Anda di halaman 1dari 3

REORIENTASI STRATEGI DAN PEMIKIRAN ALTERNATIF PENDIDIKAN

BERBASIS BUDAYA:
”Program Belajar Merdeka”
SYAHRUL
HMI CABANG MAKASSAR

Merdeka Belajar sebagai alternatif dalam sistem pendidikan yang ada adalah
memberikan kebebasan dan otonomi yang lebih besar kepada peserta didik dalam mengatur
proses belajar mereka sendiri, memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajar mereka, serta menentukan tempo belajar yang paling efektif bagi mereka. Peserta
didik memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri, mengembangkan
proyek-proyek mandiri, dan memperluas pengetahuan mereka di luar batasan kurikulum
tradisional.
Merdeka belajar menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif peserta didik
dalam proses pembelajaran sehingga mendorong adanya dialog dan diskusi yang lebih
terbuka antara guru dan siswa, serta pemberian umpan balik yang konstruktif untuk
meningkatkan pembelajaran. Selain itu, Program Merdeka Belajar juga menggugah peran
teknologi dan sumber daya digital dalam mendukung aksesibilitas dan fleksibilitas belajar.
Teknologi dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memfasilitasi akses ke informasi dan
sumber daya pendidikan yang beragam, serta memungkinkan adanya pembelajaran jarak
jauh dan pembelajaran mandiri yang lebih fleksibel.
Tantangan utama adalah mengubah mindset dan keyakinan yang sudah tertanam
dalam sistem pendidikan yang konvensional. Kurikulum yang rigid dan penilaian yang
terfokus pada hasil tes standar dapat menjadi hambatan dalam Program Merdeka Belajar.
Kurikulum yang fleksibel dan penilaian yang lebih holistik perlu dikembangkan agar sesuai
dengan kebebasan dan otonomi peserta didik dalam memilih tujuan dan metode belajar
mereka.
Implementasi Program Merdeka Belajar memerlukan penggunaan teknologi dan
sumber daya digital. Namun, tidak semua sekolah atau lembaga pendidikan memiliki
infrastruktur teknologi yang memadai. Tantangan ini perlu diatasi dengan memastikan
aksesibilitas teknologi yang merata dan pelatihan bagi guru dan siswa dalam pemanfaatan
teknologi pendidikan. Program Merdeka Belajar dapat membutuhkan waktu dan sumber
daya yang lebih besar dalam mengatur pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Tantangan ini termasuk pembagian waktu yang efisien, pengaturan sumber daya
yang memadai, dan peningkatan dukungan dari pihak sekolah dan lembaga pendidikan.
Program Merdeka Belajar perlu diselaraskan dengan kebijakan dan sistem pendidikan
yang ada. Hal ini dapat menjadi tantangan karena adanya aturan dan regulasi yang mungkin
membatasi fleksibilitas dan kebebasan dalam proses belajar. Implementasi Program
Merdeka Belajar mengharuskan peran guru berubah dari pengajar menjadi fasilitator dan
pembimbing. Tantangan ini termasuk perubahan mindset, peningkatan keterampilan
pedagogis, dan dukungan yang memadai bagi guru dalam menjalankan peran baru mereka.
Program Merdeka Belajar membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari peserta
didik. Namun, tidak semua siswa mungkin memiliki motivasi atau kemandirian yang tinggi
untuk mengatur dan mengelola proses belajar mereka sendiri. Tantangan ini membutuhkan
pendekatan yang tepat dalam membantu siswa mengembangkan kemandirian dan motivasi
intrinsik. Keterlibatan orang tua dan dukungan dari masyarakat sangat penting dalam
Program Merdeka Belajar. Namun, tidak semua orang tua atau masyarakat memahami atau
mendukung konsep ini. Tantangan ini perlu diatasi dengan melibatkan orang tua dalam
proses pembelajaran, memberikan informasi yang cukup, dan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang manfaat Program Merdeka Belajar.
Mengatasi tantangan dan hambatan tersebut membutuhkan komitmen, kolaborasi, dan
inovasi dari semua pemangku kepentingan pendidikan, termasuk pemerintah, sekolah,
lembaga pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan.
Kurikulum Merdeka memiliki relevansi yang tinggi dengan masa yang akan datang.
Perubahan yang pesat dalam teknologi, ekonomi, dan masyarakat memerlukan pendekatan
pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan relevan. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa kurikulum Merdeka relevan dengan masa yang akan datang:
Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dan adaptabilitas yang tinggi dalam
mengatasi perubahan dan tantangan yang mungkin muncul di masa depan. Peserta didik
diajak untuk belajar melalui berbagai metode dan sumber daya yang sesuai dengan gaya
belajar mereka, sehingga mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan dan situasi yang
berbeda-beda.
Kurikulum Merdeka mendorong pemahaman tentang keragaman budaya, sosial, dan
global. Hal ini relevan dengan masa depan yang semakin terhubung secara global, di mana
kerjasama antarbudaya dan pemahaman terhadap perbedaan sangat penting dalam
menciptakan kerjasama dan harmoni dalam masyarakat global.
Merdeka Belajar sebagai program alternatif dalam sistem pendidikan telah menjadi topik
yang menarik dan relevan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan
mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di era modern. Program ini didasarkan
pada konsep memberikan kebebasan, otonomi, dan tanggung jawab kepada peserta didik
dalam proses belajar mereka.
Dalam program ini, peserta didik diberikan kewenangan untuk mengatur tujuan belajar,
memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar mereka, serta menentukan
tempo belajar yang paling efektif bagi mereka. Kolaborasi, partisipasi, dan pemanfaatan
teknologi juga menjadi bagian penting dalam implementasi Program Merdeka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai