Anda di halaman 1dari 13

Lomba Ide Konstruktif Nasional (LIKN)

Universitas Negeri Yogyakarta


Tahun 2023

TRANSFORMASI PENDIDIKAN MELALUI MERDEKA BELAJAR:


PERSPEKTIF GURU DAN SISWA

Anggota Tim:
Endah Parawangsa (2109298)
Muhammad Rafi Syahid Putra (2107075)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas suatu pendidikan dapat diukur melalui partisipasi dan kontribusi pendidik,
siswa, isi pembelajaran, strategi pengajaran, dan fasilitas yang tersedia. Merdeka belajar
merupakan program kebijakan dari Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek)

Merdeka Belajar atau Kebebasan Belajar adalah konsep yang mengusung gagasan
pembebasan institusi pendidikan dan mendorong peserta didik untuk berinovasi serta
mengembangkan pemikiran kreatif. Tujuan utama dari program ini adalah memberikan
kebebasan kepada guru dan siswa dalam mengelola dan mengembangkan proses
pembelajaran. Dalam konteks ini, guru dan siswa memiliki peran yang sangat penting untuk
mewujudkan transformasi pendidikan yang lebih baik.

Namun, pelaksanaan Merdeka Belajar dihadapkan pada berbagai tantangan dan


hambatan. Perubahan paradigma dan budaya pembelajaran yang telah terpatri dalam sistem
pendidikan konvensional memerlukan waktu dan upaya yang signifikan untuk diubah.
Beberapa guru masih menghadapi kesulitan dalam mengubah paradigma mengajar yang
sebelumnya terpusat pada guru menjadi lebih siswa-terpusat. Kurikulum yang masih terlalu
padat dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung juga menjadi hambatan dalam
mewujudkan Merdeka Belajar secara efektif. Selain itu, masalah aksesibilitas teknologi dan
infrastruktur pendidikan yang merata juga menjadi isu penting yang harus diselesaikan.

Untuk memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai transformasi pendidikan


melalui konsep Merdeka Belajar, penting bagi kita untuk memperhatikan perspektif yang
dimiliki oleh guru dan siswa. Guru memiliki peran sentral dalam implementasi kebijakan ini,
sementara siswa sebagai penerima pendidikan akan langsung merasakan dampak dari
perubahan yang terjadi. Dengan memahami persepsi dan pengalaman yang mereka miliki,
kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam menerapkan konsep Merdeka
Belajar dan mengatasi tantangan yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Merdeka Belajar dapat mengubah paradigma dan transformasi
pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana peran dan perspektif guru dalam implementasi Merdeka Belajar?
3. Bagaimana peran dan perspektif siswa dalam transformasi pendidikan melalui
Merdeka Belajar?
C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana konsep Merdeka Belajar dapat mengubah paradigma dan


transformasi pendidikan di Indonesia
2. Mengetahui peran dan perspektif guru dalam implementasi Merdeka Belajar
3. Mengetahui peran dan perspektif siswa dalam transformasi pendidikan melalui
Merdeka Belajar
BAB II

PEMBAHASAN

A. Merdeka Belajar
Kemerdekaan atau kebebasan memiliki peranan yang sangat penting dalam
hampir semua aspek kehidupan manusia. Kebebasan itu sendiri merupakan hal yang
fundamental dalam kehidupan manusia. Dalam sejarah, tercatat bahwa banyak orang dari
berbagai lapisan masyarakat bergerak dan melakukan protes untuk mencari kebebasan
dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks pendidikan, belajar menjadi salah satu
isu yang selalu menjadi perbincangan menarik dalam literatur kebebasan. Menurut Ki
Hajar Dewantara mendidik dan mengajar adalah proses untuk menjadikan manusia
menjadi manusia yang seutuhnya.
Merdeka Belajar adalah program kebijakan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Mendikbud
Nadiem Anwar Makarim. Merdeka Belajar menempatkan siswa sebagai subjek utama
dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai objek yang pasif menerima
pengetahuan dari guru. Konsep ini menggeser paradigma pendidikan yang sebelumnya
lebih cenderung otoriter dan kurikulum yang terpusat, menjadi pendekatan yang lebih
inklusif dan berpusat pada siswa.
Konsep merdeka belajar bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan.
Negara-negara seperti Amerika, Brasil, dan Filipina telah lama menerapkan konsep ini.
Di Indonesia, konsep merdeka belajar mulai diperkenalkan ketika Nadiem Makarim
menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Konsep ini bertujuan untuk mengedepankan
kebebasan berpikir dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tanpa
memberikan tekanan pada pencapaian skor atau nilai tertentu. Gagasan ini berasal dari
pemahaman bahwa kebebasan berpikir adalah esensi penting dalam proses pembelajaran
(Sudaryanto, S., Widayati, W., & Amalia, R., 2020).
Dalam rangka menerapkan konsep merdeka belajar secara efektif, diperlukan
dukungan dan kolaborasi antara guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Semua pihak
perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
memberikan sumber daya yang memadai bagi peserta didik. Dengan dukungan yang
komprehensif, penerapan prinsip Merdeka Belajar dapat memiliki efek yang positif
dalam meningkatkan mutu pendidikan serta menciptakan generasi yang memiliki
kemampuan berpikir kreatif, inovatif, dan siap menghadapi perubahan masa depan
B. Perspektif Guru
Guru sebagai agen utama dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat
penting dalam implementasi Merdeka Belajar. Konsep merdeka belajar pertama-tama
hendaknya dimulai dalam pola pikir para guru sebelum mereka mengajarkannya kepada
peserta didik. Dalam perspektif guru, bagaimana mereka mengintegrasikan teknologi
dalam pembelajaran, bagaimana mereka menyesuaikan peran dan strategi mengajar
mereka, serta bagaimana mereka mendukung dan mendorong siswa untuk aktif belajar
akan menjadi fokus utama.
Guru-guru perlu memahami bahwa merdeka belajar bukan berarti peserta didik
dibiarkan tanpa arahan atau pengawasan. Sebaliknya, konsep ini mengajarkan guru untuk
menjadi fasilitator yang mendukung dan memandu proses pembelajaran peserta didik.
Guru harus mampu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi
minat dan bakat mereka, serta juga memberikan ruang bagi mereka untuk mengambil
inisiatif dalam belajar.
Selain itu, dalam konsep merdeka belajar, perlu ada penekanan pada
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Peserta didik perlu diajak untuk
menghubungkan konsep-konsep yang mereka pelajari dengan situasi nyata di sekitar
mereka. Hal ini akan membantu mereka melihat nilai dan relevansi dari apa yang mereka
pelajari, sehingga meningkatkan motivasi dan minat mereka dalam belajar.
Merdeka belajar juga mempromosikan kolaborasi dan partisipasi aktif peserta
didik dalam proses pembelajaran. Guru perlu menciptakan suasana kelas yang inklusif
dan memfasilitasi kerja sama antar peserta didik. Melalui diskusi, proyek kelompok, atau
kegiatan kolaboratif lainnya, peserta didik dapat belajar satu sama lain, saling
menginspirasi, dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan
mereka.
Dalam program Merdeka Belajar, guru diberikan kebebasan dan kemerdekaan
untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Mereka dapat
memilih elemen-elemen tertentu dari kurikulum yang ingin dikembangkan dalam proses
pembelajaran. Tujuan dari kebebasan ini adalah menciptakan pembelajaran yang
menantang, mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah,
mengembangkan daya cipta yang kreatif, serta membentuk karakter yang baik dalam
berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
Dalam pendekatan tradisional, guru memiliki peran sentral sebagai pemberi
pengetahuan dan otoritas dalam kelas. Namun, dengan Merdeka Belajar, guru perlu
mengubah peran mereka menjadi lebih sebagai fasilitator, pembimbing, dan pendukung
dalam proses pembelajaran. Hal ini memerlukan perubahan mindset dan pengembangan
keterampilan baru bagi guru dalam mendukung siswa dalam mengelola pembelajaran
mereka sendiri.
Selain itu, merdeka Belajar mendorong setiap siswa untuk belajar sesuai dengan
minat dan kecepatan mereka sendiri. Oleh karena itu, guru perlu melakukan diferensiasi
pembelajaran yang efektif untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa dalam kelas
yang beragam. Hal ini memerlukan pemahaman mendalam tentang kemampuan dan
preferensi belajar siswa serta kemampuan untuk mengatur kelompok belajar yang sesuai.
Guru penggerak merupakan suatu inovasi yang dikembangkan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) dengan tujuan menerapkan
dan mempergerakkan program Merdeka Belajar. Peran yang diemban oleh guru
penggerak ini memiliki dampak yang signifikan, terutama dalam mengubah sistem
pendidikan di Indonesia. Mereka bertindak sebagai agen transformasi pendidikan yang
mendukung perkembangan holistik siswa, serta berperan sebagai pelatih atau mentor
bagi guru lain dalam pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa, dan menjadi
contoh serta katalisator transformasi dalam ekosistem pendidikan.

C. Perspektif Siswa
Siswa sebagai penerima pendidikan juga memiliki peran penting dalam
transformasi pendidikan melalui Merdeka Belajar. Dalam pembahasan ini, akan ditinjau
perspektif siswa terkait dengan kebebasan dalam memilih dan mengelola pembelajaran,
pengaruh yang dirasakan dalam pembentukan minat dan bakat, serta pengalaman belajar
mereka dalam konteks Merdeka Belajar. Dalam perspektif siswa, bagaimana mereka
memanfaatkan kebebasan belajar untuk mengembangkan diri, bagaimana mereka
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, serta manfaat dan tantangan yang mereka
alami akan menjadi fokus utama.
Dalam konsep Merdeka Belajar, siswa diberikan kebebasan untuk mengatur dan
mengelola pembelajaran mereka sendiri. Para siswa memiliki kebebasan untuk memilih
minat dan bakat yang ingin mereka kembangkan, serta memiliki pilihan dalam
mengeksplorasi mata pelajaran atau topik yang menarik bagi mereka untuk diperdalam.
Kebebasan ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan minat mereka
secara lebih mendalam, yang pada akhirnya dapat membantu mereka menemukan hasrat
dan tujuan dalam hidup mereka.
Dari perspektif siswa, pengaruh yang mereka rasakan dalam membentuk minat
dan bakat mereka sangat penting dalam pengalaman belajar mereka. Dengan kebebasan
belajar, siswa dapat mengeksplorasi berbagai bidang studi, menemukan jati diri mereka
sendiri, dan menemukan minat dan bakat yang mungkin sebelumnya tidak mereka sadari.
Hal ini membantu siswa mengembangkan rasa percaya diri dan motivasi intrinsik yang
kuat dalam proses pembelajaran mereka.
Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran juga menjadi aspek penting
dalam Merdeka Belajar. Siswa didorong untuk menjadi aktor yang aktif dalam mencari
pengetahuan, mengajukan pertanyaan, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan
mengambil inisiatif dalam mengatasi tantangan pembelajaran. Dengan berpartisipasi
aktif, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial, pemecahan masalah, dan
berpikir kritis yang penting untuk mencapai kesuksesan di dunia nyata.
Dalam perspektif siswa, terdapat beberapa kesulitan yang dapat muncul dalam
menghadapi konsep Merdeka Belajar. Terdapat kemungkinan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam mengembangkan disiplin diri dan motivasi intrinsik yang diperlukan
dalam Merdeka Belajar. Tanpa adanya pengawasan langsung dari guru, beberapa siswa
mungkin merasa kurang termotivasi atau cenderung mengalihkan perhatian mereka ke
hal-hal lain yang lebih menyenangkan. Mempertahankan fokus dan konsistensi dalam
pembelajaran mandiri dapat menjadi tantangan yang membutuhkan upaya dan kesadaran
diri yang tinggi.
Selain itu, adanya kebebasan dalam memilih topik dan metode pembelajaran juga
dapat menimbulkan kesulitan bagi beberapa siswa dalam menemukan minat dan motivasi
yang kuat. Beberapa siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi minat
mereka sendiri atau merasa kebingungan dalam menentukan topik yang relevan atau
menarik bagi mereka. Dalam hal ini, bimbingan dan dorongan dari guru atau orang tua
dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi minat dan memilih jalur pembelajaran
yang sesuai.
Dalam menghadapi kesulitan dalam menemukan minat dan motivasi yang kuat,
siswa perlu didukung dengan bimbingan dan dorongan. Guru dan orang tua dapat
membantu siswa dalam mengidentifikasi minat mereka dengan melibatkan mereka dalam
diskusi, mengenali kegiatan atau topik yang menarik perhatian mereka, dan mengarahkan
mereka ke sumber daya atau materi yang relevan. Selain itu, mengadakan kegiatan
eksplorasi atau proyek yang memungkinkan siswa untuk mencoba berbagai topik atau
minat dapat membantu mereka menemukan minat yang lebih spesifik dan membangun
motivasi yang lebih kuat.
Selama proses pembelajaran, penting bagi guru untuk memberikan umpan balik
yang konstruktif dan mengakui usaha serta prestasi siswa. Memberikan penguatan positif
dan penghargaan terhadap usaha siswa dapat membantu mempertahankan motivasi
mereka. Selain itu, guru juga dapat melibatkan siswa dalam merencanakan tujuan
pembelajaran yang dapat memberikan arah yang jelas dan meningkatkan motivasi
mereka dalam mencapai tujuan tersebut.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Merdeka Belajar merupakan sebuah konsep transformasi pendidikan yang


menekankan pada peran sentral siswa dalam proses pembelajaran. Konsep ini mengusung
pendekatan inklusif yang berpusat pada siswa dan membutuhkan kerjasama antara guru,
sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Dalam konteks ini, peran guru mengalami perubahan menjadi seorang fasilitator,
pendukung, dan pembimbing dalam proses pembelajaran. Guru harus memahami bahwa
merdeka belajar bukan berarti siswa dibiarkan tanpa arahan, melainkan didorong untuk
mengambil inisiatif dalam belajar. Guru juga dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang
relevan dengan kehidupan nyata, mendorong kolaborasi, dan memberikan kebebasan kepada
siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Dari perspektif siswa, Merdeka Belajar memberikan kebebasan bagi mereka untuk
mengatur dan mengelola pembelajaran sendiri, memilih minat dan bakat yang ingin
dikembangkan, serta aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Kebebasan ini
membantu siswa dalam mengembangkan minat yang mendalam, membangun rasa percaya
diri, dan meningkatkan motivasi intrinsik dalam belajar. Namun, siswa juga mungkin
menghadapi tantangan dalam mengembangkan disiplin diri, menemukan minat yang kuat,
dan mempertahankan fokus dalam pembelajaran mandiri.

Secara keseluruhan, Merdeka Belajar memiliki potensi besar untuk meningkatkan


kualitas pendidikan dan menghasilkan generasi yang memiliki kemampuan berpikir kreatif,
inovatif, dan siap menghadapi perubahan di masa depan. Namun, implementasinya
memerlukan kerjasama dan komitmen dari semua pihak terkait untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa
DAFTAR PUSTAKA

Pendi, Y. O. (2020, May). Merdeka belajar yang tercermin dalam kompetensi profesional
guru bahasa inggris SMP Negeri 01 Sedayu. In Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 1,
No. 1).

Sherly, S., Dharma, E., & Sihombing, H. B. (2021, August). Merdeka belajar: kajian literatur.
In UrbanGreen Conference Proceeding Library (pp. 183-190).

Sibagariang, D., Sihotang, H., & Murniarti, E. (2021). Peran guru penggerak dalam
pendidikan merdeka belajar di indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(2), 88-99.

Sudaryanto, S., Widayati, W., & Amalia, R. (2020). Konsep Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka dan Aplikasinya dalam Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia. Kode:
Jurnal Bahasa, 9(2)

Syafi’i, F. F. (2022, January). Merdeka belajar: sekolah penggerak. In Prosiding Seminar


Nasional Pendidikan Dasar.
LAMPIRAN 1

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama ketua TIM : Muhammad Rafi Syahid Putra

Nomor Induk Mahasiswa : 2107075

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa karya ini (TRANSFORMASI PENDIDIKAN MELALUI


MERDEKA BELAJAR: PERSPEKTIF GURU DAN SISWA) adalah asli karya saya dan
belum pernah diikutsertakan dalam kegiatan lain sebelumnya. Bilamana di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya
dan dengan sebenarbenarnya.

Bandung, 20 Juni 2023

Muhammad Rafi Syahid Putra


LAMPIRAN 2

Biodata Diri

A. Data diri
1. Nama Lengkap Muhammad Rafi Syahid Putra
2. NIM 2107075
3. Jenis Kelamin Laki-laki
4. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
5. Fakultas Ilmu Pendidikan
Nama Perguruan
6. Universitas Pendidikan Indonesia
Tinggi
7. Tempat Tanggal Lahit Cirebon, 7 Desember 2004
8. Alamat Email putrafisyahid@gmail.com
9. Nomor Telepon 085703846025

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No. Jenis kegiatan Status dalam Waktu dan tempat
kegiatan
1. Masa Bimbingan PGSD 2022 Panitia 2022
(HIMA PGSD)
2. Aspiration Day (HIMA PGSD) Panitia 2023
3. Pertukaran Mahasiswa Merdeka Peserta 2023
(PMM 3)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan.

Bandung, 20 Juni 2023

Muhammad Rafi Syahid Putra


Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai