Anda di halaman 1dari 15

Inovasi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan pendidikan secara teknis berlangsung secara sederhana walaupun dalam konteks
sosial sangat kompleks. Ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi inovasi. Pertama
karakteristik dari perubahan, perlu dilihat masalah kebutuhan dan relevansi dari perubahan,
kejelasan, kompleksitas, dan kualitas serta kepraktisan dari program
Kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat, merupakan tantangan atau
masalah baru dalam duania pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan anak didik kita agar
mereka mampu menghadapai kehidupan modern ini serta bagaimana agar mereka mampu
mengembangkannya. Oleh karena itu hendaknya kurikulum dibuat dan dirancang relevan dengan
tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Guru sebagai fasilitator harus bisa
mendayagunakan fasilitas peralatan elektronik untuk mengefektifkan proses belajar, kemudian
guru juga harus bisa memilih metode, strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan mengajar, dan masih banyak lagi permasalahan dalam pendidikan yang tidak akan
pernah habis karena tantangan kehidupan juga akan selalu berubah dan berkembang. Untuk
menjawab semua tantangan atau permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu inovasi
pendidikan.
Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan
kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk
menibngkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kata
lain, suatu perubahan yang baru yang menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang
telah ada sebelumnya.
Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan
adanya hubungan interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat sebagai kontak personal
dalam inovasi pendidikan. Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar
mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga professional.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kontak Personal Inovasi Pendidikan ?
2. Apa saja Pengembangan dari Kontak Personal ?
3. Berikan Contoh dari Inovasi Pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Keutamaan Kontak Personal dalam Inovasi.
2. Untuk Memahami Penyebaran dari Inovasi Personal.
3. Untuk Mengetahui Contoh Inovasi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keutamaan Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan


Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang ada dalam
pelaksanaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, baik hambatan yang dilihat dari
karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal lainnya.
Berbicara tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan kontak personal itu?.
Kontak personal adalah orang atau kelompok orang yang melakukan proses komunikasi yang
menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari suatu
agen ke agen lainnya.1[1]
Begitu juga apabila terjadi suatu inovasi dalam bidang pendidikan maka semua elemen
sosial akan terlibat. Jadi, ada dua macam kontak personal dalam inovasi pendidikan, yaitu :
1) Kontak personal internal dalam inovasi pendidikan;
a. Guru
Guru sebagai agen pembaharu dalam bidang penididikan, mengapa demikian? Karena
menurut Rogers et. al (1983 : 312), menjelaskan pengertian agen pembaharuan sebagai berikut :
"A change agent is an individual who influencies clients, innovation decisions in a direction
deemed desirable by a change agency". Seorang agen pembaharuan adalah seseorang yang
mempengaruhi keputusan inovasi para klien (sasaran) ke arah yang diharapkan oleh lembaga
pembaharuan. Dengan demikian, seorang agen pembaharu (guru) berperan sebagai penghubung
antara lembaga pembaharu dengan sasarannya.
Guru harus menjadi agen perubahan yang paling siap dalam implementasi inovasi
pendidikan. Guru harus mengambil langkah dan inisiatif untuk mendesain proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Peserta didik pun memilki kesempatan untuk lebih banyak diskusi, berinteraksi dan
berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri.
Mereka menjadi terbiasa untuk berbeda pendapat dan menghargai perbedaan sehingga mereka
menjadi sosok manusia yang cerdas dan kritis serta selalu siap dengan segala bentuk perubahan.

1[1] Oemar Hamalik, Model-Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PPs Universitas Pendidikan
Indonesia, 1993), hal. 43
Dengan demikian masyarakat maju yang dinamis dan terbuka dengan perubahan akan terbentuk
dalam konteks kepribadian bangsa.2[2]
b. Peserta Didik,
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem inovasi pendidikan adalah
peserta didik. Peserta didik sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian inovasi pendidikan.
Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan pendidikan adalah pencapaian perubahan
intelektual, spiritual dan tingkah laku peserta didik, dimana peserta didik mempunyai peranan
sebagai subjek dan objek dari proses inovasi itu sendiri. Proses perubahan dalam inovasi
pendidikan, pada umunya ditujukan untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Tetapi seringkali,
inovator jarang memikirkan peserta didik sebagai partisipan dalam suatu proses perubahan dan
kehidupan organisasi. Mereka dianggap sebagai objek perubahan bukan sebagai subjek .
c. Kepala sekolah,
Kepala Sekolah merupakan tempat ujung tombak untuk terjadinya perubahan dalam
pendidikan. Dan kepala sekolah sebagai manajer sekolah memiliki peran yang sangat penting
sebagai agen perubahan. Kepala sekolah berada ditengah-tengah hubungan antara guru dengan
ide dari masyarakat luar harus berperan aktif sebagai inisiator atau fasilitator dari perubahan
program. Kepala sekolah harus terlibat secara langsung dalam perubahan. Kepala sekolah
merupakan pimpinan tertinggi di tingkat sekloah, yang mana tugas dan fungsi utama dari kepala
sekolah itu adalah memimpin, mengawasi, dan pengambil kebijakan yang dianggap perlu bagi
kemajuan sekolah yang beliau pimpin. Begitu juga terhadap proses inovasi pendidikan, peranan
kepala sekolah dalam inovasi pendidikan sangatlah penting.
d. Komite Sekolah,
Peran dan fungsi komite sekolah diantaranya pertama sebagai advisor. Pada tahap ini
komite sekolah mempunyai tugas memberikan masukan atau saran dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan ekstrakurikuler serta dalam hal sarana dan prasarana sekolah. Yang kedua,
peran komite sekolah yakni supporting. Tindakan nyata dari persatuan orang tua dan guru ini
berupa memberikan dukungan terhadap program-program sekolah, selama program tersebut baik
bagi siswa, guru maupun orang tua. Dukungan dapat berupa dana, dan non dana (ide, pemikiran,
dll). Yang ketiga adalah controlling. Komite sekolah berperan dalam mengawasi sejauh mana
pelaksanaan program, kurikulum, proses belajar-mengajar dan kegiatan-kegiatan lainnya apakah

2[2] Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993), hal. 32
sudah dilaksanakan optimal atau belum juga dapat mengawasi apakah sarana dan prasarana yang
sudah ditetapkan atau dijanjikan dapat direalisasikan atau tidak. Dan yang terakhir, komite
sekolah berperan sebagai mediator yakni antara orang tua dengan guru, orang tua/ guru dengan
perguruan/ yayasan. Semua saran, usualan atau masukan yang diterima oleh komite sekolah
disampaikan kembali kepada sekolah/ perguruan/ yayasan. Komite sekolah berfungsi sebagai
mediator bukan sebagai pengambil keputusan atau decision make.3[3]

e. Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata


Pelajaran (MGMP)
 KKG
Kelompok Kerja Guru, adalah suatu organisasi profesi guru non yang bersifat struktural
yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Dasar, di suatu wilayah atau gugus sekolah sebagai
wahana untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan
memperbaiki kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sangatlah tepat tempat ini saebagai wadah
untuk mensosialisasikan inovasi pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan professional guru dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah adalah Kelompok Kerja Guru (KKG). Menurut Dirjen
Dikdasmen tahun 1996/1997 Kelompok kerja guru (KKG) adalah kelompok kerja yang
berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar,
interaksi guru murid, metode mengajar, dan lain lain yang berfokus pada penciptaan kegiatan
belajar mengajar yang aktif.
KKG merupakan organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang
bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-
hari di lapangan.4[4]
 MGMP
Musyawah Guru Mata Pelajaran, awalnya disebut Musyawarah Guru Bidang Studi,
adalah suatu organisasi profesi guru yang bersifat non struktural yang dibentuk oleh guru-guru di
Sekolah Menengah (SLTP atau SLTA) di suatu wilayah sebagai wahana untuk saling bertukaran
3[3] R. Susilana, (Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UP, 2006), hal. 51

4[4] Ibrahim, Inovasi Pendidikan: Pengantar untuk Memahami Apa dan Bagaimana Difusi dan
Implementasi Inovasi Pendidikan. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Perguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 1998), hal. 61
pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran sama halnya dengan KKG, merupakan suatu organisasi guru
yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan. MGMP berada di
tingkat sekolah lanjutan, baik SMP maupun SMA. Oleh karena itu sangatlah tepat tempat ini
saebagai wadah untuk mensosialisasikan inovasi pendidikan khususnya di SMP dan SMA.

2) Kontak personal eksternal dalam inovasi pendidikan


a. Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat transfer ilmu
pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk
memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman
kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan
dan tuntutan yang ada di dalamnya.5[5]
Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk
dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.
Dalam proses sebuah inovasi pendidikan ada beberapa lembaga informal yang sangat besar
pengaruhnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan sosialisasi inovasi pendidikan,
diantaranya :
 KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
 KEMENAG (Kementerian Agama)
 BPSDMPPMP (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjamin
Mutu Pendidikan)
 LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)
 BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
 Dewan Pendidikan
Tugas Dinas Pendidikan setempat adalah untuk mengarahkan pengembangan dan
pelaksanaan suatu rencana, menunjukkan dan memasukan seluruh perubahan pada tingka t
wilayah, sekolah, dan kelas.
b. Masyarakat Umum

5[5] E.M, Rogers, Diffusion Of Innovations, (London : Collier Macmillan Publisher, 1983), hal. 30
Peran masyarakat umum dalam proses inovasi pendidikan sangatlah penting karena
masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar yang di dalamnya banyak terdapat perbedaan,
khususnya dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu peran masyarakat umum dalam pendidikan
adalah Masyarakat/orang tua bisa menyampaikan keganjalan yang dirasakan mengenai
pendidikan kepada pihak sekolah untuk menjadi evalusai tersendiri bagi sekolah itu, bahkan akan
menjadi sebuah solusi atau inovasi dalam proses pendidikan yang akan datang.
c. Orang tua.
Orang tua peserta didik mempunyai peranan yangpenting dalam menunjang keberhasilan
proses inovasi pendidikan, karena ia telah menjadi pejuang moral yang memberi dukungan
kepada peserta didik yang dalam hal ini adalah anaknya sendiri, agar merka menjadi orang yang
berguna bagi bangsa dan akhirat kelak. Kebanyakan orang tua memperhatikan dan tertarik dalam
program dan perubahan yang bersangkutan dengan siswa. Namun dalam pelaksanaanya sering
terdapat beberapa rintangan yang dihadapi keterlibatan orang tua.

B. Penyebaran Inovasi Personal

1. Elemen Dasar Dalam Proses Penyebaran


Dalam proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana caranya untuk
mempercepat diterimanya suatu inovasi o;eh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk
mengatasi hal tersebut maka para ahli mengumusulkan suatu proses yang disebut difusi (difusi
inovasi). Difusi ialah proses komunikasi inovasi antar warga masyarakat dengan menggunakan
saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Jadi, difusi dapat dikatakan salah satu tipe dari
komunikasi yang memiliki ciri pokok yaitu pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru
(inovatif). Untuk lebih mempercepat proses penyebaran inovasi diperlukan suatu diseminasi.
Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.

2. Pengaplikasian Definisi Dari Inovasi


Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi.

3. Lima Karakteristik Yang Dihubungkan Dengan Produk Baru


 Kesadaran (awareness), yaitu konsumen mengetahui tentang adanya produk baru, tetapi tidak
mempunyai informasi mengenai produk tersebut.

 Perhatian (interest), yaitu konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai produk baru
tersebut.

 Penilaian (evaluation), yaitu konsumen mempertimbangk an dan menilai untung ruginya


mencoba produk baru tersebut.

 Pencobaan (trial), yaitu konsumen mencoba produk baru secara kecil-kecilan, untuk
memperkirakan kegunaannya.

 Adopsi, yaitu konsumen memutuskan untuk menggunakan produk baru tersebut secara teratur.

4. Pentingnya Arti Sebuah Proses Penyebaran


Proses penyebaran sangat penting karena dengan penyebaran suatu informasi akan dapat
diterima oleh masyarakat yang membutuhkan dengan cepat.

5. Adopsi Dan Saluran Komunikasi Dalam Proses Difusi


Teori adopsi kemudian memberikan pengertian yang lebih jauh tentang PLC dengan
penjelasannya tentang proses difusi, yaitu penyebaran ide baru sejak pengenalannya sampai
penerimaan secara umum. Rogers mengklasifikasikan pengadopsi inovasi menjadi lima kategori
yaitu Innovator, Early Adopter, Early Majority, Late Majority, dan Laggard. Teori Adopsi ini
memberikan implikasi yang jelas pada konsep PLC. Bila produk baru mulai diluncurkan,
perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen agar berminat, tertarik, mencoba, dan
akhirnya membeli. Proses ini memerlukan waktu yang panjang. Pada tahap perkenalan biasanya
hanya beberapa orang saja yang membeli. Bila ternyata produk tersebut memuaskan kebutuhan,
sejumlah pembeli lainnya akan membeli juga (Early adopter). Masuknya pesaing semakin
mempercepat proses adopsi Pada tahap berikutnya, lebih banyak pembeli lagi masuk ke pasar
(Early majority). Kemudian laju pertumbuhan mulai menurun pada saat jumlah pembeli baru
yang potensial menyusut. Penjualan menjadi mantap disebabkan oleh stabilnya tingkat
pembelian ulang. Namun akhirnya akan tiba waktunya penjualan menjadi menurun karena
munculnya kelompok produk baru, bentuk produk baru, atau merek baru yang mulai menyita
perhatian konsumen dari produk yang sedang beredar. Dengan penjelasan ini kiranya jelas
pengertian daur hidup produk bila dihubungkan dengan proses normal dari proses difusi dan
adopsi produk baru.6[6]

 Difusi Inovasi
Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi
inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju,
Karena terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan social dan teknologi untuk
mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi
massa karen adalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari
penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya
berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik. Teori ini pada
prinsipnya adalah komunikasi dua tahap. Jadi di dalamnya juga dikenal pula adanya pemuka
pendapat atau yang disebut juga dengan instilah agen perubahan (agent of change). Oleh karena
itu teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber non media (sumber personal, misalnya
tetangga, teman, ahli dsb) mengenai gagasan-gagasan baru yang dikampanyekan untuk
mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivai dan sikap.

 Unsur-unsur Difusi Inovasi :


Dari definisi yang diberikan oleh Everett M. Rogers tersebut, ada empat unsur utama yang
terjadi dalam proses difusi inovasi sebagai berikut:

1. Inovasi

Inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap sebagai suatu yang baru
oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Semua inovasi memiliki komponen ide tetapi tak
banyak yang memiliki wujud fisik, ideologi misalnya. Inovasi yang tidak memliliki wujud fisik
diadopsi berupakeputusan simbolis. Sedangkan yang memiliki wujud fisik pengadopsiannya
diikuti dengan keputusan tindakan.

1. Saluran komunikasi

Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama atau yang biasa
disebut mutual understanding antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan

6[6] Tim Pengembang, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jurusan Kurtek FIP Universitas, 2002), hal 50
(dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian
diadopsinya suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh partisipan komunikasi dan saluran
komunikasi. Saluran komunikasi dapatr dikatakan memegang peranan penting dalam proses
penyebaran inovasi, karena melalui itulah inovasi dapat tersebar kepada anggota sistem sosial.

Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai
berikut:

 Saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran antar pribadi
(interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi. Hal ini disebabkan saluran komunikasi
massa dapat membentuk awareness secara serempak dalam waktu yang dikatakan cukup singkat
dibandingkan dengen efek komunikasi antarpribadi.

 Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting
pada tahap persuasi.

 Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter
awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter). Sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing, golongan adopter awal menyukai ide-ide baru tanpa perlu
persuasi yang berlebihan sehingga media massa saja sudah cukup membuat mereka mau
mengadopsi sebuah inovasi berbeda dengan orang-orang dari golongan adopter akhir,
karakteristik mereka yang kurang menyukai risiko menyebabkan komunikasi antarpribadi yang
paling bekerja dengan baik. Mereka cenderung melihat atau berkaca pada orang-orang disekitar
mereka yang sudah menggunakan inovasi tersebut dan apabila berhasil mereka baru mau
mengikutinya.

 Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan denan saluran lokal bagi bagi adopter awal
(early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).7[7]

3. Metode komunikasi
Media massa seperti penggunaan iklan memang dapat menyebarkan informasi tentang
inovasi baru dengan cepat tetapi hal tersebut tidak lantas dapat begitu saja membuat inovasi baru
tersebut diadopsi oleh khalayak. Hal itu dikarenakan diadopsi tidaknya inovasi baru terkait
dengan masalah resiko dan ketidakpastian. Disinilah letak pentingnya komunikasi antarpribadi.

7[7] Tersedia [Online] dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-pendidikan/.


Download 07 Oktober 2012
Orang akan lebih percaya kepada orang yang sudah dikenalnya dan dipercayai lebih awal atau
orang yang mungkin sudah berhasil mengadopsi inovasi baru itu sendiri, dan juga orang yang
memiliki kredibilitas untuk memberi saran mengenai inovasi tersebut. Hal tersebut digambarkan
oleh ilustrasi kurva dibawah ini yang menggambarkan bahwa komunikasi interpersonal menjadi
begitu sangat berpengaruh dari waktu ke waktu dibandingkan dengan komunikasi massa.

4. Membangun Profit Konsumen Yang Menyukai Produk Baru


Jangan memilih barang yang tidak layak jual.

Jangan mudah tergoda dengan produk yang lagi tren.

Hindari Produk yang memberikan sedikit keuntungan.

Hindari produk yang Anda sendiri tidak paham.

Hindari produk yang produksinya butuh waktu lama.

Hindari produk yang belum dikenal masyarakat.

Jangan menjual produk ilegal.

C. Contoh Inovasi Pendidikan


Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau
komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles.
Dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
1) Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial tentu menentukan
personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personal
misalnya: peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa, dan
sebagainya.
2) Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa jumlah
personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang
relevan dengan aspek ini misalnya: berapa rasio guru siswa pada satu sekolah dalam sistem
PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan rasio 1 : 200 artinya satu guru dengan 200 siswa.
Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan besar wilayah kepemilikan, dan
sebagainya.8[8]

8[8]Sa’ud, U.S., Inovasi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2008), hal. 25


3) Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai sarana
dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini
misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja), perubahan
pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka, sehingga
pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium bahasa,
penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
4) Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu.
Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar (semester, catur
wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan siswa/mahasiswa untuk
memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya).
5) Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang
relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan
TK, SD, SMP, SMU, SMK disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan
kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
6) Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
7) Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan kejelasan
peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan. Inovasi yang relevan
dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pengguna media (maka diperlukan
keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan
kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
8) Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan dan
perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan
akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya:
wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta
pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan kurikulum pendidikan yang disempurnakan, dan sebagainya.
9) Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada kejelasan
hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan perubahan
pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar seksi,
di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara jurusan, fakultas, dan biro
registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan sebagainya.
10) Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa hal
harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan
bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan
dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan Pemerintah
Daerah setempat, dan sebagainya.9[9]
11) Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Adapun macam dan pola strategi yang
digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan, tetapi secara kronologis biasanya menggunakan
pola urutan sebagai berikut:
a. Desain
b. Kesadaran dan Perhatian
c. Evaluasi
d. Percobaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang ada dalam
pelaksanaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, baik hambatan yang dilihat dari
karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal lainnya.
Berbicara tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan kontak personal itu?.
Kontak personal adalah orang atau kelompok orang yang melakukan proses komunikasi yang

9[9] Tersedia [Online] dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-pendidikan/.


Download 07 Oktober 2012
menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari suatu
agen ke agen lainnya.
Dalam proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana caranya untuk
mempercepat diterimanya suatu inovasi o;eh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk
mengatasi hal tersebut maka para ahli mengumusulkan suatu proses yang disebut difusi (difusi
inovasi).
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (1993). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs Universitas


Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994). Pengembangan Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta : UT,
Depdikbud.
Nasution. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Sa’ud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Tim Pengembang, (2002), Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurtek FIP Universitas
Pendidikan Indonesia. 2. Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan: Pengantar untuk Memahami Apa dan
Bagaimana Difusi dan Implementasi Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pe rguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Rogers, E.M. 1983. Diffusion Of Innovations. London : Collier Macmillan Publisher.
Tersedia [Online] dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-
pendidikan/. Download 28 Maret 2017
Tersedia [Online] di http://ariswahyu.blogspot.com/2011/07/ peranan-kelompok-kerja-kkg-mgmp-
kkks.html. Download 28 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai