BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan pendidikan secara teknis berlangsung secara sederhana walaupun dalam konteks
sosial sangat kompleks. Ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi inovasi. Pertama
karakteristik dari perubahan, perlu dilihat masalah kebutuhan dan relevansi dari perubahan,
kejelasan, kompleksitas, dan kualitas serta kepraktisan dari program
Kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat, merupakan tantangan atau
masalah baru dalam duania pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan anak didik kita agar
mereka mampu menghadapai kehidupan modern ini serta bagaimana agar mereka mampu
mengembangkannya. Oleh karena itu hendaknya kurikulum dibuat dan dirancang relevan dengan
tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Guru sebagai fasilitator harus bisa
mendayagunakan fasilitas peralatan elektronik untuk mengefektifkan proses belajar, kemudian
guru juga harus bisa memilih metode, strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan mengajar, dan masih banyak lagi permasalahan dalam pendidikan yang tidak akan
pernah habis karena tantangan kehidupan juga akan selalu berubah dan berkembang. Untuk
menjawab semua tantangan atau permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu inovasi
pendidikan.
Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan
kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk
menibngkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kata
lain, suatu perubahan yang baru yang menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang
telah ada sebelumnya.
Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan
adanya hubungan interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat sebagai kontak personal
dalam inovasi pendidikan. Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar
mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga professional.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kontak Personal Inovasi Pendidikan ?
2. Apa saja Pengembangan dari Kontak Personal ?
3. Berikan Contoh dari Inovasi Pendidikan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Keutamaan Kontak Personal dalam Inovasi.
2. Untuk Memahami Penyebaran dari Inovasi Personal.
3. Untuk Mengetahui Contoh Inovasi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1[1] Oemar Hamalik, Model-Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PPs Universitas Pendidikan
Indonesia, 1993), hal. 43
Dengan demikian masyarakat maju yang dinamis dan terbuka dengan perubahan akan terbentuk
dalam konteks kepribadian bangsa.2[2]
b. Peserta Didik,
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem inovasi pendidikan adalah
peserta didik. Peserta didik sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian inovasi pendidikan.
Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan pendidikan adalah pencapaian perubahan
intelektual, spiritual dan tingkah laku peserta didik, dimana peserta didik mempunyai peranan
sebagai subjek dan objek dari proses inovasi itu sendiri. Proses perubahan dalam inovasi
pendidikan, pada umunya ditujukan untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Tetapi seringkali,
inovator jarang memikirkan peserta didik sebagai partisipan dalam suatu proses perubahan dan
kehidupan organisasi. Mereka dianggap sebagai objek perubahan bukan sebagai subjek .
c. Kepala sekolah,
Kepala Sekolah merupakan tempat ujung tombak untuk terjadinya perubahan dalam
pendidikan. Dan kepala sekolah sebagai manajer sekolah memiliki peran yang sangat penting
sebagai agen perubahan. Kepala sekolah berada ditengah-tengah hubungan antara guru dengan
ide dari masyarakat luar harus berperan aktif sebagai inisiator atau fasilitator dari perubahan
program. Kepala sekolah harus terlibat secara langsung dalam perubahan. Kepala sekolah
merupakan pimpinan tertinggi di tingkat sekloah, yang mana tugas dan fungsi utama dari kepala
sekolah itu adalah memimpin, mengawasi, dan pengambil kebijakan yang dianggap perlu bagi
kemajuan sekolah yang beliau pimpin. Begitu juga terhadap proses inovasi pendidikan, peranan
kepala sekolah dalam inovasi pendidikan sangatlah penting.
d. Komite Sekolah,
Peran dan fungsi komite sekolah diantaranya pertama sebagai advisor. Pada tahap ini
komite sekolah mempunyai tugas memberikan masukan atau saran dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan ekstrakurikuler serta dalam hal sarana dan prasarana sekolah. Yang kedua,
peran komite sekolah yakni supporting. Tindakan nyata dari persatuan orang tua dan guru ini
berupa memberikan dukungan terhadap program-program sekolah, selama program tersebut baik
bagi siswa, guru maupun orang tua. Dukungan dapat berupa dana, dan non dana (ide, pemikiran,
dll). Yang ketiga adalah controlling. Komite sekolah berperan dalam mengawasi sejauh mana
pelaksanaan program, kurikulum, proses belajar-mengajar dan kegiatan-kegiatan lainnya apakah
2[2] Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993), hal. 32
sudah dilaksanakan optimal atau belum juga dapat mengawasi apakah sarana dan prasarana yang
sudah ditetapkan atau dijanjikan dapat direalisasikan atau tidak. Dan yang terakhir, komite
sekolah berperan sebagai mediator yakni antara orang tua dengan guru, orang tua/ guru dengan
perguruan/ yayasan. Semua saran, usualan atau masukan yang diterima oleh komite sekolah
disampaikan kembali kepada sekolah/ perguruan/ yayasan. Komite sekolah berfungsi sebagai
mediator bukan sebagai pengambil keputusan atau decision make.3[3]
4[4] Ibrahim, Inovasi Pendidikan: Pengantar untuk Memahami Apa dan Bagaimana Difusi dan
Implementasi Inovasi Pendidikan. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Perguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 1998), hal. 61
pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran sama halnya dengan KKG, merupakan suatu organisasi guru
yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan. MGMP berada di
tingkat sekolah lanjutan, baik SMP maupun SMA. Oleh karena itu sangatlah tepat tempat ini
saebagai wadah untuk mensosialisasikan inovasi pendidikan khususnya di SMP dan SMA.
5[5] E.M, Rogers, Diffusion Of Innovations, (London : Collier Macmillan Publisher, 1983), hal. 30
Peran masyarakat umum dalam proses inovasi pendidikan sangatlah penting karena
masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar yang di dalamnya banyak terdapat perbedaan,
khususnya dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu peran masyarakat umum dalam pendidikan
adalah Masyarakat/orang tua bisa menyampaikan keganjalan yang dirasakan mengenai
pendidikan kepada pihak sekolah untuk menjadi evalusai tersendiri bagi sekolah itu, bahkan akan
menjadi sebuah solusi atau inovasi dalam proses pendidikan yang akan datang.
c. Orang tua.
Orang tua peserta didik mempunyai peranan yangpenting dalam menunjang keberhasilan
proses inovasi pendidikan, karena ia telah menjadi pejuang moral yang memberi dukungan
kepada peserta didik yang dalam hal ini adalah anaknya sendiri, agar merka menjadi orang yang
berguna bagi bangsa dan akhirat kelak. Kebanyakan orang tua memperhatikan dan tertarik dalam
program dan perubahan yang bersangkutan dengan siswa. Namun dalam pelaksanaanya sering
terdapat beberapa rintangan yang dihadapi keterlibatan orang tua.
Perhatian (interest), yaitu konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai produk baru
tersebut.
Pencobaan (trial), yaitu konsumen mencoba produk baru secara kecil-kecilan, untuk
memperkirakan kegunaannya.
Adopsi, yaitu konsumen memutuskan untuk menggunakan produk baru tersebut secara teratur.
Difusi Inovasi
Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi
inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju,
Karena terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan social dan teknologi untuk
mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi
massa karen adalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari
penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya
berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik. Teori ini pada
prinsipnya adalah komunikasi dua tahap. Jadi di dalamnya juga dikenal pula adanya pemuka
pendapat atau yang disebut juga dengan instilah agen perubahan (agent of change). Oleh karena
itu teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber non media (sumber personal, misalnya
tetangga, teman, ahli dsb) mengenai gagasan-gagasan baru yang dikampanyekan untuk
mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivai dan sikap.
1. Inovasi
Inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap sebagai suatu yang baru
oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Semua inovasi memiliki komponen ide tetapi tak
banyak yang memiliki wujud fisik, ideologi misalnya. Inovasi yang tidak memliliki wujud fisik
diadopsi berupakeputusan simbolis. Sedangkan yang memiliki wujud fisik pengadopsiannya
diikuti dengan keputusan tindakan.
1. Saluran komunikasi
Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama atau yang biasa
disebut mutual understanding antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan
6[6] Tim Pengembang, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jurusan Kurtek FIP Universitas, 2002), hal 50
(dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian
diadopsinya suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh partisipan komunikasi dan saluran
komunikasi. Saluran komunikasi dapatr dikatakan memegang peranan penting dalam proses
penyebaran inovasi, karena melalui itulah inovasi dapat tersebar kepada anggota sistem sosial.
Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai
berikut:
Saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran antar pribadi
(interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi. Hal ini disebabkan saluran komunikasi
massa dapat membentuk awareness secara serempak dalam waktu yang dikatakan cukup singkat
dibandingkan dengen efek komunikasi antarpribadi.
Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting
pada tahap persuasi.
Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter
awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter). Sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing, golongan adopter awal menyukai ide-ide baru tanpa perlu
persuasi yang berlebihan sehingga media massa saja sudah cukup membuat mereka mau
mengadopsi sebuah inovasi berbeda dengan orang-orang dari golongan adopter akhir,
karakteristik mereka yang kurang menyukai risiko menyebabkan komunikasi antarpribadi yang
paling bekerja dengan baik. Mereka cenderung melihat atau berkaca pada orang-orang disekitar
mereka yang sudah menggunakan inovasi tersebut dan apabila berhasil mereka baru mau
mengikutinya.
Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan denan saluran lokal bagi bagi adopter awal
(early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).7[7]
3. Metode komunikasi
Media massa seperti penggunaan iklan memang dapat menyebarkan informasi tentang
inovasi baru dengan cepat tetapi hal tersebut tidak lantas dapat begitu saja membuat inovasi baru
tersebut diadopsi oleh khalayak. Hal itu dikarenakan diadopsi tidaknya inovasi baru terkait
dengan masalah resiko dan ketidakpastian. Disinilah letak pentingnya komunikasi antarpribadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang ada dalam
pelaksanaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, baik hambatan yang dilihat dari
karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal lainnya.
Berbicara tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan kontak personal itu?.
Kontak personal adalah orang atau kelompok orang yang melakukan proses komunikasi yang