Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INOVASI DAN PARADIGMA BARU


PENDIDIKAN

PERANAN PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN DALAM INOVASI
PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Dr. Connie, M.Pd.

Disusun oleh:
KELOMPOK 6

1. BUYUNG KIRANA (A2K022041)


2. EKI HERYANDI (A2K022043)
3. IMELDA WIGUNA (A2K022040)
4. KARTIKA ANGGRAINI (A2K022027)
5. MUSA SAPUTRA (A2K022030)
6. SUKRI PRASETYO (A2K022039)
7. YULFIERDILA (A2K022035)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu pembaharuan berjalan seiring dengan perputaran zaman yang tidak ada

hentinya dan terus berputar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Dalam hal

ini kebutuhan mengenai layanan individual terhadap peserta didik dan segala

macam perbaikan terhadap kesempatan belajar bagi mereka telah menjadi faktor

pendorong utama timbulnya suatu pembaharuan dalam pendidikan. Sehubungan

dengan hal tersebut, dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan harus mampu

mengatasi perkembangan tersebut dengan selalu mengupayakan suatu program

yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi dan

kebutuhan peserta didik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja model – model inovasi?

2. Bagaimana perkembangan inovasi pendidikan di Indonesia?

3. Bagaimana peran guru dalam inovasi pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui model – model inovasi.

2. Untuk mengetahui inovasi pendidikan di Indonesia.

3. Untuk mengetahui peran guru dalam inovasi pendidikan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Model – Model Inovasi

1. Model Penelitian, Pengembangan, dan Difusi (Research – Development –

Diffusion Model — RD & D Model).

Model inovasi ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap orang tentu

memerlukan perubahan, dan unsur pokok dari perubahan ialah penelitian,

pengembangan, dan difusi. Agar benar-benar diketahui dengan -tepat

permasalahan yang dihadapi serta kebutuhan yang diperlukan, maka langkah

pertama yang harus diiakukan dalarr usaha mengadakan perubahan pendidikan

ialah melakukan kegiatan penelitian pendidikan.

2. Model pengembangan Organisasi (Organization Developement Model).


Model ini berpusat pada sekolah atau sistem persekolahan. Model Pengembangan

Organisasi atau Organization Developement (OD), juga berorientasi pada nitai

yang tinggi artinya, model ini juga mendasarkan pada filosofi yang menyarankan

agar sekolah atau sistem persekolahan jangan hanya diberi tahu tentang inovasi

pendidikan, dan disuruh menerimanya, tetapi sekolah hendaknya mampu

mempersiapkan diri untuk memecahkan sendiri masalah pendidikan yang

dihadapinya.

3. Model Konfigurasi (Model Konfigurasi (Configurational Model = CLER Model).

Model Konfigurasi (Configurasitional Model) atau disebut juga

konfigurasi teori difusi inovasi yang juga terkenal dengan istilah CLER model, ialah

pendekatan secara komprehensif untuk mengembangkan strategi inovasi (perubahan

pendidikan) pada situasi yang berbeda.

Menurut model konfigurasi kemungkinan terjadinya difusi inovasi tergantung pada 4

faktor yaitu: (1) Konfigurasi artinya menunjukkan bentuk hubungan inovator dengan

penerima dalam kontek sosial atau hubungan dalam situasi sosial dan politik (2)

Hubungan (linkage) yaitu hubungan antara para pelaku dalam proses penyebaran

inovasi. (3) Lingkungan: bagaimana keadaan lingkungan sekitar tempat penyebaran

inovasi. (4) Sumber (resources): sumber apakah yang tersedia baik bagi inovator

maupun penerima dalam proses transisi penerimaan inovasi.

B. Inovasi Pendidikan di Indonesia

Pada umumnya inovasi pendidikan yang dilakukan bersifat Top-Down seperti

yang dikemukakan oleh Abdul Azis Wahab, Guru Besar mata kuliah Inovasi

Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang berakibat pada kurang

berjalannya inovasi dalam tataran teknis pendidikan (pembelajaran). Meningkatkan

mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk efisiensi dan sebagainya. Inovasi

seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak,

menganjurkan, dan bahkan memaksakan apa yangmenurut pencipta itu baik untuk

kepentingan bawahannya.
C. Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan

Profesionalisme guru akan tercermin dalam perwujudan kinerjanya

yang secara ideal akan terlihat dalam lima hal berikut :

1. Guru yang memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas

keimanandan ketaqwaan yang mantap

2. Guru yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan

padanandengan tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek

3. Guru yang memiliki kualitas kompetensi pribadi dan profesional yang

memadai disertai etos kerja yang kuat

4. Guru yang memiliki kualitas kesejahteraan yang memadai

5. Guru yang kreatif dan berwawasan masa depan

Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan

mengalami pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran

paradigma dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, (2) dari belajar

berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, (3) dari citra hubungan


guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, (4) dari

pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan

keseimbangan fokus pendidikan nilai, (5) dari kampanye melawan buta

aksara ke kampanye melawan buta teknologi, budaya, dan komputer, (6) dari

penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja, (7) dari

konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama. Dengan

memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak bahwa pendidikan dihadapkan

pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifatkompetitif.

Peran pendidik pada praktek pembelajaran di abad pengetahuan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Guru sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan

2. Guru sebagai kawan belajar

3. Belajar diarahkan oleh siswa kulum.

4. Belajar secara terbuka, ketat dgn waktu yang terbatas fleksibel

sesuai keperluan

5. Terutama berdasarkan proyek dan masalah

6. Dunia nyata, dan refleksi prinsip dan survei

7. Penyelidikan dan perancangan

8. Penemuan dan penciptaan


9. Colaboratif

10. Berfokus pada masyarakat

11. Hasilnya terbuka

12. Keanekaragaman yang kreatif

13. Komputer sebagai peralatan semua jenis belajar

14. Interaksi multi media yang dinamis

15. Komunikasi tidak terbatas ke seluruh dunia

16. Unjuk kerja diukur oleh pakar, penasehat, kawan sebaya dan diri sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Inovasi merupakan kebutuhan organisasi untuk tetap survive dalam


perkembangan dewasa ini. Oleh karena itu, seluruh SDM dalam organisasi
perlu melakukan positioning yang tepat dan proaktif terhadap tantangan
perubahan. Hal itu juga berlaku dalam bidang pendidikan, dimana inovasi
pendidikan harus menjadi concern utama dalam era perubahan dewasa ini,
dan dalam konteks tersebut peran guru akan sangat menentukan bagi
keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Oleh karena itu, dukungan organisasi
sekolah dan manajemen pendidikan menjadi suatu fondasi penting untuk
berkembangnya inovasi pendidikan dalam tataran teknis pendidikan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai