Anda di halaman 1dari 9

Laporan

Hasil Observasi Inovasi Pendidikan


BAB I

Ezzad Zuliyanto
NIM : 21161028
Teknologi
Pendidikan

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mengingat di zaman ini akses pendidikan menjadi terbatas karena adanya Covid-19 maka
dari itu, Pendidikan tidak lepas dari namanya inovasi karena, kemajuan suatu pendidikan
perlunya inovasi yang bersifat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Kemajuan
suatu bangsa dilihat dari kemajuan mutu pendidikannya dan didukung oleh sumber daya
manusia. Guru salah satu inovator pembahruan dalam dunia pendidikan tentu dengan kerja
sama pemerintah, dinas, sekolah, masyarakat, guru dan orang-orang yang terlibat
didalamnya.
Khusus inovasi pendidikan disekolah hal-hal yang perlu diperhatikan seperti pengelolan
personalia, struktur sekolah, kegiatan peserta didik, lingkungan sekolah, pemanfaatan lingkungan
sekolah, pelaksanan pembelajaran, media pembelajaran, metode, model strategi maupun
pengelolaan kelas dan banyak hal yang perlu diperhatikan demi kenyamanan dan kelancaran proses
belajar mengajar menjadi bermakna.

Inovasi yang bersifat memajukan pendidikan umumnya, memajukan sekolah khusunya hal ini lah
yang perlu saya teliti sebaga mahasiswa agar kelak kita sebagai guru mempunyai bekal untuk
membawa pendidikan yang lebih baik untuk Bangsa kita tercinta Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja inovasi yang dilakukan sekolah ?
2. Bagaimana tanggapan pihak sekolah yang merasakan inovasi tersebut ?
3. Bagaimana upaya pihak sekolah melakukan inovasi ?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa bisa mengetahui inovasi yang ada di sekolah dasar dengan melihat langsung
inovasi yang ada.
2. Bagi mahasiswa memiliki pengetahuan dan juga pengalaman tentang proses inovasi.
D. Manfaat
Bagi mahasiswa agar lebih paham dengan inovasi tidak hanya mempelajari tapi mempraktekkan
langsung atau terjun kelapangan untuk lebih mengetahui apa itu inovasi pendidikan.






BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Analisis Teori
Pesatnya perkembangan lingkungan local, regional, dan internasional saat in berimplikasi
terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada.
Berkaitan dengan pengembangan tersebut, kebetulan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan
mutu pendidikan sangat mendesak, terutama dengan ketatnya kompetitif antarbangsa di dunia
dalam saat ini, ada tiga focus utama yang perlu diatasi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional,
yaitu: (1) upaya meningkatkan mutu pendidikan, (2) relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan
pendidikan, (3) tata kelola pendidikan yang kuat. Depdiknas menepatkan tiga hal tersebut dalam
rencana strategi pembangunan pendidikan nasional tahun 2004-2009, karena ketiganya tetap
mendesak dan relevan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional pada waktu yang akan dating.
Atas dasar itu, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov) Balitbang
Depdiknas dalam simposium nasional hasil penelitian pendidikan pada tahun 2009 mengangkat
teman peningkatan mutu pendidikan, relevansi, dan penguatan tata kelola.

Simposium nasional pendidikan dan inovasi pendidikan tahun 2009 merupakan agenda tahunan
yang diselenggarai oleh Puslitjaknov Balitbang Depdiknas sebagai wahana dan wadah untuk
menjaring informasi hasil penelitian, pengembangan, dan gagasan inovatif yang bermanfaat dalam
memberikan bahan masukan bagi pengambilan kebijakan pendidikan nasional.
1. Makna Hakiki Inovasi Pendidikan
Berbicara mengenai inovasi (pembahruan) mengingatkan kita pada istilah invention dan
discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil karya manusia.
Adapun discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Secara etimologi, inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembahruan dan
perubahan. Kata kerjanya innovo. Yang artinya memperbarui dan mengubah. Jadi, inovasi adalah
perubahan baru menuju arah perbaikan dan perencanaan (tidak secara kebetulan) (Idris, Lisma
Jamal, 1992: 70).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai pemasukan satu pengenalan hal-
hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya, yang (gagasan, metode atau alat) (tim penyususun kamus pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa, 1989: 333).
a. Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi
pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam
arti sampit, yaitu tingkat lembaga pendidikan, maupun arti luas, yaitu sistem pendidikan nasional.
Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun sistem. Produk misalnya,
seorang guru menciptkan media pembelajaran mock up untuk pembelajaran. Sistem misalnya, cara
penyampaain materi di kelas dengan Tanya jawab ataupun yang lainnya bersifat metode. Inovasi
dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan dalam dunia
pendidikan, serta mengarah pada kemajuan.

Inovasi di sekolah, terjadi pada sistem sekolah yang meliputi komponen-komponen yang ada. Di
antaranya adalah sistem pendidikan sekolah yang terdiri atas kurikulum, tata tertib, dalam
manajemen organisasi pusat sumber belajar. Selain itu, yang lebih penting adalah inovasi dilakukan
dalam sistem pembelajaran (yang berperan di dalamnya adalah garu) karena secara langsung yang
melakukan pembelajaran dikelas ialah guru. Keberhasilan pembelajaran sebagian besar tanggung
jawab guru.
Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan
baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Prinsip-prinsip Inovasi Pendidikan
Peter M. Drucker dalam bukunnya Innovation and Enterpreneurship (Tilaar, 1999: 356),
mengemukakan beberapa prinsip inovasi, yaitu sebagai berikut.
1) Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang terbuka. Artinya,
inovasi hanya dapat terjadi apabila mempunyai kemampuan analisis.
2) Inovasi bersifat konseptual dan perceptual, artinya yang bermula dari keinginan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima masyarakat.

3) Inovasi harus dimulai dari hal yang kecil. Tidak semua inovasi dimulai dengan ide-ide besar yang
tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia. Kegiatan yang kecil untuk memperbaiki suatu
kondisi atau kebutuhan hidup ternyata kelak mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
kehidupan manusia selanjutnhya.
4) Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan, inovasi selalu diarahkan bahwa
hasilnya akan menjadi pelopor dari suatu perubahan yang diperluakan. Apabila tidak demikian maka
intense suatu inovasi kurang jelas dan tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat.


c. Tujuan Inovasi Pendidikan
“Tujuan” yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan
hasil yang ingin dicapai, yang dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah
dengan sebelum inovasi. Tujuan inovasi adalah efisiensi, relevansi, dan efektivitas mengenai sasaran
jumlah anak didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya (menurut
kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan menggunakan sumber
tenaga, uang, alat,dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya (Suryosobroto, 1990, 129).
Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yaitu kemampuan
sumber tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi,
keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan sebaik-baiknya (Hasbullah, 2001: 189).
Tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah untuk memecahkan masalah pendidikan dan
menyonsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan
yang lebih pesat.
d. Arah Inovasi Pendidikan
1) Invetion (penemuan). Invention meliputi penemuan/penciptaan tentang suatu hal yang baru.
Invention merupakan adaptasi dari hal-hal yang telah ada. Akan tetapi, membaharuan yang terjadi
dalam pendidikan terkadang menggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda dengan yang terjadi
sebelumnya.
2) Development (pengembangan). Pembahruan harus mengalami pengembangan sebelum
memasuki dalam dimensi skala yang besar. Development sering bergandengan dengan riset
sehingga prosedur-prosedur ”research and development” (R&D) digunakan dalam pendidikan.

3) Diffusion (penyebaran). Persebaran ide baru dari sumber kepada pemakai/penyerap yang
terakhir.


4) Adaption (penyerapan). Beberapa tahap yang penting dalam penerapan inovasi pendidikan.
e. Sasaran Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus
melibatkan semua unsure yang terkait di dalamnya, seperti innovator, penyelenggaraan inovasi
seperti guru dan peserta didik. Di damping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak hanya
ditentukan oleh satu atau dua factor, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. Factor
utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas,
dan program/tujuan.

1) Guru
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang berkompeten dan memiliki
kreativitas yang tinggi. Guru harus mempunyai cara menyampaikan pembelajaran agar belajar itu
menarik dan mudah dimengerti.
Peran guru pada inovasi di sekolah tidak terlepas dari tatanan pebelajaran yang dilakukan dikelas.
Guru harus tetap memperhatikan sejumlah kepentingan peserta didik, di samping harus
memperhatikan suatu tindakan inovasinya.
2) Siswa
Prioritas paling tinggi di sekolah adalah berpusat pada minat dan kebutuhan siswa. Jadi, semua
unit pekerjaan di sekolah diabadikan pada kepentingan siswa sesuai dengan tujuan dari pendidikan
di sekolah tersebut.
3) Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan
perangkatnya, merupakan pedoman dalam pelaksanaan pen didikan dan pengajaran di sekolah.
Kurikulum di sekolah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam proses belajar mengajar disekolah,
sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranaan yang sama dengan
unsur-unsur lain dalam pendidikan.
4) Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses
pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam inovasi pendidikan, fasilitas ikut
memengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan inovasi
pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.
5) Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapkan inovasi pendidikan, lingkup sosial masyarakat tidak secara langsung terlibat
dalam perubahan tersebut, tetapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negative, dalam
pelaksanaan pembahruan pendidikan. Secara langsung atau tidak, masyarakat terlibat dalam
pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat
menjadi lebih baik, terutama masyarakat tempat peserta didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat
dalam inovasi pendidikan akan membantu innovator dan pelaksan inovasi dalam melaksanakan
inovasi pendidikan.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu penelitian pagi sampai selesai, hari senin tanggal 23 November 2015 Tempat penelitian
ialah di Sekolah Dasar Negeri-3 Langkai di jalan Tamanggung Tandang Kota Palangka Raya Provinsi
Kalimantan Tengah.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena penelitian kulitatif menekankan analisis
proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan
antarfenomena yang dinamit, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitiatif tidak
berarti tanpa menggunakan dukungan dari kuantitatif, tetapi lebih ditekankan pada kedalaman
berpikir formal dari penelitian dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. Penelitian kualitatif
bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi,menerangkan realitas
yang berkatian dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory) dan mengembangkan
pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi. Penelitian kualitatif merupakan
sebuah metode penelitian yang digunakan dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan
kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan
dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan
bersama.
Penelitian kualitatif menurut Flick (2002) dalam buku Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik
Imam Gunawan, ialah specific relevance to the study of social ralations, owing to the fact of the
pluralization of life worlds. Penelitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan
sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini diterapkan untuk
melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga berdasarkan fakta
yang tampil secara apa adanya. Melalui pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai
aktualisasi, realitas social, dan presepsi sasaran penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk
memahami perilaku manusia, dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni bagaimana perilaku
memandang dan menafsirkan kegiatan dari segi pendiriannya. Penelitian dalam hal ini berusaha
memahami dan mengambarkan apa yang dipahami dan digambarkan subjek penelitian.untuk
maksud tersebut, penelitian menggunakan kualitatif. Disebut kualitatif, karena sifat data yang
dikumpulkannya bercocok kualitatif bukan kuantitatf yang menggunakan alat-alat pengukur.
C. Prosedur Pengambilan Data
Penelitian kualitatif berupaya mengungkapkan berupa kondisi perilaku masyarakat yang diteliti
dan situasi lingkungan di sekitarnya, untuk mencapai hal tersebut, jenis data yang digunakan
berveriasi, diantaranya pengalaman personal, intropektif, sejarah kehidupan, hasil wawancara,
observasi lapangan, perjalanan sejarah, dan hasil pengamatan visual, yang menjelaskan momen-
momen dan nilai-nilai rutinitas dan problemantika kehidupan setiap individu yang terlibat di dalam
penelitian. Adapun yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2002) dalam buku Metode
Penelitian Kualitatif Teori & Praktik Imam Gunawan. Menurut Kartono (1980: 142) dalam buku
Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik Imam Gunawan, pengertian observasi ialah studi yang
sengaja dan sistematis tentang fenomena social dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan
dan pencatatan. Selanjutnya, dikemukakan tujuan observasi adalah mengerti cirri-ciri dan luasnya
signifikansi dari interelasinya elemen-eleman tingkah laku manusia pada fenomena social serba
komplek dalam pola-pola kultur tertentu.
2. Wawancara Mendalam (in-depth interviews)
Wawancara mendalam adalah proses tanya jawab secara mendalam antara pewawancara
dengan informan guana memperoleh informasih yang lebih terperinci sesuai dan tujuan penelitian.
Dalam wawancara ini, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama.
Wawancara mendalam sangat cocok untuk mengumpulkan data pribadi, pandangan-pandangan dan
pengalaman seseorang, terutama ketika topik-topik tertentu yang sedang disekplorasi.
3. Studi Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian
besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan,
artefak, foto, dan sebagainya, sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
member peluang pada peneliti untuk mengetaui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara
detail bahan documenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, dokumen pemerintah atau
swasta, data di server dan flashdisc, data tersimpan di website, dan lain-lain.
Gunawan Renier (1997: 104) dalam buku Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik Imam,
menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian (1) dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua
sumber, baik sumber terlulis maupun sumber lisan; (2) dalam arti sempit, yaitu meliputi semua
sumber tertulis saja; dan (3) dalam arti spesifik, yaitu hanya meliputi surat-surat resmi dan surat-
surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
Dalam kegiatan observasi Saya mendapatkan hasil-hasil pengamatan yang terbagi menjadi
berbagai aspek yaitu: 1) Sarana dan Prasarana, 2) dari selogan selogan dan stiker dikelas, 3) Hasil
Wawancara, dan 4) Hasil Dokumentasi.
B. Sarana dan Prasarana
Hasil observasi yang saya liat sarana dan prasarana yang ada di Sekolah Dasar Negeri 3 Langkai
yaitu; 1) Tempat parkir kenderaan guru, 2) Ruang Uks, 3) Timbangan berat badan ada 3,
3)Perpustakaan, 4) Kran cuci tangan, 5) WC/toilet ada 3 yaitu guru, peserta didik laki-laki dan peserta
didik perempuan, 6) Tempat sampah, 7) Rak sepatu tidak disetiap depan kelas, 8) Tiang bendera, 9)
Halaman upacara, senam dan bermain, 10) Taman, 11) Papan pengumuman ada 1, 12) Alat musik
yaitu gitar, piano, 13) Mesin jahit, 14) Lonceng 15) Speaker, 16) Computer ada 3 di ruang tata usaha
17) Kipas angin diruang guru, 18) TV di ruang guru, 19) Kantin ada 1 selebihnya peserta didik belanja
didepan sekolah, 20) Pagar sekeliling sekolah, 21) Ruang Kepala Sekolah, 22) Ruang guru, 23) Ada
dapur diruang guru, 24) Jam dinding, 25) Ruang tata usaha, 26) Lemari disetiap kelas, 27) Data
adminitrasi peserta didik disetiap kelas, 28) Sampoa besar di ruang kelas 1b, 29) Globe 30) Peta
dunia dan 31) Papan tulis kecil tempat menempel hasil karya peserta didik.
C. Dari selogan-selogan maupun stiker di luar kelas
1. Selogan tidak buang sampah sembarangan
2. Gerakan Pramuka Gusus Depan
3. Pemberitahuan untuk para penjual
4. Tata tertib sekolah
5. Ikrar pendidikan karakter
6. Tim Pocils
7. Papan nama kelas dan wali kelas di setiap pintu kelas
Dalam kegiatan observasi saya mendapatkan catatan berbagai macam sarana dan prasarana
maupun selogan-selogan yang ada disekolah ini. Sarana dan prasaran serta selogan tersebut
merupakan suatu hal inovasi juga yang dapat menunjang pendidikan. Contohnya saja sampoa yang
besar yang terdapat di kelas 1b itu merupakan suatu inovasi dimana pembuatannya dapat
menggunakan bahan yang bekas.
D. Hasil Wawancara
Dalam kegiatan wawancara saya selaku pelaksana kegiatan mewawancarai kepala sekolah.
1. Kepala Sekolah
Teman saya bertanya kepada kepala sekolah “Apa saja pengembangan-pengembangan atau inovasi
pendidikan yang telah ibu lakukan selama menjabat menjadi kepala sekolah baik dari segi sarana dan
prasarana maupun pembelajaran ?”
Jawab :
Kepala Sekolah menjawab, “sekolah dasar negeri 3 langkai ini merupakan sekolah inklusif jadi semua
anak berhak sekolah disini. Kalau soal pengembangan saya baru saja menjabat menjadi kepala
sekolah. Namun dari segi fasilitas ada seperti adanya perpustakaan. Disekolah kami menggunakan
kurikulum 2006 KTSP.”
Dalam kegiatan wawancara saya tidak mewawancarai guru-guru mengajar maupun staf-staf. Dari
hasil wawancara saya dengan kepala sekolah, kepala sekolah menyebutkan sekolah inklusif. Jadi,
maksud dari sekolah inklusif tersebut adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan
khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus
mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan potensinya masing-masing dan siswa regular
mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang
berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama-sama mengembangkan potensi masing-
masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat.
2. Mahasiswa PPL
Saya bertanya kepada mahasiswa yang sedang PPL di SDN 3 Langkai, pertanyaan saya seperti ini
“Maaf mengganggu ka, boleh saya Tanya-tanya sebentar. Kaka disini sudah lama PPL tentu sudah
tau seluk beluk yang ada disekolah ini, menurut kaka sendiri apa saja yang kaka tau tentang inovasi
atau pembaharuan pendidikan baik dari segi fasilitas maupun cara pengajarannya yang ada di
sekolah ini?
Jawab:
Mahasiswa PPL menjawab “ yang saya tau atau saya lihat inovasi atau pembaharuan yang berkaitan
dengan pendidikan ini yaitu seperti ruang kelasnya dari kelas satu sampai enam memiliki dua
ruanga, adanya nama walikelas di setiap depan pintu kelas, dalam ruangan terdapat media-media
yang bisa digunakan dan setiap selesai belajar sebelum pulang mereka membersihkan ruang kelas.
Itu saja yang saya tau.”
Dalam hal ini saya tidak hanya mewawancara Kepala Sekolah tapi juga Mahasiswa yang lagi PPL
di SDN 3 Langkai, hasil wawancara saya dengan mahasiswa PPL bahwa guru membiasakan peserta
didik memberisihkan tempat sesudah menggunakannya, adanya media pembelajaran seperti globel,
sangkoa yang besar di dalam kelas dan hasil karya peserta didik di pajang di depan kelas.
E. Kelebihan, Kelemahan dan Solusi di SDN-3 Langkai
Dalam kegiatan observasi saya menemukan kelebihan dan kelemahan yang ada di SDN-3 Langkai
yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan
Kelebihan-kelebihan yang ada yaitu :
a. SDN 3 Langkai merupakan sekolah inklusif
b. Memiliki banyak tanaman di halaman depan kelas.
c. Mempunyai pagar pembatas antara sekolah dan masyarakat.
d. Memiliki kantin
e. Ruangan guru letaknya strategis.
f. Diruangan kelas terdapat gambar pahlawan dan karya-karya peserta didik.
g. Perlengkapan kebersihan dikelas lengkap.
h. Di UKS tersedianya obat-obatan dan juga tempat menyimpan alat music, olahraga buku-buku
pembelajaran.
2. Kelemahan
Kelemahan-kelemahan yang kami dapat yaitu :
a. Belum mimiliki satpam
b. Tempat cuci tangan tidak ada disetiap depan kelas
c. Tempat untuk parkir peserta didik masih tidak rapi belum dibenahi.
d. Di saat jam istirahat peserta didik ada yang keluar pagar untuk berbelanja.
e. Pagar sekolah yang kurang memadai karena anak-anak masih bisa keluar walaupun dikunci.
3. Solusi
Solusi yang dapat saya berikan, hendaknya guru-guru sebagai pelaku inovasi itu sendiri selain
melakukan inovasi tidak kalah penting juga adalah manajemen atau pengelolaan inovasi yang sudah
ada dan hendaknya guru-guru juga saling bersinergi bersama-sama membuat inovasi yang bersifat
membangun bersama memajukan dunia pendidikan.
F. Dokumentasi (Terlampir)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari observasi yang saya lakukan dan pembahasan saya bisa menyimpulkan bahwa inovasi tidak
hanya dilakukan didalam media pembelajaran dan saran dan prasarana tapi juga inovasi juga bisa
kita lakukan seperti membiasakan peserta didik untuk membersihkan tempat setelah mekainya,
membuat slogan-slogan yang bisa memotivasi peserta didik, dan tenunya sasaran inovasi itu sendiri
dilihat dari Guru, Siswa, Kurikulum, Fasilitas, dan lingkungan Sosial Masyarakat.
B. Saran
Kita sebagai guru nanti tentunya semoga bisa lebih peka lagi terhadapnya inovasi pendidikan
karena, kita sebagai guru adalah jembatan ilmu yang selalu membimbing dan memberikan arahan
pada peserta didik. Kita juga semaga mahasiswa tentunya mulai berinovasi dan menyiapkan diri agar
kelak nanti ketika kita terjun dalam lapangan memberikan hasil yang baik.


Daftar Pustaka
Rusdiana, 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung:
CV. PUSTAKA SETIA
Zainal Arifin, 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Imam Gunawan, 2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.

Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai