Anda di halaman 1dari 4

Tantangan Pendidikan Di era Disrupsi

Pendahuluan
Era disrupsi mengacu pada periode di mana teknologi dan inovasi merubah fundamental
cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi. Disrupsi bisa terjadi di berbagai bidang, termasuk
teknologi informasi, industri, bisnis, dan masyarakat secara umum khusunya dalam bidang
pendidikan. Disrupsi seringkali didorong oleh perkembangan teknologi yang cepat, seperti
kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), komputasi awan, dan teknologi blockchain.
Perkembangan teknonologi ini dapat menjadi pedang bermata dua bagi bidang
pendidikan, yang tentunya dapat berdampak positif maupun negative. Tentunya dengan
perkembangan teknologi yang pesat ini akan membuat penyesuaian baru terhadap kurikulum dan
materi ajar serta media ajar dalam sistem pendidikan, tidak jarang juga seorang pendidik merasa
kesulitan dalam proses penyesuaian bahan ajar serta media yang semakin maju mengikuti
teknologi yang ada, sebagai contoh ada beberapa guru senior masih buta akan teknologi dan
kurang bisa mengoperasikan media elektronik dalam pembelajaran.
Efek ini tidak hanya dirasa oleh para pendidik tentunya efek ini juga dirasakan oleh
beberapa pelajar juga yang kesulitan dalam mengikuti perkembangan teknologi yang memaksa
mereka tidak hanya belajar secara luring atau langsung.
Disrupsi dalam sistem pendidikan tidak hanya membawa dampak negative ,banyak juga
dampak positif yang diberikan dalam bidang pendidikan salah satunya memudahkan kita untuk
menciptakan media belajar yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja , kemajuan teknologi
ini juga dapat memberikan gambaran suatu objek secara visual maupun auditorial secara
langsung yang dinilai efisien dalam proses belajar.
Pembahasan
Tantangan Era Disrupsi Pendidikan

Penerapan pendidikan tanpa tatap muka atau lebih dikenal dengan sekolah online tidak
sepenuhnya berjalan mulus dan harus menghadapi beberapa tantangan yang cukup sulit.
Tantangan pertama adalah perubahan kurikulum sekolah.

Menurut Totok Suprayitno, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud


(dilansir dari Kompas.com) pembuatan kurikulum selama sekolah online harus mengikuti
perkembangan zaman, yaitu guru-guru ditantang untuk menyiapkan kurikulum dimana anak-
anak memiliki pemikiran antisipatif, kritis, analitis, kreatif dalam pemecahan masalah, berinovasi
dan memiliki karakter yang dapat beradaptasi untuk hal-hal baru yang tak terduga. Dengan
kurikulum tersebut, diharapkan para murid di kemudian hari memiliki bekal yang cukup untuk
menghadapi berbagai perubahan-perubahan besar.
Tantangan kedua adalah pembelajaran. Apabila guru-guru masih hanya menyampaikan
materi yang hanya tertulis di buku, maka tidak ada bedanya internet. Para murid dapat mencari
sendiri informasi yang mereka inginkan secara lengkap dan mudah di internet tanpa bantuan
guru. Untuk itu para guru diminta untuk terus inovatif dalam menyampaikan materi dan
mengajak anak-anak unuk lebih aktif dibandingkan terus-menerus diajar oleh guru.

Tantangan ketiga adalah mengenai pemberian tugas atau asesmen. Untuk mengetahui
seberapa keberhasilan suatu sistem belajar, maka para guru harus menyiapkan tugas atau
asesmen kepada para murid. Dengan sistem sekolah online, maka guru harus menciptakan
sebuah sistem asesmen yang menarik dan mengajak para murid untuk berpikir kritis dan aktif
mencari tahu secara mandiri dengan menggunakan internet

Tips Menghadapi Era Disrupsi Pendidikan Bagi Sektor Pendidikan

1. Peka terhadap informasi terbaru

Untuk menghadapi era disrupsi pendidikan, sekolah harus peka terhadap informasi terbaru dan
perkembangan dunia pendidikan. Anda dapat melibatkan guru-guru untuk bergabung dengan
komunitas atau pelatihan guru agar mengetahui perkembangan dunia pendidikan dan inovasi
terbaru yang sekiranya cocok diterapkan disekolahan.

2. Berani ciptakan inovasi baru

Para guru harus siap memberikan berbagai inovasi terbaru dan berani untuk menerapkannya di
sekolah atau bahkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian oleh para pendidik yang ada di
Indonesia. Dengan menciptakan inovasi pendidikan yang efektif dan memiliki dampak baik,
maka bisa jadi sekolahan Anda akan menjadi model sekolah bagi sekolah lainnya.

3. Lakukan kolaborasi

Tentunya dalam pembuatan inovasi pendidikan tidak bisa dilakukan seorang diri. Sekolah dapat
melibatkan peran guru, murid dan bahkan orangtua murid untuk melakukan kolaborasi bersama
untuk menciptakan inovasi pendidikan yang baik dan efektif. Contohnya adalah dengan proses
belajar matematika yang digabungkan dengan seni budaya agar pembelajaran matematika yang
tadinya terlihat “seram” menjadi lebih menarik, asik dan seru dipelajari. Atau dengan cara
mengajak para murid untuk terlibat dalam sebuah penelitian ilmiah agar menikmati proses
penelitian dengan melibatkan orangtua.

4. Ubah pola pikir

Pola pikir dalam menghadapi era disrupsi pendidikan ini kerap kali mengambil kapasitas
seseorang dalam mengambil kesimpulan dan memecahkan permasalahan. Sehingga ketika ada
perubahan sistem pendidikan, guru-guru tidak mau mengikuti dan masih menggunakan cara lama
untuk mengajar. Oleh karena itu, mengubah pola pikir mengikuti perkembangan zaman
sangatlah penting.

5. Memanfaatkan teknologi pendidikan

Pemanfaatan teknologi di sektor pendidikan adalah poin utama yang bisa diterapkan oleh seluruh
sekolah terutama ketika pandemi terjadi. Dengan memanfaatkan teknologi yang tepat, proses
belajar mengajar tidaklah menjadi tantangan berat saat masa pandemi. Inilah yang dilakukan
oleh Google Workspace for Education dan Google for Education untuk membantu sekolah dan
guru.

Saran dan Kesimpulan


Pendidikan di era disrupsi mengalami transformasi signifikan sebagai dampak dari
perkembangan teknologi dan perubahan dalam tuntutan dunia kerja. Beberapa kesimpulan
tentang pendidikan di era disrupsi termasuk:
1. Kebutuhan akan Keterampilan Baru
2. Pendidikan Sepanjang Hayat
3. Pendidikan Berbasis Teknologi
4. Pembelajaran Kolaboratif dan Kreatif
5. Kesenjangan Akses
Dengan memperhatikan kesimpulan-kesimpulan ini, pendidikan di era disrupsi harus terus
beradaptasi dan berinovasi untuk mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan dan
peluang di dunia yang terus berubah dengan cepat.
Daftar Pustaka
1. Daniel Dhakidae. 2017. ERA DISRUPSI Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi
Indonesia. Jakarta:AIPI
2. Fauzi, H., Islam, U., Sunan, N., & Yogyakarta, K. 2017. Kurikulum 2013 Untuk Total
Quality Education Di Indonesia. Jurnal Tarbawi,
3. Istiyono, E., Mardapi, D., & Suparno, S. 2014. Pengembangan tes kemampuan berpikir
tingkat tinggi fisika (pysthots) peserta didik SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan,

Anda mungkin juga menyukai