Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ PEMBAHARUAN PENDIDIKAN “

DASAR – DASAR ILMU PENDIDIKAN

Oleh:

Hafifah Rafik (22087230)

Dosen Pengampu :

Dra. Zuliarni, M.Pd

DEPARTEMEN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa, karena

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “Peran Dan Pemanfaatan Tik Dalam Pendidikan” tepat pada waktunya. Adapun

maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi

tugas pada mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa kiranya

masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi untuk

penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu tersusunnya makalah. Semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi

kita semua.

Padang, 16 Mei

Penuliis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................

31. LatarBelakang ..............................................................................................

32. Rumusan Masalah .............................................................................................

43. Tujuan Penulisan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................

2.1 Pengertian Pembaharuan Pendidikan..............................................................


2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pembaharuan (Inovasi) Pendidikan.....................
2.3 Tujuan Pembaharuan Pendidikan ....................................................................
2.4 Jenis Upaya Pembaharuan Pendidikan ..........................................................
BAB IIIPENUTUP .............................................................................................. 

Kesimpulan..........................................................................................................

Saran.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang

sering kali tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sehingga pendidikan selalu dihadapkan

pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan demikian luas, hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama, karena sifat sasarannya yaitu manusia

yang pemikirannya terus berkembang dan yang kedua, karena usaha pendidikan harus

berorientasi ke masa depan yang seringkali tidak dapat diramalkan oleh manusia

(Tirtahardja, 2005: 255-289).

Pendidikan adalah permasalahan besar yang menyangkut nasib dan masa

depan bangsa dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi politik, ekonomi, sosial, hak asasi

manusia, sistem pemerintahan dan agraria tidak akan membuahkan hasil yang baik tanpa

reformasi sistem pendidikan. Krisis multidimensi yang melanda negara dan bangsa

Indonesia dewasa ini, tidak hanya disebabkan oleh krisis ekonomi, sosial dan politik,

melainkan juga oleh krisis pada sistem pendidikan nasional (Tampubolon, 2006).

Ketidakpuasan akan proses dan hasil pengajaran di sekolah merupakan

masalah klasik yang sampai sekarang belum tuntas terselesaikan. Masalah-masalah

pendidikan tersebut berkisar dari kualitas lulusan, proses pengajaran, metode, guru, sarana,

sampai ke kebijakan penyelenggaraan pengajaran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

ada sesuatu yang salah dalam sistem pendidikan di Indonesia sehingga perlu ada upaya

memperbaikinya.
Sebagai suatu sistem, permasalahan yang terjadi dalam sistem pendidikan

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk sistem pendidikan itu sendiri. Faktor-

faktor tersebut adalah guru, siswa, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, dan materi.

Unsur-unsur eksternal pun seperti tuntutan masyarakat dan penentu kebijakan pendidikan

formal (mulai dari perumusan GBHN sampai ke petunjuk teknis pelaksanaan kurikulum)

turut memberikan sumbangan terhadap munculnya problematika di atas (Mulyanto, 2008).

Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pendidikan berupaya

untuk melakukan pembaharuan dengan jalan menyempurnakan sistemnya. Selain itu,

pembaharuan pendidikan juga diupayakan agar dapat meningkatkan kualitas maupun

kuantitas pendidikan menurut ukuran tertentu. Ukuran tersebut berupa norma, tujuan yang

dicita-citakan, kegunaannya secara praktis dalam hidup bermasyarakat, nilainya dalam

mengembangkan harkat manusia seutuhnya dan mutu kehidupannya, atau norma-norma

lain yang diterima oleh masyarakat ( Tim Dosen FIP-IKIP Malang, 2003: 190).

1.2 Perumusan masalah

• Apakah pengertian dari Pembaharuan Pendidikan?

• Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Pembaharuan Pendidikan?

• Apakah tujuan dari upaya Pembaharuan Pendidikan?

• Bagaimana jenis upaya-upaya Pembaharuan Pendidikan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

• Untuk memahami pengertian dari Pembaharuan Pendidikan


• Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi Pembaharuan

Pendidikan

• Untuk memahami tujuan dari Pembaharuan Pendidikan

• Untuk memahami jenis upaya-upaya Pembaharuan Pendidikan di

Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembaharuan Pendidikan

Pembaharuan (inovasi) pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari

waktu ke waktu dan tak pernah henti. Inovasi pendidikan menjadi topik yang selalu hangat

dibicarakan dari masa ke masa.

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan), pembaharuan berasal dari

istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-

benar baru artinya hasil karya manusia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang

sebenarnya telah ada sebelumnya). Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha

menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan

discovery. Dalam hal ini, Ibrahim (1989) dalam Noor (2001) mengatakan bahwa inovasi

adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati

sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).

Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan

tertentu atau untuk

memecahkan masalah (Noor, 2001).

Sedangkan Putra (2006) menyatakan bahwa pengertian pembaharuan pendidikan

sebagai berikut:

· Pengertian Inovasi (Pembaharuan)


1. Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-

barang buatan manusia yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi

seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).

2. Adanya inovasi tidak terlepas dengan adanya teknologi dan modernisasi.

Teknologi mewujudkan terciptanya inovasi melalui penerapan ilmu pengetahuan dan

modernisasi yang merupakan wujud penerapan hasil teknologi dan inovasi tersebut.

3. Karakteristik inovasi menurut Rogers meliputi: keuntungan relatif,

kompatibel, kompleksitas, trialibilitas dan dapat diamati.

4. Inovasi penemuan diadakan untuk memecahkan masalah guna mencapai

tujuan tertentu.

5. Kaitan antara inovasi, teknologi, dan modernisasi ialah diterapkannya

inovasi di dalam masyarakat pemakai.

· Pengertian Inovasi Pendidikan

1. Inovasi pendidikan digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan atau

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu inovasi

terhadap tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, isi kurikulum pengajaran

serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses.

3. Beberapa inovasi pendidikan pada tingkat sekolah dasar salah satunya yaitu

adanya SD Pamong untuk anak terlantar dan putus sekolah.

· Perkembangan Inovasi Pendidikan


1. Proses inovasi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu

atau organisasi, mulai sadar atau tahu adanya inovasi sampai pada menerapkan.

2. Model-model proses inovasi yang berorientasi pada individu dikemukakan

oleh beberapa ahli, yaitu Lavidge dan Stainter, Collay, Roger, Robertson, Shoemaker,

Klunglan, Zaltman, dan Brooker.

3. Model-model proses inovasi pada organisasi dikemukakan oleh Milo,

Sherpad, Hage, dan Aiken, Wilson, Zaltman, Duncan, dan Holbek.

4. Model proses inovasi dalam organisasi menurut Zaltman, Duncan, Holbek

meliputi dua tahap, yaitu tahap permulaan dan tahap penerapan (implementasi).

5. Tahap permulaan terdiri dari dua langkah, yaitu pengetahuan, dan

kesadaran; langkah pembentukan sikap terhadap inovasi dan langkah pengambilan

keputusan.

6. Tahap penerapan (implementasi) meliputi langkah awal mencoba

menerapkan sebagian inovasi dan langkah kelanjutan pembinaan dan penerapan inovasi.

· Komponen Dasar Pembaharuan (Inovasi)

Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.

Inovasi harus disebarluaskan. Salah satu bekal yang berguna bagi usaha memasyarakatkan

inovasi adalah memahami karakteristik inovasi dan faktor-faktor apa saja yang

berpengaruh dalam proses penyebaran inovasi ke dalam satu sistem sosial.

Karakteristik inovasi menurut Rogers yang dapat mempengaruhi cepat atau

lambatnya penerimaan inovasi adalah keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas,

triabilitas, dan observabilitas (dapat diamati).


Sedangkan atribut inovasi menurut Zaltman adalah pembiayaan, balik modal,

efisiensi, risiko dan ketidakpastian, mudah dikomunikasikan, kompatibilitas,

kompleksitas, status ilmiah, kadar keaslian, dapat dilihat kemanfaatannya, dapat dilihat

batas sebelumnya, keterlibatan, hubungan interpersonal, kepentingan umum atau pribadi,

dan penyuluh inovasi.

· Sasaran Program Pembaharuan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang

berhubungan dengan komponen sistem pendidikan. Contoh-contoh inovasi dalam

komponen pendidikan antara lain pembinaan personalia, banyaknya personal dan wilayah

kerja, fasilitas fisik, penggunaan waktu, perumusan tujuan, prosedur, peran yang

diperlukan, wawasan dan perasaan, bentuk hubungan antar- bagian, hubungan dengan

sistem yang lain, strategi, bahan belajar, dan model pembelajaran seperti quantum

teaching, pembelajaran dengan menggunakan internet seperti WEB-CT.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pembaharuan (Inovasi) Pendidikan

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dapat diciptakan inovasi-inovasi baru.

Inovasi ini harus disebarkan agar terjadi perubahan sosial. Usaha penyebaran inovasi ini

bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan.

Oleh karena itu keberhasilan suatu inovasi ditentukan oleh banyak faktor seperti

yang dikemukakan Ibrahim, yaitu estimasi tidak tepat terhadap inovasi, adanya konflik

dan kurangnya motivasi, inovasi yang tidak berkembang karena lambatnya material yang
diterima dan sebab lain, adanya masalah keuangan, adanya penolakan inovasi dari

kelompok tertentu, dan kurang adanya hubungan sosial.

Selain faktor-faktor utama penghambat inovasi tersebut di atas, ada faktor lain

yang menghambat inovasi dalam bidang pendidikan, yaitu faktor kegiatan

belajar-mengajar seperti pribadi guru dan siswa yang tidak bisa menerima

perubahan, faktor internal dan eksternal, serta sistem pendidikan yang berlaku.

Dari hasil penelitian dari beberapa ahli ditemukan beberapa hambatan dalam

penyebaran inovasi antara lain, hambatan geografi, hambatan sejarah, hambatan ekonomi,

hambatan prosedur, hambatan personal, hambatan sosial budaya, dan hambatan politik.

Fullan mengkategorikan 3 faktor kunci yang mempengaruhi proses penerapan

inovasi dalam bidang pendidikan yakni karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan

faktor eksternal.

Selain hal-hal tersebut di atas, faktor yang mempengaruhi inovasi dalam bidang

pendidikan tentu saja adalah kecepatan adopsi inovasi. Kecepatan adopsi ini dipengaruhi

oleh atribut/karakteristik inovasi, tipe keputusan inovasi, sifat saluran komunikasi yang

digunakan, ciri-ciri sistem sosial, dan promosi dari agen pembaharu (Putra, 2006).

2.3 Tujuan Pembaharuan Pendidikan

Pembaharuan pendidikan dilaksanakan agar Pendidikan Nasional dapat berjalan

sesuai dengan fungsinya. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

2.4 Jenis Upaya Pembaharuan Pendidikan

Sistem pendidikan selalu menghadapi tantangan baru seiring dengan timbulnya

kebutuhan-kebutuhan baru dan untuk menghadapinya diperlukan pembaharuan terhadap

pendidikan dengan jalan menyempurnakan sistemnya. Pembaharuan yang terjadi meliputi

landasan yuridis, kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga

pendidikan.

1. Pembaharuan Landasan Yuridis

Pembaharuan pendidikan yang sangat mendasar ialah pembaharuan yang tertuju

pada landasan yuridisnya karena landasan yuridis berhubungan langsung dengan hal-hal

yang bersifat mendasari semua kegiatan pelaksanaan pendidikan dan mengenai hal-hal

yang penting seperti struktur pendidikan, kurikulum, pegelolaan, pengawasan, dan

ketenagakerjaan.

Undang-undang 1945 sebagai landasan yuridis merupakan hukum tertinggi dari

organisasi kenegaraan yang memuat garis besar, dasar dan tujuan negara. Sifatnya lestari

dalam arti menjadi petunjuk untuk hidup bangsa dalam jangka waktu relatif panjang dan

bahkan jika memungkinkan selama negara berdiri. Dalam penyelenggaraan segala sesuatu

yang ditetapkan dalam UUD 1945 diperlukan ketetapan-ketetapan yang lebih rendah yaitu

yang tertuang dalam UU organik. UU organik adalah peraturan-peraturan untuk


menyelenggarakan aturan dasar yang tercantum dalam UUD sebagai usaha untuk

mewujudkan tujuan Negara (Tirtaraharja, 2005:294).

UUD 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan

ketagawaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak yang mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang. Sistem pendidikan

nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu

serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai

dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan

pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

Dikarenakan UU nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak

memadai lagi serta perlu diganti dan disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan

UUD 1945 maka pemerintah membentk UU baru yaitu UU Sisdiknas nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang ditandatangani oleh Presiden Megawati

pada 8 Juni 2003.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pembaharuan pendidikan adalah pembaharuan yang digunakan untuk

memecahkan masalah pendidikan atau untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Keberhasilan suatu inovasi ditentukan oleh banyak faktor, yaitu estimasi

tidak tepat terhadap inovasi, adanya konflik dan kurangnya motivasi, inovasi yang tidak

berkembang karena lambatnya material yang diterima dan sebab lain, adanya masalah

keuangan, adanya penolakan inovasi dari kelompok tertentu, dan kurang adanya hubungan

sosial.

3. Pembaharuan pendidikan dilaksanakan agar Pendidikan Nasional dapat

berjalan sesuai dengan fungsinya.

4. Pembaharuan Pendidikan dilaksanakan melalui beberapa cara yaitu

pembaharuan yuridis, pembaharuan kurikulum, pembaharuan pola masa studi dan

pembaharuan tenaga pendidikan.

5. Adapun perkembangan kurikulum pendidikan Indonesia, yaitu:

a) Kurikulum 1968 dan sebelumnya

b) Kurikulum 1975

c) Kurikulum 1984

d) Kurikulum 1994
e) Kurikulum 2004 (KBK)

f) Kurikulum 2006 (KTSP)

6. Pembaharuan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi

pembaruan jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada suatu satuan

pendidikan.

7. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan

pada satuan pendidikan.


Daftar Pustaka

· Cipto, 2008. Selayang Pandang Perjalanan Kurikulum Nasional, (Online),


(http://www.e-smartschool.com, diakses 15 November 2008).
· Mulyanto, A. 2008. Model Pembelajaran yang Berorientasi pada Respons Pembaca,
(Online), (http:// Documents and Settings\faizh\My Documents\SASTRA.htm, diakses 12
November 2008).
· Noor. Idris HM., 2001. Sebuah Tinjauan Teoritis Tentang Inovasi Pendidikan di
Indonesia,(Online),(http://www.pdk.go.id/balitbang/Publikasi/Jurnal/No_026/
sebuah_tinjauan_teoritis_Idris.htm, diakses 12 November 2008).
· Prasetyo, E. 2004. Dikotomi Sekolah Favorit-Biasa, (Online), (http ://Documents and
Settings\faizh\My Documents\LAMPUNG.htm, diakses 12 November 2008).
· Putra,N.2006.InovasiPendidikan,(Online),(http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?
menu=puslata, diakses 12 November 2008).
· Tampubolon, M. 2006. Pendidikan Pola Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Sesuai Tuntutan Otonomi
Daerah, (Online),http://documents and settings\faizh\my documents\
pola_pemberdayaan_masyarakat.htm, diakses 12 November 2008).
· Tirtahardja, Umar & Sulo, L. 2005. Pengantar Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
· UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai