Anda di halaman 1dari 5

Lembar Kerja 2

Nama anggota kelompok :


1.Dra Tien Aprilintini Projo
2.Wiwien Ernawati S.Pd
3.Yuliati S.Pd
4.Dra Kanisri
5.Rovia Kurniawati .S.Pd

Mapel : IPA

Pertanyaan :
1. Ketika ada perubahan kurikulum di tingkat nasional,
a. Sebagai individu apa yang dapat Bapak/Ibu lakukan dalam merespon
perubahan tersebut?
b. Sebagai anggota komunitas di sekolah apa yang dapat Bapak/Ibu lakukan
dalam merespon perubahan tersebut?
2. Apa saja potensi tantangan yang akan dihadapi ketika melakukan adaptasi
kurikulum merdeka?
3. Apa saja solusi untuk menanggulangi potensi tantangan tersebut?

Jawab :

a. disadari atau tidak, diterima atau tidak, siap atau tidak, perubahan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian
kita. Perubahan merupakan sesuatu yangalamiah, artinya segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah
pasti akan terus mengalami perubahan, karena perubahan sendiri merupakan ketetapan Tuhan yang
tidak mungkin untuk dihindari. Kita bisa melihat diri sendiri, renungkanlah hal-hal yang pernah kita jalani
selama hidup, yang mungkin selama ini luput dari perhatian kita. Kita mengalami perubahan, dari bayi,
anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Perubahan juga terjadi pada kurikulum. Kurikulum berubah sesuai dengan tuntutan zaman.Guru adalah
orang yang mengimplementasikan kurikulum dalam satuan pendidikan. Setiap pergantian kurikulum,
maka guru dan pihak-pihak terkaitlah yang harus paling siap. Hakikat kurikulum itu ada pada guru, jika
guru tidak bisa mendalami kurikulum yang berlaku, maka tujuan pendidikan yang diinginkan tidak akan
tercapai. Sebaik apapun kurikulum tersebut, tidak akan membuahkan hasil jika guru tidak mampu
melaksanakannya.

Kurikulum 2013, sebenarnya merupakan suatu konsep kurikulum yang mendorong pembelajaran
berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan guru dengan
segala keilmuannya tidak hanya berperan sebagai pengajar tapi dituntut untuk menjadi inspirator.
Pembelajaran lebih mengoptimalkan daya pikir dan kreativitas siswa untuk menambah keterampilan
dan pengetahuannya, belajar menemukan melalui eksperimen. Perbedaan yang mendasar dengan
kurikulum sebelumnya adalah, guru tidak lagi menerapkan metode berceramah dan bukan hanya satu-
satunya sumber pengetahuan, bisa saja siswa mendapatkan pengetahuan dari sumber lainnya, seperti
dari internet. Peran guru mendorong siswanya untuk mengalami sendiri proses yang membuat
meningkatnya pengalaman mereka.

Menyikapi metode pembelajaran yang mengandalkan observasi dan minim fasilitas, sarana dan
prasarana bahkan para pengajarnya, bisa dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah
sebagai sumber belajar. Walau minim fasilitas, atau sarana dan prasarana, maka kita dituntut untuk
lebih kreatif, bagaimana agar apapun di dekat kita bisa bermanfaat. Media secara umum adalah alat
bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk pembelajaran.

b. Komunitas Belajar adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik lainnya yang
memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran melalui
interaksi secara rutin dalam wadah di mana mereka berpartisipasi aktif.
Pada implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas Belajar mendukung guru, tenaga kependidikan
dan pendidik lainnya untuk dapat mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah
pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum Merdeka.
Dalam membangun sebuah Komunitas Belajar, terdapat beberapa tujuan utama yang harus
diterapkan. Di antaranya seperti mengedukasi anggota komunitas dengan mengumpulkan dan
berbagi informasi terkait pertanyaan dan masalah terkait praktik, memfasilitasi anggota komunitas
untuk terus belajar, mendorong peningkatan kompetensi anggota lewat diskusi dan sharing, serta
mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan melalui komunitas dalam pekerjaan sehari -hari.
Selain itu, adanya Komunitas Belajar juga berperan dalam pengimplementasian Kurikulum
Merdeka. Beberapa peran Komunitas Belajar dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah
sebagai berikut:

Memfasilitasi belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka

Ada beberapa sumber belajar yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek dalam mendukung
satuan pendidikan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Komunitas Belajar ini dapat
memfasilitasi para guru dan tenaga kependidikan dalam mempelajari Kurikulum Merdeka. Dengan
belajar bersama, diharapkan anggota komunitas akan lebih mudah memahami materi-materi
terkait Kurikulum Merdeka.

Memfasilitasi diskusi pemecahan masalah sekaligus berbagi praktik baik Kurikulum


Merdeka

Sebuah Komunitas Belajar sangat tepat jika dimanfaatkan oleh anggotanya untuk berdiskusi dalam
memecahkan masalah terkait Kurikulum Merdeka yang sedang dihadapi. Selain itu, para
anggotanya juga bisa saling berbagi praktik baik pengimplementasian Kurikulum Merdeka yang
telah mereka lakukan di sekolahnya.
Memfasilitasi kolaborasi pengembangan perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka

Komunitas Belajar bisa memfasilitasi pengembangan perangkat ajar yang dapat digunakan dan
disesuaikan untuk kepentingan pembelajaran seperti alur tujuan pembelajaran, modul ajar, modul
projek, bahan ajar dan bahan asesmen. Dengan adanya kolaborasi, anggota komunitas belajar yang
belum dapat mengembangkan perangkat ajar secara mandiri bisa lebih terbantu dan juga
memperkaya produk-produk yang dihasilkan.

Memfasilitasi refleksi pembelajaran rekan sejawat

Implementasi Kurikulum Merdeka pada tahun pertama tentunya memberikan banyak


pembelajaran bagi guru, pendidik, dan tenaga kependidikan. Refleksi dari implementasi tersebut
sangatlah penting untuk mengevaluasi proses dari penerapan Kurikulum Merdeka. Refleksi ini akan
memperkaya pengalaman belajar dari anggota Komunitas Belajar.

2. Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum baru yang diharapkan mampu mewujudkan pendidikan yang
semakin berkualitas dan seiring dengan dinamika zaman terutama generasi milenial. Perubahan yang
terjadi pada anak dan remaja kita terutama berhubungan dengan interaksi mereka dengan teknologi
digital menuntut tidak hanya guru tetapi secara luas terhadap kurikulum pendidikan yang harus
menyesuaikan.
Sebagai kurikulum baru, Kurikulum Merdeka memang sempat mendapatkan banyak respons dan
tanggapan dari masyarakat. Pro dan Kontra terhadap kebijakan memang sudah menjadi hal yang wajar
serta merupakan dinamika yang terjadi di lingkungan pendidikan.

Tantangan di dunia pendidikan terutama perubahan dan perkembangan teknologi digital menuntut guru
dan juga pelaku pendidikan bisa beradaptasi dengan cepat. Terutama setelah terjadinya wabah virus
Covid-19, dunia termasuk di Indonesia dituntut untuk adaptif bergeser dari pola hubungan yang serba
fisik menjadi teknologis. Ini menuntut pula pada pola pergeseran budaya di masyarakat kita termasuk di
dunia pendidikan.
Kecakapan Digital
Kurikulum Merdeka adalah salah satu kurikulum yang menuntut para pelaku pendidikan memiliki
kecakapan teknologis. Di abad digital seperti sekarang ini, bukan hanya menuntut guru untuk ganti
handphone, tetapi juga berlari mengejar anak-anak kita dalam mengikuti perkembangan dunia digital.

Guru dituntut untuk tidak hanya mengenali budaya anak didiknya yang akrab dan lekat dengan dunia
digital, tetapi juga beradaptasi dan menyesuaikan serta mendampingi anak-anak kita dalam literasi
teknologis.

Pandemi membawa perubahan kultur belajar yang semula berbau fisik dan sentuhan psikologis dengan
pembelajaran tatap muka, kini mulai memadukan sistem pembelajaran hybrid (luring dan daring).

Proses pembelajaran di abad digital ini menuntut guru untuk memahami, dan menguasai media dan
medium belajar yang serba teknologis. Guru dituntut untuk menguasai segala media yang bisa
digunakan sebagai ruang berkreasi dan ruang belajar bersama muridnya.

Implementasi Kurikulum Merdeka pada akhirnya juga menuntut guru untuk menguasai kecakapan
digital. Guru harus menguasai dan memanfaatkan internet sebagai ruang untuk berkreasi, bereksplorasi
dan juga mengawal anak-anak milenial belajar tanpa rasa bosan.

Hadirnya bimbingan belajar Online tidak boleh mengalahkan peranan guru yang dituntut untuk cakap
dan terampil belajar secara teknologis. Apabila guru hanya berada di ruang atau zona nyaman, maka
mustahil Kurikulum Merdeka bisa didekatkan dengan lingkungan anak yang sudah serba teknologis.

Tantangan
Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka sebenarnya terletak pada sekolah, dan juga kesiapan guru.
Kesiapan dan keberanian sekolah untuk berani bereksplorasi, berinovasi dan berkreasi sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan siswa membawa Implementasi Kurikulum Merdeka bisa dilaksanakan dengan
baik.
Sekolah yang tidak adaptif terhadap perkembangan zaman, tidak responsive dan pasif hanya akan
menjadi penonton di kubangan sejarah. Sekolah yang aktif, responsive dan adaptif akan menjadi
pemenang di era kurikulum merdeka atau kurikulum digital seperti sekarang.
Aplikasi dan juga medium belajar untuk guru dan murid sudah disediakan oleh Kemendikbudristek,
apabila sekolah dan guru tidak menjemput bola dan merespon perkembangan ini, maka sekolah akan
terseok-seok mengikuti perkembangan terkini di dunia pendidikan.

3. · Pemerataan infrastruktur

· Pelatihan dan bimbingan dari tenaga ahli dalam diklat dsb

· Adanya bantuan bagi guru dan peserta didik terkait yang kurang mampu

Anda mungkin juga menyukai