertunjukan

20
Media Produksi, Pengembangan Games, Media Interaktif dan
Radio, Produksi Musik, Teknologi Musik, Seni Pertunjukan
dengan Peran, Tari dan Desain.
8. Sains
Sains Terapan, Teknologi Gigi, Ilmu Forensik, Olahraga dan Ilmu
Olahraga.
4. Pendidikan Tinggi
Terdapat berbagai macam tipe lembaga pendidikan tinggi
termasuk diantaranya adalah universitas, perguruan tinggi (higher
education colleges), dan university colleges. Lembaga pendidikan
tinggi di England sangat beragam baik segi ukuran, misi dan
sejarahnya. Pada tahun 2011 tercatat 165 institusi pendidikan tinggi di
Inggris yang pendanaannya diatur pemerintah. Hanya terdapat satu
universitas yang tergolong swasta (independent), yaitu The University
of Buckingham yang didirikan pada tahun 1970. Di Inggris, berbagai
universitas membentuk menjadi suatu grup yang dikenal dengan istilah
‘mission group’, beberapa grup tersebut adalah: The 1994 Group yang
terdiri dari 19 universitas yang memiliki visi, standar dan nilai yang
sama. Kemudian ada juga grup Million+, University Alliance, dan
Cathedral Group. Salah satu yang termasuk grup bergengsi dengan
termasuk didalamnya 24 universitas-universitas terkemuka seperti
Universitas Cambridge, Imperial College London, London School of
Economics & Political Science (LSE), dan Universitas Oxford , adalah
Russell Group.
Di England terdapat sistem universitas yang terdiri dari
colleges (collegiate system). Sistem pendidikan berupa colleges ini
diadopsi oleh universitas terkemuka, yaitu: Universitas Oxford,
Universitas Cambridge dan Universitas Durham. Universitas Oxford
terdiri dari 38 colleges dan 6 permanent private halls. Dengan jumlah
yang tidak kalah banyaknya, Universitas Cambridge terdiri atas 31
colleges; yang tertua bernama Peterhouse yang didirikan pada tahun
1284 dan college terbaru yaitu Robinson didirikan pada tahun 1979.

21
Sedangkan Universitas Durham terbagi menjadi 16 colleges (31–33).
Setiap college merupakan suatu lembaga independen yang
memiliki gedung sendiri dan pendapatan sendiri. College juga
memiliki staf pengajar tersendiri dan bertanggung jawab dalam
menyeleksi mahasiswanya berdasarkan peraturan yang ditetapkan
universitas. Pengajaran mahasiswa dibagi menjadi pengajaran di dalam
college dan di departemen universitas. Namun, gelar pada college
diberikan oleh universitas. Suatu college terdiri juga dari tempat
mahasiswa tinggal, makan dan bersosialisasi. Mereka juga menerima
sesi pengajaran dalam grup kecil. Sistem supervisi ini merupakan satu
alasan utama bagi keberhasilan universitas dalam pandangan pihak
eksternal dalam hal pengajaran dan pembelajaran. Selain itu, ada juga
universitas yang mengadopsi sistem federal, yaitu Universitas London
yang terdiri dari 18 colleges dan institutes.
2.2.3 Kualifikasi Pendidik di United Kingdom (U.K)
Guru/Staf pengajar di England tidak tergolong pegawai negeri sipil
(civil servants), namun direkrut oleh pemerintah daerah atau lembaga yang
tergantung jenis sekolahnya. Mayoritas dari guru yang terdata, sekitar
96%, adalah qualified teacher dengan kualifikasi tingkat sarjana atau lebih
tinggi.
Data per November 2012 menunjukkan, guru-guru terkualifikasi
yang bekerja di local authority maintained nursery and primary di
England digaji antara ₤23.800-₤37.800. Data ini adalah untuk laki-laki dan
perempuan dari umur 25 tahun ke bawah hingga 60 tahun ke atas. Untuk
data yang sama, guru-guru terkualifikasi yang bekerja di primary
academies di England digaji antara ₤23.700-₤37.100. Untuk data yang
sama, per November 2012, guru-guru terkualifikasi yang bekerja di local
authority maintained secondary di England digaji antara ₤23.900-₤41.100.
Guru-guru terkualifikasi yang bekerja di secondary academies di England
digaji antara ₤23.900-₤40.200.
Staf pengajar yang bekerja di jenjang pendidikan further education
di England dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: unqualified lecturer,

22
qualified lecturer, advanced teaching and training dan leadership and
management. Skala gaji per 1 Agustus 2012 yang dikeluarkan oleh
University and College Union atau UCU yang berbasis di Wales
menunjukkan, untuk unqualified lecturer, kisaran gaji antara ₤18.685-
₤22.854; untuk qualified lecturer, kisaran gaji antara ₤23.546-₤35.551;
untuk advanced teaching and training, kisaran gaji antara ₤35.551-
₤40.007; untuk leadership dan management, kisaran gaji antara ₤35.551-
₤88.754.
Staf pengajar akademik yang bekerja di jenjang pendidikan higher
education di England dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu: lecturer, senior
lecturer, principal lecturer, researcher A dan researcher B. Skala gaji per 1
Agustus 2004 yang dikeluarkan oleh University and College Union atau
UCU menunjukkan, untuk lecturer, kisaran gaji antara ₤23.643-₤29.479;
untuk senior lecturer, kisaran gaji antara ₤27.390-₤36.428; untuk principal
lecturer, kisaran gaji antara ₤34.227-₤43.037; untuk researcher A, kisaran
gaji antara ₤12.887-₤17.601; untuk researcher B, kisaran gaji antara
₤18.777-₤28.360.

2.3 Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia dan Sistem Pendidikan United


Kingdom (U.K)

Kategori Indonesia United Kingdom (U.K)


Kurikulum Kurikulum yang digunakan saat ini Kurikulum nasional England
adalah Kurikulum 2013
Jenjang Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri Jenjang pendidikan di United
pendidikan dari Kingdom terdiri dari
1. Jenjang pendidikan sekolah 1. Pendidikan pra-primer
dasar yang ditempuh selama 6 (pre-primary
tahun, education), usia 3-4
2. Jenjang pendidikan menengah tahun
Pertama SMP ditempuh selama 3 2. Pendidikan primer
tahun, Sekolah Menengah (primary education),

23
Kategori Indonesia United Kingdom (U.K)
Atas/Kejuruan ditempuh selama usia 4-11 tahun
3 tahun 3. Pendidikan sekunder
3. Jenjang pendidikan tinggi (secondary education),
usia 11-16 tahun
4. Pendidikan lanjutan
(further education),
usia 16-18 tahun
5. Pendidikan tinggi
(higher education), usia
di atas 18 tahun
Mata 1. Mata pelajaran pada tingkat 1. Mata pelajaran pada
pelajaran Sekolah Dasar (SD/MI) yaitu Ilmu tingkat pra-primer yaitu
Pengetahuan Alam - Matematika - pengembangan pribadi,
Ilmu Pengetahuan Sosial - social dan emosi –
Pendidikan Agama - Pendidikan komunikasi, bahasa, dan
Kewarganegaraan - Bahasa melek huruf –
Indonesia - Bahasa Inggris - perkembangan
Pendidikan Seni - Pendidikan matematika –
Olahraga. pengetahuan dan
2. Mata pelajaran pada tingkat pemahaman tentang
SMP/MTs yaitu Ilmu Pengetahuan dunia –
Alam - Matematika - Ilmu olahraga/perkembnagan
Pengetahuan Sosial - Pendidikan fisik – pengembangan
Agama - Pendidikan kreatifitas.
Kewarganegaraan - Bahasa 2. Mata pelajaran pada
Indonesia - Bahasa Inggris - tingkat primer dan
Pendidikan Seni - Pendidikan sekunder yaitu mata
Olahraga - Keterampilan/TIK. pelajaran wajib (bahasa
3. Mata pelajaran pada tingkat inggris – matematika –
SMA/MA yaitu Pendidikan Agama sains) mata pelajaran
– Pendidikan Kewarganegaraan, pilihan (seni dan desain –

24
Kategori Indonesia United Kingdom (U.K)
Bahasa indonesia – Bahasa Inggris kewarganegaraan –
– Matematika – Fisika – Kimia – pemrograman – desain
Biologi – Sejarah – Geografi – teknologi – bahasa –
Ekonomi – Sosiologi – Seni geografi – sejarah –
Budaya – Pendidikan Olahraga – music – olahraga)
TIK – Keterampilan/Bahasa Asing 3. Mata pelajaran
pendidikan tingkat
lanjutan yaitu desain dan
seni – bisnis – konstruksi
– kesehatan dan
kesejahteraan – teknologi
informasi dan
komunikasi – land based
subject – media, music
dan seni pertunjukan –
sains.
Beban 1. SD/MI : 28 jam/minggu 1. Pendidikan pra-primer :
belajar 2. SMP/MTs : 32 jam/minggu 21 jam/minggu
3. SMA/MA : 38-39 jam/minggu 2. Pendidikan primer : 23,5
4. SMK : 36 jam/minggu jam/minggu
3. Pendidikan sekunder : 24
jam/minggu
4. Pendidikan lanjutan : 25
jam/minggu

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun keismpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013
yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu. Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun
2004 dan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan
perbaruan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
2. Terdapat dua jenjang pendidikan yang diatur di dalam Kurikulum Nasional
untuk England (National Curriculum), yaitu: Pendidikan Pra-Primer dan
Pendidikan Primer dan Sekunder.
3. Perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dengan system pendidikan di
United Kingdom sangat jauh berbeda, hal ini dapat terlihat dari beban
belajar ditiap jenjang pendidikan per minggunya. Meskipun beban belajar
di United Kingdom (U.K) dalam kategori sedikit namun kualitas
pendidikannya sangat jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan
pendidikan di Indonesia.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyaji sampaikan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Studi komparatif antara sistem pendidikan di Indonesia dan sistem
pendidikan di United Kingdom (U.K) dapat digunakan untuk
penyempurnaan sistem pendidikan di Indonesia.
2. Studi komparatif ini alangkah lebih baiknya digunakan pemerintah dan
pendidik sebagai bahan kajian dan perbandingan terhadap pelaksanaan
kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia dan di United Kingdom.

26
DAFTAR PUSTAKA

Carter V. G. 1997. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta.

Department for Education. 2013. The National Curriculum in England.

Fauzi, S. 2014. Sistem Pendidikan di Inggris. Kantor Atase Pendidikan : Kedutaan


Besar Republik Indonesia (KBRI) London.

Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia No 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 21 Tahun


2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006


tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006. Jakarta.

Sanjaya, W. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003.
Jakarta.
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2005

27

Anda mungkin juga menyukai